Payroll 13 min read

Contoh Cara Menghitung Gaji Karyawan Bulanan Lengkap

By Hafidh ArdiantoPublished 05 Aug, 2024

Gaji merupakan salah satu kewajiban utama yang harus dipenuhi oleh perusahaan untuk memastikan kesejahteraan karyawan. Sebagai bentuk kompensasi atas kontribusi dan kerja keras karyawan, gaji tidak hanya menjadi hak fundamental bagi setiap karyawan tetapi juga berperan penting dalam menjaga motivasi dan produktivitas di tempat kerja.

Namun perlu dipahami bahwa gaji tidak hanya sekedar angka yang diterima setiap bulan. Gaji terdiri dari berbagai komponen yang masing-masing memiliki fungsi dan tujuan tertentu. Dengan memahami dan mengelola komponen-komponen ini secara efektif, perusahaan dapat memastikan bahwa kebijakan penggajian mereka adil, transparan, dan sesuai dengan peraturan yang berlaku.

Untuk memastikan kebijakan penggajian yang tepat, ada beberapa hal penting yang perlu diperhatikan oleh perusahaan saat menentukan gaji karyawan. Ini termasuk memahami pasar tenaga kerja, mengevaluasi peran dan tanggung jawab masing-masing posisi, serta mempertimbangkan pengalaman dan kualifikasi karyawan.

Selain itu, perusahaan juga harus memastikan bahwa gaji yang ditawarkan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan adil bagi seluruh karyawan.

Dengan memperhatikan faktor-faktor ini, perusahaan dapat menetapkan struktur gaji yang kompetitif dan seimbang, yang pada akhirnya dapat meningkatkan kepuasan dan retensi karyawan.

Cara Menentukan Gaji Seorang Karyawan

Dalam menentukan gaji seorang karyawan, terdapat berbagai faktor yang perlu diperhatikan dan dipertimbangkan agar kompensasi yang diberikan adil dan sesuai dengan standar industri. Berikut adalah beberapa hal penting yang harus diperhatikan:

  1. Regulasi dan Peraturan: Mematuhi undang-undang ketenagakerjaan dan peraturan pemerintah terkait upah minimum dan hak-hak karyawan merupakan hal yang wajib. Penetapan gaji karyawan telah diatur dalam Peraturan Pemerintahan Nomor 36 Tahun 2021 tentang Pengupahan, Pasal 7.
  2. Riset Pasar: Riset pasar memberikan informasi kepada perusahaan mengenai standar kompensasi di industri dan wilayah tertentu sehingga perusahaan dapat menetapkan gaji yang kompetitif.
  3. Kondisi Keuangan Perusahaan: Kondisi keuangan perusahaan sangat memengaruhi kemampuan perusahaan untuk menawarkan gaji. Perusahaan dengan performa baik biasanya dapat menawarkan gaji yang lebih tinggi.
  4. Pendidikan dan Kualifikasi: Tingkat pendidikan dan sertifikasi yang dimiliki dapat berpengaruh terhadap penentuan gaji. Kualifikasi yang tinggi biasanya diimbangi dengan gaji yang lebih tinggi.
  5. Pengalaman Kerja: Pengalaman kerja yang relevan dalam industri atau posisi tertentu adalah faktor penting dalam menentukan gaji. Semakin banyak pengalaman yang dimiliki, biasanya semakin tinggi gaji yang diterima.
  6. Kompetensi dan Keterampilan: Kompetensi dan keterampilan khusus dan yang dimiliki, terutama kompetensi dan keterampilan langka atau sangat dibutuhkan dapat memengaruhi besaran gaji.
  7. Lokasi Kerja: Biaya hidup di setiap wilayah berbeda sehingga gaji dapat disesuaikan dengan lokasi kerja.
  8. Tanggung Jawab dan Jabatan: Posisi dan tanggung jawab yang diemban juga memengaruhi gaji. Jabatan dengan tanggung jawab besar atau posisi manajerial biasanya menawarkan gaji yang lebih tinggi.
  9. Standar Industri: Mengacu pada standar gaji dalam industri yang sama membantu memastikan bahwa gaji yang diberikan kompetitif dan sesuai pasar.
  10. Kinerja Individu: Prestasi dan kontribusi individu dalam pekerjaannya sering kali menjadi dasar dalam pemberian gaji atau bonus.
  11. Negosiasi Gaji: Kemampuan dalam bernegosiasi dapat memengaruhi besaran yang diterima, terutama pada posisi yang sulit diisi atau seseorang dengan keterampilan yang unik.

