HR Planning 13 min read

Cari Tren rekrutmen HR Terbaru, Perhatikan Fenomena Ini!

By Novia Widya UtamiPublished 07 Aug, 2023 Diperbarui 20 Maret 2024

Seperti apa tren rekrutmen HR terbaru tahun ini? Pencarian karyawan dan tenaga baru terus diperlukan guna memenuhi kebutuhan tenaga kerja pada masa ekspansi bisnis.

Tidak hanya itu, masuknya tenaga kerja baru dapat menjadi tenaga segar untuk terus menjaga gairah kerja yang ada di dalam perusahaan.

Tren rekrutmen HR terbaru sendiri sudah muncul dalam beberapa artikel terkait.

Antara benar dan tidak, nyatanya prediksi ini menjadi acuan bagi HR di banyak negara untuk mengikuti dan menerapkannya dengan harapan untuk mendapat tenaga kerja terbaik untuk perusahaan mereka.

Jika dahulu tren rekrutmen HR yang digunakan adalah berorientasi pada apa yang dibutuhkan perusahaan dan ‘memaksa’ calon karyawan mengikuti apa kemauan perusahaan, lambat laun hal ini bergeser.

Secara umum tren yang kini mulai muncul adalah perusahaan membuat proses rekrutmen menjadi lebih fleksibel, mencari calon karyawan dengan softskill lebih baik.

Tentu saja hal ini muncul bukan tanpa sebab, namun dikarenakan karakter tenaga kerja yang tersedia di pasar juga telah berubah.

Berikut Adalah Tren Rekrutmen HR Terbaru

Jika dilihat secara umum, setidaknya terdapat 7 tren rekrutmen HR terbaru yang akan muncul dan diikuti banyak perusahaan.

Apa saja tren tersebut? Apakah pemanfaat HRIS system akan menjadi tren juga?

Penggunaan Otomatisasi Perekrutan

Tidak ada yang bisa membantah bahwa teknologi telah merevolusi cara kita melakukan rekrutmen.

Salah satu tren paling dominan dalam hal ini adalah penggunaan otomatisasi perekrutan.

Ini mencakup penggunaan Applicant Tracking System (ATS), yang merupakan perangkat lunak yang dirancang khusus untuk membantu proses rekrutmen.

Apa itu ATS?

ATS adalah sistem yang dapat memindai, mengorganisir, dan mengelola berkas lamaran dengan efisien.

Bagaimana cara kerjanya? ATS menggunakan algoritma untuk menganalisis setiap berkas lamaran yang masuk dan menilai sejauh mana berkas tersebut cocok dengan kriteria yang Anda tetapkan.

Ini berarti Anda dapat menghemat waktu berharga yang biasanya Anda habiskan untuk meninjau berkas lamaran satu per satu.

Sebuah survei yang melibatkan 2.848 profesional rekrutmen menemukan bahwa sebagian besar dari mereka merasa bahwa alat dan teknologi rekrutmen, termasuk ATS, telah membantu meningkatkan kinerja tim rekrutmen mereka.

Dalam era di mana waktu adalah aset yang sangat berharga, otomatisasi ini menjadi sebuah keharusan.

Selain ATS, ada juga tren lain dalam otomatisasi, yaitu penyimpanan dokumen elektronik atau cloud technology.

Dengan ini, Anda dapat dengan mudah menyimpan semua informasi yang berhubungan dengan kandidat, seperti berkas lamaran, hasil tes kemampuan, dan lain-lain, secara elektronik.

Keuntungan besar dari ini adalah kemudahan akses dan keamanan.

Dokumen elektronik dapat dengan aman disimpan dan dilindungi dengan kata sandi, yang menjaga kerahasiaan dan keamanan data.

Tentu saja, dengan otomatisasi ini, peran manusia dalam proses seleksi tidak sepenuhnya digantikan.

Namun, ia memungkinkan profesional HR untuk fokus pada tugas-tugas yang lebih strategis, seperti wawancara atau pengambilan keputusan.

Baca Juga: Salah Merekrut Karyawan: Panduan, Akibat, Dampak

Pengusaha Memprioritaskan Pengalaman Seleksi dari Calon Karyawan

Secara umum hal ini diterapkan agar dapat menarik ‘bibit unggul’ dari berbagai area yang ada di pasar tenaga kerja.

