10 Kesalahan Penulisan Lowongan Kerja yang Dilakukan HR

By Mekari TalentaPublished 19 Mar, 2023 Diperbarui 20 Maret 2024

Tak bisa dipungkiri HR atau Human Resource hanyalah seorang manusia biasa yang tak luput dari kesalahan, termasuk beberapa kesalahan penulisan lowongan kerja.

Disadari atau tidak, terkadang sebagai staff HR Anda mungkin sering melakukan kesalahan dalam menuliskan lowongan kerja.

Seperti misalnya, penyusunan redaksional yang kacau maupun pemberian informasi yang kurang lengkap.

Padahal jika dipikir ulang, lowongan kerja bukanlah sekadar media informasi saja. Melainkan jendela bagi calon karyawan untuk mengenal posisi pekerjaan di sebuah perusahaan yang akan dilamarnya.

Tak hanya berhenti di dua kesalahan seperti yang disebut di atas, terkadang secara tak disadari banyak HR melakukan beragam kesalahan lainnya saat penulisan lowongan kerja.

Apa saja kesalahan yang dimaksud? Simak lengkapnya di bawah ini.

1. Memberikan informasi yang terkesan ambigu.

Pada dasarnya sebuah lowongan kerja harus ditulis dengan format selengkap-lengkapnya tapi juga ringkas dan mudah dibaca.

Namun, agar terkesan ringkas jangan korbankan informasi yang hendak Anda sampaikan pada pelamar dengan memberikan susunan kalimat yang ambigu.

Seperti misalnya, hanya menuliskan “pekerja keras” atau “team player”.

Penggunaan istilah ini memang umum dan amat ringkas tapi berisiko memberikan informasi yang ambigu pada pembaca alias calon pelamar.

Untuk itu, ketimbang menggunakan kalimat ringkas yang terkesan ambigu atau menggantung lebih baik jabarkan secara mendetail apa yang diharapkan dari kandidat.

Ketimbang hanya menuliskan “pekerja keras” maka tulis di lowongan kerja bahwa Anda atau perusahaan membutuhkan kandidat yang nyaman dengan tekanan serta tantangan kerja yang dinamis.

2. Menggunakan susunan kalimat yang buruk.

Menjelaskan detail mengenai informasi lowongan kerja sah-sah saja bahkan wajib sebenarnya dilakukan.

Namun lebih dari itu, pastikan Anda juga memerhatikan susunan kalimat yang hendak digunakan.

Apakah ejaan yang digunakan sudah benar, pemilihan kata yang digunakan sudah sesuai bahkan tanda baca yang digunakan juga apakah sudah sesuai dengan EYD alias Ejaan Yang Disempurnakan.

Anda tentunya tak ingin kan calon pelamar menganggap lowongan kerja yang Anda buat dianggap palsu hanya gara-gara kesalahan tanda baca atau ejaan dalam penulisan lowongan kerja?

Untuk itu, usahakan setiap selesai membuat iklan lowongan pekerjaan untuk memeriksa lagi.

Jika ada susunan kalimat yang kemungkinan salah atau ada informasi yang kurang tepat bahkan belum ada cantumkan.

Baca Juga: Kesalahaan Interview Pekerjaan, No1 Jangan Ungkit Perusahaan Lama

3. Kendati harus detail, tapi usahakan tak terlalu berlebihan mencantumkan informasi.

Sudah seharusnya Anda mencantumkan informasi yang detail saat menuliskan iklan atau info lowongan kerja.

Hal ini untuk memudahkan calon pelamar saat melamar dan juga memudahkan Anda menyaring hanya calon terbaik dan sesuai dengan persyaratan yang diinginkan perusahaan.

Namun harus digarisbawahi, informasi yang akan Anda masukan dalam iklan atau info lowongan kerja janganlah berlebihan.

Pastikan Anda hanya mencantumkan syarat esensial dan tanggung jawab utama untuk pelamar ketika nanti ia sudah mulai bekerja.

Kalau pun ada beberapa persyaratan yang menurut Anda opsional atau bisa didapat nanti saat training, maka hapus saja dari deskripsi.

