HR Planning 6 min read

Talent Shortage: Penyebab, Dampak, dan Solusi Kekurangan Talenta

Tayang
20 Feb, 2025
Diperbarui
24 Februari 2025
Di tulis oleh:
Foto profil Jordhi Farhansyah
Jordhi Farhansyah
Highlights
  • Talent shortage adalah kondisi di mana perusahaan mengalami kesulitan dalam menemukan tenaga kerja dengan keterampilan yang sesuai untuk mengisi posisi tertentu.
  • Indonesia saat ini menghadapi krisis kekurangan talenta digital yang signifikan.
  • Beberapa langkah yang bisa dilakukan dalam menangani talent shortage adalah penyesuaian kompensasi dan fleksibilitas kerja

Highlights

Talent shortage merupakan sebuah kondisi yang cukup umum terjadi ketika perusahaan kesulitan mencari karyawan yang berkualitas. Banyak perusahaan yang menemukan masalah dalam mencari dan mempertahankan talenta terbaik yang menyesuaikan kebutuhan.

Lalu apa penyebab talent shortage dan bagaimana solusinya? Simak selengkapnya di artikel berikut ini.

Mekari Talenta adalah Software HR terautomasi untuk selesaikan administrasi HR

Apa Itu Talent Shortage?

Talent shortage adalah kondisi di mana perusahaan mengalami kesulitan dalam menemukan tenaga kerja dengan keterampilan yang sesuai untuk mengisi posisi tertentu.

Kekurangan ini bisa terjadi karena ketidakseimbangan antara permintaan dan ketersediaan tenaga kerja yang memiliki keterampilan relevan, perubahan teknologi yang lebih cepat dibandingkan dengan kesiapan tenaga kerja, atau kurangnya pelatihan yang sesuai dengan kebutuhan industri.

Akibatnya, banyak perusahaan harus bersaing ketat untuk mendapatkan talenta terbaik, yang sering kali berujung pada peningkatan biaya rekrutmen dan gaji.

Di Indonesia, fenomena talent shortage menjadi perhatian utama, terutama di sektor teknologi, manufaktur, dan keuangan.

Perkembangan pesat dalam digitalisasi dan industri berbasis teknologi telah menciptakan banyak permintaan akan tenaga kerja dengan keahlian digital, seperti data science, artificial intelligence (AI), dan cybersecurity.

Namun, jumlah profesional yang memiliki keterampilan ini masih terbatas, sehingga banyak perusahaan kesulitan untuk menemukan kandidat yang sesuai.

Selain itu, gap antara pendidikan formal dan kebutuhan industri juga berkontribusi terhadap masalah ini, di mana lulusan baru sering kali memerlukan pelatihan tambahan sebelum siap terjun ke dunia kerja.

Dalam konteks perekonomian Indonesia, talent shortage bisa berdampak negatif pada produktivitas dan pertumbuhan bisnis.

Perusahaan yang tidak dapat menemukan tenaga kerja dengan keterampilan yang diperlukan mungkin mengalami keterlambatan dalam proyek, kehilangan peluang bisnis, atau harus mengalokasikan sumber daya tambahan untuk pelatihan internal.

Oleh karena itu, penting bagi pemerintah, institusi pendidikan, dan perusahaan untuk bekerja sama dalam mengembangkan program pelatihan dan pendidikan yang dapat menjembatani kesenjangan keterampilan, sehingga Indonesia dapat terus bersaing dalam ekonomi global yang semakin berbasis teknologi dan inovasi.

Penyebab Kekurangan Talenta

Talent Shortage: Penyebab, Dampak, dan Solusi Kekurangan Talenta

Perubahan Demografis (Misalnya, Pensiun Generasi Baby Boomer)

Salah satu faktor utama yang menyebabkan talent shortage adalah perubahan demografis dalam tenaga kerja. Banyak negara, termasuk Indonesia, menghadapi tantangan akibat pensiunnya generasi baby boomer (kelahiran 1946-1964) yang sebelumnya mendominasi pasar tenaga kerja.