Dengan penawaran proses seleksi yang menjanjikan pengalaman berkesan, di titik akhir perusahaan dapat dengan lebih leluasa memilih mana kandidat yang terbaik untuk perusahaan.

Penawaran kerja juga tidak selamanya langsung diterima oleh kandidat, maka dari itu, pemberian pengalaman proses seleksi yang berkesan dapat meningkatkan peluang kandidat menerima penawaran kerja yang diberikan perusahaan.

Data menunjukkan sebanyak 38% karyawan yang mengaku mendapat pengalaman seleksi mengesankan cenderung menerima tawaran kerja yang diberikan perusahaan.

Disisi lain sebanyak 62% kandidat yang merasa mendapatkan pengalaman seleksi yang baik akan merekomendasikan perusahaan Anda pada orang lain.

Untuk citra perusahaan sendiri, proses seleksi yang tersusun rapi dan mengesankan akan memberikan nilai tambah untuk citra yang dimiliki.

Sebanyak 87% kandidat mengatakan bahwa proses rekrutmen yang mengesankan dapat benar-benar mempengaruhi apa yang mereka pikirkan mengenai perusahaan Anda.

Jadi jelas, bahwa pengalaman proses seleksi yang mengesankan dapat membawa banyak keuntungan untuk perusahaan Anda.

Baca Juga : Bagaimana Aturan Karyawan Internship atau Magang di Indonesia?

Perusahaan Mencari Softskill

Kemampuan, menjadi satu tolak ukur pasti dalam setiap proses perekrutan tenaga kerja.

Secara alami, perusahaan akan mencari tenaga kerja yang memiliki kemampuan sesuai dengan apa yang diperlukan.

Mungkin beberapa waktu yang lalu kemampuan teknis menjadi fokus utama.

Namun semakin hari, softskill telah mulai menggeser prioritas tersebut pada tren rekrutmen HR terbaru.

Ini menyebabkan perubahan pada iklim perekrutan tenaga kerja.

Diprediksi pada dunia bisnis kedepan, kemampuan untuk beradaptasi, bekerja bersama tim, berkolaborasi dan komunikasi yang baik akan menjadi kunci dari suksesnya setiap perusahaan.

Memang tidak bisa dikesampingkan untuk kemampuan teknis, namun demikian banyak perusahaan yang menganggap lebih mudah mengajarkan kemampuan teknis daripada softskill seperti yang disebutkan sebelumnya.

Antara 2020 hingga 2030, diprediksi industri akan kekurangan tenaga kerja dengan skill tersebut sebanyak 26%.

Defisit ini tentu cukup mengkhawatirkan, mengingat tidak mungkin perusahaan dijalankan tanpa faktor manusia yang memiliki emosi secara alami.

Untuk bidang teknis, mungkin otomatisasi dan masuknya teknologi robot dapat membantu banyak.

Tapi di bidang yang memerlukan emosi manusia dan softskill lainnya? Manusia tentu belum dapat digantikan.

Data yang menguatkan asumsi bahwa bagian teknis dapat dibantu, atau bahkan digantikan oleh mesin, dilansir oleh penelitian yang disusun oleh McKinsey.

Sebanyak 25-46% pekerjaan yang kini ada di Australia bisa diotomatisasi dengan menggunakan mesin dan AI.

Mau tidak mau perusahaan harus menyadari bahwa softskill akan menjadi ‘mata uang’ baru dalam dunia rekrutmen karyawan.

Baca Juga : Penting bagi HR, Ini Panduan Lengkap UU Ketenagakerjaan

Keanekaragaman dan Inklusi

Dalam dunia yang semakin terhubung dan beragam, perusahaan harus beradaptasi dengan perubahan dalam keanekaragaman dan inklusi.

Ini bukan hanya tentang mematuhi peraturan dan etika, tetapi juga tentang menjadikan keanekaragaman sebagai aset yang menguntungkan perusahaan.

Kenapa penting? Pertama, menerima karyawan dari latar belakang etnis, ras, agama, dan kebudayaan yang berbeda adalah langkah positif untuk citra perusahaan.

