Contoh Key Performance Indicator (KPI) Di Berbagai Bidang

By Mekari TalentaPublished 06 Jun, 2023 Diperbarui 20 Maret 2024

Berikut ini adalah beberapa contoh Key Performance Indicator (KPI) di berbagai bidang usaha dan perusahaan akan diulas blog Mekari Talenta. Simak ya!

Bagi Anda yang pernah bekerja atau sedang bekerja di perusahaan yang sudah menerapkan jenjang pekerjaan yang jelas, tentu sudah tidak asing lagi dengan KPI (Key Performance Indicator).

Tapi bagi Anda yang belum mengerti apa itu KPI, kini saatnya Anda memahami agar bisa menyesuaikan ketika perusahaan pada akhirnya akan menerapkan sistem KPI.

Melalui artikel ini, Anda akan mengetahui apa itu KPI, faktor-faktor apa saja yang memengaruhi, apa saja jenis KPI dan juga seperti apa contoh-contoh KPI untuk berbagai jabatan atau posisi pekerjaan.

Harapannya agar  tidak ketinggalan perkembangan hal yang menyangkut pengembangan sumber daya manusia dalam suatu perusahaan.

Pengertian Key Performance Indicator

Berikut ini adalah beberapa contoh Key Performance Indicator (KPI) di berbagai bidang usaha dan perusahaan diulas blog Mekari Talenta.

Berikut adalah penjelasan lengkap beberapa pengertian key performance indicator menurut para ahli bisa anda baca disini.

Apabila Anda perhatikan pendapat para ahli tersebut, ada persamaan mendasar tentang arti Key Performance Indicator, yaitu adanya suatu cara, adanya ukuran atau indikator berdasarkan angka dan data, strategi organisasi dan tujuan suatu organisasi.

Dari hal ini kita dapat menarik kesimpulan secara umu  bahwa arti Key Performance Indicator adalah suatu parameter yang digunakan suatu perusahaan berdasarkan pada penilaian dan data.

Kemudian KPI difungsikan sebagai bahan perumusan strategi yang tepat bagi suatu sistem organisasi dengan tujuan untuk mencapai kesuksesan dalam organisasi atau perusahaan itu sendiri.

Setiap perusahaan pasti mempunyai visi dan misi, mau seperti apa harapan kedepannya. Pencapaiannya tentu tidak semudah tulisan visi dan misi yang sudah dicanangkan.

Perlu proses dan kerja keras di dalamnya. Hasil dari setiap proses ini yang kemudian diukur sistem kerja yang berjalan dengan indikator-indikator tertentu.

Pada akhirnya, indikator yang sederhana adalah ketika suatu sistem kerja memperoleh nilai yang masuk kriteria Key Performance Indicator maka langkah menuju pencapaian ke visi dan misi perusahaan akan lebih mudah.

Oleh karena itu sangatlah penting artinya bagi perusahaan.

Paling tidak, dengan adanya Key Performance Indicator maka perusahaan akan selalu mengevaluasi diri tidak hanya tentang kuantitas untuk mendekati target tapi juga bagaimana perusahaan bisa melihat kompetensi masing-masing jajarannya.

Proses HR jadi lebih cepat dengan software HR terautomasi Mekari Talenta.

Faktor Penentu KPI

Seringkali dijumpai bahwa karyawan yang diberi tugas untuk menyusun dan melakukan Key Performance Indicator di perusahaan hanya meniru dari tempat lain.

Hal ini sebenarnya akan menambah kesulitan dalam pelaksanaannya di perusahaan itu sendiri. Karena karatersitik, standar, dan tujuan yang akan dicapai tiap-tiap perusahaan pasti berbeda.

Kalau disamakan atau hanya meniru saja tanpa melihat dan menyesuaikan dengan kondisi perusahaan sendiri maka akan sulit memperoleh yang sesuai harapan.

Untuk melihat sejauh mana KPI dalam perusahaan bisa berhasil, ada beberapa faktor yang bisa dijadikan syarat keberhasilannya, yaitu dengan menggunakan SMART kriteria :

  • Specific, apakah indikator yang ada di dalam KPI sudah disusun sedemikian rupa dengan materi yang detail dan spesifik, sehingga lebih dapat dipahami pimpinan di bidangnya masing-masing.
  • Measurable, apakah indikator yang ada di dalam KPI sudah terukur benar dari sisi kualitatif dan kuantitatif, sehingga tidak asal menyusun indikator-indikatornya saja.
  • Achievable atau Attainable, apakah indikator yang ada di dalam KPI adalah hal yang bisa dicapai dan dapat bermanfaat dalam pengambilan keputusan.
  • Relevant atau Realistic, apakah indikator yang ada di dalam KPI adalah hal yang sudah sesuai dengan bidangnya dan tidak mengada-ada dalam pencapaian yang berorientasi pada hasil, sehingga tidak akan terjadi ketidak pahaman dengan apa yang dimaksudkan.
  • Timely atau Time-Bound, apakah indikator yang ada di dalam KPI bisa tercapai dalam kurun waktu tertentu.

