Ada banyak perusahaan yang menganggap bahwa mengelola karyawan milenial merupakan karyawan yang memiliki kompetensi.
Dan kapasitas tinggi yang dapat melakukan banyak hal atau disebut multitasking, penuh semangat, dan kreatif.
Namun ternyata masih ada perusahaan yang ragu untuk mempekerjakan millenials.
Sebagian perusahaan menganggap bahwa memiliki generasi milenial di tempat kerja merupakan keputusan akhir.
Karena apabila ingin menggunakan tenaga kerja mereka, maka perusahaan harus memastikan sistem, fasilitas, serta prosedur kerja yang sesuai dengan standar dari kalangan muda yang kurang cocok dengan situasi terlalu formal dan rumit.
Meskipun demikian, ternyata hal tersebut sebanding dengan produktivitas yang mereka hasilkan apabila merasa nyaman di perusahaan.
Potensi Mengelola Karyawan Milenial
Selama ini, kebanyakan perusahaan hanya fokus pada strategi pemasaran dan cenderung sangat jarang untuk memikirkan bagaimana meningkatkan kualitas SDM yang ada di perusahaan.
Padahal, seluruh kegiatan operasional di perusahaan sangat bergantung pada bagaimana performa SDM yang ada.
Maka bicara tentang SDM, sekarang semakin banyak tantangan baru, dimana perusahaan di berbagai penjuru dunia sedang gencar-gencarnya untuk memaksimalkan potensi karyawan milenial dan menemukan bagaimana caranya untuk meningkatkan loyalitas karyawan milenial tersebut.
Kenapa generasi milenial? Kita sudah sama-sama tahu, bahwa dunia kerja saat ini banyak diisi oleh generasi milenial yang lahir di tahun 1990-an ke atas.
Artinya, masa depan perusahaan nantinya akan dijalankan oleh para generasi milenial.
Merekalah yang akan mengganti posisi manajerial di perusahaan dan kemudian melanjutkan estafet bisnis kedepannya.
Kabar baiknya, sudah ada beberapa survei yang menyebutkan bahwa generasi milenial dikenal lebih kreatif, melek teknologi, dan memiliki pengetahuan yang lebih luas. Namun ada hal yang harus diwaspadai.
Di mana generasi milenial juga dikenal lebih dinamis, mereka sangat haus terhadap pengembangan diri dan rentan berpindah-pindah tempat kerja.
Bahkan, survei Deloitte juga telah menyebutkan, sebanyak 2 dari 3 generasi milenial akan memilih untuk resign dari pekerjaannya sekarang.
Baca Juga: Apa Saja Benefit yang Diinginkan Karyawan Milenial
Karakteristik Karyawan Milenial yang Penting bagi Perusahaan
Dalam mengelola karyawan milenial, penting bagi perusahaan untuk memahami karakteristik karyawan tersebut. Karyawan milenial memiliki ciri-ciri khusus yang perlu diperhatikan agar pengelolaan tim berjalan efektif dan produktif. Berikut adalah beberapa karakteristik karyawan milenial yang perlu diketahui oleh perusahaan:
- Kenyamanan dengan Teknologi: Salah satu ciri khas karyawan milenial adalah kenyamanan mereka dengan teknologi. Mereka tumbuh bersama teknologi digital seperti laptop, smartphone, dan gadget lainnya. Penggunaan teknologi ini merupakan bagian alami dari kehidupan sehari-hari mereka. Oleh karena itu, perusahaan dapat memanfaatkan teknologi sebagai alat untuk meningkatkan efisiensi kerja dan komunikasi internal.
- Mengutamakan Makna: Karyawan milenial tidak hanya mencari gaji, tetapi juga makna dalam pekerjaan mereka. Mereka ingin merasa bahwa pekerjaan yang mereka lakukan memiliki dampak positif pada dunia dan masyarakat. Makna dan kontribusi yang mereka berikan dalam pekerjaan lebih diutamakan daripada sekadar imbalan finansial.
- Mendengarkan Diri Sendiri: Milenial cenderung mendengarkan suara hati mereka dalam mengambil keputusan. Mereka memiliki kesadaran yang kuat terhadap nilai-nilai pribadi mereka, serta tujuan dan hasrat dalam hidup. Ini dapat membantu mereka memilih pekerjaan yang sesuai dengan nilai-nilai dan minat mereka.
