Setiap pelaku bisnis tentu ingin memperoleh hasil maksimal untuk perusahaan. Salah satu cara mencapai kesuksesan dalam berbisnis adalah memiliki karyawan handal dan mampu memberikan kontribusi positif. Khususnya dalam mendukung upaya perusahaan dalam mencapai tujuan. Akan tetapi, terdapat banyak faktor internet di lingkungan kantor yang justru dapat mempengaruhi kondisi kinerja karyawan. Apalagi hal tersebut tidak segera diatasi, maka dapat memberi dampak negatif bagi perusahaan, termasuk menurunnya kualitas dan produktivitas kerja karyawan. Lantas, bagaimana cara efektif perusahaan dalam mengukur tingkat kinerja karyawan?
Di bawah ini adalah beberapa metode yang dapat dijadikan sebagai acuan mengukur kinerja:
Mengukur Produktivitas dari Kuantitas
Penting bagi perusahaan untuk selalu mengingat hal-hal yang telah dikerjakan karyawan. Misalnya, jumlah target penjualan yang berhasil dicapai karyawan, kemampuan karyawan dalam menyelesaikan pekerjaan, estimasi waktu kerja yang dibutuhkan, hingga kualitas hasil pekerjaan.
Jika Anda telah menetapkan program meningkatkan kinerja, selalu pantau bagaimana progres yang mampu dicapai oleh setiap karyawan. Apabila mengalami kemajuan, artinya karyawan bergerak ke arah lebih baik. Demikian juga sebaliknya, kalau tidak ada perubahan berarti program tidak berhasil.
Dalam hal ini, perusahaan bisa mulai menerapkan indikator penilaian dengan target angka sesuai yang ditentukan. Target tersebut tentu berbeda-beda untuk karyawan dari masing-masing divisi.
Kedisiplinan
Dalam mengukur kinerja karyawan, faktor kedisiplinan memiliki peran penting dalam melihat apakah pekerja dapat mempertanggung jawabkan tugas yang telah diberikan. Untuk melakukan metode penilaian ini, pihak perusahaan harus terlebih dahulu melakukan riset cukup mendalam.
Contoh mudahnya, untuk masalah kedisiplinan, maka dapat diukur dari apakah karyawan selalu datang ke kantor tepat waktu, apakah pekerja dapat mengerjakan tugas sesuai SOP pada waktu yang telah ditentukan. Hal tersebut bisa dijadikan acuan dalam mengukur tanggung jawab pekerja.
Semangat Berkontribusi
Untuk melihat semangat kontribusi pada karyawan, maka bisa dilakukan dengan cara memantau kualitas pekerjaan karyawan tersebut. Pasalnya, kualitas dari pekerjaan sangat ditentukan oleh kemampuan dan kemauan karyawan dalam menyuguhkan hal terbaik demi kemajuan perusahaan.
Metode yang dapat diaplikasikan salah satunya adalah, memberikan deadline kerja pada tenggang waktu tertentu, misalnya mengerjakan sebuah project dalam durasi 1 minggu.
Kalau karyawan berhasil menyelesaikannya dalam waktu kurang atau tepat 1 minggu, artinya pekerja memang melakukan pekerjaan secara sungguh-sungguh. Dengan kata lain, karyawan berusaha untuk memberikan dedikasi terbaik bagi perusahaan.
Observasi Kegiatan Karyawan pada Jam Kosong
Kinerja karyawan juga dapat dinilai melalui apa saja aktivitas yang dilakukan pada waktu kosong, khususnya ketika sedang tidak banyak kerjaan. Perhatikan, apakah karyawan berusaha untuk melakukan hal positif yang ada hubungannya dengan pekerjaan?
Jika dalam hal ini pekerja tetap beraktivitas secara aktif, misalnya dengan mempelajari suatu hal mengenai produk, barang atau jasa yang dijual perusahaan. Berarti karyawan mempunyai kemauan dan ketekunan, baik dalam mengembangkan skill maupun membantu perkembangan perusahaan.
Namun, kalau karyawan memanfaatkan waktu luang dengan streaming film online, bermain game, atau surfing di sosial media yang tidak berkaitan dengan pekerjaan. Perusahaan memiliki tugas untuk membina karyawan dalam meningkatkan kualitas diri agar lebih kreatif dan dedikatif.
Evaluasi
Kualitas karyawan tidak hanya diukur melalui kemampuan dalam menyelesaikan pekerjaan yang diberikan. Namun, etika dan personality juga memiliki peran penting dalam hal ini. Jangan sampai perusahaan merekrut pekerja dengan kepribadian buruk, meskipun selalu datang tepat waktu.
Evaluasi dapat dilakukan dengan berbagai cara. Salah satunya adalah melakukan tanya jawab serta menampung pendapat dari pihak-pihak yang memiliki hubungan dengan karyawan bersangkutan. Perusahaan juga bisa melakukan pendekatan secara natural sebelum menginterview karyawan.
