HR Planning 10 min read

Apa Itu Management By Objectives (MBO)? Penjelasan, Tahapan, dan Contoh Penerapannya

Tayang
04 Feb, 2025
Diperbarui
05 Februari 2025

Salah satu pendekatan yang dapat membantu perusahaan dalam mencapai tujuannya adalah management by objective (MBO) yang banyak digunakan di berbagai perusahaan.

Gaya manajemen ini cocok diterapkan untuk berbagai macam jenis bisnis karena melibatkan penetapan tujuan serta ekspektasi yang jelas antara karyawan dengan perusahaan.

Lalu bagaimana cara menerapkannya? Simak tipsnya di artikel berikut ini.

Software HRIS Mekari Talenta | General

Apa Itu Management By Objectives (MBO)?

Management by objective (MBO) adalah pendekatan manajerial yang mengharuskan manajer dan karyawan untuk bekerja bersama dalam menetapkan tujuan yang jelas, terukur, dan terarah.

MBO melibatkan proses kolaboratif di mana tujuan perusahaan diterjemahkan menjadi sasaran spesifik yang harus dicapai oleh individu atau tim dalam jangka waktu tertentu.

Tujuan utama dari MBO adalah untuk meningkatkan kinerja organisasi dengan memastikan bahwa setiap orang memahami peran mereka dalam mencapai visi perusahaan secara keseluruhan. Dengan pendekatan ini, manajer dapat lebih mudah memantau kemajuan dan memberikan umpan balik yang berguna.

Proses MBO biasanya dimulai dengan perencanaan bersama antara manajer dan karyawan untuk menyusun tujuan yang realistis dan sesuai dengan kebutuhan organisasi.

Tujuan ini harus bersifat SMART (Specific, Measurable, Achievable, Relevant, Time-bound), yang berarti tujuan harus spesifik, terukur, dapat dicapai, relevan, dan memiliki batas waktu.

Setelah tujuan ditetapkan, karyawan akan diberi kebebasan untuk menentukan cara terbaik dalam mencapainya, memberikan mereka rasa kepemilikan atas proses dan hasilnya. Ini juga memotivasi karyawan untuk bekerja lebih keras dan lebih fokus pada pencapaian tujuan yang telah disepakati.

Keuntungan utama dari MBO adalah meningkatkan komunikasi antara manajer dan karyawan, karena kedua pihak memiliki pemahaman yang jelas mengenai apa yang diharapkan dari mereka.

Dengan adanya tujuan yang jelas, karyawan dapat bekerja lebih efisien dan merasa lebih terlibat dalam pencapaian tujuan organisasi. MBO juga memungkinkan evaluasi kinerja yang lebih objektif, karena tujuan yang telah disepakati dapat menjadi dasar untuk menilai seberapa baik karyawan melaksanakan tugas mereka.

Namun, tantangan dari MBO adalah pentingnya memastikan bahwa tujuan yang ditetapkan tetap fleksibel dan dapat disesuaikan dengan perubahan kondisi di perusahaan atau pasar.

Baca juga: Apa Itu Micromanagement? Pengertian, Ciri-Ciri, dan Dampak Negatifnya di Tempat Kerja

Apa Peran MBO dalam Produktivitas Perusahaan?

Employee Productivity | Mekari Talenta

Membantu Meningkatkan Fokus pada Prioritas Bisnis

MBO membantu perusahaan fokus pada prioritas bisnis dengan cara memastikan bahwa setiap tujuan yang ditetapkan relevan dengan visi dan misi perusahaan.

Proses penetapan tujuan yang spesifik dan terukur mengarah pada tindakan yang lebih terfokus, sehingga menghindari pemborosan sumber daya pada inisiatif yang kurang penting.

Dengan jelasnya prioritas yang harus dicapai, baik manajer maupun karyawan dapat bekerja dengan lebih efisien dan konsisten dalam mencapai tujuan yang sejalan dengan kebutuhan organisasi.

