Metode yang Mudah untuk Melakukan Pengukuran Kerja

By Mekari TalentaPublished 07 Jun, 2023 Diperbarui 20 Maret 2024

Metode pengukuran kerja diperlukan untuk mengukur seberapa efektif dan efisien tingkat kinerja suatu bagian dalam perusahaan. Termasuk juga dalam dunia industri, waktu kerja menjadi sangat vital untuk dipertimbangkan dan dihitung, karena proses produksinya bergantung pada kecepatan waktu.

Untuk itu, penghematan waktu dan tingkat kecepatannya harus selalu diperhatikan.

Semakin banyak waktu yang digunakan maka semakin boros biaya yang dikeluarkan.

Maka dari itu, perlu adanya pengukuran kerja untuk melakukan evaluasi kinerja karyawan.

Perlu adanya penetapan waktu standar untuk setiap proses sebagai acuan kerja.

Waktu standar adalah waktu yang dibutuhkan oleh seorang pekerja yang memiliki tingkat kemampuan rata rata untuk menyelesaikan suatu pekerjaan.

Waktu standar tersebut sudah mencakup kelonggaran waktu (allowance) yang diberikan dengan memperhatikan situasi dan kondisi yang harus disesuaikan.

Karena manusia butuh melakukan beberapa aktifitas manusiawi dan istirahat sejenak, maka dari itu toleransi waktu sangat dibutuhkan.

Ada beberapa macam cara untuk mengukur dan menetapkan waktu standar. Seringkali pihak manajemen hanya menggunakan pengalaman historys untuk menentukan estimasi waktu.

Acuan seperti ini bisa saja tidak relevan lagi ketika adanya perubahan perubahan yang terjadi, misalnya adanya pergantian operator, mesin yang sudah tua, dan masih banyak lainnya.

Metode pengalaman historis tidak menjamin sepenuhnya sama, metode ini sebaiknya untuk perbandingan saja dan dijadikan sumber referensi untuk estimasi.

Pada umumnya penetapan waktu standar dapat dilakukan dengan beberapa teknik pengukuran kerja, baik itu pengukuran kerja secara langsung maupun pengukuran kerja secara tidak langsung.

Teknik atau metode pengukuran kerja secara langsung dapat dilakukan dengan cara pengamatan secara langsung melalui Stopwatch Time Study dan Work Sampling, dan metode pengukuran kerja secara tidak langsung dapat dilakukan dengan metode Standard Data dan Predetermined Motion Time System.

Pada kesempatan kali ini Mekari Talenta akan membahas mengenai metode metode pengukuran kerja yang biasanya diterapkan oleh perusahaan industri, yaitu sebagai berikut.

Apa Itu Pengukuran kerja?

Pengukuran kerja merupakan proses untuk mengumpulkan dan menganalisis data terkait kinerja individu, tim, atau organisasi. Tujuan dari pengukuran kerja adalah untuk mengevaluasi pencapaian tujuan, mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan, serta memberikan dasar informasi dalam pengambilan keputusan yang lebih baik.

Metode Pengukuran kerja dapat dilakukan dengan berbagai alat, seperti:

  1. Penilaian Kinerja: Menggunakan skala atau sistem penilaian untuk menilai kinerja individu berdasarkan kriteria dan indikator yang telah ditetapkan sebelumnya.
  2. Kuesioner atau Survei: Mengumpulkan pendapat atau tanggapan dari individu atau kelompok terkait kinerja mereka, kepuasan kerja, atau persepsi terhadap lingkungan kerja.
  3. Pengukuran Produktivitas: Mengukur jumlah atau nilai output yang dihasilkan dalam suatu periode tertentu, seperti produksi barang atau jasa, penjualan, atau pencapaian target.
  4. Indikator Kinerja Utama (Key Performance Indicators/KPI): Menetapkan dan mengukur indikator kinerja yang relevan dengan tujuan strategis perusahaan, seperti pendapatan, pangsa pasar, tingkat kepuasan pelanggan, atau efisiensi operasional.
  5. Evaluasi Proyek atau Program: Mengukur kinerja proyek atau program berdasarkan pencapaian target yang ditetapkan sebelumnya, seperti waktu penyelesaian, anggaran, atau kualitas hasil.

