HR Scorecard: Pengertian, Manfaat, dan Cara Membuatnya

Tayang
18 Feb, 2025
Diperbarui
22 Februari 2025

Pernah mendengar istilah HR scorecard? Ini merupakan alat bantu yang digunakan oleh HR dalam mengelola SDM karena dapat mengukur kinerja sehingga dapat mengevaluasi berbagai kebijakan yang telah dibuat.

Simak pengertian serta manfaat lebih lanjut dari HR scorecard di artikel berikut.

Mekari Talenta adalah Software HR terautomasi untuk selesaikan administrasi HR

Apa Itu HR Scorecard?

HR scorecard adalah alat manajemen strategis yang digunakan untuk mengukur kinerja sumber daya manusia (SDM) dalam mendukung tujuan bisnis perusahaan. Konsep ini dikembangkan berdasarkan balanced scorecard oleh Kaplan dan Norton dalam bukunya berjudul The Balanced Scorecard yang dirilis tahun 1996, yang kemudian diterapkan secara khusus dalam bidang HR.

HR scorecard membantu perusahaan dalam menghubungkan strategi SDM dengan strategi bisnis melalui metrik yang jelas dan terukur. Dengan menggunakan HR scorecard, perusahaan dapat mengevaluasi efektivitas kebijakan dan praktik SDM dalam meningkatkan produktivitas, efisiensi, serta kesejahteraan karyawan.

Sebetulnya, tujuan utama dari HR scorecard adalah memastikan bahwa fungsi SDM tidak hanya beroperasi sebagai unit administratif, tetapi juga berperan sebagai mitra strategis dalam pertumbuhan bisnis.

Alat ini bertujuan untuk meningkatkan keterlibatan karyawan, memastikan bahwa SDM mendukung pencapaian target bisnis, serta mengukur dampak kebijakan HR terhadap kinerja organisasi.

Selain itu, HR scorecard membantu perusahaan dalam pengambilan keputusan berbasis data, mengidentifikasi area yang perlu diperbaiki, serta meningkatkan efektivitas rekrutmen, pelatihan, dan pengelolaan talenta secara keseluruhan.

Bagaimana Cara Membuat HR Scorecard?

1. Identifikasi Tujuan Strategis Perusahaan

Langkah pertama dalam membuat HR scorecard adalah memastikan bahwa strategi dan tujuan SDM selaras dengan visi serta misi organisasi. Setiap kebijakan dan program HR harus mendukung pertumbuhan bisnis, meningkatkan efisiensi operasional, serta membantu mencapai target jangka panjang perusahaan.

Misalnya, jika tujuan utama perusahaan adalah meningkatkan inovasi, maka strategi SDM harus difokuskan pada pengembangan keterampilan karyawan dan budaya kerja yang mendukung kreativitas.

2. Tentukan KPI (Key Performance Indicators)

KPI adalah indikator yang digunakan untuk mengukur keberhasilan strategi SDM dalam mencapai tujuan bisnis. Pemilihan KPI harus relevan dengan kebutuhan perusahaan, seperti tingkat retensi karyawan, biaya rekrutmen per karyawan, kepuasan karyawan, produktivitas tim, serta efektivitas pelatihan dan pengembangan.

Dengan KPI yang jelas dan terukur, perusahaan dapat mengevaluasi efektivitas kebijakan HR dan melakukan perbaikan jika diperlukan.

3. Analisis Data HR

Setelah menetapkan KPI, langkah selanjutnya adalah mengumpulkan dan menganalisis data yang valid untuk memahami performa SDM secara objektif. Data ini bisa berasal dari sistem HRIS (Human Resource Information System), survei kepuasan karyawan, laporan absensi, serta metrik produktivitas.

Dengan menggunakan data yang akurat, perusahaan dapat mengidentifikasi pola atau masalah dalam manajemen SDM dan mengambil langkah-langkah perbaikan yang tepat.

Baca juga: Panduan Lengkap Perencanaan Sumber Daya Manusia (SDM) di Perusahaan

4. Hubungkan dengan Balanced Scorecard

HR scorecard harus terintegrasi dengan balanced scorecard agar strategi SDM tidak hanya berfokus pada operasional internal, tetapi juga memberikan dampak positif bagi keseluruhan bisnis.

Balanced scorecard memiliki empat perspektif utama: keuangan, pelanggan, proses internal, dan pembelajaran serta pertumbuhan. Dengan menghubungkan HR scorecard ke perspektif ini, perusahaan dapat memastikan bahwa pengelolaan SDM mendukung peningkatan kinerja organisasi secara keseluruhan.