- Kolaborasi dan Keanekaragaman: Karyawan milenial cenderung fokus pada kerja tim dan kolaborasi. Mereka lebih memprioritaskan kerja sama dan kontribusi tim daripada perbedaan latar belakang individu. Mereka menghargai keberagaman dan mampu bekerja efektif dalam tim yang terdiri dari individu dengan latar belakang beragam.
- Orientasi pada Prestasi: Mengelola karyawan milenial harus paham kalau mereka memiliki orientasi yang kuat pada pencapaian dan prestasi. Mereka memiliki ambisi untuk mencapai tujuan-tujuan yang mereka tetapkan. Hal ini membuat mereka terampil dalam mengatasi tantangan dan mencari solusi kreatif untuk mencapai hasil yang diinginkan.
- Menginginkan Pengakuan dan Pertumbuhan: Karyawan milenial ingin diakui atas kerja keras dan pencapaian mereka. Mereka mengharapkan pujian dan pengakuan atas hasil yang telah dicapai. Selain itu, mereka juga menginginkan kesempatan untuk tumbuh dan berkembang dalam karier mereka. Peluang untuk belajar dan mengembangkan bakat mereka sangat dihargai.
- Fleksibilitas dalam Karier: Milenial cenderung mencari fleksibilitas dalam karier mereka. Mereka lebih terbuka untuk mencari tantangan baru dan berpindah dari satu perusahaan ke perusahaan lain dalam rangka mencapai pengalaman yang beragam. Mereka menganggap setiap pengalaman sebagai pembelajaran dan peluang untuk berkembang.
- Berfokus pada Ide dan Inovasi: Karyawan milenial memiliki kecenderungan untuk berpikir kreatif dan inovatif. Mereka memiliki banyak ide segar yang dapat berkontribusi pada perkembangan perusahaan. Kemampuan mereka dalam beradaptasi dengan perkembangan teknologi membuat mereka mampu memberikan ide-ide baru yang relevan.
Dengan memahami karakteristik karyawan milenial ini, perusahaan dapat merancang strategi pengelolaan yang lebih efektif.
Dengan memberikan ruang untuk kolaborasi, pertumbuhan, pengakuan, dan inovasi, perusahaan dapat menciptakan lingkungan kerja yang mendukung perkembangan dan kontribusi positif dari karyawan milenial.
Baca Juga: 4 Cara Terbaik Bekerjasama Dengan Karyawan Milenial
Keuntungan Mempekerjaan Karyawan Milenial
Ada banyak sekali keuntungan yang bisa didapatkan oleh perusahaan, apabila memilih untuk memberdayakan generasi milenial.
Keuntungan mengelola karyawan milenial tersebut diantaranya adalah sebagai berikut ini:
- Para generasi milennial dipenuhi dengan ide-ide yang segar, unik, bahkan anti mainstream. Hal tersebut tentu saja bisa dimanfaatkan untuk pengembangan perusahaan Anda agar dapat memenangkan kompetisi dari para pesaing bisnis dan memenangkan pasar bisnis tersebut dengan lebih mudah.
- Koneksi networking generasi milenial sangat luas. Hal tersebut dikarenakan para generasi milennial merupakan kategori pengguna sosial media dan internet yang paling aktif. Maka dengan mempekerjakan karyawan milenial, maka Anda dapat memanfaatkan hal tersebut sebagai media promosi untuk perusahaan. Dengan begitu Anda tidak perlu menawarkan jasa atau produk melalui iklan berbayar yang mahal. Karena para karyawan dapat menjadi media promosi yang lebih efektif.
- Kelompok generasi milenial memiliki pengetahuan yang lebih baik tentang teknologi jika dibandingkan dengan generasi tua. Hal tersebut menjadi keuntungan tersendiri bagi perusahaan karena akan menjadikan pekerjaan lebih cepat terselesaikan dengan memanfaatkan bantuan teknologi.
Baca Juga: Tips Membantu Mengembangkan Potensi Karyawan Milenial
Cara Memimpin Karyawan Generasi Milenial Dengan Benar Untuk Maksimalkan Keuntungan Perusahaan
Di dalam dunia kerja, salah satu tugas seorang manajer dan pemilik perusahaan adalah menjawab tantangan yang melibatkan pemahaman dan reaksi terhadap keadaan yang selalu mengalami perubahan.
