Remote Working, Menguntungkan atau Merugikan Perusahaan?

By Wiji NurhayatPublished 28 Mar, 2022 Diperbarui 20 Maret 2024

Konsep bekerja remote atau remote working adalah sebuah hal sudah tak asing bagi karyawan masa kini.

Cara kerja model ini sudah banyak diadopsi oleh banyak perusahaan, khususnya startup.

Remote working saat ini juga memiliki banyak istilah lain seperti work from home (WFH) atau kerja dari rumah atau virtual working.

Saya Mau Coba Gratis Talenta Sekarang!

atau

Saya Mau Bertanya Ke Sales Talenta Sekarang!

Singkatnya Anda bekerja pada perusahaan tanpa harus datang ke lokasi kerja perusahaan tersebut.

Mulanya remote working lebih dikenal bekerja dari rumah.

Namun belakangan, bekerja di kantor virtual menjadi tren sehingga bekerja remote tidak lagi melulu soal kerja dari rumah namun bekerja secara fleksibel.

Untung lebih lengkapnya mengenai remote working dan untung-ruginya, Mekari Talenta mencoba mengulas dan membedah tren kerja jarak jauh dan bagaimana untung-ruginya bagi perusahaan.

Lalu Remote Working Ini Adalah Seperti Apa? Sekilas Tentang Kerja dari Rumah

The IWG Global Workspace pernah melakukan survei kepada karyawan dan bertanya arti remote working.

Sebanyak 27 persen mendefinisikan dengan kebebasan untuk memilih lokasi bekerja seperti di kota lain atau co-working space.

Sedangkan 21 persen mengatakan bebas mengatur jam kerja, dan 27 persennya lagi mengaitkan dengan kebebasan memberikan beban pekerjaan.

Ada beberapa perusahaan yang merasa cara bekerja ini tidak sama produktifnya dengan mengharuskan karyawannya datang ke kantor.

Saya Mau Coba Gratis Talenta Sekarang!

atau

Saya Mau Bertanya Ke Sales Talenta Sekarang!

Bekerja dari manapun pada dasarnya menghemat banyak waktu dan tenaga.

Anda tidak perlu menghabiskan waktu untuk pergi dan pulang dari kantor sampai naik transportasi yang padat orang, atau turun di jalan yang macet.

Menerapkan cara kerja remote working bagi sebagian orang ternyata adalah memberikan banyak keuntungan.

Contoh sederhananya, jika bekerja dari rumah ternyata mampu meningkat tanggung jawab kepada keluarga.

Tidak hanya itu, karyawan yang bekerja dari rumah mampu memonitor perkembangan sekaligus membimbing anak-anaknya serta menghemat pengeluaran untuk biaya tunjangan transportasi karyawan.

Sedangkan untuk pemilik bisnis, logikanya sistem kerja ini bisa mengurangi biaya sewa, alat tulis, tagihan listrik, telepon, serta biaya lain yang dikeluarkan untuk kebutuhan karyawan.

Saya Mau Coba Gratis Talenta Sekarang!

atau

Saya Mau Bertanya Ke Sales Talenta Sekarang!

Nicholas Bloom, seorang profesor ekonomi dari Stanford University, dalam risetnya yang berjudul Does Working From Home Work? Evidence From A Chinese Experiment berpendapat karyawan yang menerapkan bekerja dari rumah ternyata memiliki kepuasan tinggi terhadap pekerjaannya.

Dengan penerapan bekerja dari rumah, 25 persen karyawan ternyata memiliki level stres lebih rendah.

Sedangkan 73 persen mengaku bisa mengkonsumsi makanan yang lebih sehat dan 76 persennya lagi menunjukkan loyalitas kepada perusahaan.

Sementara itu, 80 persen lainnya menyatakan memiliki keseimbangan hidup.

Lalu tahukah Anda kalau Talenta adalah HRIS yang bisa mendukung sistem remote working yang berlaku di perusahaan Anda.

Talenta memiliki fitur pendukung budaya kerja remote working dengan fitur utamanya seperti absensi online.

Anda bisa mencoba sendiri aplikasi Talenta jika Anda berminat dengan klik gambar atau tombol dibawah ini.

Saya Mau Coba Gratis Talenta Sekarang!

atau

Saya Mau Bertanya Ke Sales Talenta Sekarang!

 

Jejak Gaya Hidup Remote Working Adalah Sebagai Berikut

Remote working tidak datang secara tiba-tiba walaupun menjadi kebanggaan gaya bekerja saat ini.

Model kerja unik ini ternyata jejaknya sudah ada sejak tahun 1970-an.

Ide kerja jarak jauh pertama kali dicetuskan adalah Jack Nilles.

Jack pernah menjadi Direktur untuk Divisi Penelitian Interdisipliner di University of Southern California pada 1973. Saat itu, dia menciptakan istilah telecommuting.

Secara definitif, telecommuting yang kemudian berubah menjadi teleworking (dalam perkembangannya) merupakan sebuah sistem yang mengedepankan fleksibilitas kerja.