5. Visualisasi Hasil

Setelah semua data dikumpulkan dan dianalisis, hasilnya perlu divisualisasikan dalam bentuk dashboard atau laporan yang mudah dipahami. Visualisasi yang baik memungkinkan manajemen untuk memantau kinerja SDM secara real-time, mengidentifikasi area yang perlu diperbaiki, serta mengambil keputusan berbasis data.

Penggunaan software HR analytics seperti Mekari Talenta dapat membantu dalam menyajikan laporan yang lebih interaktif dan mendukung pengambilan keputusan strategis yang lebih cepat dan tepat.

Langkah Membuat HR Scorecard

Contoh Kasus Cara Membuat HR Scorecard

Studi Kasus: Implementasi HR Scorecard di Perusahaan Retail

Sebuah perusahaan retail dengan lebih dari 500 karyawan di berbagai cabang mengalami tingkat turnover karyawan yang tinggi. Setiap bulan, banyak karyawan yang keluar, terutama di bagian kasir dan staf gudang.

Hal ini menyebabkan tingginya biaya rekrutmen dan pelatihan, serta berdampak pada produktivitas operasional. Untuk mengatasi masalah ini, perusahaan memutuskan untuk mengimplementasikan HR scorecard guna memantau dan mengelola kinerja SDM secara lebih efektif.

Tujuan: Mengurangi Tingkat Turnover Karyawan Sebesar 15% dalam Satu Tahun

Sebagai langkah strategis, perusahaan menetapkan target untuk mengurangi tingkat turnover karyawan sebesar 15% dalam waktu satu tahun. Dengan menurunkan turnover, perusahaan berharap dapat mengurangi biaya rekrutmen, meningkatkan retensi karyawan, dan menciptakan lingkungan kerja yang lebih stabil.

KPI yang Dipilih

Untuk mengukur keberhasilan strategi ini, beberapa KPI utama yang digunakan dalam HR Scorecard adalah:

  • Tingkat turnover karyawan bulanan: Mengukur jumlah karyawan yang keluar setiap bulan dan membandingkannya dengan periode sebelumnya.
  • Waktu rata-rata rekrutmen: Menghitung durasi rata-rata sejak lowongan dibuka hingga posisi tersebut terisi. Semakin cepat rekrutmen dilakukan, semakin efisien prosesnya.
  • Biaya rekrutmen per karyawan: Menghitung total biaya yang dikeluarkan untuk mendapatkan satu karyawan baru, termasuk iklan lowongan, proses seleksi, dan pelatihan awal.
  • Kepuasan karyawan (melalui survei): Menggunakan survei reguler untuk memahami tingkat kepuasan karyawan terhadap lingkungan kerja, sistem manajemen, dan peluang pengembangan karier.

Hasil Akhir: Dashboard HR Scorecard

Setelah menerapkan HR scorecard selama beberapa bulan, perusahaan mulai melihat perubahan yang signifikan. Tingkat turnover karyawan berkurang secara bertahap, waktu rekrutmen semakin efisien, dan biaya rekrutmen menurun karena peningkatan retensi karyawan.

Selain itu, survei kepuasan karyawan menunjukkan peningkatan kepuasan terhadap lingkungan kerja dan kebijakan SDM. Semua data ini divisualisasikan dalam dashboard HR scorecard, yang memungkinkan tim HR dan manajemen untuk memantau progres KPI secara real-time serta mengambil tindakan korektif jika diperlukan.

Baca juga: ESOP: Pengertian, Jenis, dan Manfaat Bagi Karyawan dan Perusahaan

Manfaat dari Penggunaan HR Scorecard bagi Perusahaan

hr scorecard

  • Pengukuran kinerja yang lebih terfokus: HR scorecard membantu HRD dalam mengevaluasi strategi pengelolaan SDM dengan lebih akurat. Dengan menetapkan Key Performance Indicators (KPI) yang jelas, perusahaan dapat memantau aspek-aspek utama seperti retensi karyawan, produktivitas, dan efektivitas rekrutmen. Pengukuran berbasis data ini memastikan bahwa setiap inisiatif HR memiliki dampak yang terukur terhadap pencapaian tujuan bisnis perusahaan.
  • Meningkatkan efisiensi operasional HR: Dengan adanya HR scorecard, perusahaan dapat mengurangi waktu dan biaya yang tidak efektif dalam pengelolaan SDM.
  • Misalnya, dengan memantau biaya rekrutmen dan tingkat turnover karyawan, HR dapat mengidentifikasi kelemahan dalam proses perekrutan dan retensi. Dengan perbaikan yang tepat, perusahaan bisa menghemat biaya operasional dan meningkatkan efisiensi kerja tim HR.
  • Meningkatkan produktivitas karyawan: HR scorecard memungkinkan HRD untuk mengelola kinerja karyawan secara lebih sistematis dan terstruktur. Dengan pemantauan KPI seperti pencapaian target kerja dan tingkat kepuasan karyawan, perusahaan dapat memberikan umpan balik yang lebih baik dan merancang strategi pengembangan karier yang sesuai. Hal ini berdampak langsung pada peningkatan motivasi dan produktivitas karyawan.
  • Keputusan berbasis data: Salah satu manfaat utama dari HR scorecard adalah membantu manajemen dalam mengambil keputusan strategis berdasarkan data yang valid. Alih-alih menggunakan asumsi atau intuisi, HR dapat menganalisis laporan yang terukur untuk menentukan kebijakan terbaik dalam manajemen karyawan. Contohnya, jika data menunjukkan tingkat turnover tinggi pada posisi tertentu, HR dapat menyesuaikan strategi rekrutmen dan retensi untuk mengatasi masalah tersebut.
  • Meningkatkan kepuasan karyawan: Dengan HR scorecard, perusahaan dapat mengidentifikasi faktor-faktor yang memengaruhi kepuasan karyawan dan mengambil tindakan yang diperlukan. Survei kepuasan karyawan, tingkat keterlibatan, serta pelatihan dan pengembangan dapat dipantau secara berkala.

