Tujuan, Parameter, dan Cara Mengukur Kinerja Karyawan di Perusahaan

By Mekari TalentaPublished 18 May, 2022 Diperbarui 20 Maret 2024

Seorang karyawan yang bekerja di sebuah perusahaan nyatanya tidak hanya sekedar menyelesaikan tugas saja, melainkan ia juga harus memiliki kinerja yang bagus. Untuk itu, perusahaan akan mencari cara mengukur kinerja setiap karyawan secara terus-menerus.

Cara mengukur kinerja karyawan ini bukan tanpa maksud, melainkan agar karyawan dapat meningkatkan kinerjanya sesuai dengan kriteria dan dasar tertentu yang perusahaan telah tetapkan.

parameter kinerja karyawan

Cara Mengukur Kinerja: Apa Tujuannya?

Suatu hal yang dilakukan dengan prosedur tentu memiliki tujuan tersendiri yang ingin dicapai. Begitu juga dengan pengukuran kinerja karyawan, hal ini memiliki beberapa tujuan selain bagi karyawan maupun perusahaan.

Secara garis besar, cara mengukur kinerja karyawan ditujukan sebagai tolak ukur untuk melihat seberapa jauh seorang karyawan melakukan tugas-tugas yang menjadi tanggung jawabnya dan bagaimana perkembangannya melihat dari sisi tujuan perusahaan yang ingin dicapai.

Dengan melihat hal itu perusahaan akan dapat menentukan langkah yang sesuai dengan hasil kinerja karyawan tersebut di kemudian hari agar dapat berkembang sesuai dengan target perusahaan.

Beberapa tujuan pengukuran kinerja karyawan yang ingin dicapai perusahaan antara lain:

1. Memberikan Umpan Balik

Dalam mengembangkan performa, perlu adanya umpan balik atau feedback yang membangun. Dengan adanya umpan balik, karyawan yang memiliki kinerja buruk dapat memperbaiki kesalahannya dan mencapai potensi penuh yang dimilikinya.

Sedangkan bagi karyawan yang sudah memiliki kinerja baik dapat mempertahankan apa yang sudah baik dan sebisa mungkin untuk meningkatkan potensi yang dimilikinya.

Feedback ini tidak hanya didapatkan dari manajer, melainkan juga dari siapa saja yang menangani atau berurusan secara teratur dengan karyawan.

2. Mempromosikan Karier

Motif karyawan bekerja dengan baik di perusahaan tidak hanya ingin mempertahankan posisinya, melainkan juga ingin melanjutkan ke jenjang karier yang lebih ia idamkan. Untuk itu, manajer berperan dalam membersamai karyawan yang memang punya kinerja bagus dan ingin membangun karier.

Manajer harus tahu mana karyawan yang layak dipromosikan untuk karir yang lebih bagus dari posisinya sekarang. Oleh sebab itu, perlu adanya penilaian kinerja karyawan secara teratur untuk dapat menentukan siapa karyawan tersebut.

Karyawan yang memiliki performa baik yang akan mengisi posisi teratas dalam tim untuk kemudian memiliki hak untuk dipromosikan.

3. Menentukan Kebutuhan Pengembangan dan Pelatihan Karyawan

Karena perusahaan punya target dan ekspektasi, tentu seorang manajer harus mengetahui mana karyawan yang memenuhi target dan ekspektasi tersebut. Untuk mengetahui siapa karyawan tersebut maka dilakukanlah pengukuran kinerja oleh manajer.

Melalui hasil pengukuran kinerja manajer dapat mengidentifikasi serta memprioritaskan kebutuhan pelatihan dan pengembangan karyawan. Hal ini dilakukan sebagai langkah untuk meningkatkan kompetensi dan keterampilan karyawan yang dibutuhkan oleh perusahaan.

4. Mendorong Peningkatan Kualitas dan Kuantitas Kinerja

Dengan adanya pengukuran kinerja karyawan di perusahaan, karyawan dapat terbantu untuk bisa meningkatkan kualitas dan kuantitas kinerjanya. Hal ini karena sistem penilaian kinerja memiliki standar tersendiri dalam menilai kinerja karyawan.

Pengukuran kinerja akan memberikan peringatan yang diperlukan kepada karyawan yang memiliki kinerja buruk untuk bekerja lebih keras demi mencapai tujuan yang sudah ditetapkan perusahaan.

5. Merencanakan Program Kinerja

Agar karyawan dapat memahami dengan baik apa saja yang perlu dilakukan dan dicapai sesuai target perusahaan, maka pihak manajer harus menyampaikan program kinerja secara jelas. Perancangan program kinerja inilah yang memerlukan bahan dari pengukuran kinerja karyawan.