Kandidat akan lebih tertarik pada perusahaan yang terbuka terhadap keberagaman, karena ini mencerminkan pandangan yang modern dan inklusif.

Selain itu, dengan tim yang beragam, perusahaan dapat mendapatkan perspektif yang lebih luas, ide-ide yang lebih kreatif, dan solusi yang lebih baik.

Ketika Anda berpikir tentang keanekaragaman, jangan lupakan inklusi.

Ini berarti menciptakan lingkungan kerja yang memungkinkan setiap karyawan, tanpa memandang latar belakangnya, untuk berkontribusi secara maksimal.

Kepentingan untuk menciptakan lingkungan inklusif semakin mendapatkan perhatian yang lebih besar dalam dunia rekrutmen.

Semakin banyak perusahaan yang menyadari bahwa melihat latar belakang yang beragam adalah aset, bukan hambatan.

Dengan mengadopsi praktik-praktik rekrutmen yang inklusif, Anda akan meningkatkan daya tarik perusahaan Anda bagi kandidat berbakat dari berbagai latar belakang.

Baca Juga: Contoh Aptitude Test yang Bisa Digunakan HR untuk Rekrutmen

Merekrut Tenaga dengan Kemampuan Analisa

Kemampuan analisa data menjadi kemampuan krusial belakangan ini.

Hal ini disebabkan karena penggunaan teknologi pengelolaan SDM atau Sumber Daya Manusia sudah mulai meluas, dan analisa pada data yang didapatkan dari proses pengumpulan data sangat penting agar mendapatkan dasar kuat perumusan kebijakan.

Akan menjadi tidak berguna bukan jika data yang didapatkan sangat lengkap namun tidak didukung dengan kemampuan mengolah data tersebut?

Sebanyak 71% orang menyatakan bahwa analisa data mengenai SDM yang dimiliki penting, namun hanya sebesar 9% yang benar-benar mampu memanfaatkan data tersebut dengan analisa yang tepat. Terdapat gap yang sangat jauh terlihat pada data tersebut.

Ini mengapa kemampuan analisa data yang dimiliki seorang calon tenaga kerja sangat penting untuk dimiliki.

Kemampuan ini biasanya akan mengacu pada penetapan metriks atau ukuran dari data yang akan didapat.

Dengan ukuran yang tepat, maka analis dapat mengolah data tersebut menjadi sebuah output yang optimal.

Tren rekrutmen HR terbaru yang satu ini perlu menjadi perhatian besar bagi Anda yang memiliki atau mengelola perusahaan.

Sebab dengan mendapatkan dan memiliki karyawan dengan kemampuan analisa yang baik, Anda akan memiliki investasi jangka panjang yang bernilai besar dalam bentuk manusia.

Baca Juga : Tren Rekrutmen Terkini HR Perusahaan Manufaktur

Social Media Recruitment Menjadi Tren

Internet telah mengubah banyak aspek dalam hidup kita, termasuk cara kita mencari dan merekrut kandidat.

Salah satu tren paling signifikan dalam hal ini adalah social media recruitment.

Dengan platform seperti LinkedIn, Instagram, dan Facebook, Anda dapat dengan mudah menemukan kandidat potensial dan berinteraksi dengan mereka secara efisien.

Mengapa Social Media Recruitment Efektif?

Pertama, ini adalah cara yang sangat efisien untuk menjangkau audiens yang lebih luas.

Anda dapat dengan cepat menemukan kandidat yang sesuai dengan profil yang Anda cari berdasarkan kriteria tertentu seperti lokasi, pengalaman, atau keahlian.

Kedua, melalui platform ini, Anda dapat mendapatkan wawasan yang lebih dalam tentang kandidat.

Anda dapat melihat profil mereka, mengevaluasi pengalaman kerja mereka, dan bahkan membaca rekomendasi dan ulasan dari rekan-rekan sekerja mereka sebelum Anda memutuskan untuk menghubungi mereka.

Selain itu, social media juga dapat digunakan untuk memperkuat merek perusahaan Anda.

Anda dapat berbagi konten tentang budaya perusahaan, nilai-nilai, dan momen-momen yang unik.

Ini akan membantu menciptakan citra positif perusahaan Anda di mata kandidat dan mendorong mereka untuk melamar pekerjaan.