Batasi prasyarat dan deskripsi tanggung jawab hingga tiga atau empat yang benar-benar penting agar memudahkan si calon pelamar dan tentunya Anda dalam mendapatkan karyawan.

4. Tidak Menyebutkan Kualifikasi yang Dibutuhkan dengan Jelas

Salah satu aspek krusial kesalahan dalam penulisan lowongan kerja adalah menyebutkan kualifikasi dan persyaratan dengan tegas.

Keterangannya harus jelas dan terperinci agar calon pelamar tidak merasa ragu-ragu tentang persyaratan yang harus dipenuhi.

Ketika HR tidak memberikan informasi yang jelas mengenai kualifikasi yang dibutuhkan, para calon pelamar mungkin akan merasa enggan melamar, karena mereka tidak yakin apakah mereka memenuhi kriteria yang diinginkan.

Dampak dari ketidaktegasan dalam lowongan kerja ini adalah berkurangnya jumlah pelamar yang berkualitas.

Calon pelamar yang berpotensi bisa saja mengabaikan lowongan tersebut karena kurangnya informasi yang jelas.

Hal ini bisa menyebabkan kehilangan bakat-bakat berpotensi yang sebenarnya sangat cocok untuk posisi tersebut.

Oleh karena itu, penting bagi HR untuk merumuskan kualifikasi dengan jelas dan spesifik.

Dengan menyampaikan persyaratan dengan terperinci, perusahaan akan menarik lebih banyak calon pelamar yang sesuai dengan kebutuhan perusahaan, meningkatkan kesempatan untuk mendapatkan karyawan yang berkualitas dan berdedikasi.

Dengan begitu, perusahaan dapat membangun tim yang solid dan produktif untuk mencapai tujuan bisnisnya.

Baca Juga: 5 Faktor Kunci Keahlian yang Wajib Dimiliki Tiap Pelamar Kerja

5. Penggunaan Bahasa yang Tidak Profesional

Penting untuk menghindari kesalahan seperti penggunaan bahasa yang tidak profesional dalam penulisan lowongan kerja.

Bahasa yang informal, kata-kata kasar, atau ejaan yang salah dapat mencerminkan citra perusahaan yang kurang serius dan tidak profesional.

Hal ini dapat mempengaruhi pandangan calon pelamar terhadap perusahaan dan berdampak negatif pada upaya merekrut karyawan berkualitas.

Ketika perusahaan menggunakan bahasa yang tidak tepat dan tidak profesional, calon pelamar mungkin merasa ragu-ragu tentang kredibilitas perusahaan tersebut.

Mereka dapat menganggap bahwa perusahaan tidak serius dalam mencari karyawan yang berkualitas, dan hal ini bisa membuat mereka enggan melamar.

Sebagai HR, penting untuk memastikan bahwa penulisan lowongan kerja menggunakan bahasa yang formal, jelas, dan sesuai dengan tata bahasa yang benar.

Penggunaan kata-kata yang sopan dan ramah serta ejaan yang tepat akan meningkatkan tingkat profesionalitas perusahaan dan memberikan kesan positif kepada calon pelamar.

Seiring dengan meningkatnya persaingan dalam dunia kerja, citra perusahaan menjadi semakin penting.

Dengan menggunakan bahasa yang profesional dan tepat, perusahaan akan menarik perhatian calon pelamar yang berkualitas dan meningkatkan reputasi sebagai tempat kerja yang serius dan dihormati.

6. Menggunakan Frasa yang Klise

Dalam menyusun lowongan kerja, seringkali kita tergoda untuk menggunakan frasa-frasa klise yang sudah terlalu sering didengar, seperti “proaktif,” “kerjasama tim,” dan “berorientasi pada target.”

Namun, penggunaan frasa klise ini justru dapat mengaburkan pesan yang sebenarnya ingin disampaikan dan membuat lowongan kerja terlihat sama seperti yang lainnya.

Sebagai HR, Anda harus berusaha mencari kata-kata yang lebih spesifik dan kreatif untuk menjelaskan kebutuhan perusahaan.

