Aplikasi Fake GPS Location: Ancaman dan Tips Mengatasinya

Tayang
07 Mar, 2024
Diperbarui
13 Juni 2025
Di tulis oleh:
Foto profil Jordhi Farhansyah
Jordhi Farhansyah
Di review oleh:
Mekari Talenta Expert Reviewer
Rizki Hesananda, M.Kom

Fake GPS location merupakan sebuah konsep yang memungkinkan penggunanya memanipulasi lokasi. Dengan semakin berkembangnya teknologi yang mengharuskan perusahaan mengontrol lokasi karyawannya, demand terhadap fake location juga tinggi, terutama bagi mereka yang menerapkan konsep WFH.

Bagaimana cara menghindari kecurangan tersebut? Simak penjelasannya.

Talenta.co

Apa itu Fake GPS Location?

Konsep fake GPS location, atau sering disebut sebagai spoofing GPS, adalah teknologi yang memungkinkan pengguna untuk memanipulasi atau menyamar lokasi GPS pada perangkat mereka. Ini berarti pengguna dapat membuat perangkat mereka memberikan informasi lokasi palsu atau tidak akurat kepada aplikasi atau layanan yang mengandalkan data GPS untuk menentukan lokasi pengguna.

Teknologi fake GPS location biasanya melibatkan penggunaan aplikasi atau perangkat lunak khusus yang memanfaatkan kerentanan dalam sistem operasi atau perangkat keras perangkat untuk mengubah atau menyamarkan informasi lokasi yang diberikan kepada sistem GPS. Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mencapai ini, termasuk:

Simulasi lokasi GPS: Beberapa aplikasi dapat mensimulasikan sinyal GPS palsu, membuat perangkat berpikir bahwa pengguna berada di lokasi tertentu ketika sebenarnya tidak. Ini dilakukan dengan menyediakan koordinat GPS palsu kepada perangkat, yang kemudian diakses oleh aplikasi atau layanan yang membutuhkan informasi lokasi.

Rooting atau jailbreaking: Beberapa pengguna mungkin memodifikasi perangkat mereka dengan me-rooting (untuk Android) atau jailbreaking (untuk iOS) untuk mendapatkan akses ke tingkat sistem yang lebih dalam. Dengan demikian, mereka dapat menginstal perangkat lunak tambahan yang memungkinkan mereka untuk melakukan spoofing GPS dengan lebih efektif.

Penggunaan perangkat lunak tambahan: Ada juga perangkat lunak tambahan yang dapat diinstal pada perangkat yang tidak di-root atau jailbroken yang dapat memungkinkan fake GPS location. Ini biasanya bekerja dengan memanfaatkan kelemahan dalam sistem operasi atau protokol GPS yang digunakan oleh perangkat.

Kemudian, penggunaan fake GPS location dapat memiliki berbagai tujuan, termasuk:

  • Menyembunyikan lokasi sebenarnya dari aplikasi atau layanan tertentu, seperti aplikasi media sosial atau aplikasi kencan online.
  • Mengakses konten yang dibatasi berdasarkan lokasi geografis, seperti menonton streaming video yang hanya tersedia di negara tertentu.
  • Bermain game yang memanfaatkan informasi lokasi, seperti Pokemon GO, dengan memanipulasi lokasi untuk memperoleh keuntungan dalam permainan.

Namun, penting untuk dicatat bahwa penggunaan fake GPS location juga dapat memiliki konsekuensi negatif, terutama dalam hal keamanan dan privasi. Misalnya, menyamar lokasi GPS palsu dapat digunakan untuk memperoleh akses yang tidak sah ke layanan atau informasi yang hanya tersedia di wilayah tertentu.

Oleh karena itu, penggunaan fake GPS location harus dipertimbangkan dengan hati-hati, dan perlu dipahami bahwa itu bisa melanggar syarat penggunaan dari beberapa layanan atau aplikasi.

Baca juga: Apa Saja Definisi, Fungsi, dan Manfaat Sistem Informasi SDM di Perusahaan?