Baca Juga: Bagaimanakah Karyawan Ideal Menurut Tim Cook?

Pencarian Cara Strategis Rekrutmen Pada Tren Rekrutmen HR Terbaru

Tidak hanya menyoal pada calon tenaga kerja yang akan dijaring, pengelolaan HR perusahaan juga terkait pada metode atau cara dalam melakukan rekrutmen itu sendiri.

Peran dari tenaga perekrut telah bergeser, yang tadinya mengandalkan pertemuan langsung, kini menjadi lebih tech-enabled dengan mengandalkan bantuan teknologi.

Dari sisi efektivitas dan efisiensi, tentu penggunaan teknologi baru dalam rekrutmen akan menghemat banyak waktu dan tenaga.

Misalnya saja, Anda tak perlu mengosongkan waktu secara khusus untuk melakukan pertemuan dengan kandidat yang Anda miliki.

Tanpa maksud tidak menghargai kandidat yang ada, namun atas nama efektivitas proses, kesederhanaan dan kecepatan menjadi yang utama.

Salah satu penggunaan teknologi baru adalah wawancara dengan menggunakan bantuan media elektronik, secara spesifik melalui layanan komunikasi video.

Vieple, salah satu penyedia layanan ini, menyatakan ada pertumbuhan pesat pada metode wawancara kerja dengan menggunakan bantuan media tersebut.

Pada 2012 tercatat penggunaan layanan Vieple sebesar 7% saja. Namun pada 2019 angkanya meningkat menjadi 52%.

Ini menunjukkan bahwa penggunaan metode wawancara ini mulai diadaptasi dan menjadi prosedur baru yang digunakan banyak perusahaan.

Dalam proses adaptasi dan menentukan cara strategis untuk rekrutmen bukan berarti tanpa resiko.

Eksperimen yang dilakukan akan selalu disertai dengan tantangan resiko serta peluang.

Ini mengapa diperlukan pengamatan mendalam pada metode yang akan digunakan agar mendapatkan hasil maksimal.

Baca Juga : Tips Jalani Rekrutmen saat PSBB Karena Pandemi COVID-19

Sistem Remote/Work from Home Kian Diminati

Salah satu tren yang muncul sejak pandemi COVID-19 adalah sistem kerja jarak jauh atau work from home (WFH).

Meskipun banyak perusahaan telah kembali ke model kerja di kantor, sistem remote tetap menjadi tren yang signifikan dalam dunia rekrutmen.

Mengapa ini penting? Pertama-tama, sistem remote menarik bagi banyak kandidat. M

ereka tidak perlu lagi berangkat pagi-pagi dan terjebak dalam kemacetan lalu lintas untuk mencapai kantor.

Ini memberi mereka fleksibilitas dan kualitas hidup yang lebih baik.

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Owl Labs dan Global Workplace Analytics, sebanyak 74% karyawan merasa lebih bahagia ketika bekerja dari jarak jauh.

Selain itu, WFH juga menguntungkan perusahaan dari segi efisiensi dan biaya.

Anda tidak perlu mengeluarkan biaya untuk penyediaan kantor fisik, listrik, dan peralatan kantor.

Semua proses rekrutmen, mulai dari seleksi hingga wawancara, dapat dilakukan secara online, menghemat waktu dan biaya.

Baca Juga: Apa Saja Penyebab Karyawan Resign dari Perusahaan?

Citra Meyakinkan dari Perusahaan Menarik Kandidat Lebih Berkualitas Akan Menjadi Tren Rekrutmen HR Terbaru

Pencarian kandidat karyawan bukan tanpa persaingan.

Banyak sekali perusahaan yang mencari tenaga kerja berkualitas tepat pada segmen yang perusahaan Anda butuhkan.

Salah satu cara yang dapat meningkatkan daya tarik perusahaan adalah dengan meningkatkan citra baik perusahaan di pasar tenaga kerja.

Percayakah Anda bahwa perusahaan dengan citra baik memiliki kesempatan 50% lebih besar mendapatkan kandidat yang berkualitas dan memiliki biaya perekrutan secara total 50% lebih murah?

