Pengertian KPI atau Indikator Kinerja Utama Menurut Para Ahli

Tayang
06 Jun, 2024
Diperbarui
12 Juni 2025
Di tulis oleh:
Image Mekari Talenta
Mekari Talenta
Di review oleh:
Mekari Talenta Expert Reviewer
Hendry Tjiu

Apa saja pengertian Key performance indicator (KPI) atau indikator kinerja utama menurut para ahli? Disini blog Mekari Talenta akan mengulasnya dengan lengkap.

Key performance indicator (KPI) atau indikator kinerja utama adalah salah satu jenis pengukuran kinerja yang digunakan untuk mengukur seberapa baik suatu perusahaan/organisasi, proyek, unit kerja, departemen ataupun individu mencapai sasaran dan tujuan strategis yang telah ditetapkannya.

Manajemen Perusahaan pada umumnya menggunakan Key Performance Indicators (KPI) ini untuk melacak dan menganalisis faktor yang dianggap penting untuk keberhasilan organisasinya.

Pengertian KPI Menurut Berbagai Ahli

Dengan Key Performance Indicators atau KPI, manajemen perusahaan atau para pemangku kepentingan (stakeholder) dapat memahami apakah organisasi atau unit kerja yang bersangkutan berada di dalam jalur untuk menuju tujuan yang ditetapkan. Berikut penjelasan pengertiannya menurut beberapa ahli:

1. KPI Menurut Iveta (2012)

Definisi: Iveta menyatakan bahwa Key Performance Indicator (KPI) adalah indikator kuantitatif berbasis data konkret yang mendasar dalam menetapkan tujuan dan menyusun strategi organisasi. KPI bersifat terukur, berjangka, dan multi‑dimensi, mencerminkan performa dari berbagai perspektif perusahaan.

Analisis dan Pengembangan:
Penekanan Iveta pada aspek kuantitatif mengacu pada KPI yang dapat dinilai dalam bentuk angka—seperti tingkat penjualan, jumlah pelanggan, atau margin keuntungan. Hal ini memudahkan organisasi dalam menetapkan target yang jelas dan mengukur perkembangan secara periodik, apakah itu bulanan, triwulanan, atau tahunan. KPI yang efektif biasanya dibagi dalam beberapa kategori: keuangan (misalnya ROI, profit margin), pelanggan (tingkat kepuasan atau retensi pelanggan), proses internal (efisiensi operasional), dan pembelajaran & pertumbuhan (kompetensi karyawan dan inovasi).

Multi‑dimensional artinya KPI tidak hanya fokus pada satu metrik, tetapi mencakup berbagai aspek yang saling melengkapi. Pendekatan ini membantu organisasi untuk mengevaluasi kinerjanya secara holistik. Bentuk kuantitatifnya memastikan bahwa pengukuran objektif, seperti pertumbuhan penjualan 10 % per tahun, lebih konkret ketimbang pernyataan subjektif seperti “penjualan meningkat”.

Implementasi Praktis:

  • Rumusan KPI: Pastikan KPI dapat dihitung dengan metrik jelas. Contoh: “Jumlah pelanggan baru” atau “peningkatan nilai konversi 5 %”.
  • Dasar Data: Gunakan basis data yang kredibel—misalnya sistem ERP, CRM, atau BI platform.
  • Prioritasi Perspektif: Seimbangkan fokus antara aspek keuangan, operasional, dan sumber daya manusia.

Dengan menerapkan prinsip Iveta, organisasi dapat:

  1. Membentuk KPI yang jelas dan berbasis data;
  2. Menyusun strategi berjenjang dari strategi utama hingga operasional;
  3. Menjaga KPI tetap relevan melalui evaluasi berkala berdasarkan hasil kuantitatif.

2. KPI Menurut Warren (2011)

Definisi: Menurut Warren, KPI adalah alat ukur yang menilai sejauh mana organisasi mengeksekusi visi strategisnya. KPI harus mencerminkan hubungan langsung antara strategi organisasi dan operasionalnya.