Bagaimana Cara Kerja Fake GPS Location?

Aplikasi Fake GPS Location: Ancaman dan Tips Mengatasinya

Aplikasi fake GPS location adalah perangkat lunak yang memungkinkan pengguna untuk menampilkan lokasi palsu pada perangkat mereka. Cara kerjanya melibatkan memanfaatkan kelemahan dalam sistem navigasi GPS untuk memanipulasi informasi lokasi yang diterima oleh perangkat.

Salah satu teknik yang umum digunakan adalah simulasi lokasi, di mana aplikasi memberikan koordinat GPS palsu kepada perangkat, sehingga membuatnya percaya bahwa pengguna berada di lokasi tertentu.

Selain itu, ada juga teknik spoofing yang melibatkan modifikasi atau penyamaran sinyal GPS yang diterima oleh perangkat. Beberapa aplikasi fake GPS location mungkin memerlukan perangkat yang di-rooting atau jailbroken untuk mendapatkan akses ke tingkat sistem yang lebih dalam.

Meskipun aplikasi ini dapat memiliki berbagai tujuan, penggunaannya juga dapat menimbulkan masalah keamanan dan privasi, dan perlu diperlakukan dengan hati-hati.

Pentingnya Waspada Terhadap Fake GPS Location bagi Perusahaan

Penggunaan fake GPS location dalam konteks kehadiran karyawan, pemantauan perjalanan, dan keamanan data perusahaan dapat menimbulkan beberapa dampak negatif, antara lain:

Kehadiran Karyawan yang Tidak Akurat

Penggunaan fake GPS location dapat mengakibatkan pencatatan kehadiran karyawan yang tidak akurat. Karyawan yang menggunakan fake GPS dapat memanipulasi lokasi mereka sehingga terlihat hadir saat sebenarnya tidak berada di tempat kerja. Hal ini dapat mengganggu perencanaan tenaga kerja dan mengurangi produktivitas.

Pemantauan Perjalanan yang Tidak Dapat Diandalkan

Dalam situasi di mana perusahaan memantau perjalanan karyawan untuk tujuan bisnis, seperti penugasan lapangan atau pengiriman, penggunaan fake GPS location dapat menyebabkan informasi perjalanan yang tidak dapat diandalkan. Hal ini dapat mempengaruhi keputusan manajemen terkait alokasi sumber daya dan pengaturan jadwal.

Keamanan Data yang Rentan

Jika karyawan menggunakan fake GPS location untuk menyembunyikan lokasi sebenarnya saat mengakses atau memproses data perusahaan, hal ini dapat meningkatkan risiko keamanan data. Karyawan yang mengakses data perusahaan dari lokasi yang tidak sah atau tidak aman dapat membuka pintu bagi serangan keamanan atau pencurian data.

Ketidakpatuhan terhadap Kebijakan Perusahaan

Penggunaan fake GPS location oleh karyawan dapat bertentangan dengan kebijakan perusahaan terkait kehadiran, penggunaan teknologi informasi, atau etika kerja. Hal ini dapat menyebabkan ketidakpatuhan dan menimbulkan konsekuensi disiplin atau hukuman bagi karyawan yang melanggar kebijakan tersebut.

Kerugian Reputasi

Jika diketahui bahwa karyawan menggunakan fake GPS location untuk tujuan yang tidak etis atau melanggar kebijakan perusahaan, hal ini dapat merusak reputasi perusahaan di mata karyawan, pelanggan, dan pemangku kepentingan lainnya. Kerugian reputasi dapat berdampak negatif pada citra perusahaan dan kepercayaan masyarakat terhadapnya.

Secara keseluruhan, penggunaan fake GPS location dalam konteks kehadiran karyawan, pemantauan perjalanan, dan keamanan data perusahaan dapat menimbulkan dampak negatif yang signifikan.

Oleh karena itu, perusahaan perlu mengambil langkah-langkah untuk mencegah dan menanggulangi penggunaan fake GPS location, serta mengedukasi karyawan tentang konsekuensi dari tindakan tersebut.