Lima hal tersebut bisa dikembangkan lagi agar bisa benar-benar mengoptimalkan KPI sebagai ukuran keberhasilan suatu usaha.

Contoh faktor penentu Key Performance Indicator (KPI) lain yang perlu ditambahkan itu adalah Evaluate dan Reevaluate.

Dengan mengevaluasi dan selalu mengevaluasi lagi ukuran apa saja yang dipakai dalam KPI, maka perusahaan akan selalu berupaya meningkatkan kinerjanya.

Selain itu, berdasarkan hasilnya dapat dipakai untuk pedoman dalam me-review sistem kerja yang sudah berjalan.

Manfaat dari Key Performance Indicator

Berikut adalah beberapa manfaat dari adanya KPI.

  1. Memberikan pemahaman yang jelas tentang apa yang diharapkan dari kinerja karyawan hingga suatu organisasi, departemen, atau pun sebuah proyek.
  2. Memungkinkan pengukuran kinerja secara objektif dan sistematis, sehingga dapat digunakan untuk mengevaluasi kemajuan dari suatu tujuan dan mengambil tindakan perbaikan jika diperlukan.
  3. Membantu dalam mengidentifikasi area yang memerlukan perbaikan dan mengambil tindakan untuk meningkatkan kinerja.
  4. Mempermudah dalam pembuatan keputusan dengan menyediakan data yang berguna dan akurat.
  5. Memberikan dasar untuk pengukuran kinerja dalam jangka panjang dan memungkinkan perbandingan dengan tahun-tahun sebelumnya.

Contoh Penghambat Berjalannya Proses Key Performance Indicator (KPI)

Perlu Anda tahu juga bahwa ada beberapa faktor juga yang menjadi penghambat berjalannya proses Key Performance Indicator sehingga bisa mengakibatkan kegagalan dalam penerapannya, yaitu:

  • Sasaran yang akan dicapai membuat bingung.
  • Kurang memadainya kemampuan dan keahlian sumber daya manusia yang terlibat di dalamnya dibandingkan dengan kinerja masing-masing.
  • Indikator yang saling berlawanan hingga bisa menimbulkan konflik.
  • Antara pengawasan dengan pertanggungjawaban yang tidak berimbang.
  • Ketidakserasian antara pengukuran dengan nilai-nilai pengembangan yang diharapkan perusahaan.

Contoh Kriteria Key Performance Indicator (KPI)

Sekarang, kriteria apa saja yang harus terpenuhi agar bisa dikatakan sebagai Key Performance Indicator?

Maka yang harus terpenuhi adalah:

  • Mempunyai target, yaitu apa yang hendak diraih dalam kurun waktu tertentu.
  • Mempunyai orientasi kepada outcome yang jelas, yaitu apa yang akan dicapai.
  • Terdapat ambang batas, agar dapat membedakan antara target dengan nilai aktual.

Contoh Jenis-jenis Key Performance Indicator (KPI)

Berikut penjelasannya

1. Key Performance Indicator Financial

Merupakan ukuran yang berkaitan langsung dengan keuangan tetapi membawa dampak pada proses dan hasil produksi.

Bisa juga sebaliknya, akibat dari produksi dan hasilnya bisa membawa dampak langsung pada keuangan perusahaan.

Contoh Key Performance Indicator (KPI) untuk finansial adalah sebagai berikut.

  • Key Performance Indicator – Gross Profit (laba kotor), dengan parameter sisa uang setelah terkurangi harga pokok penjualan.
  • Key Performance Indicator – Nett Profit (laba bersih), dengan parameter sisa uang setelah terkuranginya harga pokok penjualan dan biaya-biaya lain pasca produksi.
  • Key Performance Indicator – Gross Profit Margin (margin laba kotor), dengan parameter prosentase antara laba kotor dengan pendapatan yang diperoleh.
  • Key Performance Indicator – Nett Profit Margin (margin laba bersih), dengan parameter prosentase antara laba bersih dengan pendapatan yang diperoleh.
  • Key Performance Indicator – Current Ratio (rasio lancar), untuk mengukur keuangan neraca likuiditas.

2. Key Performance Indicator Non Financial

Merupakan ukuran yang tidak berkaitan langsung dengan keuangan melainkan menyangkut sistem kerja yang dilakukan dalam proses produksi.

Berikut adalah Contoh Key Performance Indicator (KPI) non finansial.