Dengan menyesuaikan strategi berdasarkan data yang diperoleh, perusahaan dapat menciptakan lingkungan kerja yang lebih baik dan meningkatkan loyalitas karyawan.

Baca juga: Job Analysis: Kunci untuk Menentukan Peran dan Tanggung Jawab Karyawan

Apa Perbedaan dari HR Scorecard dan Balanced Scorecard?

HR Scorecard

Sebagaimana yang telah dijelaskan di atas, HR scorecard adalah alat pengukuran yang berfokus pada strategi dan fungsi departemen HR dalam mendukung tujuan bisnis perusahaan. Ini membantu mengukur efektivitas kebijakan SDM dengan indikator spesifik seperti tingkat turnover, retensi karyawan, biaya rekrutmen, dan efektivitas program pelatihan.

Dengan HR scorecard, tim HR dapat memastikan bahwa kebijakan dan program yang mereka jalankan memiliki dampak nyata terhadap pertumbuhan bisnis, serta meningkatkan efisiensi dan kepuasan karyawan.

Balanced Scorecard

Sementara itu, balanced scorecard (BSC) adalah metode manajemen strategis yang digunakan untuk menyelaraskan visi dan tujuan perusahaan dengan kinerja di semua departemen. BSC mencakup empat perspektif utama: keuangan, pelanggan, proses bisnis internal, serta pembelajaran dan pertumbuhan.

Tidak hanya berfokus pada SDM, BSC membantu perusahaan dalam mengukur kinerja secara menyeluruh dan memastikan bahwa semua bagian organisasi bergerak menuju tujuan yang sama.

Perbedaan utama antara keduanya adalah cakupan dan fokusnya. HR scorecard lebih spesifik dalam mengukur kontribusi departemen HR terhadap perusahaan, sedangkan Balanced Scorecard digunakan untuk menilai kinerja perusahaan secara luas dengan mempertimbangkan berbagai aspek strategis.

Meskipun berbeda, HR scorecard dapat diintegrasikan ke dalam balanced scorecard untuk memastikan bahwa kebijakan SDM selaras dengan strategi bisnis secara keseluruhan.

Nah untuk membantu Anda mengefisiensi proses administrasi HR, Anda bisa menggunakan software HRIS Mekari Talenta. Mekari Talenta memiliki beragam fitur yang dapat membantu HR dalam mengelola SDM lebih baik, seperti Attendance Management, Payroll, Performance Management, hingga Recruitment.

Tertarik mencari tahu fitur Mekari Talenta lebih lanjut? Diskusikan kebutuhan Anda bersama tim sales kami sekarang juga.

Referensi:

AIHR, HR Scorecard: A Full Guide for HR Leaders

Seberapa bermanfaat postingan ini untuk Anda?

Beri penilaian Anda dengan bintang di bawah ini!

Rating rata-rata / 5. Jumlah Voting:

Belum ada penilaian sejauh ini! Jadilah yang pertama menilai artikel ini.

Image
Jordhi Farhansyah Penulis
Penulis yang selama 2 tahun terakhir fokus memproduksi konten seputar HR dan bisnis. Selain menulis, sehari-hari Jordhi juga aktif merawat hobinya di bidang fotografi analog.
Image Mekari Talenta
Amalina Nurdeanty SE, CHRP

Amalina Nurdeanty adalah seorang profesional berpengalaman dengan lebih dari 6 tahun di industri konsultan. Ia merupakan lulusan Universitas Indonesia dengan gelar di bidang Human Resource Management dan memegang sertifikasi CHRP (Certified Human Resource Professional).

WhatsApp Hubungi sales