Sederhananya, karyawan tak perlu pergi ke kantor karena segala hal dapat dilakukan lewat bantuan teknologi.

Lewat ide Jack ini lah, banyak karyawan sekarang yang akhirnya bekerja di rumah. Beberapa karyawan lain lebih nyaman bekerja secara nomaden, baik itu di kafe atau co-working space.

Gagasan telecommuting muncul seiring dengan berkembangnya teknologi era 1970-an awal di Amerika Serikat yang ditandai dengan terhubungnya kantor-kantor satelit ke perkotaan dan perumahan melalui dumb terminals (perangkat untuk memasukkan, mentransmisikan data ke, dan menampilkan data dari komputer) lewat saluran telepon sebagai jembatan jaringan (network bridge).

Ternyata dengan adanya hal tersebut secara otomatis membuat penyusutan biaya yang signifikan, sehingga ide mengenai desentralisasi perkantoran pun turut pula mewabah.

Memasuki periode awal 1980, proses keterhubungan kantor-kantor cabang dan pekerja rumahan difasilitasi oleh groupware, jaringan virtual privat, video conference, dan VoiceoverIP (VoIP).

Perusahaan pun menganggap hal ini sangat efisien dan bermanfaat.

Itulah kenapa pada tahun 1983, sekitar 2000-an karyawan IBM sudah bekerja secara teleworking.

Baca juga: 4 Tips Work From Home (WFH) Agar Bisnis Sukses dan Produktif

Pro Kontra di Perusahaan

Walaupun diklaim memiliki banyak keuntungan, remote working ternyata adalah sistem kerja yang tidak selalu berdampak baik bagi karyawan.

Di tahun 2013, CEO Yahoo, Marissa Mayer, melarang karyawannya untuk bekerja dari rumah.

Marissa menganggap untuk membuat sebuah perusahaan menjadi yang terbaik, komunikasi dan kolaborasi adalah hal penting.

Hal itu sulit tercapai ketika karyawan memilih untuk bekerja secara remote daripada datang ke kantor.

Hal lainnya, remote working ternyata diklaim menghambat produktivitas.

Ada alasan lain mengapa remote working adalah sebuah sistem kerja yang menjadi sebuah dilema besar bagi perusahaan.

Survei yang dibuat Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) di tahun 2017 ternyata bikin tercengang.

Sebanyak 41 persen karyawan mengaku tertekan ketika bekerja di rumah. Hal ini berbanding terbalik dengan 25 persen karyawan yang bekerja di kantor.

Faktor penyebabnya beragam. Salah satunya adalah merasa terkucilkan dan tidak bisa berkomunikasi secara baik dengan rekan-rekannya.

Hal ini dibenarnya oleh riset Joseph Grenny dan David Maxfield yang dimuat di Harvard Business Review.

Sementara itu pada 2014, The Guardian menurunkan artikel yang menyebutkan bahwa beberapa perusahaan besar di Amerika Serikat seperti Best Buy dan Hewlett-Packard (HP) memutuskan untuk tidak lagi menggunakan kebijakan remote working.

Penyebabnya karena beberapa pekerjaan dianggap butuh kolaborasi dan inovasi yang harus digarap bersama oleh para karyawan di kantor.

Keputusan Yahoo, Best Buy, dan HP dengan kembali memakai sistem kerja konvensional memang cukup mengejutkan.

Sebab banyak riset di tahun tersebut yang justru menunjukkan hal sebaliknya.

Produktivitas karyawan meningkat karena remote working.

Apalagi pada masa sekarang, dengan kian masifnya sistem komputasi awan (cloud computing) dan ketersediaan teknologi wifi di berbagai lokasi, para telecommuters (panggilan untuk pekerja yang menerapkan telecommuting) kian mudah untuk mempraktikkan remote working.

Ditambah dengan banyaknya perusahaan software Human Resource Information System (HRIS) yang menawarkan beragam kemudahan absensi kapanpun dan dimanapun dengan satu aplikasi.

Remote Working Jadi Tren, Menguntungkan atau Merugikan Perusahaan?
Ilustrasi remote working

Remote Working Adalah Sistem Kerja Yang Cocok untuk Jenis Pekerjaan Tertentu

Remote working ternyata tidak bisa dilakukan untuk semua jenis pekerjaan.

Kunci untuk melakukan remote working adalah mengidentifikasi jenis pekerjaan.

Bekerja remote memang menarik, tapi patut diingat bahwa pekerjaan ini memerlukan kemampuan dan keterampilan mutakhir yang tidak dimiliki oleh semua orang.

Menurut penelitian firma teknologi MBO Partners, ada beberapa jenis pekerjaan yang bisa dikerjakan dengan remote.

Misalnya developer situs atau aplikasi, blogger, wirausahawan e-commerce, digital marketing, copy editor, graphic designer, jurnalis lepas, hingga fotografer.

Sedangkan di Indonesia, pemerintah mulai menguji coba model kerja jarak jauh untuk Pegawai Negeri Sipil (PNS).