  • Key Performance Indicator – Manpower Turnover, yaitu mengukur mobilisasi atau pemberdayaan tenaga kerja yang terlibat.
  • Key Performance Indicator – Customer Satisfaction, yaitu mengukur tingkat kepuasan pelanggan terhadap hasil produksi.
  • Key Performance Indicator – Market Share, yaitu mengukur tingkat penguasaan pasar untuk produk yang dihasilkan.
  • Key Performance Indicator – Repeat Customer, yaitu mengukur tingkat kepuasan pelanggan hingga akhirnya pelanggan mau melakukan pembelian lagi.

Selain ada dua jenis dalam penerapannya, Key Performance Indicator juga ada dua tipe dalam pengukurannya, yaitu:

  • Leading Indicator (sinyal awal), adalah indikator yang menyatakan hasil-hasil yang ingin dicapai kedepannya dalam perusahaan itu.
  • Lagging Indicator (sinyal akhir), adalah indikator yang menginformasikan semua progres ke arah pencapaian yang terjadi pada perusahaan dari waktu ke waktu.

Leading Indicator dan Lagging Indicator harus berjalan seimbang dan seiring. Karena masing-masing akan saling melengkapi data yang diperlukan perusahaan.

Bila hanya mengandalkan Leading Indicator saja dan mengabaikan Lagging Indicator maka yang terjadi hanyalah memfokuskan pada kinerja jangka pendek saja tanpa memperhatikan pencapaian sasaran yang pada jangka panjang. Begitu pula sebalikya.

Contoh Key Performance Indicator (KPI) Pada Perusahaan Secara Umum

Berikut ini adalah beberapa contoh Key Performance Indicators (KPI) yang umum digunakan dalam berbagai perusahaan:

  1. Pendapatan: Total pendapatan yang dihasilkan oleh perusahaan dalam periode waktu tertentu.
  2. Laba Bersih: Laba yang diperoleh setelah mengurangi semua biaya dan beban perusahaan.
  3. Pertumbuhan Pendapatan: Persentase kenaikan pendapatan dibandingkan dengan periode sebelumnya.
  4. Pangsa Pasar: Persentase pasar yang dikuasai oleh perusahaan dalam industri atau segmen tertentu.
  5. Tingkat Kepuasan Pelanggan: Evaluasi kepuasan pelanggan melalui survei atau feedback.
  6. Retensi Pelanggan: Persentase pelanggan yang kembali atau terus menggunakan produk atau layanan perusahaan.
  7. Laju Konversi Penjualan: Persentase konversi prospek menjadi penjualan yang berhasil.
  8. Tingkat Keterlambatan Pengiriman: Persentase keterlambatan pengiriman produk atau layanan.
  9. Tingkat Kesalahan Produksi: Jumlah kesalahan atau cacat dalam proses produksi.
  10. Efisiensi Operasional: Rasio antara hasil yang dicapai dengan sumber daya yang digunakan.
  11. Tingkat Ketepatan Pengiriman: Persentase pesanan yang dikirim tepat waktu.
  12. Tingkat Pengembalian Produk: Persentase produk yang dikembalikan oleh pelanggan karena masalah kualitas atau kecacatan.
  13. Produktivitas Karyawan: Output atau hasil yang dihasilkan oleh setiap karyawan dalam periode waktu tertentu.
  14. Tingkat Kehadiran: Persentase kehadiran karyawan dalam periode waktu tertentu.
  15. Tingkat Keberhasilan Proyek: Persentase proyek yang berhasil diselesaikan sesuai dengan waktu, anggaran, dan spesifikasi yang ditetapkan.

Perusahaan dapat memilih KPI yang paling relevan dengan tujuan dan strategi bisnis mereka, serta mengadaptasinya sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik industri atau sektor tempat perusahaan beroperasi.

Contoh Key Performance Indicator (KPI) Spesifik Di Beberapa Bidang

Setelah kamu tahu bagaimana dengan Key Performance Indicator, sekarang Anda akan bisa melihat contoh penerapan Key Performance Indicator untuk posisi seorang manager dalam berbagai bagian sistem kerja.

Namun sebelumnya, perhatikan dulu indikator Key Performance Indicator masing-masing bagian dan cara atau petunjuk pengisian per kolomnya, yaitu seperti berikut:

Contoh Key Performance Indicator (KPI) Bidang produksi

Berikut adalah beberapa contoh Key Performance Indicators (KPI) dalam bidang produksi:

  1. Tingkat Rendemen: Mengukur efisiensi produksi dengan membandingkan jumlah output yang dihasilkan dengan jumlah input yang digunakan. KPI ini membantu mengidentifikasi efektivitas operasional dan potensi perbaikan.
  2. Tingkat Kualitas Produk: Mengukur tingkat kepuasan pelanggan terhadap kualitas produk yang dihasilkan. KPI ini melibatkan pengukuran tingkat cacat atau produk yang tidak memenuhi standar kualitas.
  3. Waktu Pemuatan: Mengukur waktu yang diperlukan untuk memuat produk jadi ke dalam kendaraan pengiriman. KPI ini berkaitan dengan efisiensi proses pengiriman dan pengelolaan rantai pasok.
  4. Tingkat Penggunaan Kapasitas: Mengukur sejauh mana kapasitas produksi digunakan secara optimal. KPI ini memberikan gambaran tentang efisiensi pemanfaatan sumber daya dan kemampuan perusahaan untuk memenuhi permintaan.
  5. Tingkat Kehadiran Mesin: Mengukur waktu operasional mesin dalam produksi dibandingkan dengan waktu yang dijadwalkan. KPI ini membantu dalam pemantauan dan pemeliharaan mesin untuk memastikan ketersediaan yang optimal.
  6. Tingkat Kepatuhan Terhadap Standar Keselamatan dan Kualitas: Mengukur tingkat kepatuhan terhadap prosedur keselamatan dan standar kualitas dalam proses produksi. KPI ini penting untuk memastikan konsistensi dan keamanan produksi.
  7. Tingkat Efisiensi Bahan Baku: Mengukur penggunaan bahan baku dalam produksi dibandingkan dengan target atau standar yang ditetapkan. KPI ini membantu mengidentifikasi potensi penghematan dan pengelolaan yang lebih baik terhadap bahan baku.
  8. Waktu Set-up: Mengukur waktu yang diperlukan untuk mengatur dan mempersiapkan mesin dan peralatan sebelum memulai produksi. KPI ini berkaitan dengan efisiensi peralihan antara produk atau pesanan.
  9. Tingkat Keterlambatan Produksi: Mengukur keterlambatan dalam memenuhi jadwal produksi yang telah ditetapkan. KPI ini membantu mengidentifikasi hambatan produksi dan meningkatkan efisiensi waktu.
  10. Tingkat Kehilangan Produk: Mengukur jumlah produk yang hilang atau rusak selama proses produksi. KPI ini membantu mengidentifikasi faktor penyebab kerugian dan mengambil langkah-langkah pencegahan.

Pemilihan KPI produksi harus disesuaikan dengan tujuan dan strategi perusahaan serta mencerminkan aspek penting dalam produksi.

KPI tersebut dapat membantu dalam mengukur kinerja produksi, mengidentifikasi area perbaikan, dan mengambil keputusan yang lebih baik dalam mengelola operasi produksi perusahaan.

Contoh Key Performance Indicator (KPI) Bidang keuangan

Berikut adalah beberapa contoh Key Performance Indicators (KPI) dalam bidang keuangan:

  1. Laba Bersih: Mengukur keuntungan yang dihasilkan oleh perusahaan setelah mengurangi semua biaya dan beban operasional. KPI ini mencerminkan efisiensi dan profitabilitas perusahaan.
  2. Pendapatan Total: Mengukur total pendapatan yang diperoleh oleh perusahaan dari penjualan produk atau layanan. KPI ini memberikan gambaran tentang pertumbuhan bisnis dan keberhasilan dalam menghasilkan pendapatan.
  3. Margin Laba Kotor: Mengukur selisih antara pendapatan kotor dengan biaya produksi atau akuisisi barang/jasa. KPI ini menunjukkan efisiensi dalam menghasilkan laba dari penjualan.
  4. Rasio Utang Terhadap Modal: Mengukur proporsi utang perusahaan terhadap modal yang digunakan untuk membiayai operasional. KPI ini memberikan gambaran tentang tingkat risiko keuangan perusahaan.
  5. Perputaran Piutang: Mengukur seberapa cepat perusahaan mengumpulkan pembayaran dari pelanggan atas penjualan kredit. KPI ini menunjukkan efektivitas manajemen piutang dan likuiditas keuangan.
  6. Rasio Lancar: Mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendek dengan aset lancar yang tersedia. KPI ini memberikan gambaran tentang likuiditas dan kestabilan keuangan perusahaan.
  7. Rentabilitas Modal Sendiri: Mengukur keuntungan yang dihasilkan perusahaan dibandingkan dengan modal yang diinvestasikan oleh pemilik. KPI ini menunjukkan efektivitas penggunaan modal dan tingkat pengembalian investasi.
  8. Rasio Biaya Operasional Terhadap Pendapatan: Mengukur proporsi biaya operasional perusahaan terhadap pendapatan yang dihasilkan. KPI ini memberikan gambaran tentang efisiensi dalam mengelola biaya operasional.
  9. Rasio Likuiditas: Mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendek dengan aset yang dapat dengan mudah diubah menjadi uang tunai. KPI ini menunjukkan kemampuan perusahaan untuk mengatasi krisis likuiditas.
  10. Rasio Efisiensi: Mengukur efisiensi operasional perusahaan dalam menghasilkan pendapatan. KPI ini dapat berupa rasio biaya produksi terhadap pendapatan atau rasio jumlah karyawan terhadap pendapatan.

Pemilihan KPI keuangan harus disesuaikan dengan tujuan dan strategi perusahaan serta mencerminkan aspek penting dalam keuangan. KPI tersebut dapat membantu dalam mengukur kinerja keuangan perusahaan, mengidentifikasi area perbaikan, dan mengambil keputusan yang lebih baik dalam mengelola keuangan perusahaan.

Contoh Key Performance Indicator (KPI) Bidang Marketing

Berikut adalah beberapa contoh Key Performance Indicators (KPI) dalam bidang pemasaran:

  1. Jumlah Prospek yang Dihasilkan: Mengukur jumlah prospek atau leads yang berhasil dihasilkan melalui kampanye pemasaran. KPI ini menunjukkan efektivitas upaya pemasaran dalam menarik minat calon pelanggan.
  2. Tingkat Konversi: Mengukur persentase prospek yang berhasil dikonversi menjadi pelanggan atau melakukan tindakan pembelian. KPI ini mencerminkan tingkat efektivitas penjualan dan kemampuan tim pemasaran untuk mengarahkan prospek menjadi pelanggan aktif.
  3. Tingkat Retensi Pelanggan: Mengukur persentase pelanggan yang tetap setia dan terus menggunakan produk atau layanan perusahaan dalam jangka waktu tertentu. KPI ini menunjukkan kepuasan dan loyalitas pelanggan.
  4. Pangsa Pasar: Mengukur persentase pangsa pasar yang dimiliki oleh perusahaan dalam industri atau segmen pasar tertentu. KPI ini mencerminkan posisi perusahaan dalam persaingan pasar dan pertumbuhan bisnis.
  5. Tingkat Kesadaran Merek: Mengukur tingkat kesadaran dan pengetahuan konsumen tentang merek perusahaan. KPI ini dapat diukur melalui survei kesadaran merek atau pengukuran media sosial dan tayangan iklan.
  6. Tingkat Interaksi Sosial Media: Mengukur jumlah interaksi, like, komentar, dan share yang diterima oleh konten pemasaran perusahaan di platform media sosial. KPI ini mencerminkan tingkat keterlibatan dan keberhasilan kampanye pemasaran digital.
  7. Tingkat Retensi Pelanggan: Mengukur persentase pelanggan yang tetap setia dan terus menggunakan produk atau layanan perusahaan dalam jangka waktu tertentu. KPI ini menunjukkan kepuasan dan loyalitas pelanggan.
  8. Tingkat Pengembalian Investasi Pemasaran (Return on Investment/ROI): Mengukur efektivitas dan profitabilitas kampanye pemasaran dengan membandingkan pendapatan yang dihasilkan dengan biaya pemasaran. KPI ini membantu dalam mengukur keuntungan yang diperoleh dari setiap dolar yang diinvestasikan dalam pemasaran.
  9. Tingkat Kepuasan Pelanggan: Mengukur tingkat kepuasan pelanggan terhadap produk atau layanan yang diberikan oleh perusahaan. KPI ini dapat diukur melalui survei kepuasan pelanggan atau pengukuran umpan balik pelanggan.
  10. Jumlah Referensi Pelanggan: Mengukur jumlah referensi yang diberikan oleh pelanggan kepada orang lain tentang produk atau layanan perusahaan. KPI ini mencerminkan kepuasan dan dukungan pelanggan yang dapat membantu dalam memperluas jangkauan pemasaran.

Pemilihan KPI pemasaran harus disesuaikan dengan tujuan, strategi, dan sasaran perusahaan.

Penting untuk memilih KPI yang relevan, terukur, dan dapat memberikan wawasan yang berharga untuk pengambilan keputusan dan perbaikan strategi pemasaran.

Contoh Key Performance Indicator (KPI) Manajer Operasional

Berikut adalah beberapa contoh Key Performance Indicators (KPI) yang umum digunakan untuk mengevaluasi kinerja seorang Manajer Operasional:

  1. Tingkat Efisiensi Produksi: Persentase penggunaan kapasitas produksi yang optimal untuk mencapai target produksi.
  2. Tingkat Kualitas Produk: Persentase produk yang memenuhi standar kualitas yang ditetapkan.
  3. Tingkat Kepuasan Pelanggan: Evaluasi kepuasan pelanggan melalui survei atau feedback terkait kualitas produk dan layanan.
  4. Tingkat Ketersediaan Stok: Persentase ketersediaan stok yang memadai untuk memenuhi permintaan pelanggan.
  5. Tingkat Rendemen Produksi: Persentase rasio antara output produksi dengan input yang digunakan.
  6. Tingkat Kepatuhan Terhadap Jadwal Produksi: Persentase keberhasilan dalam memenuhi jadwal produksi yang ditetapkan.
  7. Tingkat Efektivitas Penggunaan Sumber Daya: Evaluasi penggunaan sumber daya seperti tenaga kerja, mesin, dan bahan baku dalam mencapai hasil produksi.
  8. Tingkat Pengendalian Biaya Operasional: Persentase pengendalian biaya operasional yang efektif dan sesuai dengan anggaran yang ditetapkan.
  9. Tingkat Keamanan dan Kesehatan Kerja: Evaluasi kepatuhan terhadap standar keselamatan dan kesehatan kerja dalam operasional perusahaan.
  10. Tingkat Efisiensi Proses: Persentase penggunaan proses kerja yang efisien untuk meningkatkan produktivitas dan mengurangi waktu atau biaya.

KPI yang digunakan dapat disesuaikan dengan karakteristik dan tujuan spesifik dari operasi perusahaan tersebut.

Penting untuk memilih KPI yang relevan dan dapat diukur secara obyektif, sehingga dapat memberikan gambaran yang akurat tentang kinerja manajer operasional.

Contoh Key Performance Indicator (KPI) Operator Produksi

Berikut adalah beberapa contoh Key Performance Indicators (KPI) yang umum digunakan untuk mengevaluasi kinerja operator produksi:

  1. Efisiensi Produksi: Mengukur jumlah produk yang diproduksi oleh operator dalam waktu tertentu. Misalnya, jumlah unit yang diproduksi per jam atau per shift.
  2. Kualitas Produk: Mengukur tingkat kecacatan atau kerusakan produk yang dihasilkan oleh operator. Misalnya, jumlah produk cacat atau persentase produk yang tidak memenuhi standar kualitas.
  3. Kehadiran dan Ketepatan Waktu: Mengukur kehadiran operator dan kemampuan mereka untuk mematuhi jadwal produksi yang ditentukan.
  4. Produktivitas Tenaga Kerja: Mengukur rasio antara jumlah produk yang diproduksi dengan jumlah tenaga kerja yang digunakan. Misalnya, jumlah unit yang diproduksi per operator.
  5. Keamanan Kerja: Mengukur tingkat kecelakaan atau insiden keamanan yang terjadi selama operasi produksi. Misalnya, jumlah kecelakaan kerja atau jumlah pelanggaran keselamatan.
  6. Waktu Istirahat dan Pemulihan: Mengukur penggunaan waktu istirahat dan pemulihan oleh operator untuk menjaga kesehatan dan kinerja mereka.
  7. Penggunaan Bahan Baku: Mengukur efisiensi penggunaan bahan baku dalam proses produksi. Misalnya, persentase bahan baku yang terbuang atau jumlah bahan baku yang digunakan per unit produk.
  8. Perawatan dan Perbaikan Mesin: Mengukur kemampuan operator dalam menjaga dan merawat mesin produksi. Misalnya, waktu rata-rata antara kegagalan mesin atau persentase waktu mesin dalam kondisi yang baik.
  9. Kepatuhan terhadap Prosedur Operasional Standar (SOP): Mengukur sejauh mana operator mengikuti prosedur operasional standar yang ditetapkan dalam proses produksi.
  10. Peningkatan Efisiensi: Mengukur kontribusi operator dalam mengidentifikasi dan menerapkan perbaikan proses untuk meningkatkan efisiensi produksi.

KPI operator produksi dapat disesuaikan dengan kebutuhan dan tujuan spesifik perusahaan serta karakteristik operasi produksi yang dilakukan.

Penting untuk memilih KPI yang relevan, terukur, dan memberikan informasi yang berarti tentang kinerja operator dalam menjalankan tugas mereka.

Contoh Key Performance Indicator (KPI) Operator Perusahaan Jasa

Berikut adalah beberapa contoh Key Performance Indicators (KPI) yang umum digunakan dalam perusahaan jasa:

  1. Tingkat Kepuasan Pelanggan: Mengukur tingkat kepuasan pelanggan terhadap layanan yang diberikan. Misalnya, menggunakan survei kepuasan pelanggan atau tingkat keluhan pelanggan.
  2. Waktu Respon: Mengukur waktu respons yang diperlukan untuk menanggapi permintaan atau pertanyaan pelanggan. Misalnya, waktu rata-rata tanggapan terhadap email atau panggilan telepon.
  3. Tingkat Retensi Pelanggan: Mengukur persentase pelanggan yang tetap setia dan menggunakan layanan perusahaan secara berkelanjutan.
  4. Tingkat Konversi Penjualan: Mengukur persentase pelanggan potensial yang berhasil dikonversi menjadi pelanggan yang sebenarnya.
  5. Produktivitas Tim: Mengukur produktivitas tim kerja dalam menyelesaikan tugas-tugas jasa. Misalnya, jumlah proyek atau layanan yang diselesaikan per tim dalam periode waktu tertentu.
  6. Tingkat Kesalahan atau Kegagalan Layanan: Mengukur tingkat kesalahan atau kegagalan yang terjadi dalam penyediaan layanan kepada pelanggan.
  7. Efisiensi Operasional: Mengukur efisiensi operasional dalam penggunaan sumber daya perusahaan, seperti waktu dan biaya, dalam penyediaan layanan.
  8. Tingkat Keterlambatan: Mengukur tingkat keterlambatan dalam memenuhi tenggat waktu yang disepakati dengan pelanggan.
  9. Tingkat Pemanfaatan Sumber Daya: Mengukur tingkat pemanfaatan sumber daya perusahaan, seperti tenaga kerja atau fasilitas, dalam penyediaan layanan.
  10. Pendapatan per Pelanggan: Mengukur pendapatan rata-rata yang dihasilkan perusahaan dari setiap pelanggan.

KPI dalam perusahaan jasa akan sangat tergantung pada jenis jasa yang disediakan dan tujuan bisnis spesifik perusahaan.

Penting untuk memilih KPI yang relevan dengan fokus pada kualitas layanan, kepuasan pelanggan, efisiensi operasional, dan pertumbuhan bisnis.

Contoh Key Performance Indicator (KPI) Operator Organisasi Sederhana

Berikut adalah beberapa contoh Key Performance Indicators (KPI) organisasi sederhana:

  1. Pendapatan: Mengukur total pendapatan yang dihasilkan oleh organisasi dalam periode waktu tertentu. KPI ini dapat digunakan untuk melacak pertumbuhan pendapatan dan kesuksesan keuangan organisasi.
  2. Tingkat Keuntungan: Mengukur keuntungan bersih yang dihasilkan oleh organisasi setelah mengurangi semua biaya dan beban operasional. KPI ini memberikan gambaran tentang efisiensi dan keberlanjutan keuangan organisasi.
  3. Tingkat Pertumbuhan Pelanggan: Mengukur persentase peningkatan jumlah pelanggan baru dalam periode waktu tertentu. KPI ini menunjukkan seberapa sukses organisasi dalam menarik dan mempertahankan pelanggan.
  4. Tingkat Kepuasan Pelanggan: Mengukur tingkat kepuasan pelanggan terhadap produk atau layanan yang diberikan oleh organisasi. KPI ini dapat diukur melalui survei kepuasan pelanggan atau pengukuran umpan balik pelanggan.
  5. Tingkat Retensi Karyawan: Mengukur persentase karyawan yang tetap tinggal di organisasi dalam periode waktu tertentu. KPI ini menunjukkan tingkat kepuasan dan keterikatan karyawan terhadap organisasi.
  6. Tingkat Efisiensi Operasional: Mengukur efisiensi penggunaan sumber daya organisasi, seperti waktu, tenaga kerja, atau bahan baku, dalam mencapai tujuan. KPI ini dapat meliputi tingkat produksi per jam atau tingkat penggunaan kapasitas.
  7. Tingkat Kualitas Produk atau Layanan: Mengukur tingkat kepuasan pelanggan terhadap kualitas produk atau layanan yang diberikan. KPI ini dapat diukur melalui tingkat keluhan pelanggan atau pengukuran tingkat kegagalan produk.
  8. Tingkat Efektivitas Pemasaran: Mengukur keberhasilan upaya pemasaran dalam menarik pelanggan baru atau meningkatkan kesadaran merek. KPI ini dapat meliputi jumlah prospek yang dihasilkan atau tingkat konversi penjualan.
  9. Tingkat Inovasi: Mengukur tingkat inovasi dan pengembangan produk atau layanan baru dalam organisasi. KPI ini dapat diukur melalui jumlah produk atau layanan baru yang diluncurkan dalam periode waktu tertentu.
  10. Tingkat Kepatuhan Regulasi: Mengukur tingkat kepatuhan organisasi terhadap regulasi dan standar yang berlaku. KPI ini penting untuk memastikan organisasi beroperasi secara legal dan etis.

KPI organisasi sederhana dapat disesuaikan dengan tujuan dan kebutuhan spesifik organisasi.

Pemilihan KPI yang tepat akan membantu organisasi untuk melacak kinerja, mengukur kemajuan, dan mengidentifikasi area perbaikan.