Seorang pemimpin harus memastikan bahwa pekerjaannya akan membawa kesuksesan bagi perusahaan.
Namun di sisi lain, tantangan tersendiri bagi generasi milenial adalah sebuah harapan kerja yang lebih bernilai dengan cara yang realistis.
Para generasi milenial ingin terlibat secara langsung di dalam proyek besar, menguji mental mereka dan menjadi bagian dari suatu pencapaian yang besar.
Maka untuk menyeimbangkan semua hal tersebut, pastikan bahwa Anda sebagai seorang pemimpin memahami cara memimpin karyawan milenial.
Berikut hal-hal yang perlu Anda perhatikan:
1. Berikan Kesempatan pada Aspek Kepemilikan
Generasi milenial tidak ragu dalam mengungkapkan hak ataupun keinginan mereka di tempat kerja.
Mereka menginginkan sebuah kesempatan untuk menjadi bagian dari sesuatu yang penting dan berarti.
Oleh karena itu, sebaiknya Anda mengenali karyawan Anda dan juga kekuatan mereka.
Biarkan mereka memanfaatkan kekuatan tersebut dengan cara yang signifikan.
Hal tersebut perlu Anda lakukan bukan berarti untuk memberi mereka wewenang penuh atas sebuah proyek besar, namun mendelegasikan tugas penting kepada pekerja yang lebih muda.
Cara tersebut merupakan sebuah investasi yang akan membantu untuk meningkatkan semangat dan produktivitas mereka.
2. Bersikap Fleksibel Dalam Mengelola Karyawan Milenial
Tidak ada orang yang bekerja dengan cara yang sama persis, termasuk para karyawan generasi milenial.
Maka pimpinlah tim Anda dengan menghargai setiap kontribusi dan hasil yang sudah dikerjakan oleh setiap karyawan.
Sebaliknya, jangan pernah memaksakan karyawan untuk mengikuti cara kerja Anda dan coba untuk bersikap lebih fleksibel terhadap karyawan dengan perilaku dan cara kerja mereka masing-masing.
Baca Juga: Sesuaikan Kembali Fokus HR di Perusahaan dengan 9 Hal Ini
3. Bersikap Suportif
Pahami kebutuhan para karyawan terhadap kepastian dan berikan feedback mengenai pekerjaan mereka.
Cobalah untuk mengadakan pertemuan dengan mereka satu per satu untuk memberikan dukungan dan mengenali keahlian mereka.
Hal semacam ini akan memberikan kepercayaan diri, serta membantu agar mereka bekerja dengan lebih baik lagi.
4. Tawarkan Pelatihan Pengembangan Diri Karyawan
Karyawan dari generasi milenial cenderung lebih berpendidikan tinggi.
Namun biasanya pihak perusahaan enggan untuk menawarkan pelatihan pengembangan profesional.
Padahal lokakarya dan kursus pengembangan dapat mengajarkan keterampilan kerja.
Yang penting sambil mengatasi kekurangan mereka dalam prosesnya.
Keuntungan lain dari karyawan yang terampil dan berpengetahuan adalah peningkatan produktivitas dan kreativitas.
5. Berpikir Positif Terhadap Generasi Milenial
Salah satu anggapan atau kritik tentang generasi milenial adalah bahwa mereka memiliki kualitas yang berbeda.
Dan ada hal negatif yang memang harus diatasi. Namun, pada intinya, mengelola karyawan milenial harus sesuai.
Para karyawan muda menginginkan hal yang sama seperti yang dilakukan oleh para karyawan lainnya.
Yaitu kesempatan untuk menghasilkan uang dengan melakukan sesuatu yang berarti bagi perusahaan.
Ketika Anda menjadi seorang pebisnis yang menjalankan usaha di ranah small medium enterprise atau biasa disingkat SME, maka Anda tentunya memilih untuk memiliki karyawan milenial di tempat kerja.
Dengan harapan Anda akan mendapatkan umpan balik berupa produktivitas kerja.
Namun, keadaan yang justru sering kali terjadi adalah konsentrasi dari para generasi milenial tersebut terpecah dan manajemen waktu yang buruk.
Jika Anda sebagai pemilik otoritas tertinggi di perusahaan tidak segera mengambil tindakan, maka produktivitas dari perusahaan Anda akan mengalami penurunan tajam dan dapat berimbas pada kelangsungan perusahaan.
