Administrasi HR 5 min read

Employee Burnout: Pengertian, Penyebab, dan Strategi Mengatasi

By Jordhi FarhansyahPublished 01 Aug, 2023 Diperbarui 20 Maret 2024

Employee burnout merupakan permasalahan yang kerap dihadapi karyawan karena adanya tekanan pekerjaan. Employee burnout bukan lah sesuatu yang baru. Tapi sebagai perusahaan, menyadari akan keberadaannya adalah langkah penting yang paling utama.

Melalui artikel ini, Mekari Talenta akan menjelaskan betapa pentingnya peran perusahaan dalam menghadapi employee burnout. Simak selengkapnya.

Apa itu employee burnout

employee burnout

Employee burnout adalah suatu kondisi fisik, emosional, dan mental yang disebabkan oleh kelelahan kronis yang diakibatkan oleh stres yang berlebihan dan tuntutan pekerjaan yang terus-menerus.

Ini adalah fenomena umum di tempat kerja dan dapat mempengaruhi karyawan di berbagai industri dan tingkat jabatan.

Kondisi burnout sering kali muncul ketika seorang karyawan merasa kelelahan secara fisik dan emosional karena merasa tidak mampu mengatasi tuntutan pekerjaan yang tinggi.

Sebuah survei yang dilakukan oleh Gallup menemukan bahwa dari 7500 karyawan, 23 persen melaporkan kalau mereka merasa burnout.

Temuan lainnya, 63 persen karyawan lebih mungkin untuk mengambil cuti sakit jika mengalami burnout atau sedang ada isu personal. Terlepas mereka mengambil cuti sakit atau tidak, performa mereka pun bisa menurun sebanyak 13 persen.

Employee burnout dapat terjadi karena berbagai faktor, termasuk beban kerja yang berlebihan, kurangnya dukungan dari manajemen, kurangnya kendali atas pekerjaan, atau ketidakjelasan tentang peran dan tanggung jawab.

Selain itu, tekanan untuk mencapai target atau batas waktu yang ketat, konflik antar rekan kerja, atau kurangnya imbalan dan pengakuan atas usaha yang dilakukan juga dapat berkontribusi pada terjadinya burnout.

Baca juga: Bagaimana Cara HRD Jaga Kesehatan Mental Karyawan?

Penyebab employee burnout

Employee burnout bisa disebabkan oleh berbagai faktor yang berkontribusi pada tingkat stres yang tinggi dan kelelahan kronis di tempat kerja.

Berikut adalah beberapa penyebab umum dari employee burnout.

Beban kerja yang berlebihan

Seberapa pun Anda berusaha untuk meningkatkan performa karyawan agar tetap produktif, selalu ada ruang bagi karyawan untuk mendapatkan tekanan akibat beban kerja yang berlebihan.

Tuntutan pekerjaan yang berat, deadline yang ketat, atau beban kerja yang terlalu banyak tanpa waktu istirahat yang memadai dapat menyebabkan kelelahan fisik dan emosional.

Ini dapat memicu burnout pada karyawan lebih cepat.

Ketidakjelasan peran dan tanggung jawab

Karyawan akan melakukan pekerjaan sesuai dengan lingkup pekerjaan mereka. Itu sudah pasti. Tapi jika mereka melakukan pekerjaan tanpa arahan yang jelas, mereka akan kebingungan.

Kurangnya pemahaman tentang apa yang diharapkan dari karyawan, atau perubahan terus-menerus dalam tugas dan tanggung jawab, dapat menyebabkan kebingungan dan kecemasan yang mengakibatkan employee burnout.

Talenta blog banner

Konflik dan ketegangan dalam tim

Adanya konflik antar rekan kerja, kurangnya dukungan sosial di tempat kerja, atau lingkungan kerja yang toksik dapat memperburuk tingkat stres dan menyebabkan burnout.

Kekurangan dukungan

Agar karyawan menunjukkan performa terbaiknya, komunikasi menjadi kunci yang utama. Komunikasi yang lancar, memungkinkan karyawan menjadi lebih terbuka sehingga mereka lebih mudah dalam mengutarakan masalah.

Ketika karyawan merasa kurang didukung oleh manajemen atau rekan kerja, mereka mungkin merasa terisolasi dan kesulitan mengatasi tantangan pekerjaan.