Analisis dan Pengembangan:
Warren menekankan peran KPI dalam menjembatani visi strategis jangka panjang dengan tindakan sehari-hari organisasi. Dengan kata lain, KPI bukan hanya metrik pengukuran, melainkan alat integrasi—menghubungkan strategi, taktik, dan eksekusi operasional. KPI yang baik mesti:

  • Memiliki hubungan langsung dengan visi misi perusahaan.
  • Adaptif terhadap perubahan strategi.
  • Dapat menjadi dasar evaluasi dan koreksi strategi secara kontinu.

Sebagai contoh, jika visi perusahaan adalah “menjadi pemimpin pasar pendidikan digital”, KPI seperti “peserta aktif per bulan” atau “skor kepuasan pengguna ≥ 4,5” mencerminkan kemampuan eksekusi atas visi tersebut. KPI ini menegaskan bahwa strategi sudah dieksekusi secara konsisten dan sesuai tujuan.

Implementasi Praktis:

  1. Mapping Strategi ke KPI: Susun peta strategi (strategy map) dan tandai darimana KPI diambil.
  2. Keterlibatan Tim: Libatkan semua level—eksekutif hingga staf—agar KPI dipahami dan dieksekusi dengan komitmen.
  3. Evaluasi Strategis: Gunakan KPI untuk menilai efektivitas strategi. Jika KPI gagal tercapai, strategi perlu disesuaikan.

3. KPI Menurut Parmenter (2007)

Definisi: Parmenter mendefinisikan KPI sebagai metrik paling kritikal bagi keberhasilan organisasi dalam kondisi saat ini dan di masa depan.

Analisis dan Pengembangan:
Menurut Parmenter, KPI harus menunjukkan area kunci di mana organisasi wajib unggul untuk tetap kompetitif. KPI mencerminkan aspek yang jika tidak tercapai akan mengancam keberlanjutan organisasi. Parmenter menekankan seleksi KPI secara matang: bukan semua metrik layak dijadikan KPI, hanya yang strategis dan berpengaruh besar.

  • Kritis untuk kondisi sekarang: KPI seperti “tingkat pelayanan minimal 95 %” penting untuk mempertahankan reputasi.
  • Kritis untuk masa depan: KPI seperti “porsi pendapatan dari produk baru ≥ 20 %” penting untuk mempertahankan daya saing jangka panjang.

Implementasi Praktis:

  1. Identifikasi Risiko Strategis: Tentukan aspek yang dapat mengancam pertumbuhan atau kelangsungan.
  2. Seleksi KPI Prioritas: Fokus pada 3–7 KPI yang benar-benar menuntun pada keberhasilan.
  3. Monitor dan Review: Jalankan pertemuan berkala untuk mengevaluasi KPI sehingga arah strategi tetap relevan.

4. KPI Menurut Banerjee & Buoti (2012)

Definisi: Banerjee dan Buoti melihat KPI sebagai indikator kuantitatif berkelanjutan yang digunakan untuk mengevaluasi performa organisasi terhadap target strategis. KPI mendukung analisis tren dan pengambilan keputusan berbasis data.

Analisis dan Pengembangan:
Penekanan utama dari Banerjee & Buoti adalah kesinambungan, analisis tren, dan dukungan pengambilan keputusan. KPI bukan sekadar snapshot, tapi metrik yang diinformasikan secara kontekstual dari waktu ke waktu.

  • Berskala & kuantitatif: KPI harus bisa dibandingkan antar periode, misalnya pertumbuhan triwulanan atau bulanan.
  • Evaluasi trend: Grafik KPI seperti jumlah pelanggan aktif, churn rate, rata-rata pendapatan per pengguna (ARPU) dalam 6 bulan mampu menunjukkan performa riil.
  • Pengambilan keputusan: KPI digunakan oleh manajer untuk memutuskan apakah perlu dilakukan peningkatan kapasitas, penambahan SDM, atau strategi marketing baru.

Implementasi Praktis:

  1. Tentukan baseline awal dari setiap KPI.
  2. Update dan tracking secara berkala—harian, mingguan, bulanan, tergantung sifat KPI.
  3. Integrasikan sistem pelaporan otomatis agar sejak awal mendukung pengambilan keputusan yang cepat dan akurat.

5. KPI Menurut Marr Bernard

Definisi: Menurut Marr Bernard, KPI berfungsi sebagai alat navigasi—membantu manajer untuk memahami apakah organisasi berada di jalur yang tepat menuju kesuksesan atau mengalami deviansi.