Pengukuran kerja memberikan manfaat yang penting, antara lain:

  1. Evaluasi Kinerja: Memberikan informasi objektif tentang sejauh mana individu, tim, atau organisasi mencapai target dan tujuan yang ditetapkan.
  2. Pengembangan Karyawan: Membantu dalam mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan karyawan serta memberikan dasar untuk pengembangan karir dan pelatihan yang sesuai.
  3. Pengambilan Keputusan: Memberikan data dan informasi yang dapat digunakan dalam pengambilan keputusan terkait pemberian insentif, promosi, penghargaan, atau tindakan perbaikan.
  4. Peningkatan Kinerja: Memberikan umpan balik yang berguna untuk mendorong perbaikan dan inovasi dalam upaya meningkatkan kinerja individu, tim, atau organisasi.
  5. Akuntabilitas: Menyediakan dasar untuk mengukur akuntabilitas individu atau tim terhadap pencapaian tujuan dan tanggung jawab yang telah ditetapkan.

Dengan melakukan metode pengukuran kerja secara efektif, perusahaan dapat memiliki pemahaman yang lebih baik tentang kinerja mereka, mengidentifikasi area perbaikan, dan mengambil tindakan yang diperlukan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Proses HR jadi lebih cepat dengan software HR terautomasi Mekari Talenta.

Apa Itu Metode Pengkuran Kerja Time Study?

Metode Time Study adalah suatu metode yang digunakan untuk mengukur waktu yang diperlukan oleh seorang pekerja untuk menyelesaikan suatu tugas atau aktivitas tertentu.

Tujuan dari metode ini adalah untuk menentukan waktu standar yang diperlukan dalam melaksanakan tugas tersebut, sehingga dapat digunakan untuk perencanaan produksi, penjadwalan, pengaturan beban kerja, dan peningkatan efisiensi.

Proses Time Study melibatkan langkah-langkah berikut:

  1. Identifikasi Tugas: Tentukan tugas atau aktivitas yang akan diukur. Pastikan tugas tersebut spesifik dan jelas.
  2. Observasi: Amati dengan seksama pekerja saat melaksanakan tugas tersebut. Catat semua langkah atau gerakan yang dilakukan oleh pekerja dalam menyelesaikan tugas.
  3. Pengukuran Waktu: Gunakan stopwatch atau alat lainnya untuk mengukur waktu yang diperlukan dalam setiap langkah atau gerakan. Catat waktu secara akurat.
  4. Analisis Waktu: Tinjau data waktu yang telah dikumpulkan. Identifikasi waktu terbaik dan waktu terburuk dalam setiap langkah atau gerakan. Identifikasi juga faktor-faktor yang mempengaruhi waktu, seperti pengalaman pekerja, kondisi lingkungan, atau kompleksitas tugas.
  5. Pengembangan Waktu Standar: Dengan menggunakan data waktu yang dikumpulkan dan analisis yang dilakukan, tentukan waktu standar yang diperlukan dalam menyelesaikan tugas tersebut. Waktu standar ini dapat digunakan sebagai acuan untuk mengevaluasi kinerja pekerja dan mengatur target produksi.