Dampak Negatif Penggunaan Fake GPS

1. Pelanggaran Kebijakan Aplikasi

Menggunakan Fake GPS sering kali bertentangan dengan ketentuan layanan dari berbagai aplikasi, seperti aplikasi ojek online, game berbasis lokasi, atau layanan kehadiran berbasis GPS.

Pengguna yang ketahuan memalsukan lokasi bisa dianggap melakukan manipulasi sistem dan melanggar aturan penggunaan aplikasi. Hal ini dapat berujung pada penangguhan akun, pembatasan fitur, atau bahkan pemblokiran permanen oleh penyedia layanan.

2. Risiko Keamanan

Aplikasi Fake GPS biasanya membutuhkan akses sistem yang dalam untuk mengubah lokasi perangkat, yang dapat membuka celah keamanan. Beberapa aplikasi bahkan mengharuskan pengguna melakukan root atau jailbreak, yang melemahkan pertahanan sistem operasi terhadap malware dan potensi serangan siber.

Selain itu, aplikasi Fake GPS yang tidak resmi bisa membawa risiko spyware atau pencurian data pribadi.

3. Ketidakakuratan Layanan

Layanan berbasis lokasi seperti navigasi, pemetaan, pengantaran barang, hingga pelaporan kehadiran dapat menjadi tidak akurat akibat penggunaan lokasi palsu. Ini bisa mengganggu operasional, menurunkan kualitas layanan, dan menyebabkan ketidakpercayaan dari pihak lain.

Misalnya, dalam konteks kerja jarak jauh, absensi dengan lokasi palsu dapat menimbulkan konflik antara karyawan dan perusahaan.

4. Sanksi dari Penyedia Layanan

Banyak penyedia layanan digital yang secara aktif memantau aktivitas mencurigakan, termasuk penggunaan Fake GPS. Jika terdeteksi, pengguna bisa dikenai sanksi seperti peringatan, pemotongan insentif, denda, atau penangguhan akun.

Dalam kasus tertentu, penggunaan Fake GPS juga dapat diproses secara hukum jika merugikan pihak lain atau melanggar ketentuan perundang-undangan.

Baca juga: 11 Aplikasi Absensi Online Terbaik Untuk Kelola Kehadiran Karyawan

Risiko Hukum dan Etika dalam Penggunaan Aplikasi Fake GPS

Aplikasi Fake GPS Location: Ancaman dan Tips Mengatasinya

1. Pelanggaran Syarat Layanan

Penggunaan Fake GPS sering kali secara eksplisit melanggar syarat dan ketentuan layanan (terms of service) dari berbagai aplikasi, seperti layanan transportasi online, sistem kehadiran digital, hingga aplikasi berbasis peta.

Dalam konteks ini, pelanggaran perjanjian digital antara pengguna dan penyedia layanan dapat menyebabkan pemblokiran akun atau pemutusan hubungan kerja (jika digunakan dalam konteks profesional).

Di Indonesia, perjanjian digital diakui sebagai bentuk kontrak sah sebagaimana diatur dalam UU Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE), sehingga pelanggaran bisa berimplikasi secara hukum maupun perdata.

2. Implikasi Pelanggaran Hukum

Pemanfaatan Fake GPS untuk memalsukan data lokasi dalam konteks kerja, pelayanan publik, atau aktivitas komersial dapat digolongkan sebagai pemalsuan informasi elektronik, yang berpotensi melanggar Pasal 35 UU ITE, yaitu tentang manipulasi data atau informasi elektronik untuk seolah-olah dianggap benar.

Dalam konteks yang lebih serius, seperti memalsukan kehadiran dalam pekerjaan pemerintahan atau sektor publik, pelanggaran ini juga dapat dikaitkan dengan tindak pidana penipuan atau penyalahgunaan wewenang, tergantung konteks dan kerugian yang ditimbulkan. Hukuman bisa berupa denda hingga pidana penjara.