Alih-alih menggunakan frasa klise yang umum digunakan, cobalah untuk merumuskan kalimat yang menggambarkan secara jelas dan unik tentang karakteristik dan nilai-nilai yang dicari oleh perusahaan.

Sebagai contoh, daripada hanya mengatakan “berorientasi pada target,” kita bisa menyebutkan bahwa perusahaan mencari seseorang yang memiliki kemampuan analitis yang kuat untuk mencapai dan melebihi target penjualan secara konsisten.

Dengan menggunakan kata-kata yang lebih spesifik dan kreatif, lowongan kerja akan terlihat lebih menarik dan mencerminkan kepribadian unik perusahaan dan menghindari kesalahan penulisan lowongan kerja.

Hal ini juga dapat membantu menarik perhatian calon pelamar yang berkualitas dan berpotensi menjadi aset berharga bagi perusahaan.

Jadi, mari kita tinggalkan frasa-frasa klise dan berikan sentuhan kreativitas dalam penulisan lowongan kerja untuk menarik calon karyawan yang tepat dan berkomitmen membantu perusahaan mencapai kesuksesan.

Baca Juga: Dear HR, Ini Cara Atasi Karyawan yang Jenuh dalam Pekerjaan

7. Tidak Menyebutkan Informasi Gaji atau Benefit

Dalam menulis lowongan kerja, jangan lupakan pentingnya mencantumkan informasi gaji dan benefit karyawan yang jelas.

Informasi ini menjadi salah satu faktor penentu bagi calon pelamar dalam memutuskan untuk melamar pekerjaan atau tidak.

Bayangkan jika HR tidak menyebutkan informasi gaji dan benefit secara gamblang.

Calon pelamar akan merasa tidak tertarik atau bahkan ragu untuk melamar karena mereka tidak tahu apa yang mereka dapatkan sebagai imbalan atas pekerjaan yang akan mereka lakukan.

Kesalahan penulisan lowongan kerja yang ini dapat mengurangi minat para calon pelamar berkualitas dan berpengalaman untuk bergabung dengan perusahaan.

Oleh karena itu, sebaiknya HR menyajikan informasi mengenai gaji yang ditawarkan, tunjangan, bonus, asuransi kesehatan, cuti, dan manfaat lainnya dengan jelas dan transparan.

Hal ini akan memberikan gambaran yang lebih nyata tentang nilai yang akan diperoleh oleh karyawan potensial dan meningkatkan minat mereka untuk melamar.

Jika perusahaan menawarkan gaji yang kompetitif dan manfaat menarik, pastikan untuk menyoroti hal ini dalam lowongan kerja.

Bukan hanya sekedar menarik calon pelamar, informasi yang jelas tentang gaji dan benefit ini juga mencerminkan profesionalisme perusahaan dan memberikan kesan positif bahwa perusahaan menghargai karyawan dan ingin memberikan kompensasi yang adil sesuai dengan kontribusi mereka.

8. Tidak Menyebutkan Batas Waktu Pendaftaran

Dalam merancang lowongan kerja, penting untuk menyertakan batas waktu pendaftaran yang jelas dan terperinci.

Ketika batas waktu tidak disebutkan dengan jelas, hal ini dapat menyebabkan keterlambatan dalam proses rekrutmen dan berdampak pada efisiensi tim HR.

Tanpa batas waktu yang jelas, calon pelamar akan bingung dan ragu-ragu tentang kapan tepatnya mereka harus mengirimkan lamaran.

Beberapa calon pelamar mungkin menunda pengiriman karena ketidakjelasan ini, sementara yang lain mungkin mengirimkan lamaran dengan terburu-buru tanpa memperhatikan kualitasnya.

Akibatnya, karena kesalahan penulisan lowongan kerja HR harus menghadapi volume lamaran yang tidak teratur dan sulit untuk dikelola.

Selain itu, jika HR harus memeriksa lamaran yang masuk setelah batas waktu berakhir, hal ini dapat menghambat proses seleksi dan membuang waktu berharga.

Hal ini juga bisa menciptakan ketidakadilan bagi calon pelamar lain yang telah mengirimkan lamaran sesuai dengan batas waktu yang ditetapkan.

