Apa itu perilaku kerja prestatif? Semua karyawan pastinya ingin terus menampilkan performa terbaiknya untuk perusahaan sehingga terus maju dan berprestasi.
Ini bisa mereka wujudkan apabila mereka berperilaku kerja prestatif dan memiliki ambisi tinggi untuk berprestasi.
Lalu, apa saja manfaat perilaku ini untuk seorang karyawan? Simak penjelasannya pada artikel berikut ini.
Apa itu Perilaku Kerja Prestatif?
Perilaku kerja prestatif adalah perilaku yang ditunjukkan oleh individu yang berorientasi pada pencapaian hasil terbaik dengan sikap yang proaktif, bertanggung jawab, dan berfokus pada pencapaian prestasi kerja.
Karyawan dengan perilaku ini cenderung mencari solusi kreatif dan bekerja secara efisien untuk mencapai tujuan perusahaan.
Perilaku ini juga menunjukkan komitmen dan usaha optimal dari seorang individu untuk mencapai hasil kerja terbaik. Perilaku ini ditandai dengan inisiatif, proaktivitas, serta keinginan untuk selalu meningkatkan kualitas kerja.
Seorang karyawan dengan perilaku kerja prestatif tidak hanya fokus pada penyelesaian tugas, tetapi juga berupaya melebihi ekspektasi, mengembangkan solusi inovatif, dan terus mencari cara untuk memberikan nilai tambah bagi perusahaan.
Ciri utama perilaku kerja prestatif adalah adanya motivasi intrinsik yang tinggi, di mana individu terdorong untuk berprestasi bukan hanya karena tuntutan dari luar, tetapi juga karena adanya dorongan pribadi untuk berkembang dan memberikan kontribusi maksimal.
Perilaku ini penting dalam menciptakan lingkungan kerja yang dinamis, produktif, dan inovatif, karena individu dengan perilaku prestatif sering kali menjadi penggerak dalam perubahan positif dan perbaikan di tempat kerja.
Baca juga: Budget Rekrutmen: Cara Perhitungan, Komponen, dan Tips Penghematan
Apa Saja Manfaat Kerja Prestatif?
Berikut adalah penjelasan masing-masing manfaat dari perilaku kerja prestatif.
1. Meningkatkan Kualitas Kerja
Karyawan dengan perilaku kerja prestatif selalu berusaha menghasilkan hasil yang terbaik. Mereka fokus pada penyelesaian tugas dengan standar tinggi, terus mengasah keterampilan, dan mencari cara untuk memperbaiki diri.
Dengan demikian, mereka tidak hanya menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan standar yang ada, tetapi juga berusaha meningkatkan kualitas dari waktu ke waktu, baik dalam hal teknis maupun efisiensi.
Hal ini berdampak pada peningkatan produktivitas dan hasil kerja yang lebih memuaskan.
2. Memotivasi Karyawan Lain
Perilaku kerja prestatif sering kali menular di lingkungan kerja. Karyawan yang terlihat bersemangat dan berprestasi dapat menjadi inspirasi bagi rekan-rekannya. Mereka menunjukkan contoh bagaimana bekerja dengan dedikasi dan keinginan untuk berkembang.
Rekan-rekan kerja dapat terdorong untuk meningkatkan kinerja mereka sendiri, menciptakan lingkungan yang lebih kompetitif secara sehat dan mendukung budaya kerja yang positif serta produktif.
3. Mempercepat Pertumbuhan Karier
Karyawan yang prestatif cenderung lebih menonjol dalam hal produktivitas dan inovasi. Mereka lebih cepat mencapai target, memberikan solusi yang inovatif, dan memiliki sikap proaktif dalam mengatasi tantangan.
Hal ini membuat mereka lebih mudah dikenali oleh manajemen dan biasanya membuka peluang lebih besar untuk promosi atau kenaikan jabatan.
Perusahaan sering kali memberikan perhatian lebih kepada individu yang menunjukkan potensi besar dan kinerja tinggi, sehingga kesempatan karier mereka dapat berkembang lebih cepat.
4. Mendukung Pencapaian Target Perusahaan
Perilaku kerja prestatif secara langsung berkontribusi pada pencapaian target perusahaan. Karyawan yang bekerja secara efektif dan berinisiatif akan lebih cepat dan tepat dalam menyelesaikan tugas, membantu perusahaan mencapai sasaran bisnis lebih efisien.
Ketika banyak karyawan memiliki perilaku kerja prestatif, perusahaan dapat bergerak lebih cepat dan responsif dalam menghadapi perubahan pasar atau tantangan operasional, sehingga tujuan jangka pendek maupun jangka panjang perusahaan lebih mudah tercapai.
7 Aspek Perilaku Kerja Prestatif
Berikut penjelasan dari masing-masing aspek perilaku kerja prestatif.