Ketika kelompok ini pensiun, mereka meninggalkan kekosongan dalam posisi manajerial dan teknis yang sulit diisi oleh generasi yang lebih muda. Hal ini terjadi karena pengalaman dan keahlian mereka tidak dapat dengan mudah digantikan dalam waktu singkat, sehingga menciptakan kesenjangan keterampilan di berbagai sektor industri.

Keterampilan yang Tidak Sesuai dengan Kebutuhan Industri

Salah satu penyebab utama talent shortage adalah adanya ketidaksesuaian antara keterampilan tenaga kerja yang tersedia dan kebutuhan industri. Banyak lulusan perguruan tinggi yang memasuki dunia kerja, tetapi tidak memiliki keterampilan teknis atau digital yang dibutuhkan oleh perusahaan.

Misalnya, di sektor teknologi, perusahaan mencari kandidat dengan keahlian dalam data science, kecerdasan buatan (AI), dan keamanan siber, tetapi jumlah tenaga kerja dengan keterampilan ini masih sangat terbatas. Kesenjangan ini semakin melebar karena kurikulum pendidikan formal sering kali tidak mampu mengikuti perkembangan teknologi yang cepat.

Pertumbuhan Industri yang Lebih Cepat daripada Jumlah Tenaga Kerja yang Tersedia

Beberapa industri mengalami pertumbuhan yang sangat pesat, tetapi jumlah tenaga kerja yang siap bekerja di bidang tersebut masih terbatas. Misalnya, sektor teknologi, manufaktur, dan keuangan digital berkembang pesat di Indonesia, tetapi peningkatan jumlah tenaga kerja dengan keterampilan yang sesuai tidak secepat pertumbuhan industri itu sendiri.

Hal ini membuat perusahaan harus berkompetisi untuk menarik dan mempertahankan talenta terbaik, yang pada akhirnya bisa menyebabkan peningkatan biaya rekrutmen dan gaji. Selain itu, banyak perusahaan juga harus berinvestasi dalam program pelatihan internal untuk mengembangkan keterampilan karyawan agar sesuai dengan kebutuhan mereka.

Baca juga: Apa Itu Management By Objectives (MBO)? Penjelasan, Tahapan, dan Contoh Penerapannya

Dampak Kekurangan Talenta (Talent Shortage)

1. Keterlambatan dalam Proyek dan Pengembangan Produk

Ketika perusahaan kesulitan menemukan tenaga kerja dengan keterampilan yang sesuai, banyak proyek bisnis yang mengalami penundaan. Hal ini terutama terlihat di industri teknologi, manufaktur, dan konstruksi, di mana keahlian teknis sangat dibutuhkan.

Kekurangan tenaga kerja yang terampil dapat menghambat proses inovasi dan pengembangan produk baru, yang pada akhirnya membuat perusahaan kehilangan peluang pasar dan tertinggal dari pesaing.

2. Meningkatnya Biaya Perekrutan dan Pelatihan

Talent shortage juga berdampak langsung pada biaya operasional perusahaan, terutama dalam hal rekrutmen dan pelatihan. Karena jumlah talenta berkualitas terbatas, perusahaan harus menawarkan gaji lebih tinggi dan berbagai insentif tambahan untuk menarik kandidat terbaik.

Selain itu, banyak organisasi harus mengalokasikan anggaran tambahan untuk program pelatihan dan pengembangan keterampilan guna meningkatkan kompetensi karyawan yang sudah ada. Hal ini tentu saja membebani keuangan perusahaan, terutama bagi bisnis yang sedang berkembang.

3. Penurunan Produktivitas dan Daya Saing

Kekurangan tenaga kerja yang memiliki keterampilan yang tepat dapat menyebabkan beban kerja berlebihan bagi karyawan yang ada, yang akhirnya berdampak pada penurunan produktivitas.

Karyawan yang kelelahan karena harus mengisi kekosongan tenaga kerja bisa mengalami burnout, yang berdampak pada tingkat retensi yang lebih rendah.

Selain itu, perusahaan yang tidak mampu mengisi posisi strategis dengan cepat akan kesulitan bersaing di pasar global, sehingga daya saing mereka menurun dibandingkan dengan kompetitor yang memiliki tim yang lebih lengkap dan kompeten.

Baca juga: 9 Tantangan Rekrutmen di Tahun Ini dan Solusi untuk Mengatasinya

Solusi untuk Mengatasi Kekurangan Talenta

1. Pelatihan dan Pengembangan Keterampilan

Salah satu solusi utama dalam menghadapi talent shortage adalah meningkatkan keterampilan tenaga kerja yang sudah ada. Perusahaan dapat mengadakan program pelatihan internal, workshop, dan sertifikasi untuk memastikan karyawan mereka memiliki keterampilan yang sesuai dengan kebutuhan industri.

Selain itu, investasi dalam program upskilling dan reskilling memungkinkan perusahaan untuk mengembangkan bakat dari dalam organisasi, mengurangi ketergantungan pada perekrutan eksternal, serta meningkatkan loyalitas karyawan.

2. Strategi Perekrutan yang Inovatif

Pendekatan rekrutmen yang lebih kreatif dan fleksibel dapat membantu perusahaan menemukan kandidat potensial meskipun jumlah talenta yang tersedia terbatas.

Strategi ini bisa mencakup perekrutan berbasis kompetensi, memperluas pencarian talenta ke berbagai wilayah atau negara, serta menawarkan fleksibilitas kerja seperti sistem kerja hybrid atau remote.

Selain itu, perusahaan juga dapat memanfaatkan teknologi, seperti kecerdasan buatan dan big data, untuk mempercepat proses rekrutmen dan menemukan kandidat yang paling cocok berdasarkan analisis mendalam.

3. Kerjasama antara Perusahaan dan Institusi Pendidikan

Membangun hubungan erat antara perusahaan dan institusi pendidikan, seperti universitas atau lembaga pelatihan kejuruan, dapat membantu menciptakan tenaga kerja yang siap industri.

Program magang, kerja sama penelitian, dan kurikulum yang selaras dengan kebutuhan pasar tenaga kerja dapat memastikan lulusan memiliki keterampilan yang relevan dengan dunia kerja.

Dengan cara ini, perusahaan tidak hanya mendapatkan akses ke talenta muda yang potensial tetapi juga berkontribusi dalam menciptakan ekosistem tenaga kerja yang lebih kuat dan berkelanjutan.

Tren dan Data Terkini

Statistik Terbaru tentang Kekurangan Talenta di Berbagai Sektor

Indonesia saat ini menghadapi krisis kekurangan talenta digital yang signifikan. Pada tahun 2024, kebutuhan akan talenta digital diperkirakan mencapai 10 juta orang, namun pasokan yang tersedia hanya sekitar 6 juta, sehingga terdapat defisit sebesar 4 juta talenta digital.

Kesenjangan ini terutama dirasakan di sektor teknologi informasi dan komunikasi (TIK), di mana Kementerian Ketenagakerjaan memprediksi kebutuhan tenaga kerja di sektor ini akan terus meningkat hingga mencapai 1,97 juta tenaga kerja pada tahun 2025.

Selain itu, sektor perlindungan data juga mengalami kekurangan jutaan talenta digital, khususnya ahli perlindungan data, yang sangat dibutuhkan seiring dengan meningkatnya transformasi digital di berbagai sektor.

Baca juga: HR Scorecard: Pengertian, Manfaat, dan Cara Membuatnya

Prediksi Masa Depan terkait Kebutuhan Tenaga Kerja

Melihat tren global, World Economic Forum memproyeksikan adanya pertumbuhan sebesar 78 juta pekerjaan baru secara global antara tahun 2025 hingga 2030. Pertumbuhan ini didorong oleh kemajuan teknologi, otomatisasi, dan transisi menuju energi terbarukan.

Di Indonesia, transformasi digital yang pesat menuntut peningkatan jumlah talenta digital. Namun, dengan pasokan talenta digital yang saat ini hanya sekitar 2,4 juta per tahun, Indonesia diproyeksikan masih akan kekurangan sekitar 3 juta talenta digital hingga tahun 2030.

Oleh karena itu, diperlukan upaya kolaboratif antara pemerintah, institusi pendidikan, dan sektor industri untuk mengatasi kesenjangan ini melalui peningkatan akses pendidikan digital dan pelatihan keterampilan yang relevan.

Studi Kasus Talent Shortage di Beberapa Negara

  • Costco dan Bank of America: Kedua perusahaan ini menghadapi tantangan kekurangan tenaga kerja dengan menaikkan upah minimum yang mereka tawarkan. Langkah ini bertujuan untuk menarik lebih banyak kandidat potensial dan mempertahankan karyawan yang sudah ada.
  • McDonald’s dan Amazon: Untuk mengatasi kesulitan dalam perekrutan, perusahaan-perusahaan ini meningkatkan upah dan menawarkan bonus perekrutan yang signifikan. Strategi ini membantu mereka menarik tenaga kerja di tengah persaingan ketat dalam pasar kerja.

Pelajaran yang Dapat Diambil dari Strategi Mereka

  • Penyesuaian Kompensasi dan Tunjangan
    Menaikkan upah dan menawarkan bonus perekrutan dapat menjadi insentif efektif untuk menarik dan mempertahankan talenta berkualitas.
  • Fleksibilitas dalam Kebijakan Kerja
    Menawarkan fleksibilitas, seperti opsi kerja jarak jauh atau jam kerja yang fleksibel, dapat meningkatkan daya tarik perusahaan bagi calon karyawan.
  • Pengembangan Karyawan Internal
    Investasi dalam pelatihan dan pengembangan karyawan yang sudah ada membantu mengisi kekosongan keterampilan dan mempersiapkan mereka untuk peran yang lebih tinggi.
  • Kolaborasi dengan Institusi Pendidikan
    Bekerja sama dengan universitas dan lembaga pendidikan lainnya untuk mengembangkan kurikulum yang sesuai dengan kebutuhan industri dapat memastikan aliran talenta yang siap kerja.

Itulah tadi beberapa penjelasan mengenai talent shortage. Nah, dengan menerapkan strategi-strategi tersebut, perusahaan dapat lebih efektif mengatasi tantangan kekurangan talenta dan membangun tenaga kerja yang kompeten serta loyal.

Kemudian bagi Anda yang ingin mengelola SDM agar lebih efisien, Anda bisa mencoba Mekari Talenta. Mekari Talenta adalah software HRIS berbasis cloud yang membantu perusahaan dalam mengelola sumber daya manusia dengan lebih efisien.

Dengan fitur seperti penggajian otomatis, manajemen absensi, pengukuran performa karyawan, dan perekrutan karyawan, Mekari Talenta memungkinkan HR untuk menghemat waktu dan fokus pada pengembangan karyawan.

Gunakan Mekari Talenta untuk menyederhanakan proses HR dan meningkatkan produktivitas tim Anda. Coba demo gratis sekarang dan rasakan kemudahannya.

Referensi:

Katadata, RI Krisis Talenta, Alami Defisit 4 Juta dari Target 10 Juta

World Economic Forum, The Future of Jobs Report 2025

Kompas.com, Indonesia Kekurangan Talenta Digital

Seberapa bermanfaat postingan ini untuk Anda?

Beri penilaian Anda dengan bintang di bawah ini!

Rating rata-rata / 5. Jumlah Voting:

Belum ada penilaian sejauh ini! Jadilah yang pertama menilai artikel ini.

Image
Jordhi Farhansyah Penulis
Penulis yang selama 2 tahun terakhir fokus memproduksi konten seputar HR dan bisnis. Selain menulis, sehari-hari Jordhi juga aktif merawat hobinya di bidang fotografi analog.
WhatsApp Hubungi sales