Manfaat dari metode Time Study antara lain:

  1. Perencanaan dan Penjadwalan: Data waktu yang akurat dapat digunakan dalam perencanaan produksi dan penjadwalan aktivitas kerja. Hal ini membantu dalam menentukan kapasitas produksi yang tepat dan mengatur aliran kerja yang efisien.
  2. Penilaian Kinerja: Dengan memiliki waktu standar yang jelas, manajemen dapat melakukan penilaian kinerja terhadap pekerja. Dapat diketahui sejauh mana pekerja mencapai target waktu standar dan diidentifikasi area perbaikan.
  3. Pengaturan Beban Kerja: Data waktu yang dikumpulkan dapat digunakan untuk mengatur beban kerja yang seimbang dan menghindari beban kerja yang berlebihan atau kurang.
  4. Peningkatan Efisiensi: Dengan mengetahui waktu standar yang tepat, perusahaan dapat mengidentifikasi peluang untuk meningkatkan efisiensi dalam pelaksanaan tugas dan mengurangi waktu yang tidak produktif.

Metode Time Study dapat menjadi alat yang berguna dalam meningkatkan efisiensi kerja dan mengoptimalkan penggunaan sumber daya dalam suatu organisasi.

Namun, penting untuk melaksanakan metode ini dengan hati-hati dan memperhatikan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi hasil pengukuran waktu, seperti variasi individu, kelelahan, atau gangguan eksternal.

Apa Itu Metode Pekukuran Kerja Stopwatch Time Study

Stopwatch Time Study adalah metode yang menggunakan stopwatch atau alat pengukur waktu untuk melakukan pengukuran yang akurat terhadap waktu yang diperlukan dalam menyelesaikan suatu tugas atau aktivitas.

Metode ini merupakan bagian dari Time Study yang bertujuan untuk mengukur waktu dengan presisi dan mendapatkan data yang objektif.

Proses Stopwatch Time Study melibatkan langkah-langkah berikut:

Identifikasi Tugas

Tentukan tugas atau aktivitas yang akan diukur menggunakan metode Stopwatch Time Study.

Pastikan tugas tersebut terdefinisi dengan jelas.

Persiapan Alat

Siapkan stopwatch atau alat pengukur waktu yang akurat dan terpercaya.

Pastikan stopwatch telah diatur dan dikalibrasi dengan benar sebelum digunakan.

Observasi dan Pengukuran Menggunakan Metode Pengukuran Kerja Stopwatch Time Study

Amati pekerja saat melaksanakan tugas dan mulai mengukur waktu dengan stopwatch pada saat tugas dimulai.

Catat waktu yang diperlukan dalam menyelesaikan setiap langkah atau aktivitas yang relevan.

Pengumpulan Data

Kumpulkan data waktu yang telah diukur menggunakan stopwatch untuk setiap langkah atau aktivitas.

Pastikan data tersebut tercatat dengan akurat dan teliti.

Analisis Data

Tinjau data waktu yang telah dikumpulkan. Identifikasi waktu terbaik dan waktu terburuk dalam setiap langkah atau aktivitas.

Identifikasi juga faktor-faktor yang mempengaruhi waktu, seperti kelancaran pekerjaan, variasi individu, atau gangguan yang terjadi selama pengukuran.

Pengembangan Waktu Standar

Dengan menggunakan data waktu yang dikumpulkan dan analisis yang dilakukan, tentukan waktu standar yang diperlukan dalam menyelesaikan tugas atau aktivitas tersebut.

Waktu standar ini dapat menjadi acuan untuk mengevaluasi kinerja, melakukan perencanaan produksi, atau membandingkan waktu kerja antara pekerja yang berbeda.

Metode pengukuran kerja Stopwatch Time Study memungkinkan pengukuran yang lebih akurat dan terperinci terhadap waktu yang diperlukan dalam melaksanakan tugas.

Dengan menggunakan stopwatch sebagai alat pengukur waktu, data yang diperoleh dapat menjadi dasar untuk melakukan analisis kinerja, perbaikan proses, dan perencanaan produksi yang lebih efisien.

Penting untuk menjalankan metode ini dengan seksama dan memperhatikan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi hasil pengukuran, seperti variasi individu, peralatan yang digunakan, atau gangguan eksternal.