Menjamin Tujuan Perusahaan, Tim, dan Individu Selaras

Salah satu kelebihan utama dari MBO adalah memastikan bahwa tujuan perusahaan, tim, dan individu selaras. Tujuan yang ditetapkan di tingkat perusahaan diterjemahkan menjadi sasaran yang lebih kecil dan spesifik untuk masing-masing tim dan individu.

Hal ini memastikan bahwa setiap bagian dari organisasi bergerak ke arah yang sama, sehingga meminimalkan ketidaksesuaian dan memperkuat kerjasama antar tim.

Karyawan yang tahu bahwa tujuan mereka berkontribusi langsung terhadap kesuksesan perusahaan akan lebih termotivasi untuk mencapainya.

Meningkatkan Keterlibatan dan Motivasi Karyawan melalui Partisipasi dalam Penentuan Tujuan

MBO memberikan kesempatan kepada karyawan untuk terlibat langsung dalam proses penentuan tujuan mereka, yang meningkatkan rasa keterlibatan dan motivasi. Ketika karyawan dapat berkontribusi dalam penetapan tujuan, mereka merasa dihargai dan memiliki tanggung jawab lebih besar terhadap pencapaian tujuan tersebut.

Proses ini juga memberi karyawan rasa kepemilikan atas hasil kerja mereka, yang berujung pada peningkatan semangat dan produktivitas. Kejelasan mengenai tujuan yang ingin dicapai membuat karyawan lebih berkomitmen untuk bekerja keras demi mencapainya.

Memberikan Metrik yang Jelas untuk Mengevaluasi Kinerja

MBO memberikan dasar yang jelas untuk mengevaluasi kinerja, karena setiap tujuan yang ditetapkan bersifat spesifik, terukur, dan berbatas waktu. Dengan adanya metrik yang terukur, manajer dapat memantau kemajuan karyawan dalam pencapaian tujuan mereka.

Ini juga memungkinkan pemberian umpan balik yang lebih objektif dan konstruktif, karena evaluasi kinerja dapat dilakukan berdasarkan pencapaian yang telah terukur sebelumnya. Dengan metrik yang jelas, karyawan juga dapat menilai seberapa baik mereka berkontribusi pada tujuan perusahaan dan membuat perbaikan jika diperlukan.

Bagaimana Tahapan Membuat Management By Objective dalam Bisnis?

Target Bisnis | Mekari Talenta

1. Identifikasi Tujuan Perusahaan

Langkah pertama dalam implementasi Management by Objectives (MBO) adalah menetapkan tujuan perusahaan secara keseluruhan. Tujuan ini harus didasarkan pada visi dan misi bisnis, yang memberikan arah dan fokus yang jelas untuk organisasi.

Tujuan perusahaan biasanya bersifat jangka panjang dan mencakup aspek-aspek seperti pertumbuhan, ekspansi pasar, atau peningkatan profitabilitas.

Dengan menetapkan tujuan perusahaan yang jelas, setiap bagian dari organisasi akan memiliki pedoman yang kuat untuk menetapkan tujuan lebih spesifik di tingkat individu atau tim, yang selaras dengan tujuan besar perusahaan.

2. Penentuan Tujuan Karyawan

Setelah tujuan perusahaan ditetapkan, tahap berikutnya adalah penentuan tujuan individu atau tim. Karyawan bekerja sama dengan manajer mereka untuk merumuskan tujuan yang konkret dan terukur yang mendukung pencapaian tujuan perusahaan.

Tujuan individu ini harus sesuai dengan prinsip SMART (Specific, Measurable, Achievable, Relevant, Time-bound) dan bisa mencakup hasil yang diharapkan dari setiap karyawan dalam periode tertentu.

Proses ini memastikan bahwa setiap orang dalam organisasi memiliki pemahaman yang jelas tentang peran dan job specification mereka dan bagaimana kontribusi mereka mempengaruhi keberhasilan perusahaan secara keseluruhan.