Beberapa Hal yang Harus Diperhatikan dalam Menghitung Gaji Karyawan

Berikut adalah beberapa hal yang perlu diperhatikan ketika menghitung gaji karyawan.

1. Menentukan Metode Perhitungan Gaji Karyawan

Penetapan gaji karyawan berdasarkan satuan waktu dan satuan hasil. Perusahaan dapat menggunakan sistem ini dengan mengikuti peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Di dalam Peraturan Pemerintah Nomor 36 Tahun 2021 tentang Pengupahan Pasal 14, Pasal 15, dan Pasal 16, diatur sebagai berikut:

2. Upah Berdasarkan Satuan Waktu (Gaji Berdasarkan Jam Kerja)

Pada sistem ini, gaji karyawan ditentukan berdasarkan lamanya mereka bekerja.  Ini dapat dihitung per jam, harian, atau bulanan.

Upah per jam diperuntukkan hanya bagi karyawan yang bekerja secara paruh waktu dengan formula perhitungan upah per jam dengan rumus berikut: Upah per jam = Upah sebulan dibagi dengan 126 (upah sebulan/126).

Bekerja secara paruh waktu yang dimaksud adalah bekerja kurang dari 7 jam dalam satu hari dan kurang dari 35 jam dalam satu minggu.

Pada sebuah perjanjian kerja khususnya untuk pekerja paruh waktu, dapat diperjanjikan jumlah upah sebulan sebagai pedoman perhitungan induk namun pembayarannya hanya berdasarkan atas jam kerja faktual yang telah dilakukan oleh pekerja yang dibuktikan dengan mekanisme yang disepakati oleh pengusaha dan pekerja, antara lain melalui data kehadiran atau time-sheet yang ditandatangi/disetujui oleh atasan langsung.

Upah per hari ditetapkan sebagai berikut: (a) bagi perusahaan dengan sistem waktu kerja 6 hari dalam seminggu, upah sebulan dibagi 25, dan (b) bagi perusahaan dengan sistem waktu kerja 5 hari kerja dalam seminggu, maka upah sebulan dibagi dengan 21.

3. Upah Berdasarkan Satuan Hasil (Gaji Berdasarkan Output)

Gaji ini diberikan kepada karyawan berdasarkan jumlah hasil atau produksi yang telah dihasilkan. Satuan hasil dapat berupa jumlah yang diproduksi, layanan yang diberikan, atau hasil kerja lainnya. Besaran gaji berdasarkan satuan hasil biasanya ditentukan dalam kesepakatan antara perusahaan dengan karyawan yang tertuang dalam perjanjian kerja.

Pemilihan sistem yang tepat tergantung pada jenis pekerjaan dan tujuan perusahaan. Misalnya, jika perusahaan ingin memberi insentif kepada karyawan untuk menghasilkan lebih banyak, sistem penggajian berdasarkan unit output lebih tepat.

Namun, jika perusahaan ingin memastikan karyawan dibayar dengan adil atas waktu mereka, sistem penggajian berdasarkan satuan waktu lebih tepat. Yang penting pelaksanaannya tidak melanggar peraturan perundang-undangan yang berlaku.

4. Komponen Gaji Karyawan

Peraturan Pemerintahan Nomor 36 Tahun 2021 tentang Pengupahan, Pasal 7 ayat (1) berbunyi:

“Upah terdiri atas komponen: (a) upah tanpa tunjangan, (b) upah pokok dan tunjangan tetap, (c) upah pokok, tunjangan tetap, dan tunjangan tidak tetap, atau (d) upah pokok dan tunjangan tidak tetap.”

Ayat (2) berbunyi:

“Dalam hal komponen upah terdiri atas upah pokok dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b, besarnya upah pokok paling sedikit 75% (tujuh puluh lima persen) dari jumlah upah pokok dan tunjangan tetap.”

