Inflasi: Penyebab, Dampak, dan Bagaimana Cara Hadapinya

By Ervina LutfiPublished 14 Nov, 2019 Diperbarui 20 Maret 2024

Dalam sistem perekonomian, kita mengenal istilah inflasi. Apa itu inflasi, penyebab, dampak inflasi, dan bagaimana cara hadapinya?

Ketika harga barang yang cenderung naik dalam waktu panjang serta kontinu yang dikarenakan oleh tidak seimbangnya arus uang dan barang adalah definisi dari inflasi.

Umumnya, masalah ini terjadi ketika jumlah uang yang beredar di masyarakat lebih banyak dari yang dibutuhkan. Masalah ini juga dapat memengaruhi ekonomi suatu negara.

Oleh karena itu, sebaiknya kamu mengetahui tentang seluk beluk inflasi dengan lebih mendalam dan mencari tahu dampak yang diberikan melalui penjelasan berikut ini.

Sebelumnya, untuk software payroll terbaik hingga software database karyawan perusahaan maupun bagi bisnis kamu, sebaiknya gunakan payroll software Indonesia dari Talenta.

Pelajari Penyebab, Dampak Inflasi, dan Bagaimana Cara Hadapinya!

Sebelum kita mengetahui cara menghadapi inflasi, kita perlu mengetahui lebih lanjut mengenai beragam hal yang menyebabkan terjadinya inflasi serta dampaknya.

Ragam penyebab terjadinya inflasi

Apa itu inflasi, penyebab, dampak, dan bagaimana cara hadapinya?

Tingginya peredaran uang di masyarakat

Penyebab pertama terjadinya inflasi adalah peredaran uang di masyarakat lebih tinggi dibandingkan dengan yang dibutuhkan.

Inflasi terjadi dikarenakan jumlah barang tetap namun uang yang beredar meningkat hingga dua kali lipat. Hal itu menyebabkan harga barang naik hingga 100%.

Meningkatnya biaya produksi

Penyebab lainnya yang bisa menimbulkan terjadinya dampak inflasi adalah peningkatan biaya produksi. Mengapa biaya produksi bisa meningkat?

Upah buruh yang naik atau harga bahan bakar yang naik dapat membuat biaya produksi ikut naik. Hal inilah yang kemudian menyebabkan terjadinya inflasi, dan biasa disebut dengan cost pull inflation.

Meningkatnya permintaan

Penyebab ketiga terjadinya inflasi serta dampak yang ditimbulkan adalah terjadinya lonjakan terhadap permintaan jenis barang atau jasa tertentu yang terjadi secara menyeluruh. Hal ini biasa disebut sebagai demand pull inflation.

Peningkatan permintaan yang terjadi biasanya terbagi menjadi 3 jenis yaitu peningkatan belanja pemerintah, peningkatan permintaan barang swasta, dan peningkatan permintaan barang untuk diekspor.

Baca juga: Penyebab Turnover Karyawan Tinggi Setelah Lebaran

Jenis-jenis inflasi

Berdasarkan penyebabnya

Jenis inflasi berdasarkan penyebabnya terbagi menjadi tiga. Pertama disebut deman pull inflation, yaitu inflasi yang terjadi ketika permintaan terhadap barang atau jasa lebih tinggi dari pada yang sanggup dipenuhi oleh produsen.

Kedua disebut cost push inflation, yaitu inflasi yang terjadi ketika adanya kenaikan biaya produksi kemudian menyebabkan harga penawaran barang naik.

Ketiga disebut bottle neck inflation, yaitu inflasi campuran yang disebabkan oleh faktor penawaran atau faktor permintaan.

Berdasarkan tingkatan keparahannya

Jenis inflasi berdasarkan tingkat keparahannya terbagi menjadi empat yaitu ringan, sedang, berat, dan sangat berat.

Keempat jenis inflasi tersebut akan diurai satu per satu.

Pertama inflasi ringan, yaitu inflasi yang belum begitu mengganggu ekonomi negara dan cenderung masih mudah untuk dikendalikan.