Contoh Pengukuran Kerja dengan Metode Direct Stopwatch Time Study

metode pengukuran kerja

Dalam konteks pengukuran kerja, metode direct stopwatch time study merupakan teknik pengukuran kerja dengan menggunakn stopwatch sebagi alat pengukur waktu yang ditunjukkan dalam penyelesaian suatu aktifitas yang diamati (actual time).

Waktu yang berhasil diukur dan dicatat kemudian kemudian dimodifikasikan dengan mempertimbangkan tempo kerja operator dan menambahkannya dengan allowances.

Metode ini masih dilakukan dengan cara manual.

Untuk kelancaran kegiatan pengukuran dan analisis nantinya, maka selain stop-watch sebagai timing device diperlukan time study form untuk mencatat data waktu yang diukur tersebut.

Selain mencatat waktu juga harus mencatat segala informasi yang berkaitan dengan aktifitas yang diukur tersebut seperti sketsa gambar layout area kerja, kondisi kerja (kecepatan kerja mesin, gambar produk, nama operator, dan lain-lain) dan deskripsi yang berkaitan dengan elemental breakdown.

Pengukuran dan pencatatan biasanya menggunakan metode pengukuran kerja continue (stopwatch tidak perlu dihentikan setiap kali elemen atau siklus kerja selesai diukur).

Kegiatan kerja yang akan diukur terlebih dulu harus dibagi bagi ke dalam elemen elemen kerja secara detail. Dengan mengamati kegiatan yang akan diukur, kemudian pengukuran waktu yang dibutuhkan untuk menyelesikan setiap elemen kerja tersebut diukur dan dicatat.

Waktu yang terbaca dari stopwatch (yang bergerak secara continue) kemudian dicatat dalam kolom ”Record”(R).

Untuk setiap elemen kerja dari setiap siklus kerja yang dicatat tersebut maka dilaksanakan kalkulasi pada saat akhir studi. Waktu yang sebenarnya untuk setiap elemen kerja ini kemudian dicatat dalam kolom ”Time”(T).

Dengan menggunakan metode ini akan lebih membutuhkan banyak operator untuk melaksanakannya sesuai dengan line sewing yang ada.

Contoh Studi Kasus Dari Sebuah Metode Pengukuran Waktu Kerja

Berikut contoh dari sebuah pengukuran waktu kerja dengan mengambil 4 siklus kegiatan kerja yang terbagi dalam 3 elemen kegiatan:

Setelah data dicatat dan dimasukkan dalam tabel, langkah selanjutnya adalah membuat waktu rata-rata untuk setiap elemen kerja.

Terkadang performance rating perlu dilakukan untuk setiap elemen kerja tersebut, tetapi dalam kasus contoh soal berikut ini diasumsikan bahwa performance rating dilaksanakan untuk seluruh kegiatan yang berlangsung (tidak setiap elemen kerjanya).

Seandainya performans rating untuk seluruh kegiatan ini adalah 115% dan total allowances adalah 12%, maka waktu standar untuk contoh diatas dapat dihitung sebagai berikut:

Validitas hasil penetapan waktu ataupun output standar pada dasarnya akan sangat tergantung pada hasil (data) waktu pengamatan atau pengukuran yang diperoleh.

Disini tentu saja tingkat ketelitian data yang diperoleh akan mempengaruhi hasil penetapan standar standar tersebut.

Sebelum mengggunakan data waktu pengamatan yang umumnya diperoleh melalui beberapa kali siklus pengukuran seharusnya terlebih dulu dilakukan pengujian untuk melihat apakah jumlah pengamatan ataupun pengukuran yang telah dilaksanakan tersebut telah menghasilkan data yang cukup teliti atau tidak.

Kesalahan operator dalam melakukan pengamatan waktu sering kali terjadi karena ketidaktelitian mereka sendiri, sehingga menyebabkan kesalahan angka yang diperoleh.