Perlu diingat, bahwa kepribadian karyawan mempunyai pengaruh cukup besar dalam merefleksikan profesional dan tanggung jawabnya. Oleh sebab itulah, disarankan untuk mempekerjaan orang-orang yang memang memiliki track record berupa kepribadian positif.
Indikator yang Dapat Dijadikan Acuan Mengukur Kinerja Karyawan
Keberhasilan proses mengukur performa karyawan harus didasari dengan indikator-indikator yang dapat dijadikan sebagai acuan atau standar. Menurut Prawirosentono, terdapat beberapa hal penting yang bisa digunakan untuk mengukur kinerja karyawan, diantaranya adalah sebagai berikut:
Pengetahuan atau Wawasan Karyawan
Pengetahuan pekerja mengenai pekerjaan yang menjadi tanggung jawabnya sangat penting. Sebab akan sulit bagi karyawan untuk memberikan kontribusi kepada perusahaan. Apabila dalam praktiknya karyawan tersebut tidak memahami tugas-tugas yang diberikan kepadanya.
Ketepatan Waktu
Selain datang ke kantor tepat waktu, karyawan juga harus mampu menyelesaikan pekerjaan sesuai jadwal yang ditentukan. Sebab hal tersebut sudah menjadi ketetapan pihak manajemen perusahaan.
Kualitas Pekerjaan
ndikator selanjutnya adalah, bahwa karyawan dapat mengerjakan tugas sesuai standar yang ditetapkan perusahaan. Dengan kata lain, setiap pekerjaan dikerjakan secara baik dan benar.
Mandiri
Cari tahu seberapa jauh individu karyawan mempunyai ketergantungan meminta bantuan karyawan lain saat menyelesaikan pekerjaannya. Hal ini berkaitan erat dengan self confidence, dan jangan sampai ketidakmampuan bekerja secara independen justru menghambat pekerjaan karyawan lain.
Kemampuan Berkomunikasi
Komunikasi merupakan hal penting yang harus dimiliki oleh setiap karyawan, untuk menjalin hubungan dan kerjasama baik terhadap atasan maupun rekan kerja.
Kemampuan Beradaptasi
Menjadi bagian dari sebuah perusahaan mengharuskan karyawan mampu beradaptasi dengan lingkungan baru. Oleh karena itu, kemampuan menyesuaikan diri harus masuk sebagai indikator mengukur kinerja. Sebab karyawan yang sulit beradaptasi cenderung susah diajak bekerjasama.
Hambatan Hambatan dalam Mengukur Kinerja Karyawan
Metode mengukur kinerja karyawan sudah pasti tidak dapat diterapkan secara mulus. Tentu ada hambatan-hambatan yang muncul ketika manajemen mengaplikasikan sebuah metode. Apalagi, kalau ini merupakan langkah perdana perusahaan melakukan penilaian kinerja karyawan.
Di bawah ini adalah beberapa hambatan yang paling umum muncul dalam proses mengukur kinerja karyawan:
Tidak Ada Objektivitas
Salah satu kelemahan metode mengukur kinerja yang dilakukan secara manual adalah karena berpotensi timbulnya ketidakobjektifan selama proses. Misalnya, pada metode yang menerapkan faktor-faktor umum, seperti kepribadian, penampilan, sikap, dan perilaku yang sulit untuk diukur.
Subjektivitas pasti selalu ada di dalam metode mengukur kinerja karyawan, terutama yang berdasarkan pada karakteristik pribadi. Hal ini bisa menempatkan evaluator perusahaan pada posisi lemah hanya untuk membuktikan kalau faktor tersebut memiliki keterkaitan dengan kualitas kinerja.
Ketidaknyamanan Penilai
Proses pengukuran kinerja seringkali menjadi sebuah tugas yang membuat frustasi pihak manajemen sumber daya manusia perusahaan. Seorang guru manajemen bernama Edward Lawler mengatakan, bahwa pencatatan dokumentasi berpotensi menciptakan konflik antara perusahaan dan karyawan.
Apabila metode mengukur kinerja memiliki desain salah atau dilaksanakan secara tidak tepat, maka dapat menimbulkan ketidaknyamanan, baik bagi karyawan maupun tim penilai.
Tidak dapat dipungkiri, bahwa tidak sedikit staff manajemen perusahaan yang merasa tertekan mengaplikasikan metode mengukur kinerja karyawan. Terutama saat dihadapkan pada penerapan prosedur baru, membuat pilihan sulit, hingga memberikan penilaian kepada karyawan.
Menjalankan prosedur mengukur kinerja menjadi sebuah beban kerja dengan prioritas tinggi, sehingga tentu tidak akan menyenangkan jika karyawan sulit diajak bekerjasama. Tidak jarang, pekerjaan ini juga seperti makan buah simalakama, apalagi kinerja karyawan tidak optimal.