Sebesar itu nilai citra baik perusahaan, ini mengapa banyak sekali perusahaan yang berlomba membuat citra baik atas dirinya sehingga mendapatkan perhatian lebih besar dari calon tenaga kerja.

Pada penelitian yang dilakukan oleh LinkedIn, data menunjukkan sebanyak 75% pencari kerja lebih mempertimbangkan citra perusahaan sebelum memasukkan lamaran kerja.

Nilai ini semakin menguatkan betapa pentingnya citra perusahaan, tidak hanya untuk bisnis dan pemasaran namun juga untuk mendapatkan tenaga kerja yang berkualitas.

Pada konteks pasar tenaga kerja generasi milenial dan generasi Y, hal ini bahkan lebih relevan.

Diungkapkan oleh Gerard Ward selaku CEO Vieple bahwa :

‘As digital natives, millenials have grown up researching reviews as their default mechanism before making decision. They’ve got their eyes wide open and they’re not interested in a controlled marketing exercise, it’s about real-life.’

Baca Juga : Tahapan Pelatihan Karyawan Perusahaan, Pahami dan Praktekkan

Perekrutan Generasi Z Makin Banyak

Generasi Z, yang lahir antara tahun 1995 hingga 2010, adalah salah satu kelompok kandidat yang patut diperhatikan.

Mereka adalah generasi yang tumbuh dengan teknologi dan internet, membuat mereka sangat melek teknologi.

Dibandingkan dengan generasi sebelumnya, seperti milenial, generasi Z lebih cepat beradaptasi dengan perubahan dan memiliki akses penuh ke smartphone, Wi-Fi, layanan streaming, dan berbagai kemudahan teknologi lainnya.

Menurut Ekrut, generasi Z cenderung lebih termotivasi secara finansial daripada milenial.

Mereka aktif meningkatkan keterampilan mereka melalui pelatihan atau bootcamp untuk mendapatkan pekerjaan di perusahaan terkemuka dan memperoleh gaji yang lebih besar.

Mereka juga dikenal sebagai individu yang multitasking, kompetitif, mudah beradaptasi, dan inovatif.

Semua ini membuat mereka menjadi kandidat potensial yang menarik, terutama untuk posisi yang berhubungan dengan teknologi dan internet, seperti Social Media Specialist, Digital Marketer, dan banyak lagi.

Perekrutan generasi Z memerlukan pendekatan yang berbeda.

Mereka menghargai kemungkinan untuk pertumbuhan dan pengembangan pribadi, jadi penting untuk menyoroti peluang karier yang ada dalam perusahaan Anda.

Baca Juga: Pengertian dan Manfaat Talent Management

Tren rekrutmen HR Terbaru Perlu Talent Pool yang Sehat

Idealnya setiap perusahaan memiliki kolam bakat yang dikelolanya seiring berjalannya waktu.

Kolam bakat adalah satu ruang dimana perusahaan memiliki akses pada kemampuan tenaga kerja internal, untuk sewaktu-waktu dipindahkan atau dirotasi ketika ada bagian yang memerlukan tenaga baru atau tambahan.

Kolam bakat ini sendiri tidak hanya diisi oleh karyawan internal, namun juga tenaga kerja kontrak dan freelance serta tenaga kerja jenis lain.

Pengelolaannya sangat penting agar perusahaan dapat tetap menjaga dinamika internal yang ada dan memiliki kualitas karyawan yang merata.

Memang tidak bisa dipungkiri bahwa kualitas karyawan tidak mungkin disamaratakan.

Namun jika suatu saat perusahaan membutuhkan tenaga baru di satu bagian, akan jauh lebih masuk akal untuk memindahkan karyawan daripada merekrut dan membuat info lowongan pekerjaan bukan?

Mungkin beberapa dari Anda yang membaca pernyataan tersebut tidak setuju karena banyak karyawan yang telah memiliki keahlian spesifik.

Namun demikian, data menunjukkan bahwa untuk mencapai performa yang sama dengan tenaga internal yang dipindah, rekrutan dari luar memerlukan waktu 3 tahun lebih lama.

Ini bukan waktu yang sebentar. Survey yang dilakukan oleh Deloitte menunjukkan bahwa mobilitas internal sangat penting, dan mencatatkan angka 76% dalam jawaban yang didapatkan dari pihak manajerial.