Ada 1.000 PNS berpangkat fungsional dari Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) yang sudah bekerja secara mobile mulai 1 Januari 2020 lalu.

Menteri PPN/Kepala Bappenas Suharso Monoarfa mengatakan masa depan perkantoran pemerintah akan diselenggarakan dengan konsep smart office, layaknya perusahaan startup.

Konsep ini diusung untuk menyesuaikan dengan pola hidup modern.

“Ke depan bentuknya smart office, tidak hanya dengan cara-cara yang sekarang. 1.000 orang kita bisa bekerja flexi job, flexi schedule, semuanya serba flexi, work from home,” katanya seperti dikutip, Rabu (15/1).

Baca juga: Kenali Risiko Karyawan Work From Home dan Solusinya

Cara Efektif Mengelola Pekerjaan Dari Rumah

ilustrasi work from home

Sebelum perusahaan Anda menerapkan remote working, banyak hal yang harus dipertimbangkan.

Misalnya jenis pekerjaan apa yang pas dan seberapa penting remote working tersebut dilakukan.

Senior recruiter dari Hubspot.com, Sara DeBrule, berkolaborasi dengan penulis sales blog, Meg Prater, berbagi pengalaman mereka tentang remote working adalah sebuah sistem yang seperti apa.

Lantas apa hasilnya?

Menurut mereka, perusahaan yang ingin menerapkan remote working pertama sekali harus mengetahui bagaimana karyawannya mempertahankan keteraturan diri.

Selain diri sendiri, cara mereka mengatur proyek yang dilakukan secara kolaboratif juga harus diperhatikan terutama bagaimana mereka berkomunikasi dan mengelola jalannya proyek yang ditugaskan.

Karyawan memiliki karakter yang berbeda-beda. Ada yang lebih memilih untuk bekerja di kantor dan bertemu rekan-rekannya, ada juga yang merasa lebih kondusif ketika bekerja dari rumah.

Pentingnya kehadiran seorang karyawan di kantor harus dinilai dari tingkat urgency terutama menyangkut posisi dan tugas-tugasnya.

Remote working adalah sistem kerja yang juga bisa memunculkan salah paham, jika tidak dikelola dengan baik.

Misalnya mereka yang bekerja dari luar dianggap tidak memiliki jam kerja yang sama dengan karyawan yang masuk kantor.

Menyikapi hal ini, sebuah perusahaan harus membuat peraturan yang jelas tentang remote working dan harus memiliki output yang maksimal dari setiap karyawan.

Craig Bloem, CEO dari FreeLogoServices.com pernah menulis di Inc.com, bahwa sebuah perusahaan harus membuat aspirasi-aspirasi yang spesifik serta jadwal yang terstruktur dan baik bagi karyawan yang bekerja remote. Kemudian meminta laporan pertanggungjawaban atas pekerjaan yang mereka lakukan.

Hal lain yang harus diterapkan adalah dengan menggelar virtual meeting per minggu.

Virtual meeting penting untuk mengumpulkan semua karyawan yang bekerja remote, membahas pekerjaan dan target yang ingin dicapai, hingga menjaga kesatuan tim.

Selain itu, tata kelola karyawan juga harus dilakukan secara terintegrasi seperti menggunakan software HRIS.

Dengan mengandalkan software, Anda bisa mengelola karyawan yang bekerja dari rumah dengan melakukan tracking secara langsung melalui absensi online.

Telecommuting atau remote working adalah sebuah sistem yang memang terlihat mudah.

Tetapi, suatu perusahaan harus memastikan bahwa dengan remote working semua tujuan yang ditargetkan perusahaan bisa tercapai.

Baca Juga : Metode Absensi Kehadiran Secara Online Pengganti Absen Mesin Fingerprint Kantor

Kelola Karyawan WFH Lebih Mudah Dengan Software HR Talenta

Berbicara software HR, Talenta menjadi salah satu yang bisa menjawab segala kebutuhan Anda terkait kerja jarak jauh.

Remote working adalah sebuah sistem yang mungkin untuk dilakukan untuk karyawan Anda dengan bantuan Talenta.

Talenta memiliki segudang fitur profesional yang mampu membantu perusahaan mengelola karyawan dengan mudah dan efisien.

Saya Mau Coba Gratis Talenta Sekarang!

atau

Saya Mau Bertanya Ke Sales Talenta Sekarang!

Tertarik untuk mencoba Talenta? Isi formulir ini untuk jadwalkan demo Talenta dengan sales kami dan konsultasikan masalah HRD Anda kepada kami!

Anda juga bisa coba gratis attendance management software atau sistem absensi online dari Talenta sekarang dengan klik gambar di bawah ini.

Coba Gratis Aplikasi HRIS Talenta Sekarang!

Image
Wiji Nurhayat
Editor berpengalaman di industri produksi media. Seorang jurnalis yang terampil, dan memiliki keahlian di bidang content marketing, PR, media relations, dan seorang managing editor profesional.