Melalui pengukuran kinerja itulah manajer dapat memperoleh ekspektasi untuk dituangkan ke dalam program kinerja perusahaan yang kemudian harus disampaikan kepada seluruh karyawan.

Parameter dan Cara Mengukur Kinerja Karyawan

Sebelum mengukur kinerja karyawan, perusahaan perlu mengetahui apa saja parameter yang digunakan dalam menilai kinerja karyawan. Dengan begitu, perusahaan memiliki standar tersendiri yang bisa dijadikan patokan untuk menilai kinerja.

Tak jarang karena memang biasanya jumlah karyawan cukup banyak dan proses pengukuran kinerja cukup rumit karena punya banyak parameter, pihak perusahaan akan dibantu dengan software penilaian kinerja karyawan agar lebih mudah dan cepat dalam mengukur.

Adapun cara mengukur kinerja karyawan berdasarkan parameter pengukuran kinerjanya adalah sebagai berikut.

1. Kualitas Kinerja

Parameter penting dalam cara mengukur kinerja seorang karyawan adalah kualitas kinerja yang ia lakukan di setiap tugas dan tanggung jawab yang diberikan kepadanya. Kualitas kinerja ini dilihat menyeluruh setiap hari, bukan hanya dari satu atau dua proyek saja.

Beberapa aspek yang masuk ke dalam parameter kualitas kinerja ini antara lain kerja tim dan rincian mengenai target karyawan. Cara mengukur kinerja menggunakan parameter kualitas kinerja, pikirkan dengan baik mengenai gambaran kinerjanya hingga ke detail kecil.

Manajer dapat mengukur banyak target perusahaan yang telah dicapai karyawan tersebut atau melihat apakah ia memberikan kinerja yang baik atau buruk pada proyek perusahaan yang ia tangani.

2. Kemampuan Problem Solving

Karyawan yang memiliki kinerja bagus tidak hanya dibekali dengan kecekatan dan keterampilan dalam mengerjakan setiap tugas yang diberikan. Namun, karyawan yang berkinerja bagus juga punya keterampilan problem solving di segala situasi. Problem solving merupakan salah satu cara mengukur kinerja yang paling penting.

Kemandirian dalam mengatasi masalah di situasi genting perlu dimiliki oleh setiap karyawan, sehingga ia tidak menggantungkan pekerjaannya pada karyawan lainnya termasuk manajer. Manajer dapat menilai tingkat kemampuan problem solving karyawan dalam setiap proyek yang ia tangani.

Perusahaan juga perlu memastikan bahwa karyawan memperoleh pelatihan untuk dapat menyelesaikan masalah dalam pekerjaan mereka. Sebelum dapat mengatasi masalah di situasi yang sulit sendirian, maka karyawan perlu memiliki kepercayaan diri dan keterampilan problem solving.

3. Tujuan dan Capaian Target

Cara mengukur kinerja selanjutnya adalah tujuan dan pencapaian target merupakan parameter kuantitatif yang dapat digunakan untuk menilai kinerja karyawan. Nilailah kinerja karyawan dengan angka-angka yang pasti, namun pertimbangkan juga konteks mengapa nilai tersebut diberikan.

Kenali faktor eksternal yang mungkin mempengaruhi karyawan dalam menyelesaikan target, seperti perubahan kebutuhan pelanggan dan lain sebagainya yang dapat melatarbelakangi mengapa ada target yang tidak sesuai.

4. Kerja Sama dalam Tim dan Leadership

Lakukan pembahasan mengenai seberapa bagus karyawan tersebut dapat bekerja sama di dalam sebuah tim saat melakukan pengukuran kinerja karyawan. Bahas juga bagaimana karyawan tersebut mampu menunjukkan leadership atau kepemimpinan kepada anggota tim lainnya. Ini merupakan cara mengukur kinerja karyawan dengan maksimal.

Karyawan yang memiliki kepemimpinan akan dapat menangani tim dengan baik dan mendorong anggota tim lainnya untuk bersama-sama meraih kesuksesan.

Sedangkan karyawan yang bisa bekerja sama dengan tim bisa dilihat dari seberapa baik mereka bisa berdiskusi bersama untuk memecahkan masalah. Di masa depan, karyawan yang memiliki kerja sama tim dan leadership yang bagus dapat dicalonkan menjadi pemimpin.

5. Inisiatif dan Motivasi

Selain kemampuan bekerja sama dan memimpin sebuah tim, inisiatif dan motivasi adalah parameter yang tak kalah penting dalam cara mengukur kinerja karyawan. Karyawan yang memiliki tingkat efektivitas bagus akan mampu berinisiatif dan memotivasi dirinya sendiri dalam mengambil keputusan.

Tentu manajer tidak mungkin menghabiskan waktu hanya untuk memberikan motivasi dan membantu karyawan dalam mengambil keputusan untuk menyelesaikan tugasnya. Yang ada manajer akan kehabisan waktu dan pekerjaannya sendiri tidak tertangani.