Dengan menggunakan metode teori statistik tentang sampling data, akan diperoleh formulasi untuk mengetahui berapa jumlah pengamatan atau pengukuran kerja yang sebaiknya digunakan yaitu sebagai berikut:

t = waktu pengamatan dari setiap elemen kerja untuk masing-masing siklus yang diukur.

k = angka deviasi standar untuk yang besarnya tergantung pada tingkat keyakinan (confidence level) yang diambil, dimana:

  • 90% confidence level : k = 1.65
  • 95% confidence level : k = 2.00
  • 99% confidence level : k = 3.00

S = derajat ketelitian dari data t yang dikehendaki, yang menunjukkan maksimum presentase penyimpangan yang bisa diterima dari nilai t yang sebenarnya. Nilai k/s dikenal sebagai ”Confidence-Precision Ratio” dari time study yang dilaksanakan.

n = jumlah siklus pengamatan atau pengukuran awal yang telah dilakukan untuk elemen kegiatan tertentu yang dipilih.

N = jumlah siklus pengamatan ataun pengukuran yang seharusnya dilaksanakan agar dapat diperoleh presentase kesalahan minimum dalam mengestimasikan t.

Dari contoh metode pengukuran kerja yang telah diberikan, maka untuk elemen kegiatan 1 yang pengamatan telah dilaksanakan sebanyak 4 siklus pengamatan diperoleh data sebagai berikut:

k          = 2

s           = 5% / 0.05

t           = 5,6,4 dan 5

∑ t       = 5+6+4+5  = 20

t           = (52)+(62)+(42)+(52)  = 102

Jika confidence level dikehendaki 95% dan dipakai ketelitian (∑)= 5%, maka jumlah pengamatan yang seharusnya dilaksanakan adalah sebesar:

N = 32 pengamatan

Dari hasil ini diperoleh kesimpulan bahwa jumlah pengamatan yang seharusnya dilaksanakan adalah sebesar 32 siklus pengamatan, padahal pengamatan yang telah dilakukan hanya sebesar 4 kali saja.

Agar hasil yang diperoleh bisa sesuai dengan tingkat ketelitian dan keyakinan yang dikehendaki, maka sudah selayaknya harus dilakukan penambahan jumlah siklus pengamatan atau pengukuran yang semestinya.

Tingkat keakuratan pengamatan masih kurang, karena masih di bawah standar yang harus dilakukan.

Jika mengambil kesimpulan dari hanya sedikit pengamatan yang dilakukan, maka hasilnya masih diragukan.

Kelebihan metode pengukuran kerja ini adalah dari segi biaya yang murah dan dapat dilakukan secara langsung kepada objeknya.

Sementara kekurangannya adalah membutuhkannya tenaga yang terampil untuk menjalankannya.

Pengukuran Kerja dengan Metode Work Sampling

Work sampling adalah suatu aktivitas metode pengukuran kerja untuk mengestimasikan proporsi waktu yang hilang atau tertunda (delay) selama siklus kerja berlangsung atau untuk melihat proporsi kegiatan tidak produktif yang terjadi (ratio delay study) dengan melakukan beberapa simulasi.

Pengamatan dilaksanakan secara random selama siklus kerja berlangsung untuk beberapa saat tertentu.

Sebagai contoh aktivitas ini sering kali diaplikasikan guna mengestimasikan jumlah waktu yang diperlukan atau harus dialokasikan guna memberi kelonggaran waktu (allowance) untuk masing masing karyawan untuk kebutuhan manusiawinya, melepas lelah, ataupun penundaan yang tak terhindarkan (unavoidable delays).

Pengamatan dilakukan dengan menggunakan metode pengukuran kerja sampling sepanjang hari kerja selama beberapa periode waktu kerja.

Pengamatan dilaksanakan secara random (untuk ini aplikasi dari table angka random bisa dikerjakan) dan hasil pengamatan dicatat untuk dievaluasi kemudian.

