Anda mungkin sering mendengar istilah work life balance. Apakah ada kaitannya antara tunjangan karyawan dengan work life balance?
Tentunya, setiap karyawan mendambakan kehidupan di mana dunia pekerjaan dan kehidupan pribadi mereka bisa seimbang.
Meski banyak dari para karyawan yang memahami istilah work life balance, tapi kebanyakan mereka belum bisa benar-benar menerapkannya di dalam pekerjaan.
Terkadang, keadaan ini dipaksakan oleh keadaan di mana karyawan ingin bekerja keras untuk mendapatkan hasil yang maksimal.
Namun, justru hal ini berdampak buruk bagi mereka. Tidak jarang, karyawan jadi mudah terserang penyakit, tidak punya banyak waktu dengan keluarga, hingga untuk dirinya sendiri.
Maka dari itu, mereka perlu untuk mencapai work life balance untuk hidup yang lebih berkualitas. Lantas apa sebenarnya work life balance dan bagaimana karyawan dan perusahaan dapat bersama-sama mencapainya?
Simak artikel dari Talenta berikut ini!
Apa Itu Pengertian Work Life Balance?
Seorang karyawan dapat dikatakan memiliki work life balance yang baik ketika ia dapat mengatur waktu antara pekerjaan dengan kehidupan pribadinya.
Namun keduanya tidak boleh saling terbengkalai. Singkatnya. Ia bertanggung jawab baik untuk pekerjaan maupun keluarga dan dirinya sendiri.
Hal ini dibutuhkan agar seorang karyawan memiliki hidup yang lebih berkualitas dan tidak terjadi ketimpangan antara kehidupan pribadi dan pekerjaan.
Karyawan pun juga memiliki kebebasan bagaimana ia menggunakan waktu luangnya. Apakah sekadar bermalas-malasan, berkumpul bersama keluarga, mengerjakan hobinya, rekreasi, atau melakukan sesuatu yang produktif.
Ketika work life balance dapat tercapai, seorang karyawan dapat menjadi lebih produktif ketika bekerja.
Sebuah eksperiman yang dilakukan oleh perusahaan Gap di tahun 2015 menunjukkan bahwa adanya waktu kerja yang fleksibel menunjukkan peningkatan performa karyawan. Perubahaan itu sebesar 7% pada sisi penjualan dan 5% pada produktivitas karyawan.
Perusahaan juga dapat membantu mereka mencapai hal itu, misalnya dengan memberikan tunjangan karyawan yang baik, seperti tunjangan makan dan tunjangan transport.
Lain halnya ketika ia hampir tidak punya waktu untuk menikmati waktu pribadinya.
Ketika ia sudah mencapai kondisi overwork, baik kesehatan fisik maupun mentalnya pun bisa berisiko terganggu.
Lalu apa sajakah manfaat yang bisa didapatkan oleh karyawan yang memiliki work life balance?
Apa Saja Manfaat Work Life Balance?
Sebelum seorang karyawan memutuskan untuk melupakan impian kehidupan work life balance, penting untuk diketahui bahwa work life balance sangat penting dan memiliki banyak manfaat.
Ditambah lagi, kebutuhan untuk mewujudkan work life balance sangat penting di kondisi saat ini, seperti lingkungan kerja yang tekanannya tinggi, ketidakpastian lingkungan kerja.
Berikut beberapa manfaat dari menerapkan work life balance bagi karyawan.
Baca juga: Menciptakan Lingkungan Kerja yang Kondusif
1. Terhindar dari stres
Tempat kerja adalah salah satu sumber stres tertinggi.
Permasalahannya adalah banyak di antara karyawan berpikir bahwa mereka tidak memiliki pilihan lain.
Padahal sebetulnya tidak tepat.
Ingat bahwa pilihan untuk mewujudkan work life balance semua ada di tangan pribadi masing-masing.
Ketika Anda menerima pekerjaan yang seharusnya melebihi kapasitas, Anda akan membuat diri sendiri menjadi stres.