3. Monitoring Progres

Untuk memastikan bahwa tujuan yang telah ditetapkan tercapai, monitoring progres secara berkala sangat penting. Manajer dan karyawan harus melakukan pengecekan rutin untuk memantau kemajuan dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Penggunaan alat atau software manajemen proyek yang memungkinkan pelacakan progres sangat membantu dalam tahap ini. Dengan adanya sistem monitoring yang jelas, setiap masalah atau hambatan dapat diidentifikasi lebih awal, sehingga tindakan perbaikan dapat segera dilakukan.

Hal ini juga memastikan bahwa karyawan tetap fokus dan termotivasi untuk mencapai tujuannya.

4. Evaluasi Akhir

Setelah periode yang ditentukan berakhir, evaluasi akhir dilakukan untuk menilai sejauh mana tujuan telah tercapai. Ini adalah tahap penting dalam MBO untuk mengukur keberhasilan implementasi tujuan yang telah disepakati.

Selama evaluasi, manajer akan menilai apakah tujuan telah tercapai sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan di awal. Evaluasi ini juga memberikan kesempatan bagi karyawan untuk mendapatkan umpan balik konstruktif tentang kinerja mereka.

Berdasarkan hasil evaluasi penilaian kinerja karyawan, perusahaan bisa merumuskan langkah-langkah selanjutnya, apakah itu untuk menetapkan tujuan baru atau memperbaiki pendekatan dalam mencapai tujuan yang lebih baik di masa depan.

Baca juga: Job Analysis: Kunci untuk Menentukan Peran dan Tanggung Jawab Karyawan

Proses Penerapan Management By Objectives (MBO)

1. Menentukan Tujuan Strategis Perusahaan

Langkah pertama dalam penerapan management by objective (MBO) adalah menentukan tujuan strategis perusahaan. Tujuan ini harus mencerminkan visi dan misi perusahaan serta memberikan arah yang jelas untuk semua kegiatan bisnis.

Tujuan strategis ini bersifat jangka panjang dan berfokus pada pencapaian hasil yang signifikan, seperti peningkatan pendapatan, ekspansi pasar, atau penguatan posisi perusahaan di industri.

Dengan tujuan strategis yang jelas, perusahaan dapat mengarahkan sumber daya manusia yang ada untuk mencapainya, serta memberikan dasar bagi penetapan tujuan individu yang lebih terperinci.

2. Melibatkan Tim dalam Menetapkan Tujuan Berdasarkan Prinsip SMART

Setelah tujuan strategis perusahaan ditentukan, langkah berikutnya adalah melibatkan tim dan karyawan dalam penetapan tujuan yang lebih spesifik dan terukur.

Setiap tujuan harus sesuai dengan prinsip SMART: Specific (jelas dan terfokus), Measurable (dapat diukur untuk mengevaluasi keberhasilannya), Achievable (dapat dicapai dengan sumber daya yang tersedia), Relevant (terkait langsung dengan tujuan perusahaan), dan Time-bound (memiliki batas waktu yang jelas).

Dengan cara ini, setiap individu atau tim dapat memiliki tujuan yang jelas, terstruktur, dan dapat dicapai, yang selaras dengan visi perusahaan.

3. Menetapkan Indikator Keberhasilan

Penting untuk menetapkan indikator keberhasilan yang jelas untuk memantau pencapaian tujuan. Umumnya, indikator yang digunakan terukur dalam Key Performance Indicator (KPI) perusahaan dan tim. Indikator ini dapat berupa angka atau parameter kinerja yang menggambarkan sejauh mana tujuan telah tercapai.

Misalnya, untuk tujuan peningkatan penjualan, indikator keberhasilan bisa berupa angka target penjualan atau tingkat konversi pelanggan. Indikator ini memberikan patokan yang jelas tentang apa yang perlu dicapai oleh karyawan atau tim dan bagaimana mereka dapat mengukur progres mereka dalam mencapai tujuan.

4. Memantau Kemajuan Tujuan Secara Rutin

Untuk memastikan bahwa tujuan tetap berada di jalur yang benar, penting untuk memantau kemajuan secara rutin. Ini bisa dilakukan melalui rapat rutin atau penggunaan alat manajemen proyek untuk mengevaluasi apakah tujuan tercapai sesuai dengan rencana.

Pemantauan kinerja yang konsisten memungkinkan manajer dan karyawan untuk mengidentifikasi masalah atau hambatan sejak dini dan melakukan penyesuaian yang diperlukan. Dengan adanya pemantauan yang teratur, perusahaan dapat memastikan bahwa semua individu atau tim tetap fokus pada pencapaian tujuan yang telah ditetapkan.

5. Menyelaraskan Kembali Tujuan Jika Diperlukan

Terkadang, selama pelaksanaan MBO, kondisi bisnis atau pasar dapat berubah, dan tujuan yang telah ditetapkan mungkin perlu disesuaikan. Dalam hal ini, manajer perlu menyelaraskan kembali tujuan dengan kondisi yang ada.

Penyesuaian ini dapat berupa perubahan dalam prioritas, metode pencapaian, atau bahkan pengaturan ulang indikator keberhasilan. Fleksibilitas dalam menyelaraskan tujuan sangat penting agar perusahaan tetap bisa mencapai tujuan jangka panjang meskipun ada perubahan eksternal atau internal.

6. Memberikan Penghargaan atas Pencapaian

Langkah terakhir dalam proses MBO adalah memberikan penghargaan atau apresiasi atas pencapaian yang berhasil diraih. Penghargaan ini bisa berbentuk insentif, pengakuan publik, atau peluang pengembangan karier untuk individu yang berhasil mencapai atau melampaui tujuan yang ditetapkan.

Penghargaan yang diberikan akan memotivasi karyawan untuk terus berusaha dan meningkatkan kinerja mereka. Hal ini juga menciptakan lingkungan kerja yang positif dan meningkatkan moral serta komitmen karyawan terhadap tujuan perusahaan di masa depan.

Baca juga: Employee Engagement: Definisi, Faktor, dan Strategi Tepat Meningkatkannya

Kelebihan dan Kekurangan Management By Objectives (MBO)

Kelebihan dan kekurangan MBO | Mekari Talenta

Kelebihan

  • Fokus pada hasil yang jelas

Salah satu kelebihan utama MBO adalah penetapan tujuan yang jelas dan terukur, yang memberikan fokus pada hasil yang ingin dicapai. Tujuan yang spesifik dan terukur membantu karyawan dan manajer untuk memiliki arah yang jelas dalam pekerjaan mereka.

Hal ini membuat setiap tindakan yang diambil lebih terarah dan dapat diukur berdasarkan pencapaian tujuan yang telah disepakati sebelumnya, sehingga organisasi dapat lebih efisien dalam mencapai tujuannya.

  • Meningkatkan motivasi karyawan

MBO dapat meningkatkan motivasi karyawan karena mereka terlibat langsung dalam proses penetapan tujuan. Ketika karyawan merasa bahwa mereka memiliki kontribusi terhadap tujuan perusahaan, mereka cenderung merasa lebih dihargai dan termotivasi untuk mencapai tujuan tersebut.

Proses ini juga memberi karyawan rasa tanggung jawab lebih besar terhadap kinerja mereka, karena tujuan yang ditetapkan bersifat jelas dan dapat dipantau.

  • Mendorong komunikasi dua arah antara manajer dan karyawan

Management by objective mendorong komunikasi dua arah antara manajer dan karyawan, karena tujuan ditetapkan melalui diskusi dan kolaborasi.

