Akhir-akhir ini sering kita dengar istilah Revolusi Industri 4.0. Sekadar menyegarkan ingatan, revolusi industri sendiri berarti adalah perubahan drastis terhadap bagaimana manusia dan teknologi dalam mengolah sumber daya dan berproduksi.
Yang Abadi Hanyalah Perubahan
Jika Revolusi Industri 1.0 di abad 18 ditandai dengan penemuan mesin uap, maka Revolusi Industri 2.0 di awal abad 20 ditandai dengan penemuan tenaga listrik dan kendaraan besar. Lalu masih di abad yang sama, Revolusi Industri 3.0, kemudan terjadi. Revolusi Industri 3.0 ditandai dengan penemuan komputer yang memungkinkan proses otomasi pada mesin. Dan kini, manusia sedang menghadapi Revolusi Industri 4.0 yang ditandai dengan berkembangnya internet.
Sehingga bisa dibilang Revolusi Industri 4.0 adalah masa dimana teknologi otomatisasi bertemu dengan teknologi siber. Hal tersebut mencakup sistem siber-fisik, internet of things (IoT), cloud computing dan cognitive computing.
Revolusi 4.0 disadari atau tidak, telah mengubah banyak hal dalam kehidupan manusia. Tidak terkecuali, dari bidang sosial, ekonomi, sampai budaya, semuanya mengalami pengaruh. Dan perubahan ini diprediksi tidak akan berhenti. Melainkan akan terus berlangsung. Bahkan berkembang dengan percepatan tinggi dan menciptakan inovasi disruptif dalam pasar dan bisnis.
Banyak hal/kegiatan yang tidak terpikirkan sebelumnya, bisa diwujudkan dan menjadi suatu inovasi. Bahkan inovasi tersebut membuka lahan bisnis yang sangat besar dan mengubah pasar secara keseluruhan. Contoh sehari-hari adalah munculnya transportasi dengan system ride-sharing atau yang familiar disebut dengan ojek online. Inovasi yang mengakibatkan perubahan yang sedemikian masif seperti inilah yang sering disebut dengan inovasi disruptif.
Teknologi dan Inovasi Disruptif
Inovasi disruptif merupakan inovasi yang mampu menciptakan pasar baru. Dengan konsekuensi mengurangi pasar yang sebelumnya sudah ada. Bahkan ada kalanya, inovasi tersebut pada akhirnya menggantikan teknologi terdahulu.
Pada mulanya, pelaku bisnis yang memiliki inovasi disruptif mengembangkan produk/ layanan jasa dengan cara yang out of the box. Cara yang berbeda inilah yang kemudian menciptakan jenis konsumen berbeda pada pasar yang baru dan menurunkan harga pada pasar yang lama. Pada akhirnya, jika pelaku bisnis dengan teknologi terdahulu tidak beradaptasi, maka keseluruhan pasar akan dikuasai oleh pelaku bisnis yang baru.
10 Megatrend Teknologi Tahun 2025
Berkaitan dengan perkembangan teknologi, pada 8 Agustus 2019 di Shenzhen, China, perusahaan teknologi besar dunia menyampaikan report dan prediksinya dalam Global Industry Vision menjelang tahun 2025. Ada 10 kunci atau megatrend yang akan berkembang di dunia. Berikut adalah penjabaran sekaligus contoh-contohnya:
-
Robotika dalam kehidupan sehari-hari
GIV bahkan memprediksikan bahwa tingkat penetrasi robotika untuk rumahan akan tumbuh hingga 14 persen secara global.
-
Super Sight
Penerapan teknologi 5G, Virtual Reality (VR)/ Augmented Reality (AR), mesin pembelajaran, dan sejumlah teknologi berkembang lainnya dalam kehidupan sehari-hari seolah menjadi perpanjangan mata manusia. Kemajuan dan pertumbuhan budaya serta bisnis tak lagi dipengaruhi oleh jarak, ruang dan waktu. GIV memprediksikan jumlah perusahaan yang memanfaatkan teknologi AR/VR akan meningkat sebesar 10 persen.
-
Zero Search
Di masa depan, karena perangkat teknologi berbasis data telah dilengkapi dengan sensor, mereka mampu mengantisipasi setiap kebutuhan manusia. Dengan kata lain, model pencarian di masa depan tak lagi membutuhkan tombol untuk memberi perintah. GIV juga memprediksikan bahwa 90 persen pengguna gawai akan mengaktifkan teknologi personal assistants untuk keperluan sehari-hari.
-
Sistem Transportasi Cerdas
Sistem transportasi juga diprediksikan mampu membangun konektivitas antara manusia sebagai pengguna, kendaraan, dan infrastruktur. Hal ini tentunya akan mendorong sistem lalu lintas yang bebas macet, sistem tanggap darurat yang baik, serta beragam fungsi lainnya. GIV memprediksikan nantinya sebanyak 15 persen kendaraan dilengkapi dengan fitur Cellular Vehicle-to-Everything.