Contohnya sebagai berikut:

Upah 3.000
Gaji Pokok 2.250 /3.000 = 75%
Tunjangan Tetap 750 /3.000 = 25%
Tunjangan Tidak Tetap

Ayat (3) berbunyi:

“Dalam hal komponen upah terdiri atas gaji pokok, tunjangan tetap, dan tunjangan tidak tetap sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c, besarnya upah pokok paling sedikit 75% (tujuh puluh lima persen) dari jumlah gaji pokok dan tunjangan tetap.”

Contohnya sebagai berikut:

Upah 3.500
Gaji Pokok 2.250 /3.000 = 75%
Tunjangan Tetap 750 /3.000 = 25%
Tunjangan Tidak Tetap 500

Dalam peraturan yang sama pada Pasal 23 ayat (1) menyatakan bahwa upah minimum merupakan upah bulanan terendah, yaitu: (a) upah pokok tanpa tunjangan atau (b) upah pokok dan tunjangan tetap.”

Ayat (2) menyatakan: “Dalam hal komponen upah di Perusahaan terdiri atas upah pokok dan tunjangan tidak tetap, upah pokok paling sedikit sebesar upah minimum.”

5. Status Kepegawaian

Dalam Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2023 mengatakan dari segi waktu lamanya hubungan kerja, perjanjian kerja di Indonesia terbagi menjadi dua yaitu Perjanjian Kerja Waktu Tidak Tertentu (PKWTT) dan Perjanjian Kerja Waktu Tertentu (PKWT).

PKWTT adalah perjanjian kerja yang dibuat antara pekerja dan pengusaha untuk hubungan kerja yang bersifat tetap. Sedangkan PKWT adalah perjanjian kerja yang dibuat antara pekerja dan pengusaha untuk menjalin hubungan kerja dalam jangka waktu yang telah ditentukan atau selesainya suatu pekerjaan tertentu yang sering disebut dengan pekerja kontrak. PKWT tidak dapat diadakan untuk pekerjaan yang bersifat tetap.

6. Pajak Penghasilan Pasal 21 (PPh 21) dengan Tarif Efektif Rata-Rata (TER)

Pajak Penghasilan Pasal 21 atau PPh 21 adalah pajak yang dikenakan pada penghasilan seperti gaji, upah, honorarium, atau tunjangan sehubungan dengan pekerjaan atau jasa yang dilakukan oleh orang pribadi sebagai subjek pajak.

Namun mulai 1 Januari 2024, skema perhitungan untuk PPh 21 telah di-update menjadi Tarif Efektif Rata-rata (TER) berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2023. Regulasi ini mengatur tentang tarif pemotongan PPh Pasal 21 atas penghasilan yang berkaitan dengan pekerjaan, jasa, atau aktivitas yang dilakukan oleh wajib pajak individu.

7. Status Perkawinan dan Jumlah Tanggungan

Status perkawinan dan jumlah tanggungan karyawan berpengaruh pada perhitungan Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP). PTKP berbeda untuk karyawan yang belum menikah atau sudah menikah dan juga jumlah anak sampai dengan 3 orang anak.

8. BPJS Ketenagakerjaan

Merupakan program jaminan sosial yang terdiri dari beberapa jenis, di antaranya:

  • Jaminan Hari Tua (JHT): Karyawan menyumbang 2% dan perusahaan 3.7% dari upah yang dilaporkan.
  • Jaminan Pensiun (JP):  Karyawan menyumbang 1% dan perusahaan 2% dari upah yang dilaporkan.
  • Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK): Besarannya iuran bervariasi berdasarkan risiko pekerjaan dan iuran JKK ditanggung oleh perusahaan.
  • Jaminan Kematian (JKM): Perusahaan menyumbang 0.3% dari upah yang dilaporkan.
  • BPJS Kesehatan

BPJS Kesehatan merupakan jaminan kesehatan nasional yang melibatkan kontribusi dari Karyawan dan Perusahaan:

  • Kontribusi Karyawan: 1% dari upah yang dilaporkan.
  • Kontribusi Perusahaan: 4% dari upah yang dilaporkan.
  • Cut-off Periode Penggajian

Cut-off periode penggajian adalah tanggal tertentu dalam bulan yang ditetapkan oleh perusahaan sebagai batas akhir perhitungan data untuk proses penggajian. Proses ini memastikan bahwa semua data kehadiran, lembur, dan pengurangan lainnya yang berkaitan dengan gaji karyawan telah terkumpul dan diverifikasi sebelum gaji diproses.

