Performance management tools adalah sebuah tools atau alat yang dipakai untuk mengukur performa atau kinerja karyawan, sehingga dibutuhkannya juga indikator pengukuran kinerja pada sebuah organisasi dan perusahaan.
Sudah jelas kalau karyawan merupakan aset berharga dalam sebuah organisasi atau perusahaan.
Dengan bantuan karyawan, perusahaan akan berjalan bahkan dapat berkembang dengan pesat.
Oleh sebab itu, perlu adanya indikator pengukuran kinerja karyawan agar pekerjaannya lebih maksimal.
Indikator Pengukuran Kinerja Yang Umum Digunakan
Dalam sebuah organisasi atau perusahaan, ada indikator yang tertentu yang merupakan tolok ukur saat menilai kinerja para karyawan.
Penggunaan indikator ini memiliki peran yang penting dalam mengukur kualitas serta kuantitas karyawan.
Mengukur kinerja karyawan tak cukup menggunakan satu indikator saja.
Ada beberapa indikator yang digunakan dalam mengukur kinerja karyawan secara individu. Indikator tersebut adalah sebagai berikut.
Bobot atau Kualitas
Bobot atau kualitas menjadi indikator pertama dalam mengukur kinerja karyawan secara individu.
Kualitas tersebut akan tampak dari bagaimana persepsi karyawan menanggapi tugas yang sesuai dengan keahliannya.
Kualitas ini merupakan satu indikator pengukuran kinerja penentu yang mempengaruhi kemajuan atau kemunduran suatu perusahaan.
Kuantitas Karyawan
Indikator kedua dalam pengukuran kinerja karyawan adalah kuantitasnya secara individu.
Kuantitas ini meliputi jumlah kinerja yang karyawan hasilkan.
Pengukuran kinerja berdasarkan kuantitas ini sesuai dengan target masing-masing karyawan.
Yang mana target tersebut ditentukan saat perencanaan job description.
Hal ini akan memudahkan penanggung jawab perusahaan atau organisasi dalam mengukur kuantitas kinerja masing-masing karyawan.
Tepat Waktu
Faktor penting dalam indikator pengukuran kinerja adalah tepat waktu.
Dari faktor ini akan tampak apakah karyawan tersebut memiliki kemampuan dalam membuat perencanaan.
Termasuk dalam hal ini adalah jadwal yang berkaitan dengan pekerjaannya.
Indikator inilah yang dapat mempengaruhi pencapaian target yang menjadi tanggung jawab masing-masing karyawan.
Pemahaman atau Pengetahuan Terhadap Pekerjaan
Hal yang menjadi indikator berikutnya adalah pemahaman atau pengetahuan terhadap pekerjaan.
Seorang karyawan harus memahami dan mengetahui apa pekerjaan yang menjadi main job-nya.
Sehingga karyawan tersebut dapat dengan mudah melakukannya dengan penuh rasa tanggung jawab.
Dengan bertanggung jawab, pekerjaan akan selesai tepat waktu tanpa mengalami kendala sama sekali.
Penggunaan Sumber Daya dengan Efektif
Menggunakan sumber daya dengan efektif juga indikator pengukuran kinerja performa karyawan yang bisa diukur.
Pasalnya, hal ini memberikan pengaruh yang besar terhadap keberhasilan kinerja secara maksimal.
Dalam hal ini, sumber daya tersebut berupa tenaga, uang, teknologi atau bahan baku.
Oleh sebab itu, bila karyawan dapat menggunakan hal tersebut secara efektif maka kesimpulannya si karyawan memiliki kinerja yang baik.
Independen
Mandiri atau independen juga merupakan indikator penting dalam pengukuran performa karyawan.
Sebab, karyawan yang mandiri akan melakukan pekerjaannya dengan rasa tanggung jawab dan penuh percaya diri.
Mereka akan bekerja tanpa harus bergantung dengan orang lain.
Dengan kata lain, karyawan ini melakukan pekerjaan tanpa perlu merepotkan karyawan lainnya.
Bekerja Sama dalam Tim
Meski mampu bekerja dengan mandiri, seorang karyawan juga harus bisa bekerja sama dalam sebuah tim.
Indikator pengukuran kinerja ini juga memberikan pengaruh yang kuat saat mengukur kinerja karyawan secara individu.
Memiliki Komitmen
Faktor lain yang juga merupakan indikator performa karyawan yakni komitmen.
Komitmen ini berkaitan erat dengan motivasi.
Dengan kata lain, bila seorang karyawan memiliki komitmen saat bekerja maka sudah pasti karyawan tersebut punya motivasi yang kuat.
Juga memiliki tanggung jawab yang besar terhadap semua pekerjaannya.
Berkomunikasi dengan Karyawan Lain
Mampu menjalin komunikasi dengan rekan kerja juga merupakan salah satu indikator pengukuran performa karyawan.
Pasalnya dengan kemampuan komunikasi yang baik karyawan tersebut akan mampu menelaah semua pekerjaannya.
Dengan demikian, miskomunikasi dalam pekerjaan tidak akan terjadi.
Baik itu antara sesama rekan kerja atau pada atasan.
Mampu Menyalurkan Ide
Indikator lain yang juga berguna dalam mengukur kinerja karyawan adalah kemampuan menyampaikan ide.
Tak semua karyawan bisa memiliki kemampuan ini.
Mereka yang mampu menyampaikan gagasan, sudah tentu merupakan karyawan yang kreatif.
Karena mempunyai ide cemerlang yang dapat membantu perusahaan agar dapat berkembang.
Oleh sebab itu, indikator pengukuran kinerja ini akan memberikan nilai tersendiri terhadap kinerja karyawan secara individu.
Memiliki Jiwa Kepemimpinan
Mampu memimpin juga dapat indikator penting dalam menilai kinerja karyawan.
Sebab karyawan yang punya jiwa pemimpin akan bisa membawa aura positif bagi rekan kerjanya.
Selain itu, dengan jiwa pemimpinnya karyawan tersebut akan mempengaruhi dan memotivasi rekannya, terutama dalam hal melakukan pekerjaannya dengan baik.
Contoh Indikator Penilaian Kinerja Pada Suatu Organisasi / Perusahaan
Indikator penilaian kinerja organisasi adalah ukuran atau parameter yang digunakan untuk mengevaluasi performa keseluruhan organisasi dalam mencapai tujuan strategisnya.
Berikut beberapa contoh indikator penilaian kinerja organisasi:
- Pertumbuhan Pendapatan: Indikator ini mengukur seberapa baik organisasi mampu meningkatkan pendapatan dari tahun ke tahun. Ini bisa meliputi pertumbuhan penjualan, pendapatan bersih, atau pendapatan per pelanggan.
- Laba Bersih: Indikator ini mengukur keuntungan bersih yang diperoleh oleh organisasi setelah memperhitungkan semua biaya dan beban. Laba bersih yang stabil atau meningkat menunjukkan performa keuangan yang baik.
- Pangsa Pasar: Indikator ini mengukur seberapa besar bagian pasar yang dikuasai oleh organisasi dalam industri atau sektor tertentu. Pangsa pasar yang meningkat menunjukkan keberhasilan dalam bersaing dengan pesaing.
- Kepuasan Pelanggan: Indikator ini mengukur tingkat kepuasan pelanggan terhadap produk atau layanan organisasi. Ini dapat diukur melalui survei kepuasan pelanggan, tingkat retensi pelanggan, atau tingkat keluhan pelanggan.
- Efisiensi Operasional: Indikator ini mengukur seberapa efisien organisasi dalam menjalankan operasionalnya. Ini bisa meliputi tingkat produksi, biaya produksi per unit, atau tingkat kesalahan/kerusakan dalam proses produksi.
- Kualitas Produk/Layanan: Indikator ini mengukur kualitas produk atau layanan yang disediakan oleh organisasi. Ini dapat diukur melalui pengukuran kepuasan pelanggan, tingkat keluhan, atau tingkat pengembalian produk.
- Inovasi: Indikator ini mengukur seberapa inovatif organisasi dalam mengembangkan produk baru, layanan baru, atau proses baru yang dapat meningkatkan daya saing dan nilai tambah bagi pelanggan.
- Efektivitas Tim Kerja: Indikator ini mengukur seberapa baik tim kerja di dalam organisasi bekerja bersama dan mencapai hasil yang diinginkan. Ini dapat diukur melalui pencapaian tujuan tim, tingkat kolaborasi, atau tingkat kepuasan anggota tim.
Indikator penilaian kinerja organisasi dapat berbeda-beda tergantung pada jenis industri, tujuan organisasi, dan strategi yang diimplementasikan.
Penting untuk memilih indikator yang relevan, terukur, dan terkait langsung dengan tujuan strategis organisasi.
Strategi Mengukur Kinerja Karyawan
Jika sudah mengetahui indikator untuk mengukur kinerja karyawan, selanjutnya perusahaan atau organisasi harus mengetahui bagaimana cara mengukurnya.
Cara ini merupakan strategi khusus dalam menjalankan pengukuran performa karyawan.
Untuk mengukur kinerja, para karyawan ini perlu sebuah KPI yang mendukung.
KPI atau Key Performance Indicator merupakan indikator penilaian yang menjadi kunci penting bagi kinerja karyawan.
Perusahaan atau organisasi perlu sebuah KPI dashboard saat proses perumusan KPI.
Pasalnya, ada banyak aspek yang perlu mendapat perhatian dalam merumuskan indikator pengukuran kinerja.
Untuk mempermudah perumusan KPI, saat ini aplikasi HRIS Mekari Talenta telah dilengkapi dengan KPI dashboard sehingga HR dapat mengelola KPI karyawan secara online.
Aspek dalam Merumuskan KPI
Lantas apa sajakah aspek yang perlu mendapat perhatian saat melakukan perumusan KPI ini?
Berikut informasinya:
Menentukan Tujuan atau Objektif
Merumuskan KPI perlu sebuah tujuan atau objektif. Sebab tujuan ini merupakan hal penting dalam memperoleh kejelasan maksud serta fungsi.
Dengan tujuan yang jelas perusahaan atau organisasi akan bisa menyesuaikan poin penilaian performa yang lain.
Hal tersebut sesuai dengan misi yang telah disepakati bersama.
Mencapai tujuan perusahaan harus benar-benar sesuai dengan rencana yang matang dalam hal input, proses, serta output dari para karyawan.
Dengan demikian, perusahaan akan mudah menilai performa setiap karyawan.
Penggunaan Metode yang Efektif
Organisasi atau perusahaan perlu sebuah metode yang efektif dalam menentukan pengukuran kinerja karyawan.
Contoh metode tersebut bisa berupa memberikan apresiasi atau hukuman.
Tentu saja metode pemberian apresiasi dan hukuman ini harus sesuai dengan tujuan bersama.
Hal ini memiliki maksud yang jelas yakni agar karyawan tetap dalam ritme pekerjaannya dan termotivasi untuk bekerja dengan lebih baik lagi.
Evaluasi
Aspek berikutnya yang perlu perhatian dalam perumusan KPI adalah evaluasi.
Dengan evaluasi, perusahaan akan mengetahui apa yang menjadi faktor turun atau naiknya kinerja karyawan.
Evaluasi ini juga memberikan gambaran yang jelas tentang kendala atau tantangan yang sedang perusahaan hadapi.
Sehingga perusahaan bisa mengatasi serta memecahkan masalah yang ada dengan mudah.
Langkah Menyusun Konsep Pengukuran Karyawan Menggunakan KPI
KPI merupakan metode penting indikator pengukuran kinerja untuk mengetahui bagaimana perkembangan suatu perusahaan. Khususnya dalam merealisasikan visi dan misi perusahaan atau organisasi.
Ketika perusahaan menerapkan KPI pada karyawannya, perusahaan harus melakukannya secara optimal.
Selain itu, juga efektif dan objektif sehingga setiap karyawan bisa memberikan kinerja terbaiknya saat bekerja.
Lalu, apa saja langkah dalam menyusun konsep pengukuran karyawan menggunakan KPI ini?
Menyusun KPI Karyawan
Menyusun KPI karyawan harus berdasarkan pada indikator kinerja yang sifatnya lebih spesifik, terukur dan jelas.
Penentuan metode KPI karyawan harus secara rinci dan detail supaya penilaian dan analisisnya lebih jelas.
Ada beberapa poin penting yang harus mendapat perhatian dan menjadi acuan.
Poin tersebut adalah Specific, Measureable, Achievable, Relevant, dan Time (SMART).
Kata ‘Specific’ di sini maksudnya adalah detail, fokus pada tujuan pembuatan indikator.
Measurable memiliki arti indikator pengukuran kinerja tersebut dapat diukur.
Bila indikator perusahaan tidak dapat diukur, maka perusahaan belum memenuhi kriteria untuk menilai kinerja karyawannya.
Selanjutnya ada Achievable yang berarti tujuan perusahaan menilai dengan KPI merupakan tujuan yang realistis.
Kata Relevant sendiri memiliki arti adanya kesesuaian dengan tujuan utama perusahaan.
Sedangkan Time adalah acuan pada batas waktu dalam pencapaian target saat penilaian menggunakan KPI.
Menerapkan KPI Karyawan Berdasarkan Pola Pikir Team Manajemen
Setelah melakukan penyusunan, langkah selanjutnya adalah menerapkan KPI pada karyawan.
Ada dua hal utama dalam penerapan KPI para karyawan ini. Kedua hal tersebut adalah pola pikir dari team manajemen dan sumber data.
Saat melakukan penilaian karyawan memakai konsep KPI, tentu banyak pola pikir dari karyawan.
Dengan pola pikir berbeda ini, pasti akan muncul pendapat yang beragam.
Pendapat yang berbeda ini karena pengaruh dari kondisi psikologi masing-masing karyawan.
Beberapa contoh pemikiran karyawan dalam hal menanggapi pengukuran kinerja menggunakan KPI yakni:
- Merasa khawatir akan ada perubahan suasana kerja. Sebab sudah terbiasa dengan kondisi kerja yang sekarang. Selain itu sudah merasa sangat nyaman dengan kondisi tersebut.
- Sebagian karyawan akan berpikir bahwa beban kerja akan bertambah. Namun gaji tidak mengalami kenaikan.
- Karyawan merasa khawatir dengan kekurangan yang mereka miliki. Dan lebih parah lagi para karyawan merasa takut kalau para atasan akan mengetahui kekurangan tersebut.
- Beberapa karyawan akan merasa pesimis dan tidak percaya diri.
- Ada juga sebagian karyawan yang merasa sangat antusias dan memiliki harapan yang besar. Karyawan ini berharap apa yang telah mereka kerjakan akan memberikan perubahan pada masa depan.
- Sebagian karyawan akan memberikan efek positif. Mereka beranggapan bahwa pekerjaan yang berat bagi karyawan lain belum tentu berat bagi mereka. Sehingga mereka tetap bisa melakukan pekerjaannya dengan baik.
- Beberapa karyawan juga akan merasa tertantang dengan tambah semangat melakukan pekerjaan. Sehingga konsep penilaian karyawan dengan menggunakan KPI ini mereka anggap peluang untuk membuktikan diri.
Di sini lah pesan penting manajemen tim.
Manajemen tim akan merangkul dan memberikan pemahaman pada karyawan yang berbeda asumsi ini.
Mereka akan menjelaskan dengan pola pikir team manajemen yang sebenarnya.
Sehingga para karyawan memahami penjelasan dan mendukung penerapan penilaian menggunakan metode KPI ini.
Menerapkan KPI Karyawan Berdasarkan Sumber Data yang Sempurna
Akan halnya sumber data, menilai KPI karyawan harus menggunakan sumber data yang jelas dan detail.
Contoh sumber data yang bisa jadi acuan sempurna adalah:
- Data kinerja karyawan dari periode sebelumnya.
- Sistem data perusahaan berfungsi dengan baik.
- Adanya SOP saat melakukan pekerjaan dan lain-lain.
Contoh sumber data yang bisa jadi acuan ini harus ada dalam satu perusahaan.
Bila tidak, maka perusahaan tersebut belum bisa menerapkan konsep KPI pada karyawannya.
Jika demikian adanya, maka solusi terbaik adalah memastikan bahwa sistem yang ada terkait sumber data ini berfungsi dengan baik.
Perusahaan atau organisasi bisa melakukan penerapan KPI dengan sempurna sesuai dengan indikator pengukuran kinerja karyawan.
Beberapa Tools Yang Bisa Dimanfaatkan Untuk Mengukur Beberapa Indikator Pengukuran Kinerja
Ada beberapa tools yang dapat digunakan untuk penilaian kinerja karyawan. Berikut beberapa contohnya:
- Evaluasi Kinerja Tertulis: Menggunakan formulir atau sistem elektronik untuk menilai kinerja karyawan berdasarkan kriteria yang telah ditentukan sebelumnya. Formulir ini dapat mencakup penilaian kualitas kerja, keterampilan, sikap, pencapaian tujuan, dan faktor lain yang relevan.
- Wawancara Kinerja: Mengadakan wawancara khusus dengan karyawan untuk membahas kinerja mereka. Wawancara ini dapat dilakukan secara terstruktur, dengan pertanyaan yang telah disiapkan sebelumnya, atau secara tidak terstruktur untuk memberikan kesempatan bagi karyawan untuk berbagi pemikiran dan masukan.
- Tes Pengetahuan dan Keterampilan: Menggunakan tes tertulis atau praktis untuk mengukur pengetahuan dan keterampilan karyawan dalam bidang pekerjaan mereka. Tes ini dapat mencakup pengetahuan teknis, kemampuan analitis, kemampuan komunikasi, dan keterampilan lain yang relevan.
- Peer Review: Meminta umpan balik dari rekan kerja atau tim kerja karyawan. Mereka dapat memberikan penilaian tentang kinerja karyawan berdasarkan pengamatan mereka sehari-hari dan interaksi dengan karyawan tersebut.
- 360-Degree Feedback: Mengumpulkan umpan balik dari berbagai pihak yang terlibat dalam pekerjaan karyawan, termasuk atasan, rekan kerja, dan bawahan. Hal ini memberikan perspektif yang lebih komprehensif tentang kinerja karyawan.
- Penugasan Proyek atau Tugas: Memberikan tugas atau proyek khusus kepada karyawan untuk mengevaluasi kemampuan mereka dalam mengatasi tantangan, bekerja secara mandiri, dan mencapai hasil yang diharapkan.
- Evaluasi Diri: Meminta karyawan untuk mengevaluasi kinerja mereka sendiri dan memberikan refleksi tentang kekuatan, kelemahan, dan area pengembangan yang mereka rasakan.
- Key Performance Indicators (KPIs): Menggunakan indikator kinerja kunci yang terukur dan terkait dengan tujuan strategis organisasi. KPIs ini dapat digunakan untuk mengukur pencapaian karyawan dalam mencapai target dan hasil yang diinginkan.
Pemilihan tools penilaian kinerja harus disesuaikan dengan konteks dan kebutuhan organisasi. Penting untuk memiliki kerangka penilaian yang jelas dan konsisten serta mengkomunikasikan hasilnya dengan jelas kepada karyawan untuk memberikan umpan balik yang konstruktif dan membantu dalam pengembangan kinerja mereka.
Gunakan Aplikasi Mekari Talenta Sebagai Tools Untuk Mengukur Beberapa Indikator Pengukuran Kinerja
Kini Anda menjadi lebih paham tentang indikator pengukuran kinerja menggunakan performance management tools yaitu KPI.
Tentu saja, hal ini sangat penting dipraktikkan dan diterapkan dalam perusahaan.
Saat ini telah tersedia performance management tools Mekari Talenta yang dapat digunakan secara online dan akan mempermudah HR dalam memantau dan mereview kinerja karyawan.
Tertarik mencoba Mekari Talenta? Konsultasi bersama tim sales kami sekarang juga.