1. Kerja Cerdas
Kerja cerdas berarti bekerja dengan strategi yang matang dan memanfaatkan sumber daya yang ada secara efisien untuk mencapai hasil optimal. Ini tidak hanya soal bekerja keras, tetapi juga berpikir kritis, mengidentifikasi prioritas, dan menemukan cara yang paling efektif untuk menyelesaikan tugas.
Karyawan yang kerja cerdas tahu bagaimana mengelola waktu, mengurangi usaha yang tidak produktif, serta menggunakan teknologi atau metode yang tepat untuk mencapai tujuan.
2. Kerja Tuntas
Kerja tuntas menunjukkan komitmen untuk menyelesaikan tugas hingga selesai tanpa meninggalkan pekerjaan yang setengah jadi.
Karyawan dengan aspek ini memiliki tanggung jawab penuh terhadap pekerjaan yang diberikan, memastikan setiap detail terpenuhi dan hasil akhir sesuai dengan harapan. Mereka juga cenderung memiliki ketekunan dan tidak mudah terganggu sebelum pekerjaan diselesaikan secara memuaskan.
3. Kerja Ikhlas
Kerja ikhlas adalah bekerja dengan niat yang tulus, di mana karyawan fokus pada kontribusi kepada perusahaan tanpa terlalu memikirkan imbalan materi atau pujian.
Mereka termotivasi oleh keinginan untuk memberikan yang terbaik karena kepuasan batin dan tanggung jawab moral. Dengan ikhlas, seseorang bekerja lebih konsisten, terhindar dari frustrasi atau stres berlebihan, dan mampu mempertahankan semangat kerja dalam jangka panjang.
4. Kerja Profesional
Kerja profesional mengacu pada bekerja sesuai dengan standar etika dan aturan yang berlaku di lingkungan kerja. Karyawan menunjukkan sikap yang sopan, berintegritas, dan mematuhi prosedur serta tanggung jawab yang diberikan.
Profesionalisme juga mencakup keterampilan untuk menangani masalah dengan bijak, menjaga hubungan kerja yang baik dengan kolega, dan selalu bertindak dengan cara yang mencerminkan kredibilitas serta integritas pribadi.
5. Kerja Tenang
Kerja tenang berarti karyawan mampu bekerja secara stabil meskipun berada di bawah tekanan atau menghadapi tantangan yang sulit. Mereka memiliki kemampuan mengelola stres dan emosi, sehingga tetap fokus dan efisien dalam bekerja.
Ketenangan dalam bekerja juga memungkinkan seseorang untuk berpikir jernih dalam situasi kritis, mengambil keputusan yang tepat, serta menjaga kualitas hasil kerja.
6. Kerja Keras
Kerja keras menunjukkan dedikasi dan usaha maksimal dalam menyelesaikan pekerjaan. Karyawan dengan aspek ini bersedia menginvestasikan waktu dan tenaga mereka untuk mencapai hasil terbaik, bahkan jika itu memerlukan pengorbanan.
Mereka memiliki semangat tinggi, pantang menyerah dalam menghadapi kesulitan, dan terus berupaya untuk mengatasi rintangan demi mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
7. Percaya Diri
Percaya diri berarti memiliki keyakinan terhadap kemampuan diri sendiri dalam menyelesaikan pekerjaan dan menghadapi tantangan. Karyawan yang percaya diri mampu mengambil inisiatif, berani menghadapi tantangan baru, dan tidak takut membuat keputusan.
Rasa percaya diri ini juga mendorong mereka untuk terus belajar dan berkembang, serta tetap optimis meskipun menghadapi kegagalan atau kesalahan.
Baca juga: Karyawan Mangkir, Bolehkah Diberi Sanksi PHK?
Apa Saja Ciri Perilaku Kerja Prestatif Dan Contohnya?
Apa saja ciri-ciri perilaku kerja prestatif? Berikut contohnya.
1. Proaktif dalam Menyelesaikan Tugas
Karyawan yang proaktif tidak menunggu instruksi atau arahan, melainkan mengambil tindakan lebih awal untuk menyelesaikan tugas. Mereka bisa mengidentifikasi masalah atau peluang dan langsung mengambil langkah untuk menangani atau memanfaatkan situasi tersebut.
Sebagai contoh, seorang karyawan di bagian pemasaran melihat tren penurunan engagement pada media sosial perusahaan dan segera mengusulkan serta mengimplementasikan strategi konten baru tanpa menunggu arahan dari atasan.
2. Berfokus pada Solusi dan Hasil
Karyawan dengan perilaku prestatif tidak hanya memikirkan masalah, tetapi lebih berorientasi pada mencari solusi dan memastikan hasil yang diinginkan tercapai. Mereka menghindari sikap menyerah dan berupaya untuk mencari jalan keluar dari tantangan.
Misalnya, saat sistem internal mengalami gangguan, seorang teknisi langsung mencari alternatif sementara, seperti menggunakan platform lain untuk menjaga kelancaran operasional, sambil berupaya memperbaiki masalah.