Manajer dapat memberikan arahan yang jelas kepada karyawan, sementara karyawan juga dapat memberikan masukan tentang bagaimana mereka dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Komunikasi yang terbuka ini meningkatkan hubungan kerja dan membantu dalam penyelesaian masalah atau penyesuaian tujuan yang diperlukan.

Kekurangan

  • Membutuhkan waktu lebih lama untuk diskusi dan kolaborasi tujuan

Meskipun partisipasi dalam penetapan tujuan dapat meningkatkan motivasi, proses ini juga memerlukan waktu yang lebih lama dibandingkan dengan pendekatan lain.

Diskusi yang mendalam dan kolaborasi antara manajer dan karyawan untuk menetapkan tujuan yang SMART memerlukan perencanaan yang lebih matang dan waktu lebih banyak. Ini bisa menjadi tantangan, terutama jika perusahaan memiliki banyak karyawan atau tim yang harus dilibatkan dalam proses tersebut.

  • Tidak fleksibel jika lingkungan bisnis berubah dengan cepat

MBO cenderung kurang fleksibel dalam menghadapi perubahan cepat di lingkungan bisnis. Ketika situasi pasar atau tren industri berubah dengan cepat, tujuan yang telah ditetapkan mungkin tidak lagi relevan.

Proses yang kaku untuk merumuskan dan menetapkan tujuan bisa memperlambat kemampuan perusahaan untuk beradaptasi dengan perubahan, dan perusahaan mungkin terjebak dalam tujuan yang sudah tidak sesuai dengan kondisi aktual.

  • Mungkin mengabaikan proses penting demi pencapaian hasil

Salah satu kekurangan MBO adalah kecenderungan untuk terlalu fokus pada pencapaian hasil atau angka, yang bisa mengabaikan proses penting yang diperlukan untuk mencapainya.

Jika perusahaan hanya berfokus pada hasil akhir tanpa memperhatikan bagaimana hasil tersebut dicapai, hal ini dapat menyebabkan pengorbanan dalam hal kualitas, inovasi, atau bahkan kepuasan pelanggan.

Selain itu, proses yang berlebihan untuk mencapai tujuan tertentu bisa menyebabkan stres atau burnout pada karyawan.

Contoh Kasus Penerapan Management By Objective

Contoh 1: Perusahaan Teknologi

Tujuan Perusahaan: Meningkatkan Penjualan Produk Baru Sebesar 20% dalam 6 Bulan

Tujuan perusahaan ini adalah meningkatkan penjualan produk baru sebesar 20% dalam waktu 6 bulan. Tujuan ini bersifat spesifik, terukur, dan berbatas waktu.

Dengan menetapkan tujuan yang jelas seperti ini, perusahaan dapat fokus pada pencapaian hasil yang ingin dicapai, dan dapat mengukur kemajuan secara teratur untuk memastikan bahwa langkah-langkah yang diambil sesuai dengan tujuan tersebut.

Tujuan Individu:

  • Tim Marketing: Meluncurkan 3 Kampanye Digital dalam 2 Bulan Pertama

Tim marketing memiliki tujuan yang spesifik untuk meluncurkan 3 kampanye digital dalam 2 bulan pertama. Kampanye ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran produk dan mendatangkan lebih banyak pelanggan potensial.

Dengan tujuan yang jelas ini, tim marketing dapat merencanakan dan melaksanakan strategi pemasaran dengan fokus yang jelas untuk mendukung tujuan perusahaan secara keseluruhan.

  • Tim Sales: Menjalin 50 Koneksi B2B Baru dalam Waktu 3 Bulan

Tim sales diberi tujuan untuk menjalin 50 koneksi B2B baru dalam waktu 3 bulan. Ini memberikan fokus yang jelas dalam memperluas jaringan bisnis dan meningkatkan peluang penjualan.

Dengan tujuan ini, tim sales akan lebih terdorong untuk proaktif dalam membangun hubungan dengan calon klien, yang pada akhirnya berkontribusi pada pencapaian tujuan perusahaan untuk meningkatkan penjualan.