Karyawan dengan inisiatif yang bagus akan mampu melihat tindakan apa yang perlu dilakukan tanpa harus menunggu instruksi dari manajer.

Langkah berikutnya yang bisa diambil manajer adalah menjelaskan bagaimana inisiatif dan motivasi sangat berpengaruh terhadap kinerja secara keseluruhan, ketika seorang karyawan kurang memiliki inisiatif dan tidak bisa memotivasi dirinya sendiri untuk menyelesaikan tugas.

Cara Mengukur Kinerja Karyawan Lebih Mudah dengan Software Mekari Talenta

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, seorang manajer atau HRD yang melakukan pengukuran kinerja karyawan tentunya akan merasa kesulitan ketika harus memantau kinerja seluruh karyawan di perusahaan.

Untuk itu, perusahaan perlu mengelola hal tersebut agar manajer lebih mudah menjalankan tugasnya, salah satunya dengan memakai software atau aplikasi di komputer. Mekari Talenta menawarkan solusi cerdas untuk memonitor karyawan dengan real time dalam sebuah perangkat lunak.

Aplikasi timesheet dari Talenta akan membantu Anda dalam memantau setiap aktivitas karyawan, termasuk aktivitas ketika work from home. Aplikasi tersebut dapat diakses online dengan fitur pengukur jam kerja dan laporan pencatatan yang akan membuat pengukuran kinerja jauh lebih efektif. Selengkapnya Anda dapat mengakses aplikasi Timesheet by Talenta pada link berikut: https://www.talenta.co/fitur/attendance-management/aplikasi-online-timesheet/.

Di masa pandemi seperti sekarang ini, aplikasi atau software timesheet ini sangat membantu untuk memantau karyawan meskipun dengan sistem work from home (WFH). Nantinya time sheet dapat menunjukkan jumlah jam kerja setiap karyawan sebagai acuan penghitungan payroll dan penilaian.

Beberapa kelebihan yang bisa dirasakan ketika menggunakan aplikasi atau software timesheet ini antara lain:

1. Monitoring dan Kontrol Lebih Mudah

Tak perlu berlelah-lelah memantau setiap aktivitas dengan mata kepala sendiri ketika di kantor, manajer atau HR hanya perlu menatap monitor untuk bisa memantau setiap aktivitas karyawan, bahkan ketika bekerja di rumah atau remote working.

Kinerja bagian HR menjadi lebih cepat dan lebih efektif bahkan dalam situasi yang membatasi pertemuan langsung seperti sekarang. Hal ini tentunya membuat perusahaan mendapat keuntungan karena meskipun sedang pandemi namun semua karyawannya tetap terpantau.

2. Pemakaian Jam Kerja Lebih Efektif

Menggunakan aplikasi yang telah berintegrasi dengan fitur penugasan karyawan akan memudahkan manajer dalam memberikan tugas kepada karyawan.

Adanya fitur task yang dilengkapi dengan kemampuan mengukur waktu dapat digunakan untuk memastikan bahwa produktivitas setiap karyawan telah tercapai dengan maksimal. Hal ini tentu sedikit lebih sulit jika menggunakan cara mengukur kinerja konvensional, terlebih jika jumlah karyawan terlalu banyak.

3. Mengalokasikan Sumber Daya Manusia menjadi Lebih Baik dan Teratur

Kelebihan yang ketiga jika menggunakan aplikasi dari Mekari Talenta ini adalah perusahaan dapat mengalokasikan sumber daya manusia dengan lebih baik dan teratur. Hal ini karena adanya fitur dari aplikasi yang dapat memberikan laporan lengkap setiap kegiatan karyawan setiap jam.

Laporan tersebut akan tersaji seluruhnya dalam dashboard yang bisa diperbarui serta dilaporkan secara real time.

Memakai aplikasi atau perangkat lunak timesheet dari Mekari Talenta akan dapat meningkatkan kualitas operasional perusahaan karena semua tersaji dengan sistematis dan lebih ringan. Dengan begitu, perusahaan tidak perlu khawatir akan terjadinya kesalahan dalam penilaian kinerja karyawan.

Segera kunjungi https://www.talenta.co/fitur/aplikasi-penilaian-kinerja-karyawan/ untuk memperoleh software penilaian kinerja karyawan yang bisa membantu mengukur kinerja karyawan secara lebih efisien demi kemajuan perusahaan di masa yang akan datang.

 

Image
Mekari Talenta
Mekari Talenta adalah software HR berbasis komputasi awan yang aman dan telah dipercaya oleh ribuan perusahaan di Indonesia. Profil ini dipetakan khusus untuk artikel-artikel editorial dari redaksi Insight Talenta.