Kesenjangan antara nilai dan budaya perusahaan

Jika nilai-nilai pribadi karyawan tidak selaras dengan nilai-nilai dan budaya perusahaan, hal ini dapat menyebabkan konflik internal dan perasaan tidak nyaman di tempat kerja.

Kurangnya kesempatan untuk pengembangan karier

Ketika karyawan merasa terjebak dalam posisi atau tidak ada kesempatan untuk pertumbuhan dan pengembangan karir, hal ini dapat menyebabkan kekecewaan dan ketidakpuasan.

Ketidakseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan pribadi

Kesulitan dalam mencapai keseimbangan antara tanggung jawab pekerjaan dan kehidupan pribadi dapat menyebabkan stres yang berkepanjangan.

Penting untuk diingat bahwa burnout dapat dipengaruhi oleh kombinasi beberapa faktor di atas, dan setiap individu mungkin meresponsnya secara berbeda.

Mengenali dan mengatasi faktor-faktor penyebab burnout adalah langkah penting untuk mempromosikan kesehatan dan kesejahteraan karyawan di tempat kerja sehingga dapat menghindari employee burnout lebih baik.

Cara mengenali tanda-tanda burnout

Ada beberapa ciri-ciri employee burnout yang mudah dikenali, di antaranya meliputi hal-hal berikut.

Kelelahan yang berkelanjutan

Karyawan yang mengalami burnout merasa kelelahan secara fisik maupun emosional, bahkan setelah istirahat yang cukup.

Rendahnya motivasi

Karyawan yang terbakar cenderung kehilangan minat dan motivasi terhadap pekerjaan mereka, yang sebelumnya mungkin mereka nikmati.

Kesenjangan emosional

Karyawan burnout mungkin menjadi lebih sinis, apatis, atau mudah marah dalam menjalankan tugas-tugas mereka.

Penurunan kinerja

Burnout dapat menyebabkan penurunan kualitas kerja dan produktivitas, yang pada gilirannya dapat mempengaruhi penilaian kinerja dan kemajuan karier.

Pemisahan diri dari pekerjaan

Karyawan yang mengalami burnout cenderung mengisolasi diri dari rekan kerja dan mungkin merasa jauh dari lingkungan kerja.

Gangguan tidur dan kesehatan fisik

Burnout dapat berdampak negatif pada pola tidur dan kesehatan fisik, termasuk meningkatkan risiko masalah kesehatan seperti depresi dan gangguan kecemasan.

Baca juga: Program Lengkap BPJS Kesehatan dan Ketenagakerjaan Karyawan

Strategi mengatasi employee burnout

Untuk menangani employee burnout, perusahaan dapat mengimplementasikan berbagai strategi yang bertujuan untuk mengurangi stres, meningkatkan kesejahteraan, dan menciptakan lingkungan kerja yang sehat dan produktif.

Berikut adalah beberapa strategi yang dapat diadopsi oleh perusahaan.

Memprioritaskan kesejahteraan karyawan

Perusahaan harus menganggap kesejahteraan karyawan sebagai prioritas utama.

Ini dapat dicapai dengan menciptakan budaya perusahaan yang mendukung keseimbangan kerja-kehidupan, mengenali dan menghargai upaya karyawan, serta memastikan adanya dukungan dan sumber daya yang diperlukan.

Perusahaan juga perlu mendukung kesehatan mental karyawan, misalnya dengan memberikan akses terhadap psikolog untuk karyawan atau rutin mengadakan seminar tentang kesehatan mental.

Memfasilitasi komunikasi yang lebih terbuka

Membuka jalur komunikasi yang efektif antara karyawan dan manajemen sangat penting. Karyawan harus merasa nyaman untuk berbicara tentang stres dan beban kerja yang mereka hadapi tanpa takut konsekuensi negatif.

Melibatkan karyawan dalam pengambilan keputusan

Memberikan karyawan peran yang lebih aktif dalam pengambilan keputusan yang mempengaruhi pekerjaan mereka dapat meningkatkan rasa memiliki dan kontrol atas pekerjaan, mengurangi tingkat stres.