Untuk itu, ada beberapa pilihan yang bisa Anda lakukan seperti menolak tugas atau hal yang sebenarnya bukan prioritas atau bukan tanggung jawab Anda, mendelegasikan tugas, membuat to-do-list berdasarkan prioritas, dan memprioritaskan kesehatan.
Jika hal-hal tersebut dapat dilakukan, workload akan jadi lebih mudah dikerjakan dan karyawan dapat melakukan hal-hal yang diinginkan di luar jam kerja dan terhindar dari stres.
2. Meningkatkan engagement di lingkungan kerja
Ketika seorang karyawan merasa bahagia dan termotivasi ketika bekerja, mereka akan lebih loyal dan lebih terlibat di perusahaan.
Ketika karyawan terlihat antusias berkomitmen terhadap pekerjaan mereka, hasilnya pun juga akan berdampak baik ke perusahaan.
Tapi bukan dengan terus memberikan pekerjaan yang banyak dan tekanan kepada mereka.
Banyak orang percaya bahwa engagement dapat tercipta melalui tekanan atau bahkan pemberian insentif.
Cara ini tidak akan berlaku untuk jangka panjang, bahkan justru akan menambah stres dan kebencian dari karyawan terhadap perusahaannya.
Karyawan yang terhindar dari stres karena memiliki cukup waktu untuk dirinya sendiri akan lebih termotivasi untuk bekerja.
Apalagi jika mereka memiliki hubungan yang baik dengan sesama rekan kerjanya.
Meningkatnya motivasi kerja juga berarti karyawan dapat bekerja lebih baik dan lebih engage dengan perusahaan.
Sehingga tercipta lingkungan kerja yang sehat.
Baca juga: Benefit Karyawan di Indonesia, HR Wajib Tahu!
3. Memiliki hubungan yang baik dengan orang terdekat
Terlalu banyak bekerja artinya Anda memiliki waktu yang lebih sedikit untuk keluarga dan orang tercinta.
Pastinya, akan lebih sulit memberikan mereka perhatian penuh ketika Anda sudah terlalu lelah karena bekerja.
Maka dari itu, pola hidup yang seimbang berarti Anda memiliki waktu berkualitas yang lebih banyak untuk kerabat Anda.
Sehingga, dampak dari work life balance ini tidak hanya pada membaiknya kualitas kerja Anda, tetapi juga hubungan pribadi Anda.
4. Bekerja lebih produktif
Setiap orang, entah apapun pekerjaannya, pasti ingin menjadi lebih produktif.
Nah, cara paling umum untuk membuat seseorang untuk lebih produktif adalah kondisi work life balance yang lebih baik.
Mari kita pikirkan baik-baik. Karyawan merasa lebih sehat baik mental maupun fisiknya, bisa lebih fokus dalam bekerja karena bebas dari tekanan, ia bisa jadi lebih kreatif dan produktif.
Artinya, mereka akan lebih bisa bekerja pada level yang lebih tinggi karena telah menjalani hidup yang lebih seimbang.
Hindari lembur jika memang tidak ada keperluan mendesak, kurangi begadang, dan bekerja lah secukupnya sesuai dengan waktu yang ditentukan.
Niscaya, work life balance yang baik dapat terpenuhi.
5. Membuat Anda mencapai kesuksesan
Ada kesalahpahaman yang perlu diluruskan terhadap pandangan bahwa semakin memiliki hidup yang seimbang tidak akan membuat Anda lebih sukses dari orang yang bekerja lebih keras. Ini tidak sepenuhnya benar.
Ketika seorang karyawan berusaha ingin mencapai keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan pribadinya, berarti ia paham bahwa ia ingin menggapai kesuksesan di dalam hidup.
Ini berarti:
- Dapat memprioritaskan dan fokus pada apa yang paling penting
- Memiliki kesehatan fisik dan mental yang baik sehingga dapat bekerja sebaik mungkin
- Memiliki kontrol penuh terhadap kehidupan kita
Ketika ini dapat tercapai, seseorang dapat menjadi lebih produktif dan berpikir kreatif. Artinya, mereka memiliki potensi penuh untuk dapat sukses, baik di kehidupan pribadinya maupun pada karier mereka.