3. Mampu Bekerja di Bawah Tekanan
Karyawan prestatif tetap produktif dan efisien meski berada di bawah tekanan atau tenggat waktu yang ketat. Mereka mampu mengelola stres dan tetap fokus, tanpa mengorbankan kualitas kerja.
Sebagai contoh, seorang desainer grafis tetap tenang dan fokus saat harus merancang materi promosi besar dalam waktu singkat untuk peluncuran produk mendadak, dan berhasil menyelesaikan dengan hasil berkualitas.
4. Memiliki Inisiatif Tinggi dan Tanggung Jawab yang Kuat
Karyawan dengan inisiatif tinggi selalu mencari cara untuk berkontribusi tanpa harus disuruh. Mereka juga memiliki tanggung jawab yang kuat, di mana mereka akan memastikan tugas selesai dengan baik dan sesuai harapan, tanpa bergantung pada pengawasan terus-menerus.
Inisiatif dapat dilihat dari sebuah contoh seorang karyawan keuangan yang melihat adanya ketidaksesuaian dalam laporan keuangan. Ia kemudian mengambil langkah untuk memverifikasi data, menghubungi pihak terkait, dan memperbaikinya sebelum masalah tersebut diketahui oleh manajemen.
5. Selalu Mencari Cara untuk Meningkatkan Kinerja
Karyawan prestatif selalu ingin berkembang dan tidak puas dengan hasil yang biasa saja. Mereka secara aktif mencari cara untuk meningkatkan efisiensi, keterampilan, atau kualitas hasil kerja mereka.
Contohnya, seorang customer service yang terus mempelajari teknik-teknik komunikasi terbaru untuk meningkatkan cara menangani keluhan pelanggan, sehingga bisa memberikan solusi lebih cepat dan lebih baik.
6. Terbuka terhadap Kritik Konstruktif dan Pembelajaran
Karyawan prestatif memiliki sikap terbuka terhadap umpan balik, baik positif maupun negatif. Mereka tidak defensif terhadap kritik, melainkan melihatnya sebagai peluang untuk belajar dan memperbaiki diri.
Misalnya, setelah menerima kritik dari manajernya tentang cara menyusun laporan yang kurang detail, seorang karyawan mengaplikasikan saran tersebut dan memperbaiki cara pelaporan di masa depan sehingga hasilnya lebih lengkap dan terstruktur.
Apa Tujuan Menerapkan Kerja Prestatif?
Berikut tujuan dari masing-masing tujuan menerapkan kerja prestatif.
1. Meningkatkan Produktivitas
Tujuan utama dari menerapkan perilaku kerja prestatif adalah meningkatkan produktivitas. Dengan mendorong karyawan untuk bekerja lebih efisien dan berorientasi pada hasil, perusahaan dapat mengoptimalkan penggunaan waktu dan sumber daya.
Karyawan yang prestatif cenderung menggunakan strategi kerja yang cerdas dan proaktif dalam menyelesaikan tugas, sehingga pekerjaan bisa diselesaikan lebih cepat tanpa mengorbankan kualitas.
2. Memotivasi Tim
Menerapkan kerja prestatif bertujuan untuk menciptakan semangat kompetitif yang sehat di antara anggota tim. Ketika individu dalam tim memiliki sikap prestatif, mereka menjadi inspirasi bagi rekan kerja lainnya, memotivasi orang-orang di sekitar mereka untuk juga bekerja dengan lebih baik.
Lingkungan kerja yang dipenuhi oleh individu prestatif akan lebih dinamis, produktif, dan positif.
3. Mencapai Target Perusahaan
Kerja prestatif secara langsung berkontribusi pada pencapaian target perusahaan. Saat setiap individu dan tim bekerja dengan orientasi hasil dan kinerja tinggi, perusahaan lebih mudah mencapai tujuan-tujuan bisnisnya, baik jangka pendek maupun jangka panjang.
Karyawan prestatif mampu mengidentifikasi hambatan dengan cepat dan mencari solusi yang efektif untuk mencapai target yang telah ditetapkan.
Manfaat Menggunakan Fitur Performance Management dari Mekari Talenta
Itulah tadi definisi mengenai kerja prestatif. Kemudian bagi HR agar dapat memantau kinerja karyawan, Anda bisa menggunakan software HRIS Mekari Talenta yang memiliki beragam fitur penting untuk manajemen performa.
Lewat fitur Performance Management, Anda dapat mengelola OKR dan KPI dari masing-masing karyawan dan dapat dipantau melalui dashboard yang terintegrasi.
Selain itu, fitur ini juga memungkinkan Anda melakukan feedback serta review karyawan untuk mengevaluasi kinerja mereka dan dapat diintegrasikan dengan absensi, probation, kontrak, payroll, hingga insentif.
Kemudian ada juga fitur Talent Development yang memungkinkan perusahaan membuat perencanaan perkembangan karyawan yang menyesuaikan kebutuhan mereka untuk jenjang karier yang lebih baik.
Tertarik menggunakan Mekari Talenta? Hubungi tim sales kami sekarang dan coba gratis demo aplikasi Mekari Talenta.