Berikut sampel dari angka random yang bisa diperoleh dari tabel angka random yang dapat ditunjukkan guna menetapkan waktu kapan sebuah pengamatan harus dilakukan:

Setiap kali angka random berhasil diambil dan diinterpretasikan dengan waktu yang sesuai, maka pengamatan bisa segera dilaksanakan berdasarkan waktu waktu random tersebut.

Pengamatan hanya dilakukan dengan memperhatikan apakah ada aktivitas (kegiatan produktif) atau tidak ada aktifitas (delay idle / kegiatan tidak produktif). Presentase waktu idle (diam) / delay (p) dapat dihitung sebagai berikut:

Di sini ketelitian data yang diperoleh akan sangat tergantung pada banyaknya pengamatan yang dilakukan. Semakin besar jumlah pengamatan yang dilakukan maka akan semakin teliti / detail hasil yang diperoleh.

Untuk menentukan jumlah pengamatan yang seharusnya dilaksanakan dalam metode pengukuran sampling kerja maka hal ini agak berbeda formulasinya dengan perhitungan untuk metode stopwatch time study.

Di mana data pengamatan diperoleh dari kegiatan kerja yang siklusnya berlangsung secara berulang ulang (repetitive works), maka dalam metode work sampling data pengamatan diperoleh dari kegiatan kerja yang siklusnya berlangsung secara acak (random).

Kelebihan metode ini adalah banyaknya data yang bisa dikumpulkan untuk menjadi bahan penelitian, kekurangannya adalah tergantung pada banyak sedikitnya jumlah penelitian yang dilakukan dan ketelitian dari pengamatan.

Untuk itu berlaku hukum probabilitas, dimana data pengamatan akan mengikuti distribusi binominal dan jumlah pengamatan yang seharusnya dilakukan dapat ditentukan berdasarkan formulasi sebagai berikut:

p = estimasi awal dari prosentase idle/delay dari pengamatan yang dilakukan

Contoh  :   bilamana p = 0,25 confidence level 95% dan derajat ketelitian (s) ditetapkan 5% maka jumlah pengamatan yang seharusnya dilaksanakan adalah:

N = 4,800 pengamatan

Mekari Talenta Rekomendasi Aplikasi dengan Metode Pengukuran Kerja Terbaik

Mekari Talenta adalah salah satu software HRIS untuk manajemen sumber daya manusia.

Software HRIS biasanya bertujuan mengurangi beban kerja administrasi di bidang penggajian, perpajakan karyawan, absensi online, dan project management.

Melalui Mekari Talenta, HR dapat membuat penugasan yang lebih personalisasi terhadap setiap karyawan tergantung kebutuhannya.

Selain itu, Mekari Talenta juga menyediakan fitur mobile friendly yang disebut employee-self service yang dapat memudahkan karyawan untuk mengakses Mekari Talenta melalui smartphone atau gadget masing-masing.

Fitur-fitur yang disediakan Mekari Talenta juga dilengkapi dengan detail-detail sehingga memudahkan karyawan dalam melakukan pekerjaan.

Misalnya dashboard KPI, fitur payroll, komponen seperti bonus, tunjangan, pajak, insentif, dan lain-lain ditambahkan. Dengan demikian perhitungan akan menjadi lebih efisien dan efektif.

Dengan fitur KPI Management, HR akan lebih mudah mengelola manajemen KPI karyawan karena sudah terautomatisasi dan terintegrasi dengan fitur lainnya.

Dengan adanya fitur-fitur ini maka tentu saja pengelolaan sumber daya di dalam perusahaan jauh lebih baik dan lebih optimal. Tunggu apa lagi?

Coba Mekari Talenta sekarang juga dan konsultasi gratis bersama tim sales kami.

Image
Mekari Talenta
Mekari Talenta adalah software HR berbasis komputasi awan yang aman dan telah dipercaya oleh ribuan perusahaan di Indonesia. Profil ini dipetakan khusus untuk artikel-artikel editorial dari redaksi Insight Talenta.