Bagaimana Mewujudkan Work Life Balance pada Karyawan?
Setelah tadi kita membahas bagaimana manfaat work life balance bagi karyawan, sekarang kita bisa membahas bagaimana perusahaan dapat membantu karyawannya mencapai hal itu.
Perlu diingat bahwa work life balance sifatnya dua arah dan dapat terpenuhi apabila perusahaan menganggap karyawan sebagai manusia yang memiliki kebutuhan lain, bukan robot pencetak profit semata.
Sehingga, peran perusahaan juga penting dalam menciptakan lingkungan kerja yang baik bagi karyawannya.
Lalu, bagaimana perusahaan dapat membantu menciptakan work life balance karyawannya?
Batasi Waktu Kerja dengan Tegas
Mungkin Anda berpikir dengan mempekerjakan karyawan terus-terusan, produktivitas akan meningkat dan target akan dengan mudah tercapai.
Tapi yang terjadi bisa sebaliknya.
Apa yang terjadi apabila jam kerja yang tak berhenti itu pada akhirnya membuat tingkat fokus karyawan berkurang?
Kesehatan mereka menurun, kadar stres meningkat, hingga mengakibatkan produktivitas menurun drastis.
Cara terbaik bagi perusahaan untuk menghindari itu semua adalah dengan memiliki batasan jam kerja karyawan yang lebih manusiawi.
Jadi setelah jam kerja lewat, karyawan dilarang bekerja, dan bisa menikmati waktu luangnya lebih fleksibel.
Dengan ini, karyawan lebih termotivasi untuk menyelesaikan pekerjaan hanya di waktu yang diberikan saja.
Baca juga: Contoh Tunjangan Tetap Karyawan Swasta
Kebijakan Bekerja secara Remote
Masa pandemi ini membuktikan bahwa gaya bekerja kaku yang mengharuskan para karyawan untuk wajib masuk ke kantor tidak lagi relevan.
Dari pandemi ini kita belajar bahwa pekerjaan dapat selesai dan produktivitas dapat tercapai bahkan ketika karyawan bekerja dari rumah.
Sudah ada banyak software dan aplikasi yang membantu karyawan berkoordinasi dengan rekan kerja yang lain ketika kerja dari rumah atau di mana pun mereka berada.
Yang terpenting adalah bagaimana komunikasi masih dapat dijaga.
Karyawan akan sangat mengapresiasi kebijakan yang membuat mereka dapat bekerja lebih fleksibel sehingga dapat membuat mereka lebih produktif lagi.
Selain itu, penggunaan aplikasi absensi online tentu akan meningkatkan fleksibilitas karyawan dalam melakukan absensi ketika sedang bekerja secara remote.
Pemberian Benefit Karyawan yang Lebih Fleksibel
Bagaimana caranya agar perusahaan memiliki karyawan yang loyal dan meningkatkan retensi karyawan jadi lebih baik?
Berikan karyawan kesempatan untuk dapat mengembangkan diri, tidak hanya dari segi karier tetapi juga dari segi kesejahteraan mereka.
Salah satu caranya adalah dengan pemberian benefit atau tunjangan karyawan yang fleksibel di mana mereka dapat menentukannya benefit-nya sendiri.
Benefit yang diberikan pada karyawan pun bentuknya dapat bermacam-macam, misalnya tunjangan makan atau tunjangan transport.
Sebuah riset dari MetLife di tahun 2019 tentang tren benefit karyawan menemukan 93% karyawan percaya benefit yang dapat mereka atur sendiri alokasinya harus menjadi opsi wajib di sebuah perusahaan.
Sehingga mereka bisa mendapatkan manfaat sesuai dengan kebutuhan masing-masing.
Lalu, bagaimana Anda bisa melakukannya?
Talenta memiliki fitur Mekari Flex di mana karyawan dapat memilih benefit-nya masing-masing sesuai dengan kebutuhan.