Analisis dan Pengembangan:
Analoginya seperti dashboard pesawat: KPI adalah indikator utama (altitude, kecepatan, arah). Manajer menggunakan KPI untuk:

  • Mendiagnosis kondisi terkini—apakah organisasi melaju sesuai target?
  • Membuat penyesuaian strategi jika metrik melenceng.
  • Menilai efek keputusan masa lalu terhadap performa saat ini.

Marr juga menekankan pentingnya integrasi antara KPI finansial dan non‑finansial—seperti Customer Satisfaction Score (CSAT), Employee Engagement Score, sehingga gambaran performa riil lebih lengkap.

Implementasi Praktis:

  1. Tampa KPI di dashboard manajemen.
  2. Pastikan KPI selalu update dengan data realtime.
  3. Latih manajer untuk membaca KPI dan mengambil keputusan korektif bila diperlukan.

6. KPI Menurut Bahari Antono

Definisi: Bahari Antono menyatakan bahwa KPI adalah tolok ukur kuantitatif untuk mengukur tingkat pencapaian kinerja terhadap target yang ditetapkan.

Analisis dan Pengembangan:
Fokus Bahari adalah kesesuaian antara kinerja aktual dan target. KPI disini berfungsi sebagai:

  • Alat pengukuran keberhasilan (Seberapa jauh pencapaian?)
  • Alat kontrol (Apakah sudah sesuai target?)
  • Alat motivasi (Tingkatkan kinerja bila mendekati atau sudah melebihi target).

KPI yang baik harus memenuhi karakteristik SMART: Spesifik, Measurable, Achievable, Relevant, dan Time‑bound.

Implementasi Praktis:

  1. Tentukan target realistis—gunakan data historis sebagai tolok ukur.
  2. Gunakan metrik harian, mingguan, dan bulanan agar progres bisa dipantau.
  3. Buat reward system untuk KPI yang konsisten tercapai.

Talenta blog banner

Jenis-jenis Key Performance Indicator (KPI) Menurut Para Ahli

Pada dasarnya, Indikator Kinerja Utama atau KPI dapat dibedakan menjadi dua jenis yaitu KPI Financial dan KPI Non-Financial.

1. Key Performance Indicator Finansial

KPI Finansial adalah indikator kinerja utama yang berkaitan dengan keuangan. Contoh KPI Finansial ini diantaranya adalah sebagai berikut:

  • KPI Laba Kotor (Gross Profit), yaitu KPI yang mengukur jumlah uang yang tersisa dari pendapatan setelah dikurangi Harga Pokok Penjualan (HPP).
  • KPI Laba Bersih (Nett Profit), yaitu KPI yang mengukur jumlah uang yang tersisa dari pendapatan setelah dikurangi Harga Pokok Penjualan dan biaya-biaya bisnis lainnya seperti biaya bunga dan pajak.
  • KPI Marjin Laba Kotor (Gross Profit Margin), yaitu KPI yang mengukur nilai persentase yang diperoleh dengan membagi Laba Kotor dengan Pendapatan.
  • KPI Marjin Laba Bersih (Nett Profit Margin), yaitu KPI yang mengukur nilai persentase yang diperoleh dengan membagi laba bersih berdasarkan pendapatannya.
  • KPI Rasio Lancar (Current Ratio), yaitu KPI yang mengukur kinerja keuangan necara likuiditas dengan membagikan aktiva lancar (current assets) dengan Kewajiban lancar (current liabilities).

Masing-masing KPI menurut para ahli ini secara efektif menjawab pertanyaan spesifik.

Seperti pada contoh KPI Rasio Lancar, KPI ini secara efektif menjawab pertanyaan “seberapa cepat bisnis kita mengubah aset lancar menjadi uang tunai untuk membayar kewajiban jangka pendeknya”.

Indikator ini memperkirakan seberapa baik suatu bisnis akan bertahan apabila mengalami penurunan secara tiba-tiba.

Contoh kedua pada KPI Marjin Laba Kotor, KPI ini dapat menjawab pertanyaan seperti “Seberapa untungnya suatu bisnis” atau “Seberapa efisiennya proses produksi”.