Contoh Key Performance Indicator (KPI) Individu Secara Umum

Berikut adalah beberapa contoh Key Performance Indicators (KPI) yang umum digunakan untuk mengevaluasi kinerja individu:

  1. Produktivitas: Jumlah pekerjaan atau tugas yang diselesaikan dalam periode waktu tertentu.
  2. Kualitas Kerja: Tingkat kepuasan pelanggan terhadap kualitas pekerjaan yang dihasilkan.
  3. Ketepatan Waktu: Kemampuan untuk menyelesaikan tugas atau proyek sesuai dengan jadwal yang ditentukan.
  4. Inisiatif dan Kreativitas: Kontribusi ide atau solusi baru yang membantu meningkatkan efisiensi atau efektivitas pekerjaan.
  5. Kepatuhan Terhadap Prosedur: Tingkat kepatuhan terhadap aturan, kebijakan, dan prosedur yang ditetapkan dalam pekerjaan.
  6. Kolaborasi dan Timwork: Kemampuan untuk bekerja sama dalam tim dan berkontribusi secara positif dalam mencapai tujuan bersama.
  7. Komunikasi Efektif: Kemampuan untuk menyampaikan informasi dengan jelas dan efektif kepada rekan kerja atau pihak terkait.
  8. Pengembangan Diri: Partisipasi dalam program pelatihan dan pengembangan diri untuk meningkatkan kompetensi dan keterampilan kerja.
  9. Tanggung Jawab dan Akuntabilitas: Kesadaran akan tanggung jawab pribadi terhadap tugas dan keputusan yang diambil.
  10. Orientasi pada Hasil: Kemampuan untuk mencapai target atau hasil yang diharapkan dalam pekerjaan.

KPI individu harus relevan dengan peran dan tanggung jawab masing-masing individu, serta terkait dengan tujuan organisasi secara keseluruhan.

Penting untuk menetapkan KPI yang dapat diukur secara objektif dan memberikan gambaran yang jelas tentang kontribusi individu terhadap keberhasilan perusahaan.

***

Dari contoh-contoh di atas bisa kamu lihat bahwa ada yang menjadi penilaian akhir dalam Key Performance Indicator (KPI) adalah “Jumlah Nilai” yang dihasilkan.

Nilai ini yang kemudian akan bisa jadi tolok ukur perkembangan dalam suatu perusahaan.

KPI sangat penting bagi kemajuan pengorganisasian sistem kerja dalam suatu perusahaan. Memang sepintas terlihat akan merepotkan bagi yang dilibatkan dalam pengisiannya.

Namun harus kamu tahu bahwa perusahaan berkembang yang ada saat ini dapat mencapai hasilnya seperti sekarang, salah satunya karena di perusahaan itu telah menerapkannya.

Mekari Talenta, Rekomendasi Aplikasi Manajemen KPI Terbaik

Mekari Talenta adalah salah satu software HRIS ( human resources information system ), yakni software untuk manajemen sumber daya manusia.

Software HRIS biasanya bertujuan mengurangi beban kerja administrasi di bidang penggajian, perpajakan karyawan, absensi, dan juga tentunya sebagai aplikasi manajemen KPI

Melalui aplikasi manajemen KPI dari Mekari Talenta, HR akan lebih mudah mengelola manajemen KPI dan memastikan aktivitas karyawan berjalan sesuai dengan tujuan bisnis perusahaan.

Selain itu, Mekari Talenta dilengkapi dengan aplikasi simpeg yang akan mempermudah HR mengelola Sistem Informasi Kepegawaian dan Manajemen Kepegawaian di manapun dan kapanpun hanya dalam satu aplikasi yang terintegrasi dengan fitur lainnya.

Mekari Talenta juga menyediakan fitur mobile friendly yang disebut mobile employee-self service yang dapat memudahkan karyawan untuk mengaksesnya melalui smartphone atau gadget masing-masing.

Fitur-fitur yang disediakan Talenta juga dilengkapi dengan detail-detail sehingga memudahkan karyawan dalam melakukan pekerjaan.

Misalnya, pada fitur payroll, komponen seperti bonus, tunjangan, pajak, insentif, dan lain-lain ditambahkan.

Dengan demikian perhitungan akan menjadi lebih efisien dan efektif.

Dengan adanya fitur-fitur ini maka tentu saja pengelolaan sumber daya di dalam perusahaan jauh lebih baik dan lebih optimal.

Tertarik mencoba Mekari Talenta? Konsultasikan permasalahan HR Anda dengan tim ahli kami di sini.

Nah, beberapa contoh Key Performance Indicator (KPI) di berbagai bidang usaha dan perusahaan telah diulas blog Mekari Talenta diatas. Semoga bermanfaat ya!

Image
Mekari Talenta
Mekari Talenta adalah software HR berbasis komputasi awan yang aman dan telah dipercaya oleh ribuan perusahaan di Indonesia. Profil ini dipetakan khusus untuk artikel-artikel editorial dari redaksi Insight Talenta.