-
Bekerjasama dengan Robot
Robot yang bersifat smart automation diprediksi akan dapat menjangkau area-area yang membutuhkan presisi tinggi, sarat bahaya, sampai memenuhi kebutuhan pabrik lebih jauh. Hal ini bertujuan untuk mendorong tumbuhnya produktivitas serta keselamatan kerja. GIV memprediksi sebanyak 103 robot akan mendampingi 10.000 pekerja di tiap-tiap industri.
-
Augmented Creativity
Cloud dengan kecerdasan buatan diprediksi akan memangkas biaya dan kendala yang selama ini dihadapi pada eksperimen berbasis sains, penciptaan inovasi, hingga di bidang seni. Hal ini dapat membuka peluang niche baru dalam industry kreatif. GIV memprediksi akan ada 97 persen perusahaan berskala besar yang menggelar teknologi kecerdasan buatan di sistem mereka.
-
Komunikasi Bebas Hambatan
Kecerdasan buatan dan big data analysis akan berperan membangun kelancaran komunikasi. Hal ini diharapkan akan mampu mendobrak kendala Bahasa, serta meningkatkan akurasi, pemahaman kepercayaan. GIV memprediksi sebanyak 86% data yang dihasilkan oleh berbagai perusahaan di dunia akan digunakan secara optimal.
-
Simbiosis Ekonomi
Berkat teknologi, akan tercipta kolaborasi yang kian kuat. Perusahaan dapat saling berbagi sumber daya demi terwujudnya ekosistem global yang kuat. Pada akhirnya produktivitas akan meningkat. GIV memprediksi bahwa seluruh perusahaan akan memanfaatkan teknologi cloud dan 85 persen dari seluruh aplikasi bisnis akan berbasis di cloud.
-
Gelaran 5G
Jaringan 5G sudah di depan mata. Dan jaringan ini jauh lebih cepat dari generasi nirkabel pendahulunya. GIV memprediksikan pada tahun 2025, 58% populasi penduduk dunia dapat menikmati akses 5G.
-
Tata Kelola Digital Global
GIV memprediksi pada tahun 2025, volume data global mencapai 180 ZB (1 ZB = 1 trillion GB) tiap tahunnya. Oleh karena diperlukan pengaturan lintas batas agar semuanya berjalan dengan baik.
Dampak dari Inovasi Disruptif pada Bisnis
Sebagai pelaku bisnis, Anda harus menyadari beberapa dampak akibat timbulnya perubahan demi perubahan ini:
-
Munculnya Kebutuhan akan Keterampilan Baru
Sebagai pelaku bisnis secara pribadi maupun perusahaan secara umum, haruslah memiliki kemampuan dan kemauan untuk belajar hal baru. Hal ini tentu saja karena bisnis akan bergerak dengan dinamis mengikuti perkembangan jaman.
Agar tidak tertinggal dan menjadi using, pelaku bisnis harus terus memperbarui domain of expertisenya, sehingga dapat tetap memenuhi ekspektasi pelanggan.
-
Munculnya Kebutuhan Fleksibilitas Organisasi
Penggunaan teknologi akan mendorong efisiensi kerja. Hal ini akan berdampak pada berkurangnya kebutuhan tenaga kerja kasar karena digantikan dengan robot. Namun, akan muncul posisi-posisi baru dalam organisasi yang perlu ada. Seperti misalnya, tim teknis untuk menangani servis robot, dan lain sebagainya.
Hal ini tentunya akan mengubah bentuk organisasi, yang mana kadang membutuhkan perubahan dalam waktu cepat untuk merespon perkembangan jaman.
-
Perlunya Investasi pada Teknologi
Dari 10 Megatrends yang disampaikan di atas, dibutuhkan infrastruktur yang memadai terkait artifial intelegence, jaringan siber fisik, maupun secara sederhana dalam bentuk aplikasi.
Termasuk dalam hal administrasi dalam perusahaan. Penggunaan aplikasi Talenta dapat memperlancar digitalisasi pekerjaan terkait manajemen sumber daya manusia pada bisnis Anda.
Tim personalia dapat mengontrol kinerja dan presensi karyawan secara digital. Ada juga aplikasi penggajian online yang dapat  dapat menghitung secara otomatis gaji, tunjangan dan berbagai hal yang berkaitan dengan penggajian. Semuanya bisa dilakukan dengan mudah dan cepat hanya melalui gawai.
-
Mengubah Mindset
Berbagai aspek bisnis akan terus berubah seiring dengan revolusi industry dan perkembangan teknologi yang terjadi. Mindset bahwa perubahan seringkali diikuti dampak negatif sebaiknya diganti. Karena perubahan dalam revolusi industri 4.0 pun dapat memberikan peluang bisnis maupun peluang akses yang lebih besar.