2. Key Performance Indicator Non-Finansial

KPI Non-Finansial adalah KPI yang tidak secara langsung mempengaruhi keuangan suatu perusahaan.

Beberapa contoh KPI Non-Finansial yang dimaksud tersebut di antaranya seperti:

Indikator Key Performance Indicator (KPI) Yang Bisa Digunakan Menurut Pengembangan Definisi Dari Para Ahli

Indikator Key Performance Indicator (KPI) adalah variabel atau parameter yang digunakan untuk mengukur dan mengevaluasi pencapaian tujuan organisasi, departemen, atau individu. Berikut ini adalah beberapa contoh indikator KPI yang umum digunakan dalam berbagai bidang:

Pendapatan

Indikator ini mengukur jumlah pendapatan yang dihasilkan oleh suatu perusahaan dalam periode tertentu. Pendapatan dapat diukur secara keseluruhan atau berdasarkan divisi atau produk tertentu.

Contoh: Pertumbuhan pendapatan tahunan sebesar 10%, Pendapatan dari penjualan produk A mencapai target bulanan.

Tingkat Keuntungan

Indikator ini mengukur efisiensi dan profitabilitas suatu perusahaan dengan menghitung rasio keuntungan terhadap penjualan atau investasi.

Contoh: Margin keuntungan bersih sebesar 15%, ROI (Return on Investment) mencapai 20%.

Kepuasan Pelanggan

Indikator ini mengukur tingkat kepuasan pelanggan terhadap produk atau layanan yang disediakan oleh perusahaan.

Contoh: Tingkat kepuasan pelanggan mencapai 90%, Tingkat keluhan pelanggan di bawah 5%.

Efisiensi Operasional

Indikator kpi menurut para ahli ini mengukur tingkat efisiensi dalam proses operasional perusahaan, seperti tingkat produktivitas, waktu siklus, atau biaya produksi.

Contoh: Tingkat produksi harian mencapai target 100 unit, Waktu rata-rata untuk menyelesaikan satu proses produksi adalah 1 jam.

Kualitas Produk atau Layanan

Indikator ini mengukur tingkat kualitas produk atau layanan yang disediakan oleh perusahaan, seperti tingkat cacat, tingkat kegagalan, atau tingkat pengembalian produk.

Contoh: Tingkat cacat produk di bawah 2%, Tingkat kegagalan layanan pelanggan kurang dari 1%.

Efektivitas Pemasaran

Indikator ini mengukur keberhasilan kampanye pemasaran dalam mencapai target penjualan atau meningkatkan awareness merek.

Contoh: Peningkatan pangsa pasar sebesar 5%, Jumlah lead yang dihasilkan dari kampanye pemasaran.

Tingkat Retensi Karyawan

Indikator ini mengukur tingkat retensi atau loyalitas karyawan terhadap perusahaan, yang dapat mencerminkan kepuasan kerja dan efektivitas manajemen sumber daya manusia.

Contoh: Tingkat retensi karyawan di atas 90%, Jumlah pelatihan dan pengembangan yang diikuti oleh karyawan.

Setiap organisasi atau departemen dapat memiliki indikator KPI yang spesifik sesuai dengan tujuan dan strategi mereka.

Penting untuk memilih indikator yang relevan, terukur, dan dapat dicapai, serta memantau dan mengevaluasi kinerja secara berkala untuk melihat apakah target tercapai atau perlu dilakukan perbaikan.

Konsep Key Performance Indicator (KPI) Menurut Pengembangan Definisi Dari Para Ahli

Konsep Key Performance Indicator (KPI) adalah suatu pendekatan yang digunakan untuk mengukur, memantau, dan mengevaluasi kinerja suatu organisasi, departemen, atau individu dalam mencapai tujuan dan target yang telah ditetapkan. Berikut ini beberapa konsep yang terkait dengan KPI:

  1. Objektif dan Target: KPI didasarkan pada tujuan dan target yang telah ditetapkan. Tujuan tersebut haruslah jelas, terukur, terarah, dan relevan dengan strategi organisasi atau departemen.
  2. Pengukuran: KPI melibatkan pengukuran kuantitatif atau kualitatif terhadap parameter yang relevan dengan tujuan yang ingin dicapai. Pengukuran ini harus objektif, akurat, dan dapat diandalkan.
  3. Kriteria dan Standar: KPI membutuhkan kriteria atau standar untuk menilai kinerja. Standar ini dapat berupa angka, persentase, rasio, atau skala tertentu yang menentukan tingkat pencapaian yang diinginkan.
  4. Relevansi: KPI harus relevan dengan tujuan strategis organisasi atau departemen. KPI yang dipilih harus berkaitan langsung dengan pencapaian tujuan utama dan memiliki dampak yang signifikan terhadap kesuksesan organisasi.
  5. Periode Waktu: KPI sering kali diukur dan dievaluasi dalam periode waktu tertentu, seperti bulanan, kuartalan, atau tahunan. Hal ini memungkinkan pemantauan kinerja secara berkala dan memberikan peluang untuk melakukan tindakan perbaikan jika diperlukan.
  6. Komunikasi dan Transparansi: KPI harus dikomunikasikan secara jelas kepada semua pihak terkait, baik itu pimpinan, manajer, maupun karyawan. Transparansi dalam pengukuran kinerja dan hasil KPI dapat mendorong akuntabilitas dan keterlibatan semua individu dalam mencapai tujuan organisasi.
  7. Aksi dan Perbaikan: KPI tidak hanya berfungsi sebagai alat pengukuran, tetapi juga sebagai alat untuk mengidentifikasi masalah, mengambil tindakan perbaikan, dan meningkatkan kinerja. Hasil KPI harus digunakan untuk menginformasikan keputusan dan mengarahkan langkah-langkah perbaikan yang diperlukan.

Dalam implementasi KPI, penting untuk memilih KPI yang sesuai dengan konteks organisasi, memastikan pemantauan yang konsisten, dan mengintegrasikan KPI ke dalam siklus manajemen kinerja secara menyeluruh.

Contoh-contoh Key performance Indicator (KPI) atau Indikator Kinerja Utama pada Organisasi Menurut Para Ahli

Seperti yang disebutkan sebelumnya, setiap organisasi ataupun perusahaan memiliki Indikator tersendiri untuk menilai keberhasilan organisasi atau perusahaannya.

Berikut ini adalah beberapa contoh indikator KPI untuk organisasi di berbagai sektor industri.

  • Untuk sekolah, indikator kinerja utama yang diukur adalah tingkat kelulusan siswanya.
  • Untuk perusahaan properti, indikator kinerja utama yang diukur adalah tingkat penjualan properti.
  • Untuk perusahaan manufaktur, contoh indikator kinerja utama yang diukur seperti jumlah output yang dihasilkan pada bulan tertentu, Ketepatan pengiriman barang jadi ke pelanggan.
  • Untuk startup aplikasi, indikator kinerja utama yang diukur adalah jumlah pemakai aplikasi dan jumlah download aplikasinya.

Mekari Talenta Rekomendasi Aplikasi Penilaian Kinerja Terbaik

Mekari Talenta adalah salah satu software HRIS untuk manajemen sumber daya manusia.

Software HRIS biasanya bertujuan mengurangi beban kerja administrasi di bidang penggajian, perpajakan karyawan, absensi, dan performance appraisal.

Dilengkapi dengan performance management tools, HR akan lebih mudah memantau kinerja karyawan secara objektif juga memberikan feedbcak menyeluruh terhadap setiap karyawan hanya dalam satu aplikasi Mekari Talenta saja.

Dengan demikian, Anda dapat melacak masing-masing KPI karyawan dengan mudah di dalam satu dashboard saja.

Tertarik menggunakan software penilaian kinerja karyawan Mekari Talenta? Konsultasi gratis dengan tim sales kami sekarang juga.

Image
Mekari Talenta Penulis
Temukan artikel-artikel terbaik seputar HR dari tim editorial Mekari Talenta. Kami mengumpulkan, menyusun, dan membagikan insight-insight menarik untuk membantu bisnis mengelola serta mengembangkan talenta-talenta unggulan.
Image Mekari Talenta
Hendry Tjiu, CHRP

Hendry Tjiu adalah seorang profesional di bidang human capital dengan lebih dari 18 tahun pengalaman.

WhatsApp Hubungi sales