Bahwak 20% diantaranya berpendapat bahwa rotasi internal ini menjadi satu dari tiga masalah utama di perusahaan.

Pengelolaan yang baik, flow karyawan yang ada di dalamnya serta pengembangan karyawan yang masuk dalam talent pool menjadi penting agar perusahaan tetap memiliki fleksibilitas ketika diperlukan atau saat mendadak.

Akan jauh lebih cepat memberikan job-desc atau job description baru pada karyawan yang dimiliki daripada karyawan yang sama sekali baru bukan?

Pemahaman pada budaya perusahaan menjadi poin terbesar pertimbangan ini.

Karyawan yang sudah bekerja di perusahaan Anda akan melakukan adaptasi lebih cepat meskipun bidang yang diberikan sama sekali baru.

Baca Juga : Perbedaan HRD Dan Personalia Adalah?

Perekrutan Kandidat Pasif

Perekrutan kandidat pasif telah menjadi tren yang semakin populer.

Ini mengacu pada proses mencari kandidat yang saat ini tidak mencari pekerjaan aktif, tetapi dapat dipengaruhi untuk berpindah pekerjaan jika mereka ditawari kesempatan yang menarik.

Menurut survei yang dilakukan oleh LinkedIn, 84% perekrut mengatakan bahwa merekrut kandidat pasif untuk posisi tingkat rendah hingga menengah dapat menghasilkan talenta terbaik bagi perusahaan.

Kandidat pasif seringkali adalah karyawan yang sudah memiliki pengalaman dan keahlian yang berharga.

Mereka mungkin sudah bekerja untuk perusahaan pesaing atau dalam peran yang mirip dengan yang Anda tawarkan.

Dengan merekrut kandidat pasif, Anda dapat mengambil keuntungan dari pengalaman dan pemahaman yang mereka bawa.

Namun, merekrut kandidat pasif tidak semudah memasang iklan pekerjaan dan menunggu pelamar datang.

Ini memerlukan pendekatan yang lebih strategis, termasuk membangun jaringan, menciptakan hubungan, dan menawarkan kesempatan yang meyakinkan.

Employee Wellbeing Makin Jadi Prioritas

Penting untuk diingat bahwa perekrutan hanya bagian dari pertahankan karyawan yang berkualitas.

Menjaga karyawan yang sudah ada tetap bahagia dan produktif adalah kunci kesuksesan jangka panjang.

Employee wellbeing atau kesejahteraan karyawan adalah salah satu tren rekrutmen yang berkembang pesat.

Ini berarti bukan hanya gaji yang kompetitif yang ditawarkan oleh perusahaan, tetapi juga berbagai program dan fasilitas yang dirancang untuk meningkatkan kualitas hidup karyawan.

Beberapa contoh dari inisiatif kesejahteraan karyawan adalah:

  • Day care atau penitipan anak: Ini membantu orangtua yang bekerja untuk memiliki perasaan tenang bahwa anak-anak mereka dalam perawatan yang aman.
  • Cuti hamil, melahirkan, dan haid: Memberikan jaminan kepada karyawan bahwa mereka akan mendapatkan dukungan selama peristiwa penting dalam hidup mereka.
  • Nursing room: Fasilitas ini memungkinkan ibu yang sedang menyusui untuk melakukannya dengan nyaman dan tanpa gangguan.
  • Kegiatan spiritual dan emosional: Program seperti yoga, meditasi, atau pelatihan keterampilan tertentu membantu karyawan menjaga keseimbangan dalam hidup mereka.
  • Pelatihan keterampilan: Menawarkan pelatihan keterampilan tertentu membantu karyawan mengembangkan diri dan merasa dihargai.

Inisiatif-inisiatif ini tidak hanya meningkatkan kebahagiaan karyawan, tetapi juga dapat membantu mengurangi tingkat turnover dan meningkatkan produktivitas.

Kematangan AI Masih Perlu Waktu

Teknologi AI akan menjadi tren rekrutmen HR terbaru. Tidak sedikit pelaku usaha dan bagian HR yang berharap pada keberadaan AI dalam membantu pekerjaannya.

Secara praktis, AI memang terbukti dapat membantu banyak pekerjaan di setiap bagian.