Oleh karena itu, sertakan batas waktu pendaftaran yang jelas dalam setiap lowongan kerja.

Berikan informasi tanggal, waktu, dan zona waktu yang spesifik. Dengan begitu, calon pelamar akan lebih mudah memahami dan mematuhi tenggat waktu yang telah ditetapkan.

Hal ini akan membantu meningkatkan efisiensi rekrutmen, memastikan lamaran diterima tepat waktu, dan menciptakan pengalaman positif bagi calon pelamar.

Baca Juga: 8 Manfaat Nyata Menyediakan Makan Siang Bagi Karyawan

9. Tidak Menyebutkan Lokasi Pekerjaan dengan Jelas

Ketika mencari pekerjaan, salah satu informasi krusial yang diharapkan oleh calon pelamar adalah lokasi pekerjaan yang jelas dan terperinci.

Namun, terkadang HR terlalu ringkas dalam menyajikan informasi ini, yang pada akhirnya dapat menyebabkan kebingungan dan ketidakpastian bagi para pencari kerja.

Tidak menyebutkan lokasi pekerjaan dengan jelas bisa berarti pelamar tidak tahu apakah pekerjaan tersebut bersifat remote atau memerlukan kehadiran di kantor secara penuh.

Ini dapat menyulitkan calon pelamar dalam menentukan komitmen dan kesiapan untuk menghadapi perubahan gaya hidup jika diterima.

HR harus memberikan informasi yang jelas mengenai lokasi pekerjaan, termasuk apakah ada fleksibilitas kerja dari rumah atau apakah calon karyawan harus hadir di kantor setiap hari.

Jika ada opsi kerja jarak jauh, sebutkan juga apakah ada batasan wilayah geografis tertentu atau apakah pelamar dari luar kota diundang untuk melamar.

Dengan memberikan informasi yang lengkap tentang lokasi pekerjaan, calon pelamar akan merasa lebih percaya diri dalam memutuskan apakah pekerjaan tersebut sesuai dengan kebutuhan dan situasi mereka.

Hal ini juga akan membantu menghindari potensi kesalahpahaman dan memastikan bahwa perusahaan mendapatkan pelamar yang benar-benar tertarik dan siap bekerja di posisi yang ditawarkan.

10. Deskripsi Pekerjaan yang Tidak Jelas

Menggambarkan pekerjaan dengan jelas dan terperinci adalah salah satu kunci untuk menarik calon pelamar yang berkualitas dan tepat.

Namun, terlalu sering HRD membuat kesalahan dengan memberikan deskripsi pekerjaan yang tidak jelas dan terlalu umum.

Deskripsi pekerjaan yang kabur dan ambigu membuat calon pelamar kebingungan tentang tanggung jawab yang sebenarnya diharapkan dari posisi tersebut.

Tanpa informasi yang jelas, para pencari kerja akan merasa tidak yakin apakah mereka memiliki kualifikasi yang sesuai atau mampu menjalankan tugas-tugas yang diinginkan oleh perusahaan.

Sebuah deskripsi pekerjaan yang terlalu umum juga dapat mengurangi minat calon pelamar untuk melamar.

Mereka mungkin akan merasa bahwa perusahaan tidak serius atau tidak terlalu memahami kebutuhan dan tantangan pekerjaan yang sebenarnya.

Untuk menghindari kesalahan ini, HR perlu memberikan deskripsi pekerjaan yang spesifik dan rinci.

Sertakan tanggung jawab utama, kualifikasi yang dibutuhkan, peluang pengembangan, dan hal-hal unik yang membuat posisi tersebut menarik bagi calon karyawan.

Dengan memberikan deskripsi pekerjaan yang jelas dan menarik, perusahaan dapat menarik calon pelamar yang sesuai dengan kebutuhan dan nilai-nilai perusahaan, serta meningkatkan peluang untuk mendapatkan karyawan yang berkualitas dan berkomitmen.

Image
Mekari Talenta
Mekari Talenta adalah software HR berbasis komputasi awan yang aman dan telah dipercaya oleh ribuan perusahaan di Indonesia. Profil ini dipetakan khusus untuk artikel-artikel editorial dari redaksi Insight Talenta.