Besaran inflasi yang tergolong ringan di bawah 10% per tahun. Inflasi ini biasanya disebabkan oleh kenaikan harga barang atau jasa secara umum.

Kedua inflasi sedang, yang belum membahayakan aktivitas perekonomian suatu negara namun berpotensi menurunkan tingkat kesejahteraan masyarakat berpenghasilan tetap.

Inflasi sedang berkisar 10%-30% per tahun. Ketiga inflasi berat, yaitu inflasi yang berada di kisaran 30%-100% per tahun.

Inflasi berat merupakan kondisi di mana masyarakat tidak mau menabung karena bunga tabungan jauh lebih rendah daripada nilai inflasi.

Selain itu, masyarakat memilih untuk menyimpan barang daripada melakukan jual beli. Inflasi berat dapat membuat ekonomi negara kacau balau.

Keempat inflasi sangat berat, yaitu inflasi yang telah mengacaukan ekonomi negara yang besarnya berada pada kisaran 100% ke atas per tahun.

Inflasi berat ini disebut juga dengan hyperinflation. Inflasi berat sangat sulit dikendalikan meski telah ditempuh usaha seperti dilakukannya kebijakan moneter dan fiskal.

Berdasarkan sumbernya

Jenis inflasi berdasarkan sumbernya terbagi menjadi dua. Pertama disebut domestic inflation, yaitu inflasi yang sumbernya dari dalam negeri.

Faktor yang menyebabkan adalah jumlah uang yang beredar di masyarakat lebih banyak daripada yang dibutuhkan.

Selain itu, terdapat faktor lain yang juga bisa menyebabkan domestik inflation terjadi seperti jumlah barang atau jasa berkurang namun permintaannya tetap sehingga muncul kenaikan harga.

Kedua disebut imported inflation, yaitu inflasi yang sumbernya dari luar negeri. Faktor yang menyebabkan adalah adanya kenaikan harga di luar negeri.

Inflasi ini hanya dapat terjadi pada negara yang melakukan perdagangan bebas.

Baca juga: Tentang Kenaikan Gaji dan Cara Menghitungnya

Dampak inflasi

Dampak Inflasi Membuat Masyarakat menjadi enggan menabung di bank

Inflasi yang terjadi pada suatu negara salah satunya berdampak pada minat menabung masyarakatnya.

Ketika inflasi terjadi, dampak yang umumnya terjadi adalah masyarakat cenderung enggan menabung di bank karena bunga tabungan lebih kecil dariada inflasi padahal pembayaran biaya administrasi tetap berjalan.

Kemampuan ekspor negara melemah

Terjadinya inflasi juga akan berdampak pada ekspor barang atau jasa suatu negara. Daya saing barang ekspor biasanya mengalami penurunan sehingga menyebabkan berkurangnya devisa negara.

Ketika dampak inflasi terjadi, biaya ekspor menjadi lebih mahal dan menyebabkan kemampuan ekspor negara melemah.

Dampak Inflasi Membuat Penetapan harga pokok dan harga jual menjadi sulit

Inflasi berdampak pada kalkulasi harga pokok. Prosentase inflasi di masa depan biasanya tidak dapat diprediksi secara akurat.

Hal itu menyebabkan proses penetapan harga pokok dan harga jual menjadi ikut menjadi tidak akurat.

Kemungkinan terjadinya peningkatan ekonomi Akibat Dampak Inflasi

Inflasi tidak hanya memberi dampak negatif saja namun bisa memberikan dampak positif. Dampak positifnya pada pendapatan masyarakat mungkin terjadi.

Pada kondisi tertentu seperti ketika terjadi inflasi lunak, pengusaha akan terdorong untuk memperluas produksi sehingga perekonomian meningkat.

Sayangnya, inflasi tetap akan memberikan dampak buruk bagi masyarakat dengan penghasilan tetap karena harga barang atau jasa naik padahal nilai uang tetap.

Cara mengatasi Dampak Inflasi

Umumnya, dampak inflasi memang tidak bisa dicegah. Oleh karena itu, langkah yang bisa ditempuh ketika dampak inflasi terjadi adalah mencari solusi untuk mengatasinya.

Cara mengatasinya adalah dengan memberlakukan beberapa kebijakan seperti kebijakan moneter, kebijakan fiskal, dan kebijakan lainnya. Masing-masing dari cara tersebut akan diurai satu per satu di bawah ini.

Kebijakan moneter

Kebijakan moneter akan diberlakukan ketika terjadi dampak inflasi dengan tujuan untuk menjaga kestabilan moneter.

Dengan begitu diharapkan kesejahteraan masyarakat meningkat dan dampak dari inflasi dapat teratasi. Beberapa kebijakan moneter yang dapat dilakukan ada tiga hal.

Pertama kebijakan diskonto yaitu, menaikkan nilai suku bunga sehingga masyarakat bersemangat kembali untuk menabung.

Kedua kebijakan penetapan persediaan kas yaitu, menekan dampak inflasi  dengan cara menetapkan persediaan uang yang beredar dan menetapkan persediaan uang kas pada bank-bank.

Pelaku kebijakan pengurangan peredaran uang adalah bank sentral. Ketiga kebijakan operasi pasar terbuka, yaitu pengurangan jumlah uang beredar dengan cara menjual surat-surat berharga.

Kebijakan fiskal

Selain kebijakan moneter, kebijakan fiskal juga dapat ditempuh untuk mengatasi terjadinya dampak inflasi. Langkah ini ditempuh dengan tujuan memengaruhi penerimaan dan pengeluaran pemerintah. Ada dua hal yang bisa dilakukan.

Pertama adalah menaikkan tarif pajak untuk perusahaan dan rumah tangga sehingga tingkat konsumsi menurun.

Dengan begitu, diharapkan harga barang atau jasa akan turun sehingga masalah ini dapat teratasi.

Kedua adalah menghemat pengeluaran pemerintah sehingga permintaan barang dan jasa yang dapat menurunkan harga dapat berkurang.

Kebijakan lainnya

Kebijakan efektif lain juga dapat ditempuh untuk mengatasi dampak inflasi selain melalui kebijakan moneter dan fiskal.

Pertama dengan cara meningkatkan produksi dan menambah jumlah barang di pasar. Hal konkret yang bisa dilakukan adalah menurunkan bea masuk barang impor.

Kedua bisa juga dengan cara mengendalikan harga yang ada. Namun, kebijakan ini harus dilakukan dengan penuh perhitungan dan realistis agar tidak terjadi pasar gelap.

Fenomena ekonomi seperti terjadinya inflasi biasanya membuat masyarakat bingung karena kadang tidak mengetahui apa penyebabnya.

Umumnya, masalah ini memang terjadi secara tiba-tiba dan sulit diprediksi. Maka, ketika dampak inflasi terjadi, ada tiga jenis teori yang bisa digunakan untuk menganalisis penyebabnya.

Pertama adalah teori kuantitas yang menjelaskan bahwa inflasi terjadi ketika terlalu banyak uang beredar di masyarakat menyebabkan kenaikan harga barang atau jasa.

Kedua adalah teori keynes yang menjelaskan bahwa inflasi terjadi saat suatu golongan masyarakat ingin hidup melebihi batas kemampuan ekonominya.

Ketiga adalah teori struktural yang menjelaskan bahwa inflasi terjadi ketika produsen tidak bisa secara cepat mengantisipasi kenaikan permintaan barang akibat pertambahan penduduk.

YouTube video
Apabila Anda memiliki perusahaan dan harus menghadapi inflasi perlu persiapan yang baik dari awal seperti manajamen keuangan yang baik, tim HR yang efektif dan efisien, dan fungsi-fungsi lain dalam perusahaan yang bergerak secara optimal.

Dengan perkembangan teknologi yang sangat pesat, HR perlu didukung dengan penggunaan software HR terbaik di Indonesia agar bisa bekerja secara efektif dan efisien.

Image
Ervina Lutfi
Kontributor yang rutin memproduksi tulisan seputar HR dan bisnis, dengan pembahasan teliti, terstruktur, dan mudah dipahami.