Penyederhanaan proses, otomatisasi dan adaptasi data yang dilakukan AI banyak memberikan harapan sehingga angka hasil survey ekspektasi terhadap AI berada pada tingkat tinggi.

Namun demikian seiring berjalannya waktu, ternyata teknologi AI yang kini ada masih perlu banyak pengembangan.

Hal ini ditunjukkan dengan penurunan hasil survey yang didapat dari pelaku usaha.

Pada tahun 2017, survei yang diadakan Deloitte menunjukkan angka 57%, dimana responden menyatakan kepercayaannya bahwa teknologi kognitif dapat mengubah bisnis yang mereka miliki dalam 3 tahun kedepan.

Angka ini menurun menjadi 37%, cukup drastis pada tahun 2018. Ini menunjukkan kapasitas dan kemampuan AI belum dapat memenuhi ekspektasi yang ada pada pelaku bisnis.

Kepercayaan pada penggunaan AI sebenarnya masih cukup tinggi.

Sebanyak 23% profesional di bidang HR menyatakan bahwa dengan bantuan AI proses rekrutmen dan pencarian tenaga kerja dapat sangat meningkat kualitasnya.

Dengan kehadiran teknologi HRIS berbasis AI, HR dapat fokus pada pencarian softskill yang secara langsung dapat dilihat ketika wawancara alih-alih harus melihat banyak berkas mengenai deskripsi umum dan kemampuan teknis yang dimilikinya.

Tips Menciptakan Rekrutmen yang Efektif Makin Diperhatikan

Mengikuti tren rekrutmen yang sedang berlangsung adalah langkah awal yang baik untuk mendapatkan kandidat terbaik.

Namun, untuk benar-benar sukses dalam merekrut, Anda perlu memiliki proses rekrutmen yang efektif.

Proses ini akan memastikan bahwa Anda tidak hanya menarik kandidat berkualitas, tetapi juga mempertahankan mereka dalam jangka panjang.

Di bawah ini adalah beberapa tips untuk menciptakan rekrutmen yang efektif:

1. Perbaiki Hire Pool

Sumber kandidat yang Anda gunakan adalah langkah pertama dalam proses rekrutmen yang efektif.

Pastikan Anda menggunakan sumber yang efisien untuk menarik kandidat potensial.

Salah satu hal yang sering terjadi adalah perusahaan membuka lowongan pekerjaan di tempat yang jarang dikunjungi oleh pelamar kerja.

Ini bisa menjadi pemborosan waktu dan sumber daya.

Sebagai gantinya, pertimbangkan untuk menggunakan platform yang tepat.

LinkedIn, job portal, dan situs asosiasi profesional seringkali menjadi tempat yang baik untuk mempublikasikan lowongan pekerjaan Anda.

Pastikan deskripsi pekerjaan Anda jelas dan menarik.

Tambahkan kata kunci yang relevan sehingga kandidat yang sesuai dengan kualifikasi yang Anda cari dapat dengan mudah menemukan lowongan Anda.

Selain itu, jangan lupakan kekuatan jaringan. Mintalah referensi atau rekomendasi dari karyawan internal Anda.

Mereka mungkin memiliki teman, kolega, atau anggota keluarga yang cocok untuk posisi yang Anda tawarkan.

Employee referral programs bisa menjadi cara yang efektif untuk menjangkau kandidat berkualitas.

2. Temukan Kandidat dari Internal

Jika Anda memiliki karyawan internal yang memiliki kualifikasi yang sesuai dengan posisi yang Anda butuhkan, pertimbangkan untuk menawarkan posisi tersebut kepada mereka terlebih dahulu. Ini memiliki beberapa keuntungan.

Pertama, karyawan internal biasanya lebih cepat beradaptasi karena mereka sudah memiliki pemahaman tentang budaya perusahaan, tujuan, dan proses kerja.

Kedua, Anda sudah memiliki catatan kinerja mereka, yang bisa memberikan wawasan berharga tentang kemampuan mereka.

Namun, jika tidak ada karyawan internal yang cocok untuk posisi tersebut atau mereka tidak berminat, Anda bisa mulai mencari kandidat eksternal.