Mekari Flex memiliki dua fitur utama yang bisa memudahkan karyawan meraih work life balance yang mereka dambakan. Yang pertama adalah Flex Benefit dan yang kedua adalah Accessible Salary.
Indikator Pencapaian
Indikator pencapaian work-life balance mengukur sejauh mana seseorang berhasil mencapai keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan pribadi mereka. Beberapa indikator pencapaian work-life balance meliputi:
Waktu Luang
Memiliki cukup waktu luang di luar jam kerja untuk menikmati aktivitas dan kegiatan yang disukai, seperti hobi, olahraga, atau bersantai bersama keluarga dan teman.
Fleksibilitas Kerja
Memiliki fleksibilitas dalam menjadwalkan jam kerja, bekerja dari jarak jauh, atau mengatur waktu kerja sesuai dengan kebutuhan pribadi, tanpa mengorbankan produktivitas atau kualitas kerja.
Kesehatan dan Kesejahteraan
Menjaga kesehatan fisik dan mental dengan menerapkan gaya hidup yang seimbang, termasuk rutin berolahraga, mengatur pola makan sehat, dan memiliki waktu istirahat yang cukup.
Kualitas Hubungan dan Interaksi Sosial
Memiliki waktu dan energi untuk menjaga hubungan yang baik dengan keluarga, teman, dan orang-orang terdekat lainnya, serta terlibat dalam interaksi sosial yang bermakna di luar lingkungan kerja.
Pengalaman Kepuasan dan Kebahagiaan
Merasa puas dan bahagia dengan kehidupan secara keseluruhan, termasuk kedua aspek pekerjaan dan kehidupan pribadi, serta memiliki perasaan yang seimbang antara kedua hal tersebut.
Indikator-indikator ini membantu individu mengukur sejauh mana mereka berhasil mencapai keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan pribadi mereka, serta mengidentifikasi area di mana mereka perlu melakukan perubahan atau penyesuaian untuk meningkatkan kualitas hidup mereka secara keseluruhan.
Manfaatkan Flex Benefit Dari Mekari
Perusahaan yang mengerti minat dan kebutuhan karyawannya akan menjadi nilai plus di mata karyawan.
Jadi, bagaimana jika Anda memberikan kebebasan tersebut agar karyawan bisa memilih benefit sesuai kebutuhan?
Anda bisa melakukannya dengan menggunakan fitur Flex Benefit di Talenta. Dengan fitur ini, Anda bisa memberikan benefit sesuai kebutuhan mereka.
Nantinya, karyawan dapat memilih berbagai macam kebutuhan yang mereka inginkan, misalnya membeli alat-alat olahraga, membership di pusat kebugaran, catering makanan sehat yang juga bisa berlaku sebagai tunjangan makan, atau biaya kacamata.
Accessible Salary
Bagaimana jadinya ketika ada karyawan yang butuh keperluan mendesak? Fitur kedua dari Mekari Flex adalah Accessible Salary sebagai salah satu tunjangan karyawan, di mana karyawan dapat mengakses gaji mereka lebih awal.
Nantinya, perusahaan dapat memotongnya di payroll karyawan periode berikutnya sesuai dengan budget yang mereka pakai.
Accessible Salary dapat menjadi pengganti untuk pinjaman karyawan yang dapat di-track oleh perusahaan dengan mudah.
Dengan fitur ini, karyawan dapat memenuhi kebutuhan seperti membeli pulsa, membeli pulsa token PLN, mengisi saldo OVO atau GoPay, hingga membeli kebutuhan dasar dan kesehatan.
Sebagai perusahaan, Anda bisa mengatur sendiri batasan budget tergantung dari posisi karyawan.
Dengan memberikan benefit atau tunjangan karyawan yang bisa karyawan atur sendiri, kepuasan mereka terhadap benefit yang diberikan lebih meningkat, sehingga membuat potensi retensi karyawan lebih baik.
Selain karyawan, ternyata perusahaan juga memiliki andil yang besar untuk menciptakan keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan pribadi karyawan.
Tertarik menggunakan Mekari Flex pada aplikasi Talenta?
Referensi: