HR Planning 8 min read

9 Tantangan Utama HR di Industri Manufaktur dan Solusinya

By EmanuellePublished 03 Jul, 2023 Diperbarui 20 Maret 2024

Industri manufaktur merupakan salah satu pilar utama dalam perekonomian global, termasuk di dalamnya industri manufaktur di Indonesia. Namun, seiring dengan perkembangan teknologi dan perubahan dalam tuntutan pasar, industri ini menghadapi sejumlah tantangan yang signifikan dalam hal manajemen Sumber Daya Manusia (SDM). Dalam tulisan ini, kita akan mengeksplorasi lebih dalam mengenai 9 tantangan utama yang dihadapi oleh departemen SDM di industri manufaktur.

Insight Talenta akan mengulas 4 tantangan utama HR atau HRD pada Industri Manufaktur dan bagaimana solusinya untuk menghadapi tantangan tersebut. Simak ya!

1. Kekurangan Tenaga Kerja

Tantangan utama yang dihadapi oleh industri manufaktur, baik di Indonesia maupun di seluruh dunia, adalah kekurangan tenaga kerja yang berkualitas. Beberapa faktor berkontribusi pada masalah ini:

a. Kurangnya Lulusan STEM (Science, Technology, Engineering, and Mathematics)

Industri manufaktur membutuhkan banyak tenaga kerja yang memiliki latar belakang pendidikan di bidang STEM. Namun, masih kurangnya lulusan di bidang ini membuat sulit untuk memenuhi kebutuhan tenaga kerja yang berkualitas.

b. Reputasi Buruk tentang Tempat Kerja

Beberapa perusahaan manufaktur masih memiliki reputasi lama sebagai tempat kerja yang tidak aman, bersih, atau progresif. Ini dapat menghalangi individu untuk memilih karir di sektor manufaktur.

c. Persepsi Gaji Rendah

Beberapa generasi muda memiliki persepsi bahwa sektor manufaktur tidak menawarkan gaji yang kompetitif, inovasi, dan kecanggihan seperti industri lainnya. Ini dapat mengurangi minat mereka untuk bekerja di industri manufaktur.

Kekurangan tenaga kerja berkualitas ini adalah masalah yang mendesak. Dalam beberapa tahun ke depan, sekitar seperempat pekerja berketerampilan di industri manufaktur diperkirakan akan pensiun. Ini akan meninggalkan kekosongan besar yang harus diisi oleh SDM.

Strategi Menghadapi Kekurangan Tenaga Kerja

Untuk mengatasi masalah ini, departemen SDM di industri manufaktur harus menjalankan strategi rekrutmen yang lebih proaktif. Ini termasuk menjalin hubungan dengan lembaga pendidikan dan pelatihan untuk memastikan bahwa tenaga kerja yang tersedia memiliki keterampilan yang sesuai dengan kebutuhan industri.

Selain itu, perusahaan perlu memberikan pelatihan internal secara rutin kepada karyawan yang sudah ada untuk meningkatkan keterampilan mereka. Ini dapat membantu mengisi kekosongan yang ada dan meningkatkan produktivitas tenaga kerja yang ada.

Baca Juga : Perkembangan Bisnis Manufaktur di Indonesia & Cara Mengelolanya

2. Tantangan dalam Rekrutmen

Tantangan kedua adalah proses rekrutmen yang sulit. Mengidentifikasi dan merekrut tenaga kerja berkualitas di industri manufaktur seringkali lebih rumit dibandingkan dengan sektor lain. Beberapa faktor yang mempengaruhi tantangan rekrutmen ini adalah:

a. Kekhususan Posisi Manufaktur

Banyak posisi di industri manufaktur memiliki kekhususan tertentu. Sebagai contoh, insinyur manufaktur sering memiliki keahlian yang sangat spesifik. Ini membuat jumlah kandidat yang memenuhi syarat menjadi terbatas.

b. Anggaran Rekrutmen yang Terbatas

Beberapa perusahaan manufaktur mungkin memiliki anggaran rekrutmen yang terbatas, yang dapat membatasi kemampuan mereka untuk mencari dan menarik tenaga kerja berkualitas.

c. Kurangnya Penekanan pada Rekrutmen Perguruan Tinggi

Kurangnya penekanan pada rekrutmen di perguruan tinggi membuat kurangnya lulusan yang siap untuk bekerja di industri manufaktur.

d. Perubahan dalam Kurikulum Pendidikan

Perubahan dalam kurikulum pendidikan juga dapat mempengaruhi ketersediaan tenaga kerja berkualitas. Jika kurikulum tidak sejalan dengan kebutuhan industri, maka lulusan mungkin tidak memiliki keterampilan yang diperlukan.

Baca Juga: Cara Mengatasi Tantangan Perusahaan Manufaktur di Indonesia

Strategi Menghadapi Tantangan Rekrutmen

Untuk mengatasi tantangan rekrutmen ini, perusahaan manufaktur harus lebih proaktif dalam mencari kandidat yang berkualitas. Ini mungkin melibatkan lebih banyak upaya dalam beriklan untuk posisi yang terbuka, menjalin hubungan dengan perguruan tinggi dan lembaga pendidikan, serta mengeksplorasi cara-cara inovatif untuk menarik kandidat yang potensial.

Tidak jarang posisi yang kosong di industri manufaktur menjadi sangat terspesialisasi, sehingga membatasi ruang lingkup potensi penempatan pegawai di tempat kerja.

Keterbatasan anggaran perusahaan dan kurangnya kesesuaian antara ilmu yang didapat di sekolah dengan yang dibutuhkan di dunia kerja menambah masalah dan membuat kebutuhan tersebut semakin sulit untuk diisi.

Jika Anda adalah bagian personalia dari perusahaan manufaktur, Anda sebaiknya menggunakan Solusi HRIS dari aplikasi Mekari Talenta. Melalui fitur tersebut Anda dapat melakukan proses analisis kebutuhan pegawai dan memantau proses rekrutmen secara online.

Baik, Saya Mau Coba Talenta Sekarang!

Perusahaan manufaktur perlu beradaptasi jika mereka ingin bersaing dengan industri lain untuk mendapatkan kesuksesan.

Selain Anda juga perlu mengembangkan terobosan-terobosan ke sekolah atau kampus untuk menjangkau talent-talent yang memiliki potensi.

Baca Juga : Tren Rekrutmen Terkini HR Perusahaan Manufaktur

3. Retensi dan Atrisi

Tantangan selanjutnya adalah retensi karyawan. Meskipun berhasil merekrut tenaga kerja berkualitas, mempertahankannya dalam jangka panjang sering kali merupakan masalah.

a. Tingginya Turnover

Industri manufaktur memiliki tingkat turnover yang tinggi karena karyawan sering mencari peluang baru yang menjanjikan atau lebih menarik. Kehilangan karyawan berpengalaman dapat merugikan produktivitas dan keahlian perusahaan.

b. Kurangnya Investasi dalam Pertumbuhan Karyawan

Beberapa perusahaan mungkin tidak memberikan cukup investasi dalam pertumbuhan dan pengembangan karyawan mereka. Ini dapat membuat karyawan merasa stagnan dan tidak termotivasi untuk tinggal.

c. Persepsi tentang Paket Gaji

Persepsi karyawan tentang paket gaji dan tunjangan juga dapat mempengaruhi tingkat retensi. Jika karyawan merasa bahwa gaji dan tunjangan mereka tidak memadai, mereka mungkin mencari kesempatan lain.

Strategi Menghadapi Retensi dan Atrisi

Untuk mengatasi masalah retensi dan atrisi, perusahaan perlu memberikan insentif yang kuat kepada karyawan untuk tetap tinggal. Ini mungkin melibatkan peningkatan gaji, tunjangan, atau kesempatan untuk pertumbuhan dan pengembangan.

Selain itu, perusahaan harus menciptakan lingkungan kerja yang positif dan mendukung di mana karyawan merasa dihargai dan memiliki peluang untuk berkembang. Ini termasuk investasi dalam pelatihan dan pengembangan yang terus-menerus.

Baca Juga: 7 Tantangan Manajemen Kinerja dan Cara Mengatasinya

4. Pendidikan dan Pelatihan di Industri Manufaktur

Menciptakan lingkungan kerja dimana pegawai diperlengkapi untuk menangani tantangan industri adalah hal yang sangat penting dalam mengurangi turnover dan mempertahankan talenta terbaik.

Salah satu hal yang dapat Anda lakukan adalah dengan memberikan pelatihan dan pengembangan berkelanjutan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) di perusahaan.

Menetapkan jalur pengembangan pribadi dan profesional yang jelas serta berorientasi pada tujuan akan memungkinkan perusahaan dalam industri manufaktur meningkatkan kepuasan kerja dan keterlibatan pegawai.

Kedua hal ini akan meningkatkan kinerja dan produktivitas perusahaan secara umum.

Baca Juga : 5 Software Wajib Perusahaan Manufaktur Untuk Hadapi Era 4.0

5. Tidak Gunakan Teknologi Seperti Aplikasi Mekari Talenta

Kesimpulannya, industri manufaktur berkembang dengan cepat, dengan beberapa tanda melambat dalam waktu dekat.

Jika pengusaha ingin memenuhi permintaan pasar dan bersaing secara global di pasar kerja, mereka harus fokus untuk beradaptasi dengan tempat kerja yang berubah dan mengadopsi strategi HR kreatif untuk mengatasi tantangan industri yang unik saat ini.

Salah satu langkah yang dapat diambil adalah menggunakan aplikasi HRIS online seperti Talenta, yang akan menyederhanakan proses administrasi di perusahaan Anda dan membuat pengambilan keputusan HR di Perusahaan semakin efektif dan akurat.

6. Rendahnya Keterlibatan Karyawan

Tingkat keterlibatan karyawan yang rendah adalah tantangan serius dalam industri manufaktur. Dengan hanya 25% tingkat keterlibatan kerja, industri ini berada di bawah rata-rata nasional.

Strategi Menghadapi Rendahnya Keterlibatan Karyawan

Untuk mengatasi masalah keterlibatan karyawan yang rendah, perusahaan perlu fokus pada membangun lingkungan kerja yang menarik dan mendukung. Ini termasuk komunikasi yang lebih baik antara manajemen dan karyawan, investasi dalam pelatihan dan pengembangan, dan memberikan penghargaan yang sesuai atas kinerja yang baik.

Baca Juga: 12 Pelatihan Wajib Untuk Meningkatkan Skill Karyawan

7. Persaingan Global

Industri manufaktur sekarang harus bersaing di pasar global. Ini menempatkan tekanan tambahan pada departemen SDM untuk memastikan bahwa perusahaan memiliki talenta yang dibutuhkan untuk tetap kompetitif.

Strategi Menghadapi Persaingan Global

Untuk menghadapi persaingan global, perusahaan manufaktur harus lebih proaktif dalam mencari dan menarik talenta dari berbagai negara. Ini mungkin melibatkan program rekrutmen internasional dan kerjasama dengan lembaga pendidikan di luar negeri.

8. Pelatihan dan Pengembangan

Terakhir, tetapi tidak kalah pentingnya, adalah masalah pelatihan dan pengembangan. Industri manufaktur harus memastikan bahwa karyawan mereka selalu memiliki keterampilan terkini dan siap menghadapi perubahan dalam industri ini.

Strategi Menghadapi Pelatihan dan Pengembangan

Departemen SDM harus mengidentifikasi kebutuhan pelatihan yang tepat dan menyediakan program pelatihan yang sesuai. Ini termasuk pelatihan teknis untuk meningkatkan keterampilan kerja dan pelatihan pengembangan pribadi untuk memotivasi karyawan.

Baca Juga: Cari Tren rekrutmen HR Terbaru, Perhatikan Fenomena Ini!

9. Tidak Terapkan Strategi Terbaik Mengatasi Tantangan Manufaktur Ini

Industri manufaktur adalah tulang punggung perekonomian global, dan tidak terkecuali bagi Indonesia.

Meskipun menjadi motor penggerak pertumbuhan ekonomi, industri ini tidak luput dari sejumlah tantangan serius yang menghadirkan dampak pada pengelolaan Sumber Daya Manusia (SDM).

Dalam topik ini, blog Mekari Talenta akan menjelajahi enam strategi yang dapat diadopsi untuk mengatasi tantangan yang dihadapi oleh industri manufaktur.

1. Solusi Kekurangan Tenaga Kerja: Menarik Generasi Milenial

Perusahaan manufaktur perlu memberikan penekanan khusus pada perekrutan generasi milenial. Generasi ini seringkali dianggap memiliki keterampilan dan pengetahuan teknologi yang berharga.

Namun, ironisnya, mereka cenderung memilih industri lain ketimbang manufaktur. Generasi milenial seringkali menstereotipkan sektor manufaktur sebagai karier yang lambat, usang, dan tidak sesuai dengan minat mereka yang cenderung mengarah ke teknologi yang lebih modern.

Untuk mengatasi hal ini, perusahaan perlu merubah persepsi generasi milenial mengenai industri manufaktur. Salah satu caranya adalah mengkomunikasikan gambaran yang akurat tentang manufaktur modern.

Industri manufaktur sebenarnya adalah salah satu yang terdepan dalam penggunaan teknologi. Menggunakan teknologi seperti Realitas Virtual (VR) pada pameran karir dan konvensi dapat memberikan pengalaman langsung kepada generasi milenial mengenai inovasi dan teknologi yang telah diterapkan di sektor ini.

Selain itu, perusahaan dapat berkolaborasi dengan institusi pendidikan untuk memperkenalkan program magang dan pelatihan yang menarik bagi generasi milenial. Hal ini akan memberi mereka peluang untuk merasakan manufaktur modern dan mengejar karier yang sesuai dengan minat teknologi mereka.

2. Solusi Tantangan Rekrutmen: Sederhanakan Proses Rekrutmen

Proses rekrutmen dalam industri manufaktur harus lebih tangkas dan fleksibel. Kesederhanaan dalam proses ini akan memungkinkan perusahaan untuk beradaptasi dengan cepat menghadapi perubahan kebutuhan tenaga kerja yang dapat memengaruhi produktivitas secara keseluruhan.

Perekrutan yang lambat dan berlarut-larut dapat menyebabkan kandidat kehilangan minat. Mereka mungkin akan merasa frustrasi dengan prosedur yang rumit dan panjang, sehingga akhirnya memilih untuk mencari pekerjaan di industri lain. Ini akan menciptakan tantangan SDM yang lebih besar.

Teknologi dapat menjadi sekutu berharga dalam mengatasi tantangan rekrutmen ini. Integrasi teknologi seperti aplikasi rekrutmen dan analisis data dalam proses rekrutmen dapat menghemat waktu dan upaya. Perusahaan dapat memanfaatkan survei umpan balik yang diberikan oleh karyawan baru untuk terus memperbaiki proses rekrutmen mereka.

3. Solusi Retensi dan Atrisi: Pemberdayaan Karyawan

Untuk mencapai pertumbuhan dan produktivitas yang berkelanjutan, industri manufaktur harus memperhatikan angkatan kerja saat ini. Pemberdayaan karyawan adalah kunci. Ini berarti mendengarkan suara kolektif mereka, menerima masukan, dan bertindak sesuai dengan saran-saran yang diberikan.

Umpan balik dari karyawan adalah komponen penting dalam konsep ini. Perbaikan terus-menerus dalam siklus hidup karyawan harus dilakukan dengan memasukkan ide dan pendapat karyawan dalam kebijakan dan prosedur perusahaan. Ketika manajemen mengambil tindakan yang didasarkan pada umpan balik karyawan, karyawan akan merasa dihargai dan memiliki kepuasan kerja yang lebih besar.

Pemberdayaan karyawan juga berarti memberikan kesempatan bagi karyawan untuk mengambil peran yang lebih besar dalam pengambilan keputusan. Ini bisa dilakukan melalui komite karyawan atau forum karyawan yang memungkinkan mereka untuk memengaruhi perubahan dan kebijakan di tempat kerja.

Baca Juga: Tahapan Pelatihan Karyawan Perusahaan, Pahami dan Praktekkan

4. Solusi Keterlibatan Karyawan Rendah: Tingkatkan Budaya

Industri manufaktur sering kali memiliki masalah dalam citra mereka. Terlepas dari kenyataan bahwa industri ini sangat teknologi-orientasi, banyak orang masih menganggapnya sebagai sektor yang kurang menarik dibandingkan dengan industri lainnya. Hal ini terutama berlaku bagi generasi muda yang lebih cenderung mencari pekerjaan di bidang teknologi.

Meningkatkan budaya perusahaan adalah kunci untuk mengatasi masalah citra ini. Budaya yang lebih positif dan progresif akan secara bertahap mengubah persepsi tentang industri manufaktur. Untuk mencapai ini, perusahaan perlu memahami opini dan kebutuhan karyawan mereka dengan lebih baik.

Mendengarkan umpan balik karyawan adalah langkah awal yang penting. Menggunakan data SDM yang autentik dan tepat waktu untuk membentuk inisiatif budaya akan menciptakan pengalaman karyawan yang lebih baik. Budaya yang kuat yang didasarkan pada data akan memotivasi karyawan untuk berpartisipasi lebih aktif dan merasa lebih terhubung dengan visi dan misi perusahaan.

5. Solusi Persaingan Global: Paket Manfaat Kompetitif

Industri manufaktur harus bersaing di pasar global. Untuk menarik dan mempertahankan talenta yang diperlukan untuk tetap kompetitif, perusahaan harus menawarkan pakar manfaat kompetitif. Ini mencakup kompensasi yang sesuai, tunjangan yang menarik, dan insentif non-moneter yang mendorong karyawan untuk tetap setia.

Meskipun gaji adalah faktor penting, penelitian telah menunjukkan bahwa komponen non-moneter juga memiliki dampak besar pada kepuasan karyawan. Ini termasuk manfaat seperti fleksibilitas dalam jam kerja, kesempatan untuk pertumbuhan dan pengembangan pribadi, serta lingkungan kerja yang sehat dan mendukung.

Dalam lingkungan yang sangat kompetitif, perusahaan perlu menciptakan paket manfaat yang mencerminkan nilai-nilai perusahaan dan memenuhi kebutuhan karyawan. Ini akan membantu mereka bersaing dengan perusahaan dari negara lain yang mungkin menawarkan gaji yang lebih tinggi, tetapi kurang dalam hal manfaat non-moneter.

6. Solusi Pelatihan dan Pengembangan: Menghilangkan Kesenjangan Teknologi

Manajemen alur kerja adalah hal penting dalam industri manufaktur. Pastikan bahwa semua karyawan memahami langkah-langkah yang diperlukan dalam proses produksi sangat penting. Sistem alur kerja digital dapat membantu dalam hal ini.

Sistem alur kerja digital memungkinkan transfer pengetahuan dan pengalaman antar karyawan. Ini sangat penting dalam industri di mana keterampilan teknis dan pengetahuan khusus diperlukan. Karyawan dapat dengan cepat mempelajari prosedur baru dan metode terbaik melalui platform digital ini.

Kesenjangan teknologi dapat menjadi hambatan serius dalam produksi. Setiap ketidakmampuan untuk memahami atau mengikuti alur kerja yang diperlukan dapat mengakibatkan penurunan produktivitas. Investasi dalam inovasi dan teknologi yang relevan dengan operasi perusahaan sangat penting.

Dalam menghadapi tantangan SDM di industri manufaktur, perusahaan perlu bersikap proaktif, inovatif, dan berfokus pada pengembangan karyawan. Dengan menerapkan strategi yang tepat, industri manufaktur dapat mengatasi tantangan ini dan tetap kompetitif di pasar global yang semakin ketat.

Emanuelle