Tips Belajar Merekrut Karyawan Berkualitas ala Zappos

Tayang
10 Jan, 2018
Diperbarui
20 Maret 2024

Zappos adalah perusahaan penjual sepatu dan pakaian online terbesar yang berdiri sejak tahun 1999. Pada tahun 2009 diakuisisi oleh Amazon, perusahaan multinasional tersukses dan retailer terbesar di internet.

Namun kali ini, kita tidak akan membahas mengenai perkembangan bisnis Zappos melainkan cara unik perusahaan asal Amerika ini dalam merekrut karyawannya.

Dikutip dari The Balance, Zappos dikenal memiliki budaya kerja yang sangat kental dan bagus. Saking bagus dan membanggakannya, perusahaan biasanya akan memperkenalkan budaya kerja tersebut sejak awal proses rekrutmen.

Hal ini dilakukan karena perusahaan tidak ingin mempekerjakan karyawan hanya berdasarkan portofolio saja. Perusahaan harus memilih kandidat karyawan yang berkompeten dan sejalan dengan idealisme perusahaan.

Kendati diklaim tak lazim, tapi terbukti cara rekrutmen ini bertahan hingga sekarang dan tak jarang menghasilkan output karyawan berkualitas yang loyal kepada perusahaan. Ketimbang penasaran, mari kulik lebih lanjut keunikan sistem rekrutmen di anak perusahaan Amazon ini.

Proses perekrutan memakan waktu yang cukup lama.

Rata-rata proses rekrutmen di perusahaan biasanya menghabiskan waktu paling lama 3 minggu atau malah bisa lebih cepat lagi, tergantung pada kebutuhan karyawan. Namun berbeda dengan Zappos, perusahaan ini dikenal menghabiskan waktu yang cukup lama saat merekrut karyawan.

Alasannya, Zappos ingin kandidat karyawan cocok dengan budaya kerja perusahaan. Maka, mereka tidak mau buru-buru menerima dan mempekerjakan karyawan.

Bagian HR Zappos diketahui membutuhkan waktu selama sebulan untuk menentukan kandidat karyawan yang pantas untuk mengikuti sesi wawancara.

Jika kandidat karyawan potensial gagal melewati sesi wawancara kerja soal budaya, maka dia secara otomatis tidak akan diundang untuk bertemu dengan manajer perekrutan atau pegawai lain.

Melakukan proses rekrutmen layaknya PDKT.

Tak seperti proses rekrutmen di banyak perusahaan, proses perekrutan di Zappos seperti pendekatan layaknya dua insan yang sedang jatuh cinta atau akan menjalin hubungan pacaran. Seorang kandidat karyawan Zappos sempat mengaku menghadiri acara perkenalan tim di sebuah bar.

Kala itu, ia diajak untuk berinteraksi dengan pegawai Zappos lainnya selama kurang lebih empat bulan berturut-turut. Kabarnya ini adalah budaya yang harus dilewati kandidat karyawan sebelum diterima kerja secara sah di perusahaan tersebut.

Kandidat karyawan akan dicecar dengan pertanyaan khusus seputar budaya kerja.

Agak sedikit berbeda dengan di perusahaan lain, pada saat sesi interview pewawancara di Zappos akan memberikan lima sampai enam pertanyaan untuk melihat apakah kandidat karyawan sesuai dengan nilai-nilai yang diterapkan di Zappos.

Alih-alih memberikan pertanyaan umum dan cenderung klise, dengan mengajukan pertanyaan seputar budaya kerja pihak manajemen Zappos ingin tahu apakah kandidat karyawan potensial mampu beradaptasi dengan budaya kerja dan juga bisa menunjukkan kemampuan terbaiknya.

Tiap kandidat yang melalui proses rekrutmen di Zappos akan mendapat feedback.

Ini sisi uniknya lagi proses rekrutmen Zappos dari perusahaan lain. Jadi, di setiap prosesi wawancara pewawancara hampir selalu akan memberikan feedback yang spesifik untuk setiap kandidat karyawan.

Tim rekrutmen lalu memasukkan data tentang kandidat karyawan ke dalam sistem di komputer. Mereka memberikan opini untuk setiap kandidat karyawan tersebut dengan sejujurnya.

Bagaimana, unik bukan cara rekrutmen di perusahaan retail dan produsen sepatu online terbesar Zappos ini? Meski memang terlihat rumit dan sedikit membingungkan, proses rekrutmen yang dilakukan Zappos ini terbukti menghasilkan karyawan yang berkualitas dan juga loyal terhadap perusahaan.

Adapun untuk pengelolaan karyawan terbaik termasuk pemilihan payroll software Indonesia paling tepat, pilih Talenta.

Image
Ervina Lutfi
Seorang product manager berpengalaman, juga kontributor yang rutin memproduksi tulisan seputar HR, bisnis, dan pemasaran dengan pembahasan teliti, terstruktur, serta mudah dipahami.