Itulah mengapa Anda dituntut untuk memahami bagaimana metode yang tepat untuk membuat para karyawan muda fokus bekerja serta mampu mengatur waktu dengan baik.
Sehingga kinerja mereka dapat meningkat.
Untuk mengelola urusan administrasi karyawan seperti mengelola jam kerja karyawan gunakan software absensi Mekari Talenta.
Mekari Talenta hadir sebagai solusi tepat untuk manajemen HR di perusahaan Anda.
Tertarik untuk mencoba Talenta? Isi formulir ini untuk jadwalkan demo Talenta dengan sales kami dan konsultasikan masalah HR Anda kepada kami!
Anda juga bisa coba gratis Talenta sekarang dengan klik gambar di bawah ini.
Baca Juga: Hal yang Harus Diperbaiki Generasi Milenial Dalam Berkarir
Strategi Efektif dalam Mengelola Karyawan Milenial
Mengelola tenaga kerja generasi milenial bukanlah tugas yang mudah.
Dalam era kerja yang semakin dinamis, penting bagi para pemimpin dan manajer untuk memahami perbedaan antar generasi agar dapat mengelola tim dengan efisien dan efektif.
Berbagai pendekatan yang sesuai dengan karakteristik karyawan milenial perlu diterapkan.
Di bawah ini, kami akan membahas beberapa strategi yang dapat membantu Anda dalam mengelola karyawan milenial dengan baik dan produktif.
- Fokus pada Kerja Tim: Generasi milenial tumbuh dengan adanya pendidikan berbasis kerja kelompok. Hal ini membuat mereka cenderung memiliki kebiasaan untuk bekerja dalam tim dan proyek kelompok. Oleh karena itu, penting bagi perusahaan untuk mendorong budaya kerja tim yang kuat. Anda dapat memanfaatkan kemampuan mereka dalam bekerja dalam kelompok dengan mengalokasikan mereka ke tim yang sesuai dengan keahlian dan minat mereka.
- Manfaatkan Literasi Elektronik: Generasi milenial adalah kelompok pertama yang tumbuh dengan internet dan teknologi digital. Mereka sangat akrab dengan literasi elektronik dan memanfaatkannya dalam berbagai aktivitas. Anda dapat memanfaatkan pengetahuan mereka tentang teknologi ini untuk memperluas jaringan komunikasi perusahaan, baik dalam skala internal maupun eksternal.
- Menghargai Keanekaragaman dan Fleksibilitas: Milenial adalah kelompok yang memiliki latar belakang dan identitas yang beragam. Mereka menghargai inklusivitas dan lingkungan kerja yang ramah terhadap perbedaan. Dalam mengelola karyawan milenial, pastikan untuk merangkul keberagaman dan menciptakan lingkungan yang inklusif. Selain itu, berikan fleksibilitas dalam tugas dan tanggung jawab mereka, sehingga mereka dapat mengeksplorasi minat dan bakat mereka dengan lebih leluasa.
- Perhatikan Hasil Akhir: Generasi milenial cenderung lebih memprioritaskan hasil akhir daripada mengikuti aturan dan prosedur yang kaku. Mereka ingin melihat dampak dan hasil dari kerja keras mereka. Oleh karena itu, dalam memberikan arahan dan masukan, lebih fokus pada hasil yang diharapkan daripada mengatur setiap detail proses.
- Pertimbangkan Telecommuting: Milenial cenderung cerdas dalam menggunakan teknologi dan memiliki kemampuan untuk bekerja mandiri. Oleh karena itu, pertimbangkan untuk memberi mereka fleksibilitas dalam bekerja jarak jauh atau telecommuting. Ini dapat meningkatkan produktivitas mereka dan memberi mereka kebebasan dalam mengatur waktu dan lingkungan kerja mereka sendiri.
Mengelola karyawan milenial adalah tantangan yang harus dihadapi oleh banyak perusahaan di era saat ini.
Dengan memahami karakteristik dan nilai-nilai yang mereka bawa, Anda dapat menciptakan lingkungan kerja yang produktif dan menyenangkan bagi mereka.
Penting untuk menggabungkan pendekatan yang fleksibel, inklusif, dan berfokus pada hasil akhir untuk meraih keberhasilan dalam mengelola karyawan milenial.