  • Tim Customer Service: Meningkatkan Kepuasan Pelanggan Hingga 90% Melalui Pelatihan Intensif

Tim Customer Service bertugas untuk meningkatkan kepuasan pelanggan hingga 90%. Tujuan ini jelas dan dapat diukur, dengan upaya untuk memberikan pelayanan yang lebih baik kepada pelanggan, melalui pelatihan intensif bagi staf.

Kepuasan pelanggan yang tinggi berkontribusi pada loyalitas pelanggan dan rekomendasi produk, yang mendukung pencapaian tujuan penjualan perusahaan.

Contoh 2: Perusahaan Retail

Tujuan Perusahaan: Mengurangi Biaya Operasional Sebesar 10% dalam Satu Tahun

Perusahaan retail ini memiliki tujuan untuk mengurangi biaya operasional sebesar 10% dalam satu tahun. Tujuan ini spesifik dan terukur, memberikan arah yang jelas untuk efisiensi operasional.

Dengan fokus pada pengurangan biaya, perusahaan dapat meningkatkan profitabilitas dan daya saingnya di pasar, serta memaksimalkan penggunaan sumber daya yang ada.

Tujuan Individu:

  • Tim HR: Mengurangi Turnover Karyawan Hingga 5% Melalui Program Pelatihan dan Engagement

Tim HR memiliki tujuan untuk mengurangi turnover karyawan hingga 5% dengan melaksanakan program pelatihan dan engagement yang dirancang untuk meningkatkan kepuasan kerja dan retensi karyawan.

Dengan tujuan ini, tim HR dapat fokus pada pengembangan budaya perusahaan yang positif dan memberikan peluang bagi karyawan untuk berkembang, yang pada akhirnya mengurangi tingkat perputaran karyawan dan biaya rekrutmen.

  • Tim Operasional: Meningkatkan Efisiensi Stok Barang dengan Mengadopsi Teknologi Terbaru

Tim operasional diberi tujuan untuk meningkatkan efisiensi stok barang dengan mengadopsi teknologi terbaru, seperti sistem manajemen inventaris otomatis. Tujuan ini memungkinkan perusahaan untuk mengurangi pemborosan, memperbaiki pengelolaan persediaan, dan meminimalkan biaya terkait stok barang yang tidak terjual.

Dengan mengoptimalkan pengelolaan stok, tim operasional dapat berkontribusi langsung pada pengurangan biaya operasional yang ditargetkan perusahaan.

Itulah tadi penjelasan lengkap mengenai management by objectives. Melalui penerapan MBO dalam contoh-contoh ini, setiap tim dan individu memiliki tujuan yang jelas dan terukur, yang mendukung pencapaian tujuan perusahaan secara keseluruhan.

Dengan keterlibatan langsung dalam penetapan tujuan, motivasi dan keterlibatan karyawan meningkat, serta pengelolaan kinerja menjadi lebih terfokus dan efisien.

Untuk membantu perusahaan dalam menentukan obyektif masing-masing divisi, Anda bisa menggunakan software HRIS dari Mekari Talenta. Melalui fitur Performance Management, Anda bisa menentukan sekaligus melacak progres dari masing-masing objektif KPI yang sudah ditentukan sejak awal.

Dengan demikian, Anda dapat mengidentifikasi area yang perlu ditingkatkan berdasarkan kinerja KPI untuk mendorong perbaikan berkelanjutan dan mencapai tujuan.

Tertarik mencari tahu fitur lainnya lebih lanjut? Hubungi tim sales kami dan diskusikan kebutuhan Anda sekarang juga.

Software HRIS Mekari Talenta | General

Image
Jordhi Farhansyah
Penulis yang selama 2 tahun terakhir fokus memproduksi konten seputar HR dan bisnis. Selain menulis, sehari-hari Jordhi juga aktif merawat hobinya di bidang fotografi analog.
WhatsApp Hubungi sales