3. Etika Penggunaan

Secara etika, penggunaan Fake GPS mencerminkan tindakan manipulatif dan tidak jujur, yang dapat merusak kepercayaan antara pengguna dengan atasan, klien, atau pihak ketiga. Dalam dunia kerja, ini bisa menciptakan budaya kerja yang tidak sehat dan merugikan rekan kerja lain yang mematuhi aturan.

Etika profesional di Indonesia, baik di sektor swasta maupun pemerintahan, sangat menekankan nilai integritas, transparansi, dan tanggung jawab, sehingga pelanggaran etika ini juga dapat berdampak pada reputasi pribadi maupun organisasi tempat pengguna bekerja.

4. Dampak pada Layanan Penting

Jika Fake GPS digunakan pada aplikasi layanan penting seperti pelaporan bencana, layanan kesehatan darurat, atau sistem distribusi logistik, dampaknya bisa sangat berbahaya. Lokasi palsu dapat menyebabkan keterlambatan respon, penyaluran bantuan yang salah sasaran, atau bahkan kegagalan layanan publik.

Dalam konteks hukum Indonesia, jika kerugian yang ditimbulkan cukup besar atau menyangkut kepentingan umum, pengguna dapat dijerat dengan Pasal 28 UU ITE tentang penyebaran informasi palsu yang menimbulkan kerugian masyarakat atau instansi.

Teknologi Anti Fake GPS Terkini

1. Machine Learning dan AI

Machine Learning (ML) dan Artificial Intelligence (AI) memungkinkan sistem untuk mengenali pola lokasi pengguna dari waktu ke waktu.

Dengan mempelajari kebiasaan pergerakan, kecepatan berpindah, dan perilaku penggunaan aplikasi, AI dapat mendeteksi anomali atau pola yang tidak masuk akal, misalnya lonjakan lokasi yang tidak mungkin dicapai dalam waktu singkat. Jika sistem mendeteksi pola mencurigakan, maka akan dilakukan validasi tambahan atau pemblokiran otomatis.

Teknologi ini sudah banyak diterapkan pada aplikasi ride-hailing, logistik, dan HR berbasis lokasi.

2. Verifikasi Multi-Faktor

Verifikasi multi-faktor (Multi-Factor Authentication/MFA) tidak hanya memeriksa lokasi GPS, tapi juga mencocokkan dengan faktor lain seperti alamat IP, jaringan Wi-Fi, pengenalan wajah, atau data biometrik.

Misalnya, untuk melakukan absensi, sistem akan meminta pengguna untuk mengunggah swafoto dan memverifikasi jaringan Wi-Fi di lokasi kantor. Jika salah satu elemen tidak sesuai, proses akan dibatalkan. Hal ini membuat manipulasi lokasi menjadi jauh lebih sulit.

3. Blockchain untuk Verifikasi Lokasi

Teknologi blockchain menawarkan transparansi dan jejak audit permanen untuk data lokasi. Data lokasi yang dicatat pada blockchain tidak dapat diubah atau dimanipulasi setelah direkam.

Beberapa sistem menggunakan blockchain untuk menyimpan titik lokasi dalam setiap transaksi logistik, perjalanan dinas, atau aktivitas lapangan. Karena sifat desentralisasinya, sistem ini menjamin integritas data dan dapat diverifikasi oleh semua pihak tanpa perlu otoritas pusat.

4. Peningkatan Keamanan Perangkat

Produsen perangkat keras dan pengembang sistem operasi seperti Android dan iOS terus meningkatkan keamanan GPS internal perangkat. Beberapa fitur terbaru memungkinkan sistem untuk mendeteksi apakah sinyal GPS berasal dari sumber palsu (spoofing) atau emulator.

Selain itu, sistem operasi modern juga membatasi akses aplikasi pihak ketiga terhadap sensor lokasi, serta memperketat izin penggunaan GPS melalui notifikasi pengguna secara real-time.

Masa Depan Teknologi Lokasi dan Privasi Terkini

Regulasi Privasi yang Lebih Ketat

Seiring meningkatnya penggunaan data lokasi dalam aplikasi digital, pemerintah di berbagai negara, termasuk Indonesia, mulai memperketat regulasi privasi untuk melindungi data pribadi pengguna.

Undang-Undang Perlindungan Data Pribadi (UU PDP) yang telah disahkan di Indonesia merupakan tonggak penting yang mengatur pengumpulan, pemrosesan, dan penyimpanan data lokasi.

Di masa depan, organisasi dituntut untuk lebih transparan dalam mengelola data lokasi, serta wajib meminta persetujuan eksplisit dari pengguna. Hal ini akan mengurangi praktik penyalahgunaan data dan meningkatkan kepercayaan publik terhadap teknologi digital.

Inovasi dalam Teknologi Privasi

Kemajuan teknologi juga mendorong lahirnya inovasi untuk melindungi privasi pengguna tanpa mengorbankan fungsi layanan berbasis lokasi. Misalnya, teknologi seperti differential privacy memungkinkan perusahaan mengumpulkan data lokasi secara agregat tanpa mengidentifikasi individu secara spesifik.

Selain itu, lokalisasi berbasis edge computing memungkinkan pemrosesan data dilakukan langsung di perangkat pengguna tanpa harus dikirim ke server pusat, sehingga mengurangi risiko pelanggaran data. Inovasi ini diharapkan menjadi standar baru dalam pengembangan aplikasi ke depan.

Peningkatan Kesadaran Pengguna

Masyarakat kini semakin sadar akan pentingnya melindungi data pribadi, termasuk data lokasi. Pengguna mulai lebih selektif dalam memberikan izin lokasi kepada aplikasi dan menuntut kontrol yang lebih besar atas bagaimana data mereka digunakan.

Dalam beberapa tahun ke depan, tren ini akan terus tumbuh, memaksa perusahaan untuk memberikan fitur manajemen privasi yang lebih jelas, mudah digunakan, dan edukatif. Perusahaan yang gagal memenuhi ekspektasi ini kemungkinan akan kehilangan kepercayaan dan loyalitas pelanggan.

Integrasi Teknologi Lokasi yang Lebih Luas

Meski tantangan privasi semakin besar, teknologi lokasi tetap akan berkembang dan diintegrasikan secara lebih luas ke dalam berbagai sektor, seperti transportasi cerdas, logistik, layanan kesehatan, pemasaran berbasis lokasi, hingga manajemen sumber daya manusia.

Penggunaan IoT (Internet of Things) dan 5G akan membuat pelacakan lokasi menjadi lebih akurat dan real-time. Untuk itu, perusahaan perlu menyeimbangkan antara manfaat efisiensi yang ditawarkan teknologi lokasi dengan kewajiban melindungi privasi pengguna.

Baca juga: 11 Panduan Langkah untuk Membangun Departemen SDM yang Efektif

Contoh Aplikasi Fake GPS Location yang Perlu Diwaspadai

Ada begitu banyak aplikasi fake GPS yang digunakan oleh sejumlah kalangan, baik itu untuk bermain game atau menyembunyikan lokasi mereka. Berikut adalah beberapa di antaranya.

1. Fake GPS Location Spoofer

Aplikasi Fake GPS Location Spoofer memiliki dua versi yaitu gratis dan berbayar. Seseorang yang hanya butuh untuk memalsukan lokasi, versi gratisnya sudah lebih dari cukup. Versi gratisnya juga sudah memiliki beragam fitur, meski versi berbayarnya lebih ideal untuk memalsukan lokasi, terutuma jika digunakan untuk game.

2. Fake GPS Location Professional

Fake GPS Location Professional lebih umum digunakan bagi seseorang yang membutuhkan fitur ‘joystick’. Aplikasi ini juga memiliki UI yang sederhana sehingga mudah digunakan. Untuk navigasi yang cepat, pengguna dapat membuat daftar lokasi sehingga dapat mengganti lokasi dengan cepat.

3. Fake GPS

Fake GPS adalah salah aplikasi lainnya yang mudah digunakan karena UI-nya yang sederhana. Fake GPS memungkinkan Anda memalsukan lokasi menggunakan koordinat atau lokasi, menyesuaikan kebutuhan. Namun, aplikasi ini tidak bisa digunakan untuk memalsukan lokasi untuk bermain game, misalnya seperti Pokemon GO.

4. GPS Emulator

GPS Emulator merupakan aplikasi gratis dengan sistem pemetaan yang juga mudah digunakan karena mirip seperti Google Maps.

5. Location Changer

Location Changer memiliki kemampuan ‘multi-point spoofing’ yang memungkinkan Anda dapat memilih lebih dari satu lokasi di peta seakan Anda berjalan ke lokasi tersebut. Aplikasi ini juga dilengkapi dengan fitur joystick. Dengan tampilan yang mirip seperti Google Maps, aplikasi ini mudah digunakan.

6. Fake GPS ByteRev

Aplikasi ini memiliki rating 4,7/5 dan lebih dari 10 juta download, menjadikannya salah satu aplikasi yang banyak digunakan untuk memalsukan koordinat. Sama dengan aplikasi lainnya, Fake GPS ByteRev sangat mudah digunakan untuk berbagai keperluan.

Tips Menghindari Kecurangan Absensi dengan Fake GPS Location

Berikut adalah beberapa tips kepada perusahaan untuk menghindari kecurangan absensi yang disebabkan oleh penggunaan fake GPS location:

Perkuat Kebijakan Kehadiran

Perusahaan harus memiliki kebijakan kehadiran yang jelas dan tegas. Hal ini termasuk menetapkan aturan yang spesifik tentang prosedur pelaporan kehadiran, konsekuensi dari pelanggaran kebijakan, dan tindakan disiplin yang akan diambil terhadap karyawan yang melakukan kecurangan.

Implementasikan Sistem Absensi Online dengan Teknologi GPS

Manfaatkan teknologi canggih untuk memverifikasi lokasi karyawan secara akurat. Misalnya, aplikasi Mekari Talenta dapat menggunakan teknologi GPS yang memungkinkan perusahaan menetapkan area geografis tertentu di mana karyawan harus berada untuk dicatat kehadirannya.

Ditambah lagi, fitur Mekari Talenta memiliki pencatatan waktu otomatis yang terintegrasi dengan teknologi GPS yang dapat memantau dan mencatat kehadiran karyawan secara real-time. Hal ini dapat mengurangi risiko manipulasi data kehadiran oleh karyawan karena ketika melakukan absensi, mereka harus melakukan selfie.

Lakukan Audit Rutin

Lakukan audit rutin terhadap data kehadiran untuk mendeteksi pola atau anomali yang mencurigakan. Perhatikan pola kehadiran yang tidak konsisten atau lokasi yang tidak masuk akal yang mungkin menandakan adanya kecurangan.

Meningkatkan Kesadaran Karyawan

Tingkatkan kesadaran karyawan tentang pentingnya kehadiran yang jujur ​​dan konsekuensi dari kecurangan. Sediakan pelatihan atau informasi tentang kebijakan kehadiran perusahaan, risiko kecurangan, dan dampak negatifnya terhadap reputasi perusahaan dan hubungan kerja.

Berikan Insentif untuk Kehadiran yang Jujur

Berikan insentif atau penghargaan kepada karyawan yang mematuhi kebijakan kehadiran dengan jujur. Ini dapat menciptakan budaya kerja yang positif dan mendorong karyawan untuk tetap berkomitmen pada kehadiran yang jujur ​​dan akurat.

Pertanyaan Tentang Deteksi Lokasi di Aplikasi HCM

Bagaimana cara kerja aplikasi anti-fake GPS?

Aplikasi anti-fake GPS dirancang untuk mendeteksi manipulasi lokasi palsu yang dilakukan melalui aplikasi pihak ketiga. Cara kerjanya biasanya melibatkan beberapa pendekatan teknis seperti:

  • Validasi lokasi asli perangkat menggunakan data dari GPS, Wi-Fi, dan jaringan seluler untuk mencocokkan keakuratan.
  • Mendeteksi aplikasi fake GPS yang terinstal pada perangkat dan memberi peringatan atau memblokir penggunaan aplikasi.
  • Integrasi dengan Play Integrity API atau SafetyNet API dari Google, yang membantu mengidentifikasi apakah perangkat telah di-root atau dimodifikasi untuk memungkinkan pemalsuan lokasi.

Dengan metode ini, aplikasi dapat mengidentifikasi anomali dan mencegah pencatatan kehadiran atau aktivitas berbasis lokasi yang tidak sah.

Apakah Aplikasi Mekari Talenta sudah mengantisipasi fake GPS?

Ya, Mekari Talenta telah mengantisipasi penggunaan fake GPS melalui beberapa fitur keamanan yang dirancang untuk meningkatkan akurasi dan validitas data lokasi. Di antaranya:

  • Deteksi otomatis penggunaan aplikasi fake GPS dan sistem yang menolak absensi jika sumber lokasi terindikasi tidak valid.
  • Penggunaan kombinasi data lokasi seperti GPS, Wi-Fi, dan jaringan seluler untuk verifikasi yang lebih akurat.
  • Integrasi sistem keamanan perangkat yang mengikuti standar Google untuk mencegah manipulasi dari aplikasi pihak ketiga.

Langkah-langkah ini bertujuan untuk memastikan bahwa data absensi dan aktivitas karyawan tercatat secara akurat dan tidak dapat dimanipulasi, khususnya dalam sistem kerja hybrid atau remote.

Apakah Anda pernah mengalami kendala aplikasi?

Pertanyaan ini biasanya ditujukan sebagai bentuk evaluasi dan umpan balik dari pengguna. Dalam konteks aplikasi HCM seperti Mekari Talenta, kendala yang mungkin pernah dialami bisa meliputi:

  • Gagal deteksi lokasi meski pengguna berada di titik yang benar (biasanya karena gangguan sinyal GPS atau pembatasan izin lokasi).
  • Kesulitan login atau aplikasi tidak merespons dengan baik di perangkat tertentu.
  • Delay atau kegagalan saat melakukan proses absensi melalui mobile.

Namun, Mekari Talenta secara aktif melakukan pembaruan sistem dan perbaikan berkala untuk meningkatkan performa aplikasi. Jika pengguna mengalami kendala, disarankan segera menghubungi tim support atau menggunakan fitur bantuan langsung di aplikasi agar dapat ditindaklanjuti dengan cepat.

Dengan menerapkan tips-tips ini, perusahaan dapat mengurangi risiko kecurangan absensi yang disebabkan oleh penggunaan fake GPS location dan menciptakan lingkungan kerja yang jujur ​​dan terpercaya.

Itulah tadi beberapa penjelasan mengenai fake GPS. Agar hal ini bisa diminimalisir, Anda bisa menggunakan software Mekari Talenta untuk mengatur sistem absensi di perusahaan agar tidak dapat dicurangi dengan fake GPS.

Konsultasi bersama tim sales kami untuk mendiskusikan kebutuhan HR lainnya dan coba gratis demo aplikasi Mekari Talenta sekarang juga.

Talenta.co

Image
Jordhi Farhansyah Penulis
Penulis yang selama 2 tahun terakhir fokus memproduksi konten seputar HR dan bisnis. Selain menulis, sehari-hari Jordhi juga aktif merawat hobinya di bidang fotografi analog.
Image Mekari Talenta
Rizki Hesananda, M.Kom

Rizki Hesananda, M.Kom, adalah seorang peneliti, software engineer, dan pengajar berdedikasi di bidang Teknologi Informasi. Berasal dari Banyumas dan kini berdomisili di Jakarta, Rizki memulai karirnya setelah meraih gelar Sarjana Ilmu Komputer dari STIKom Yos Sudarso pada tahun 2014, disusul gelar Master dari Universitas Budiluhur pada tahun 2017.

WhatsApp Hubungi sales