Baca Juga: Analisis Karakter Karyawan Secara Umum Dan Berdasar Generasi
Interaksi Antara Generasi Milenial dan Generasi Lain di Dunia Kerja
Perbedaan karakteristik antara generasi milenial dan generasi lainnya membawa dinamika unik dalam lingkungan kerja.
Generasi milenial, yang lahir antara tahun 1981 hingga 1996, memiliki cara pandang dan nilai-nilai yang berbeda dengan generasi lain seperti baby boomer dan generasi Z.
Meskipun perbedaan ini ada, bukan berarti generasi milenial tidak dapat bekerja sama secara produktif dengan generasi lainnya.
Di bawah ini akan diulas bagaimana interaksi antara generasi milenial dan generasi lain dapat terjadi di dunia kerja:
Perbedaan Generasi Milenial dan Baby Boomer
Generasi baby boomer, yang lahir antara tahun 1946 hingga 1964, sering dianggap sebagai generasi yang lebih mapan dan memiliki dedikasi yang tinggi terhadap pekerjaan.
Mereka cenderung lebih konservatif dalam menghadapi perubahan dan lebih mengutamakan stabilitas.
Di sisi lain, generasi milenial tumbuh bersama teknologi digital dan memiliki pandangan yang lebih progresif.
Mereka cenderung lebih adaptif terhadap perubahan, memiliki kecenderungan untuk mencari makna dalam pekerjaan, dan sering menggunakan teknologi sebagai alat kerja.
Meskipun demikian, perbedaan karakteristik ini tidak menghalangi generasi baby boomer dan milenial untuk berkolaborasi.
Bahkan, keberagaman dalam pandangan dan pengalaman dapat menjadi kekuatan dalam lingkungan kerja.
Misalnya, sifat pekerja keras dan dedikasi generasi baby boomer dapat memberikan contoh inspiratif bagi milenial.
Di sisi lain, teknologi yang dikuasai oleh generasi milenial dapat membantu perusahaan mengadopsi inovasi dan efisiensi baru.
Interaksi Generasi Milenial dan Generasi Z
Generasi Z, yang lahir setelah tahun 1997, memiliki karakteristik yang sedikit berbeda dengan generasi milenial.
Mereka lebih pragmatis dalam menghadapi dunia kerja karena tumbuh di tengah-tengah krisis ekonomi dan kemakmuran yang lebih rendah.
Generasi Z lebih cenderung realistis dalam mengelola keuangan dan karier mereka.
Di sisi lain, milenial seringkali dianggap idealis karena tumbuh dalam waktu yang lebih makmur.
Namun, meskipun perbedaan ini, generasi milenial dan Z dapat bekerja dengan baik bersama.
Kedua generasi ini cenderung terbuka terhadap komunikasi dan kolaborasi.
Generasi Z, yang lebih fokus pada career path dan nilai-nilai yang sejalan, dapat memberikan stabilitas dalam tim kerja.
Di sisi lain, milenial dengan semangat idealismenya dapat membawa inovasi dan kreativitas yang segar.
Kunci Penting Mengelola Karyawan Milenial: Komunikasi dan Kolaborasi
Kunci utama dalam mengoptimalkan interaksi antara generasi milenial dan generasi lainnya adalah komunikasi yang efektif dan kolaborasi yang baik.
Perusahaan perlu menciptakan lingkungan kerja yang mendukung komunikasi lintas generasi.
Mengadakan sesi diskusi atau forum yang membahas perbedaan pandangan, nilai-nilai, dan pengalaman kerja dapat membantu memahami satu sama lain.
Kolaborasi juga penting. Generasi milenial sering memiliki pemahaman yang lebih mendalam tentang teknologi, sementara generasi lainnya mungkin memiliki pengalaman dan wawasan yang berharga.
Dengan bekerja bersama, mereka dapat saling melengkapi dan menciptakan solusi yang lebih baik.
Dalam kesimpulan, perbedaan antara generasi milenial dan generasi lainnya di tempat kerja sebenarnya dapat menjadi kekayaan.
Kekuatan dari masing-masing generasi dapat dipadukan untuk mencapai tujuan bersama. Melalui komunikasi yang baik dan kolaborasi yang efektif, generasi-generasi ini dapat berkontribusi secara harmonis dalam menciptakan lingkungan kerja yang produktif dan inovatif.