Memberikan dukungan dan pelatihan

Mengadakan pelatihan untuk mengatasi stres, manajemen waktu, dan keterampilan coping dapat membantu karyawan menghadapi tantangan pekerjaan dengan lebih efektif.

Menerapkan kebijakan dan prosedur yang jelas

Menyediakan panduan yang jelas tentang tugas dan tanggung jawab, serta menghindari perubahan yang tiba-tiba dan konflik kebijakan, dapat mengurangi tingkat kebingungan dan ketidakpastian di tempat kerja.

Mengenali prestasi dan kontribusi karyawan

Mengakui dan memberikan apresiasi atas prestasi dan kontribusi karyawan adalah cara yang efektif untuk meningkatkan motivasi dan membangun rasa nilai diri.

Promosikan lingkungan kerja yang positif

Menciptakan budaya kerja yang positif, inklusif, dan kolaboratif dapat membantu mengurangi konflik dan meningkatkan dukungan sosial di antara rekan kerja.

Fleksibilitas kerja

Memberikan fleksibilitas dalam waktu kerja atau lokasi kerja (seperti bekerja dari rumah) dapat membantu mengurangi tekanan dan memberikan kesempatan bagi karyawan untuk mengatasi kebutuhan pribadi mereka.

Dengan menerapkan strategi-strategi ini, perusahaan dapat berkontribusi dalam mencegah dan mengatasi employee burnout, yang pada akhirnya akan meningkatkan kesejahteraan karyawan dan produktivitas keseluruhan di tempat kerja.

Peran manajemen dan HR dalam mengatasi burnout

Tidak dapat dipungkiri bahwa peran HR dan juga manajemen sangat penting agar karyawan dapat terhindari dari burnout.

Mereka bertanggung jawab untuk mengelola dan menjaga kesejahteraan karyawan di perusahaan.

Pertama-tama, HR harus proaktif dalam mengidentifikasi tanda-tanda employee burnout. Misalnya, mereka dapat melakukan survei karyawan secara berkala untuk mengukur tingkat stres dan kepuasan kerja di antara karyawan.

HR juga perlu menjadi mediator antara karyawan dan manajemen untuk memfasilitasi komunikasi terbuka tentang masalah yang berhubungan dengan pekerjaan dan beban kerja.

Selain itu, mereka dapat menyediakan sumber daya seperti konseling atau dukungan psikologis untuk karyawan yang mengalami tingkat stres yang tinggi dan menyebabkan employee burnout.

Terakhir, HR harus berkolaborasi dengan manajemen dalam mengelola beban kerja karyawan. Ini meliputi memastikan distribusi tugas yang adil, menetapkan ekspektasi yang realistis, dan mengantisipasi periode kerja yang intens.

Jika diperlukan, HR dapat membantu mengatur fleksibilitas waktu kerja atau cuti yang tepat.

Kesimpulan

Itulah tadi mengenai employee burnout serta pentingnya strategi perusahaan dalam mencegah hal itu terjadi.

Dengan berperan aktif dalam mengatasi employee burnout, HR dan perusahaan dapat berkontribusi dalam menciptakan lingkungan kerja yang positif, mendukung kesejahteraan karyawan, dan meningkatkan produktivitas keseluruhan di perusahaan.

Perusahaan bisa menggunakan fitur employee self-service Mekari Talenta dalam memenuhi berbagai kebutuhan administrasi karyawan yang dapat diajukan secara mandiri melalui gadget masing-masing.

Hal ini sebagai upaya perlakuan adil yang diterima karyawan dalam menerima dan mengajukan berbagai kebutuhannya.

Mekari Talenta juga dilengkapi dengan fitur timesheet online yang akan memudahkan perusahaan dalam memberikan penugasan kepada karyawan yang dilengkapi dengan pengukuran waktu dalam proses pengerjaan, sehingga pembuatan timeline kerja akan lebih tepat karena melibatkan karyawan secara langsung dalam penentuan tenggatnya.

Jika tertarik mencoba demo aplikasinya terlebih dahulu, Anda bisa berkonsultasi bersama tim sales Mekari Talenta sekarang juga.

Image
Jordhi Farhansyah
Penulis yang selama 2 tahun terakhir fokus memproduksi konten seputar HR dan bisnis. Selain menulis, sehari-hari Jordhi juga aktif merawat hobinya di bidang fotografi analog.