Pekerja Kerah Putih dan Kerah Biru, Apa Perbedaannya?

By AyunaPublished 02 Sep, 2019 Diperbarui 20 Maret 2024

Dalam dunia kerja, umumnya terdapat dua tipe pekerja kerah putih (white collar) dan pekerja kerah biru (blue collar). Pekerja kerah biru adalah karyawan yang melakukan jenis pekerjaan manual dan mendapat upah per jam atau harian.

Sedangkan pekerja kerah putih adalah karyawan yang melakukan pekerjaan administratif di kantor dan memiliki gaji dengan tarif yang tetap.

Istilah pekerja kerah putih dan kerah biru pertama kali digunakan oleh seorang novelis bernama Upton Sinclair pada tahun 1920, yang kemudian digunakan oleh banyak pekerja secara umum pada tahun 1923. Sejak saat itu, para pekerja diklasifikasikan dengan pekerja kerah putih atau biru.

Pekerja kerah putih dan kerah biru memiliki ciri tersendiri.

Kedua istilah tersebut sebenarnya sudah memiliki stigma tertentu di dunia kerja. Pekerja kerah biru dianggap lebih rendah dari pekerja kerah putih.

Pekerja kerah putih bekerja di belakang meja di industri jasa. Sementara pekerja kerah biru bekerja dengan tangannya, karena melakukan pekerjaan manual atau bekerja di divisi manufaktur.

Para pekerja milenial mungkin benar-benar bingung dengan definisi dari pekerja kerah biru dan pekerja kerah putih itu sendiri. Sebenarnya, apa berbedaannya?

Baca juga: Begini Cara Menghitung Upah Harian Pegawai di Perusahaan

Perbedaan Pekerja Kerah Biru dan Kerah Putih

Blue Collar Worker

Pekerja kerah biru (blue collar worker) adalah istilah yang digunakan untuk orang-orang pada karyawan yang melakukan kerja kasar untuk suatu organisasi dan mendapatkan upah yang dibayarkan setiap jam.

Dulu, para pekerja diharuskan mengenakan seragam biru selama jam kerja mereka.  Para pekerja kerah biru biasanya membutuhkan kekuatan fisik yang baik karena jenis pekerjaan yang mereka lakukan sangat melelahkan.

Fakta dibalik warna biru yang mereka gunakan sebagai pakaian kerja tentu memiliki arti tersendiri. Jika seorang pekerja menggunakan pakaian warna terang maka pakaian pekerja tersebut akan cepat kotor dan noda-noda akan terlihat dengan jelas.

Hal ini dikarenakan jenis pekerjaan kasar atau berat yang mereka lakukan selama bekerja. Dengan warna biru tersebut maka kotoran, debu atau noda yang menempel tidak akan terlihat dan membuat para pekerja tetap terlihat bersih.

Biasanya para pekerja kerah biru tidak membutuhkan pendidikan yang tinggi. Namun, seorang pekerja harus cukup terampil dalam bidang khusus untuk melakukan pekerjaannya.

Pekerjaan yang biasa dilakukan oleh para pekerja kerah biru mencakup bidang manufaktur, penambangan, konstruksi, perbaikan dan pemeliharaan, pemasangan mesin dan sebagainya.

Baca juga: 6 Panduan Memilih Aplikasi HRIS Sesuai Kebutuhan Perusahaan

White Collar Worker

Istilah pekerja kerah putih (white collar worker) mengacu pada pekerjaan administratif, manajerial atau profesional untuk sebuah organisasi dan mendapatkan jumlah gaji tetap sebagai imbalan setiap akhir bulan. Para pekerja ini biasanya diharuskan mengenakan pakaian formal berwarna putih, yaitu kemeja, celana panjang, dan dasi. Mereka tidak perlu melakukan pekerjaan kasar karena pekerjaan mereka sepenuhnya berorientasi pada pengetahuan.

Pekerjaan kerah putih membutuhkan kualifikasi pendidikan tinggi, ketajaman mental, pengetahuan yang baik dan keahlian di bidang tertentu. Saat para pekerja bekerja di kantor, biasanya situasi kantor tersebut dalam keadaan bersih dan tenang, jadi pakaian yang mereka gunakan berwarna putih. Pekerjaan dalam bidang manajemen, teknik, pekerjaan medis dan administrasi adalah beberapa contoh pekerjaan kerah putih.

Perbedaan Finansial 

Dari sisi finansial, pekerja kerah biru memiliki penghasilan kurang stabil karena bekerja dengan upah per jam atau dibayar untuk setiap barang yang diproduksi atau dirakit. Semua pekerjaan mereka pun bergantung pada perjanjian kontrak dengan pihak tertentu atau bahkan pekerjaan yang bersifat sementara.

Di sisi lain, pekerja kerah putih dinilai lebih stabil karena mereka memperoleh pekerjaannya melalui proses perekrutan yang lebih ketat. Karakteristik yang membedakan antara kedua istilah tersebut terus berlanjut. Namun, belum ada definisi yang dapat menawarkan lebih banyak bahasa yang ringkas tentang istilah keduanya.

Pembeda antara pekerjaan kerah biru dan pekerja kerah putih memudar dengan cepat seiring perkembangan zaman. Jika Anda tidak melihat perubahan ini di perusahaan Anda, maka Anda mungkin akan melihatnya di perusahaan lain.

Bahkan pada beberapa kalangan sudah banyak istilah baru yang digunakan, misalnya kerah emas yang merujuk pada orang-orang yang bekerja di bidang kedokteran atau hukum, atau kerah merah muda yang memiliki makna sebagai pembeda gender yang merujuk pada guru, sekretaris, dan resepsionis.

Dengan membandingkan kedua istilah di atas,  sampailah pada kesimpulan bahwa pekerjaan kerah biru melibatkan pekerjaan yang lebih mengandalkan fisik, berbeda dengan pekerjaan kerah putih. Namun, tetap saja kenyataannya pekerja kerah biru dibayar lebih sedikit dari pekerja kerah putih.

Baca juga : Menyikapi Hari Buruh dan Pekerja Nasional bagi Perusahaan

Baik pekerja kerah biru maupun pekerja kerah putih perlu dinilai performanya agar sesuai dengan standar perusahaan. Saat ini telah muncul beragam aplikasi performance appraisal dengan 360 degree feedback yang membantu perusahaan menilai performa mereka.

Apapun perbedaan kedua jenis pekerja tersebut, perusahaan harus tetap mengelola hak-hak mereka dengan sama baiknya.

Kualitas pelayanan yang baik akan membawa perusahaan pada keberhasilan. Mulai pengelolaan karyawan yang efektif dan efisien dengan teknologi aplikasi HR yang terpercaya seperti Talenta. Dengan banyak fiturnya, Talenta akan membantu Anda menyelesaikan tugas-tugas administratif semua karyawan. Yuk ketahui Talenta lebih lanjut di sini.

Anda juga bisa berkonsultasi secara gratis dan mendapakan demi selama 30 hari gratis melalui banner di bawah ini!

Ayuna