Contoh Perhitungan Gaji Karyawan

Berikut adalah beberapa contoh perhitungan gaji karyawan.

Perhitungan Gaji Karyawan Tetap Berdasarkan Satuan Waktu (Bulanan)

Contoh: Anto adalah seorang karyawan tetap yang gajinya dibayarkan dalam periode bulanan. Gaji pokok Anto dalam sebulan sebesar Rp5.000.000,00 dengan tunjangan tetap sebesar Rp1.000.000,00 dan tunjangan tidak tetap sebesar Rp500.000,00. Status perkawinan Anto belum menikah (TK/0), maka perhitungan gaji Anto adalah sebagai berikut:

Pemasukan
Gaji Pokok : 5,000,000.00
Tunjangan Tetap : 1,000,000.00
Tunjangan Tidak Tetap : 500,000.00
Penghasilan Bruto : 6,500,000.00
Pengeluaran
Pajak Penghasilan TER (TER A) 65,000.00
BPJS Kesehatan : 65,000.00
BPJS Ketenagakerjaan
JHT Karyawan : 130,000.00
JP Karyawan : 65,000.00
Penghasilan Netto : 6,175,000.00

Perhitungan Gaji Karyawan Kontrak Berdasarkan Satuan Waktu (Bulanan)

Contoh: Budi adalah seorang karyawan kontrak yang gajinya dibayarkan dalam periode bulanan. Gaji pokok Budi dalam sebulan Rp5.000.000,00, tidak ada tunjangan tetap, dan tidak ada tunjangan tidak tetap. Status perkawinan Budi belum menikah (TK/0). Perhitungan gaji Budi adalah sebagai berikut:

Pemasukan
Gaji Pokok : 5,000,000.00
Tunjangan Tetap : 0.00
Tunjangan Tidak Tetap : 0.00
Penghasilan Bruto : 5,000,000.00
Pengeluaran
Pajak Penghasilan TER (TER A) 0.00
BPJS Kesehatan : 50,000.00
BPJS Ketenagakerjaan
JHT Karyawan : 100,000.00
JP Karyawan : 50,000.00
Penghasilan Netto : 4,800,000.00

Perhitungan Gaji Karyawan Kontrak Berdasarkan Satuan Waktu (Harian)

Contoh: Citra adalah seorang karyawan kontrak yang gajinya dibayarkan dengan sistem harian sebesar Rp500.000,00/hari dan Citra bekerja selama 10 hari. Status perkawinan Citra adalah belum menikah (TK/0). Karena ia memiliki penghasilan lebih dari Rp450.000,00 per hari maka tarif efektif PPh 21 karyawan A adalah sebesar 0,5%. Perhitungan gaji Citra sebagai berikut:

Pemasukan Per Hari
Gaji Pokok : 500,000.00
Penghasilan Bruto : 500,000.00
Pengeluaran
Pajak Penghasilan TER (TER Harian) : 2,500.00
Penghasilan Netto Harian : 497,500.00
Penghasilan yang diterima (10 hari) : 4,975,000.00

Perhitungan Gaji Karyawan Prorata

Beberapa perusahaan dapat menerima karyawan yang bergabung di tengah periode pembayaran dan terdapat juga karyawan yang mengundurkan diri sebelum periode gaji berakhir sehingga perhitungan gajinya dilakukan secara prorata.

Perhitungan gaji secara prorata digunakan untuk menentukan jumlah gaji yang diberikan berdasarkan jumlah hari kerja dalam periode tertentu. Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 36 Tahun 2021 tentang Pengupahan ditetapkan perhitungan upah per jam dan upah per hari.

Perhitungan Gaji Karyawan Prorata Berdasarkan Hari Kerja

Contoh: Doni mulai bekerja pada tanggal 15 Juli 2024, dengan gaji setiap bulannya adalah Rp5.000.000,00 dengan jumlah hari kerja 5 hari seminggu. Periode cut-off penggajian di perusahaan tempat Doni bekerja adalah sejak tanggal 1-31 setiap bulannya. Status perkawinan Doni adalah menikah dan memiliki 1 orang anak (K/1), maka perhitungannya sebagai berikut:

Informasi Umum:

Periode Cut Off Penggajian : 1-31 setiap bulannya
Hari Kerja Per Minggu : 5 hari kerja
Tanggal Bergabung : 15 Juli 2024
Hari Kerja di Bulan Tersebut : 13
Gaji Per Bulan : 5,000,000.00
Status Pajak : K/1
Pajak Penghasilan TER (TER B) : 0

Perhitungan Gaji Pokok Pada Bulan Bergabung:

Hari Kerja di Bulan Tersebut / Total Hari Kerja Berdasarkan 5 Hari Kerja Per Minggu (21 hari kerja) * Gaji Bulanan

Perhitungannya menjadi: 13/21 * Rp5.000.000,00 = Rp3.095.238,00

Perhitungan Gaji Karyawan Prorata Berdasarkan Jam Kerja

Contoh: Eko adalah karyawan paruh waktu dengan sistem penggajian upah per jam. Eko mulai bekerja pada tanggal 15 Juli 2024. Gaji bulanan Eko yang dijadikan pedoman perhitungan induk sebesar Rp4.000.000,00/bulan. Selama bulan Juli, timesheet Eko yang disetujui selama 80 jam. Perhitungannya sebagai berikut:

Meskipun ditentukan upah per bulan, namun dalam sebuah perjanjian kerja dapat disepakati upah per bulan secara faktual hanya akan dibayarkan berdasarkan jumlah jam kerja.

Informasi Umum:

Periode Penggajian : 1-31 setiap bulannya
Jam Kerja di Bulan Tersebut : 80 jam kerja
Gaji Per Bulan : 4,000,000.00

Perhitungan Gaji Eko per jam: 1/126 X Rp4.000.000,00 = Rp31.746,00/jam

Perhitungan Gaji Eko di bulan tersebut: 80 jam X Rp31.746,00/jam = Rp2.539.683,00

Memahami cara menghitung gaji karyawan secara akurat adalah kunci untuk menjaga kepuasan dan motivasi karyawan. Dengan menerapkan metode yang telah dibahas dalam artikel ini, perusahaan dapat memastikan transparansi dan keadilan dalam sistem penggajian, sehingga mengurangi kemungkinan kesalahan dan meningkatkan efisiensi operasional.

Cara Menghitung Gaji Karyawan Menggunakan Excel

Anda juga bisa mempermudah pekerjaan dengan menghitung gaji karyawan menggunakan aplikasi seperti Microsoft Excel untuk bulanan, harian atau yang lainnya.

Anda hanya perlu memasukkan semua data komponen gaji karyawan, dan rumus Excel akan membantu Anda.

Misalnya, karyawan A memiliki gaji sebesar Rp300.000 per hari.

Jika jumlah hari kerja dalam sebulan sebanyak 25 hari, maka rumus yang digunakan pada Excel bisa seperti rumus =A2*B2.

Contoh Cara Hitung Kenaikan Gaji

Cara menghitung kenaikan gaji sebenarnya cukup sederhana dimana gaji sebelumnya dikalikan dengan persentase kenaikan gaji berdasarkan faktor-faktor berikut:

  • Penilaian – Perusahaan biasanya melakukan penilaian kinerja karyawan pada periode tertentu yang dapat mempengaruhi kenaikan gaji seorang karyawan. Penilaian bisa didasari dengan kualitas pekerjaan yang dihasilkan atau performa pekerjaan.
  • Tingkat Risiko – perusahaan juga biasanya menaikkan gaji jika karyawan tersebut memiliki penambahan risiko dalam pekerjaannya. Misalnya, karyawan A dipindah-tugaskan untuk bekerja di daerah cabang rawan konflik atau krisis pangan.
  • Peraturan Pemerintah – Gaji juga bisa naik karena peraturan yang digulirkan pemerintah misalnya saja pajak ditanggung pemerintah atau kenaikan upah minimum tiap daerah.
  • Kemampuan dan Regulasi Perusahaan – Untuk meningkatkan engagement, perusahaan biasanya menaikkan gaji karyawan pada periode dan masa kerja tertentu.

Lantas bagaimana cara perhitungan kenaikan gaji karyawan?

Katakan persentase kenaikan gaji karyawan Anda sebesar 5% yang dipengaruhi faktor-faktor tersebut dan karyawan Anda memiliki gaji Rp6.000.000 tiap bulannya maka perhitungannya seperti ini:

6.000.000 x 5% = 300.000

Maka kenaikan gaji karyawan Anda sebesar 300.000 dan gaji karyawan Anda saat ini sebesar Rp6.300.000.

Baca juga: Begini Cara Menghitung Kenaikan Gaji Berkala Karyawan yang Benar

Langkah Cara Menghitung Cut Off gaji Karyawan

Menghitung cut off gaji melibatkan penentuan periode waktu tertentu untuk menghitung gaji karyawan. Biasanya, cut off gaji merujuk pada rentang waktu di antara dua tanggal tertentu, di mana semua transaksi gaji (penghasilan dan potongan) selama periode tersebut akan dihitung dan dibayarkan pada gaji karyawan.

Berikut adalah langkah-langkah umum untuk menghitung cut off gaji:

  1. Tentukan Periode Cut Off: Pertama-tama, Anda perlu menentukan periode cut off yang akan digunakan. Misalnya, periode cut off dapat berlangsung dari tanggal 1 hingga tanggal 15 setiap bulan.
  2. Kumpulkan Data Transaksi: Selama periode cut off, kumpulkan semua data transaksi yang relevan untuk perhitungan gaji karyawan. Ini termasuk absensi, jam kerja, lembur, tunjangan, potongan, dan elemen penghasilan lainnya.
  3. Hitung Penghasilan Karyawan: Hitung total penghasilan karyawan selama periode cut off. Ini melibatkan menghitung gaji pokok, tunjangan, dan elemen penghasilan lainnya yang berlaku untuk karyawan.
  4. Hitung Potongan: Selanjutnya, hitung semua potongan yang diterapkan pada gaji karyawan, seperti potongan pajak penghasilan, potongan iuran sosial, potongan pinjaman karyawan, dan lain-lain.
  5. Lakukan Perhitungan Total Gaji Bersih Karyawan: Setelah menghitung total penghasilan dan potongan, kurangkan total potongan dari total penghasilan untuk mendapatkan total gaji bersih karyawan.
  6. Verifikasi Data: Pastikan semua data yang digunakan dalam perhitungan akurat dan tepat. Verifikasi jumlah jam kerja, lembur, tunjangan, dan potongan untuk memastikan keakuratan perhitungan.
  7. Buat Slip Gaji: Setelah perhitungan selesai, buat slip gaji untuk masing-masing karyawan. Slip gaji harus mencantumkan detail penghasilan, potongan, dan total gaji bersih selama periode cut off.
  8. Proses Pembayaran: Setelah slip gaji dibuat, proses pembayaran gaji kepada karyawan sesuai dengan metode pembayaran yang telah ditetapkan oleh perusahaan. Ini bisa berupa transfer bank, cek, atau metode pembayaran lainnya.
  9. Rekapitulasi dan Pelaporan: Setelah proses pembayaran selesai, rekapitulasikan semua data transaksi gaji dalam bentuk laporan. Ini akan membantu dalam melacak dan mengelola keuangan perusahaan serta untuk keperluan pelaporan pajak.
  10. Siklus Berikutnya: Setelah cut off gaji berakhir, proses ini akan diulang pada periode cut off berikutnya. Pastikan bahwa setiap periode cut off dihitung dengan akurat dan tepat waktu.

Penting untuk diingat bahwa cara menghitung cut off gaji dapat bervariasi tergantung pada kebijakan perusahaan, peraturan pemerintah setempat, dan sistem pengelolaan gaji yang digunakan.

Penting juga untuk memastikan bahwa Anda memahami semua elemen yang terlibat dalam perhitungan gaji agar dapat melakukan perhitungan dengan benar dan adil bagi karyawan.

Beberapa Tips Cara Menentukan Gaji Karyawan Untuk HR

Berikut ini adalah beberapa tips tersebut yang bisa juga dipakai untuk acuan cara menghitung gaji karyawan bulanan.

1. Riset untuk Mengetahui Nilai Pekerjaan di Pasar

Ketika perusahaan Anda baru berdiri, Anda dapat melakukan riset untuk melihat struktur dan skala upah dari perusahaan lain yang memiliki karakteristik hampir sama atau setidaknya ada dalam 1 bidang.

Perhatikan juga wilayah perusahaan yang menjadi tolok ukur.

Atau apabila perusahaan Anda sudah lama berdiri namun memiliki bidang atau divisi yang baru saja dibentuk, maka butuh survei skala gaji dari perusahaan lain dengan posisi atau bidang yang sama.

Karena memang berbeda divisi berbeda pula besaran gajinya.

Selain itu, survei ini juga akan mencegah adanya kesenjangan gaji dengan perusahaan lain dalam satu kota atau kabupaten.

Biasanya faktor geografi tempat perusahaan berdiri juga menjadi pengaruh dalam penentuan gaji.

Perusahaan dengan bidang yang sama namun memiliki keterjangkauan yang jauh berbeda, juga akan memiliki gaji pokok yang berbeda.

Misalnya, perusahaan tambang di Jawa yang keterjangkauannya mudah bisa jadi memiliki gaji pokok yang lebih kecil daripada perusahaan tambang di Kalimantan atau pedalaman hutan.

Itulah kenapa UMP setiap provinsi juga berbeda-beda.

2. Menentukan Metode Perhitungan Gaji Karyawan

Sistem kerja yang digunakan perusahaan sangat mempengaruhi cara menghitung gaji karyawan juga besarnya gaji yang akan diterima secara bulanan.

Sistem kerja shift, misal, tentu memiliki pembagian jumlah gaji yang berbeda dengan sistem kerja waktu penuh atau nine to five.

Apalagi jika karyawan dibayar dengan satuan hasil, bukan satuan waktu.

Gaji atau upah memiliki 2 standar dalam pemberiannya, yaitu diberikan atas satuan waktu bekerja dan/atau satuan hasil.

Satuan waktu berarti perusahaan akan menggaji karyawannya berdasarkan waktu tertentu dia bekerja, biasanya 1 bulan sekali.

Sedangkan satuan hasil berarti menggaji karyawan berdasarkan proyek atau pekerjaan yang sudah mereka selesaikan meskipun tidak ada waktu pastinya.

Semua tergantung pada sistem penggajian perusahaan tersebut.

Jadi perusahaan dapat menggunakan salah satu sistem tersebut atau mencampurkan keduanya.

3. Sesuaikan Kemampuan Perusahaan dengan Skala Upah

Ketika Anda sudah mengetahui dua atau lebih perbandingan gaji dari perusahaan lain, Anda dapat mengambil rata-rata atau kisarannya.

Yaitu yang tidak terlalu tinggi dan membebani perusahaan, namun tidak terlalu rendah agar karyawan berproduksi dengan baik.

Tentukan batas dasar dan batas atas besaran gaji untuk setiap posisi, sebagai patokan bagi karyawan baru nantinya.

Pada dasarnya kemampuan keuangan perusahaan menjadi faktor utama dalam menentukan gaji, apakah di atas rata-rata atau dibawah rata-rata perusahaan lain.

Apabila upah atau gaji terlalu tinggi atau terlalu rendah, akan ada dampak negatif secara jangka panjangnya.

Yaitu merusak keseimbangan proporsionalitas upah, sehingga hubungan antar karyawan menjadi tidak sehat.

4. Tidak Menutup Negosiasi dengan Karyawan

Perusahaan harus terbuka dengan perhitungan juga negosiasi gaji dengan karyawan.

Karena tidak dapat dipungkiri bahwa karyawan akan meminta kenaikan gaji, sedikitnya setahun sekali yang biasanya bertepatan dengan hari buruh.

Ditambah dengan fakta bahwa kebutuhan sehari-hari pasti meningkat setiap tahunnya.

Penyesuaian standar hidup ini tentu akan mempertahankan kestabilan produktivitas karyawan dan perusahaan.

Sementara bagi karyawan baru, Anda bisa menentukan gaji mereka seperti Anda menentukan gaji karyawan lama yang memiliki pekerjaan atau tugas sejenis.

Anda juga dapat menentukannya dari hasil masa percobaan yang ia jalani.

Jika Anda melihat potensi besar dari karyawan tersebut yang bisa mempengaruhi perkembangan perusahaan, tidak ada salahnya Anda memberinya gaji yang sedikit lebih tinggi.

Kemudian gaji  tersebut Anda evaluasi setiap tahun jika memang prestasi dan kontribusi mereka kepada perusahaan semakin besar.

Dengan memperhatikan keempat hal diatas, Anda akan semakin paham bagaimana cara menentukan gaji.

Pengelolaan gaji memang menjadi salah satu pekerjaan Anda yang membutuhkan tingkat ketelitian yang tinggi.

Aplikasi Payroll untuk Permudah Cara Menghitung Gaji Karyawan

Setelah Anda mengetahui cara hitung perhitungan gaji karyawan yang dapat diterapkan pada perusahaan.

Perhitungan gaji sejatinya bisa Anda lakukan menggunakan software pengolah data.

Namun menggunakan software pengolah data seperti Excel rawan terjadinya human error.

Oleh karena itu, bagi Anda sangat disarankan untuk menggunakan aplikasi payroll sebagai cara menghitung gaji yang bisa dengan mudah diintegrasikan dengan aplikasi absensi online secara profesional seperti Mekari Talenta.

Alasan pertama, menggunakan aplikasi payroll dapat mempermudah dan mempercepat pekerjaan penggajian, membantu mempermudah dan meringankan tugas HRD di perusahaan.

Kedua, Anda tidak perlu lagi khawatir adanya data yang hilang bahkan potensi adanya fraud yang dilakukan karyawan.

Anda juga tidak perlu khawatir adanya faktor human error yang dapat mempengaruhi perhitungan gaji perusahaan Anda.

Terlebih, aplikasi payroll juga dapat diintegrasikan dengan absensi karyawan perusahaan dan komponen gaji lainnya.

Mekari Talenta menjadi aplikasi payroll yang dapat bantu Anda menghitung gaji secara profesional dan mudah dengan fitur yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan penggajian perusahaan Anda.

Cari tahu selengkapnya tentang fitur dan solusi yang ditawarkan atau coba gratis demo Mekari Talenta sekarang.

Reviewed by:

Stevinia, S.Psi, M.Psi, CHRP, AHCA (stevinia.epin@yahoo.com)

She has over 9 years of professional experience in Human Resources with history of working in the consumer goods, financial and technology industries. Skilled in Business Planning, Analytical Skills, and the Human Resource Spectrum. Strong human resources professional with S2 Magister Psychology Industry and Organization at Tarumangara University (UNTAR), Certified Human Resources Professional (CHRP) and Certified Advance Human Capital Accomplished (AHCA) from Atma Jaya University.

LinkedIn

Ardi Agung Widjaja, S.Psi. (email: ardi.a.widjaja@gmail.com)

Dedicated Human Resource professional with over 17 years of comprehensive experience in Recruitment, People Development, Compensation and Benefits, and Industrial Relations. Currently leading HR operations at PT. Norita Flexindo and PT. Flexitech Evolusindo, and commits to driving positive change and fostering a productive work environment for all employees.

LinkedIn

Image
Hafidh Ardianto
Penulis yang berdedikasi sejak tahun 2020 dengan pengalaman langsung menyusun, membuat, dan mengoptimasi konten untuk meningkatkan kunjungan ke situs web dan visibilitas online. Terampil dalam produksi konten, riset kata kunci, brand messaging, dan mengidentifikasi peluang dari kompetitor agar diterapkan sebagai strategi konten yang efektif.