Pastikan untuk memberikan karyawan internal kesempatan terlebih dahulu, karena ini bisa meningkatkan motivasi dan loyalitas mereka.

3. Libatkan Karyawan Internal

Karyawan internal Anda bisa menjadi aset berharga dalam proses rekrutmen.

Mereka bisa memberikan masukan, saran, dan pendapat yang berharga tentang calon kandidat.

Setelah semua, mereka akan bekerja dengan kandidat tersebut jika mereka diterima, jadi pendapat mereka bisa sangat berharga.

Anda juga bisa mempertimbangkan untuk melibatkan karyawan dalam wawancara kerja.

Mereka bisa membantu Anda menilai kemampuan interpersonal dan kemampuan calon kandidat untuk berkolaborasi dengan tim

. Ini juga bisa meningkatkan kepuasan karyawan karena mereka merasa memiliki kontribusi dalam proses rekrutmen.

4. Buat Konten di Social Media & Website Perusahaan

Salah satu cara yang efektif untuk menarik perhatian kandidat adalah dengan membuat konten di media sosial dan website perusahaan Anda.

Ini tidak hanya akan membantu Anda menjangkau lebih banyak kandidat potensial, tetapi juga bisa meningkatkan citra dan reputasi perusahaan Anda.

Buatlah konten yang menyoroti budaya kerja, program-program positif untuk karyawan, dan keuntungan bekerja di perusahaan Anda.

Anda bisa membuat posting tentang proses rekrutmen yang berlangsung, profil karyawan yang sukses, atau kegiatan-kegiatan sosial perusahaan.

Ini akan membuat perusahaan Anda terlihat aktif dan memiliki citra yang positif di mata masyarakat.

Anda bisa bekerja sama dengan tim media sosial atau pemasaran perusahaan Anda untuk merencanakan, membuat, dan mempublikasikan konten.

Penting untuk memantau apakah konten Anda efektif dalam meningkatkan kesadaran masyarakat dan apakah itu menghasilkan kandidat berkualitas.

5. Tonjolkan Benefit & Fasilitas Perusahaan

Saat Anda mengiklankan posisi yang tersedia, pastikan untuk menonjolkan benefit dan fasilitas yang ditawarkan oleh perusahaan Anda.

Calon kandidat seringkali mempertimbangkan faktor-faktor ini sebelum mereka memutuskan untuk melamar atau menerima tawaran pekerjaan.

Tunjukkan bahwa perusahaan Anda peduli tentang kesejahteraan karyawan. Ini bisa mencakup hal-hal seperti:

  • Ruangan kerja yang lengkap dengan fasilitas modern.
  • Akses wifi yang cepat.
  • Tunjangan, gaji kompetitif, bonus, atau opsi saham.
  • Makan siang gratis atau fasilitas kafetaria.
  • Cuti yang adil dan fleksibilitas kerja.
  • Asuransi kesehatan dan program kesejahteraan.
  • Fasilitas penitipan anak atau day care.
  • Pelatihan dan pengembangan keterampilan.
  • Kegiatan yang mendukung kesejahteraan seperti yoga, meditasi, atau program kesehatan lainnya.

Tampilkan semua benefit ini dengan jelas dalam deskripsi pekerjaan dan selama proses wawancara kerja.

Ini akan membantu menarik kandidat dan meningkatkan tingkat kepuasan mereka setelah mereka bergabung dengan perusahaan Anda.

Menciptakan proses rekrutmen yang efektif adalah kunci untuk menarik kandidat berkualitas dan mempertahankan mereka dalam jangka panjang. Dengan memperbaiki hire pool, mempertimbangkan kandidat dari internal, melibatkan karyawan dalam proses rekrutmen, menciptakan konten di media sosial, dan menonjolkan benefit perusahaan, Anda dapat meningkatkan peluang sukses dalam merekrut talenta terbaik.

Selain itu, ingatlah bahwa rekrutmen bukan hanya tentang menemukan kandidat yang tepat, tetapi juga tentang memastikan bahwa mereka merasa diterima dan didukung di perusahaan Anda. Dengan mengikuti tips ini, Anda akan dapat menciptakan pengalaman rekrutmen yang positif dan membangun tim yang kuat dan berbakat.

Novia Widya Utami