Serba Salah dalam Mengambil Sikap
Memberikan nilai tinggi kepada individu karyawan tanpa alasan jelas umumnya disebut sebagai sikap lunak atau leniency. HRD biasanya melakukan hal tersebut karena ingin menghindari kontroversi terkait penilaian. Terutama saat metode mengukur kinerja yang diaplikasikan sangat subjektif.
Sebuah penelitian menyebutkan, bahwa saat manajemen melakukan pengukuran atau penilaian kinerja karyawan untuk keperluan administratif, seperti kenaikan gaji. Biasanya pihak manajemen cenderung melunak dibandingkan saat melakukan pengukuran kinerja untuk pengembangan SDM.
Halo Error
Masalah ini seringkali muncul saat manajemen menggeneralisasikan insiden kinerja positif ke seluruh aspek kerja karyawan untuk menghasilkan nilai lebih tinggi. Contohnya adalah Rodney Pirkle, seorang accounting supervisor yang meletakkan nilai tinggi pada kerapian.
Central Tendency Error
Hambatan ini mengacu pada kesalahan dalam mengukur evaluasi yang muncul saat karyawan dinilai mendekati pertengahan skala atau rata-rata. Praktik ini bisa didorong oleh beberapa metode yang mengharuskan pihak evaluator memberikan alasan penilaian ekstrim, baik tinggi atau rendah.
Manipulasi Evaluasi
Pada beberapa kasus, manajemen perusahaan memang memegang kendali penuh terhadap semua aspek mengukur kinerja karyawan. Sehingga posisinya sangat potensial untuk memanipulasi sistem atau hasil penilaian. Praktik ini secara tidak langsung memberi cacat pada metode yang diterapkan.
Manipulasi evaluasi bisa saja didasari oleh banyak faktor, termasuk kepentingan pribadi. Misalnya, atasan ingin memberikan kenaikan gaji pada karyawan tertentu. Untuk membenarkan tindakan tersebut, maka atasan memberikan penilaian tinggi dengan data yang telah dimanipulasi.
Atasi Hambatan Mengukur Kinerja Karyawan dengan Software Project Management Terbaik
Mengukur performa kerja karyawan dengan menerapkan metode manual memang memiliki tantangan tersendiri, khususnya bagi pihak manajemen perusahaan yang menjalankan tugas tersebut. Apalagi, dalam beberapa kasus karyawan juga sering tidak bisa diajak bekerja sama.
Namun, sekarang manajemen perusahaan tidak perlu frustasi memikirkan hal tersebut lagi. Pasalnya, ada sebuah Aplikasi Project Management by Talenta yang dapat dijadikan sebagai alternatif solusi. Dengan segudang fitur handal yang menjadi nilai plusnya, Aplikasi Manajemen Tugas Talenta dapat membantu perusahaan Anda dalam mengelola aktivitas karyawan secara mudah, praktis, dan terintegrasi. Dengan begitu, maka kegiatan efisien proyek dan pelaporan dapat ditingkatkan secara signifikan.
Lantas, apa saja keuntungan menggunakan Aplikasi Manajemen Tugas bagi perusahaan? Berikut jawaban selengkapnya!
- Mengelola penugasan secara lebih baik karena proyek dapat dipersonalisasi dan diatur sesuai kebutuhan karyawan.
- Proses komunikasi dan pengiriman tugas tersentral. Dengan kata lain, kegiatan memberi dan mengirim pekerjaan dilakukan hanya melalui sebuah aplikasi.
- Terintegrasi dengan modul lain, seperti payroll, manajemen KPI, dan pelacakan waktu yang sekarang dapat dilakukan secara otomatis
Selain itu, terdapat keuntungan lainnya dari Aplikasi Project Management by Talenta yang dapat Anda akses pada: https://www.talenta.co/fitur/aplikasi-penilaian-kinerja-karyawan/manajemen-tugas-proyek/.
Sementara itu, untuk melengkapi kebutuhan perusahaan dalam mendukung produktivitas karyawan agar lebih efektif dan terarah, maka bisa menggunakan Aplikasi Timesheet by Talenta yang memungkinkan manajemen perusahaan melakukan aktivitas kepegawaian, seperti:
- Memantau dan mengontrol tugas karyawan secara lebih mudah melalui perangkat digital.
- Mengelola jam kerja karyawan supaya lebih efektif.
- Mengalokasikan sumber daya manusia perusahaan agar lebih baik lagi.
- Mengakses laporan kegiatan karyawan secara real time.
Kunjungi https://www.talenta.co/fitur/attendance-management/aplikasi-online-timesheet/ untuk mengetahui lebih lengkap mengenai Aplikasi Timesheet by Talenta.
Sedang mencari Aplikasi Manajemen Tugas dan Timesheet terbaik untuk mempermudah urusan mengelola karyawan di perusahaan? Percayakan kebutuhan software hanya di Talenta, dan nikmati kemudahan mengukur dan meningkatkan kinerja karyawan.