Metode ADDIE: Strategi Mengembangkan Program Pelatihan

By Jordhi FarhansyahPublished 27 Oct, 2023 Diperbarui 20 Maret 2024

Bagaimana cara efektif untuk mengembangkan program pelatihan karyawan? Salah satu cara efektif adalah dengan menggunakan metode ADDIE.

Metode ADDIE adalah metodologi yang digunakan oleh profesional untuk mengembangkan konten pembelajaran. Metode ini sudah dimanfaatkan untuk kebutuhan desain instruksional sejak 1970.

Namun seperti apa metode ini dapat berfungsi dan apakah masih relevan dalam membuat program pelatihan di zaman sekarang? Simak penjelasan lengkapnya di artikel berikut ini.

Apa itu metode ADDIE?

metode addie

Metode ADDIE merupakan model pengembangan pembelajaran yang digunakan untuk desain instruksional, yang merupakan proses lengkap dari pendesainan, pengembangan, dan menyajikan konten pembelajaran.

Model ini kerap digunakan untuk mendesain sebuah program pelatihan di perusahaan.

ADDIE sendiri merupakan kependekan dari Analyze, Design, Develop, Implement, dan Evaluate.

Ini adalah 5 tahap dari proses pengembangan belajar. Metode ADDIE menyediakan framework terpadu yang bisa membantu Anda membuat program belajar yang efektif, terlepas akan dilakukan secara online maupun offline atau pada saat sesi pembelajaran manapun.

Metode ADDIE dapat membantu Anda mengidentifikasi kebutuhan pembelajaran yang lebih terstruktur dan memastikan aktivitas pembelajaran dapat meraih tujuannya.

Metode ini juga dapat membantu Anda mengukur efektivitas pembelajaran karena perilaku kerja, pengetahuan, serta keahlian dapat didefinisikan di dalam framework.

Dalam metode ADDIE, setiap tahapan harus dilakukan sesuai urutan sebelum berlanjut ke tahap berikutnya.

Feedback dan peninjauan ulang di setiap tahap dapat memastikan peningkatan yang berlanjut.

Tahapan-tahapan di metode ADDIE

Mari kita bahas masing-masing tahapan atau fase dari kelima tahap di metode ADDIE satu per satu.

Analyze

Di fase Analyze, tahapan pertama yang perlu Anda lakukan adalah mengidentifikasi masalah yang akan Anda selesaikan. Misalnya, mungkin Anda ingin meningkatkan performa sales yang sedang buruk, budaya perusahaan yang kurang inklusif, atau kurangnya skill dalam peralihan ke sistem digital.

Dari sini, Anda bisa mengidentifikasi masalah dan memutuskan apakah bisa diselesaikan dengan pelatihan yang lebih efektif.

Beberapa pertanyaan yang bisa coba Anda jawab adalah sebagai berikut:

  • Apa tujuan pelatihan?
  • Mengapa perlu dilakukan?
  • Perubahan apa yang diharapkan?
  • Apakah pelatihan bisa efektif menghasilkan perubahan ini?

Di fase ini, pelatihan butuh proses analisis yang akan membantu Anda dalam mengidentifikasi jarak antara keahlian, pengetahuan, dan kemampuan yang dimiliki dengan yang diinginkan.

Dengan temuan-temuan yang Anda dapat, Anda bisa menemukan tujuan pembelajaran dan mendasari pelatihan berdasarkan temuan tadi.

Pada fase ini, penting untuk menentukan siapa target audiens Anda. Anda bisa membuat satu atau lebih “persona” untuk menampilkan karakteristik umum, pengetahuan, dan pengalaman dari target audiens Anda.

Ketika Anda sudah mendapatkan gambaran akan kebutuhan dan ekspektasi mereka, Anda bisa menyesuaikan pelatihan berdasarkan siapa audiens Anda, membuatnya lebih berhubungan.

Kemudian di fase ini, Anda juga bisa memetakan sumber daya yang dibutuhkan untuk pelatihan. Hal ini termasuk juga durasi, budget yang dibutuhkan, fasilitas, dan berbagai informasi tambahan.

Design

Pada tahap Design dalam model ADDIE, Anda menerjemahkan semua informasi yang dikumpulkan pada tahap Analyze menjadi desain pembelajaran.

Di tahap ini, Anda akan membuat kerangka yang mengatur pembelajaran dan menentukan tujuannya untuk setiap pelatihan.

Hal ini akan mencakup strategi, metode pelatihan (misalnya, online, offline, atau gabungan), pelajaran, durasi, penilaian, dan pemberian feedback.

Pada tahap ini, Anda juga memilih metode evaluasi yang sesuai dari sudut pandang desain pembelajaran.

Langkah berikutnya adalah membuat storyboard dan/atau prototipe agar Anda dapat dengan mudah mengkomunikasikan inti dari pelatihan, terutama kepada para pemangku kepentingan.

Penting untuk memberikan informasi kepada para pemangku kepentingan dan menginformasikan mereka tentang tujuan pembelajaran dan pilihan desain pembelajaran yang dibuat pada tahap ini. Pastikan untuk berkoordinasi dengan mereka sebelum melanjutkan ke tahap berikutnya.

Develop

Pada tahap Develop, Anda akan menggunakan storyboard dan/atau prototipe yang telah Anda buat sebagai panduan dalam membuat program pelatihan.

Anda telah menentukan tujuan pembelajaran, jadi sekarang saatnya untuk mulai merealisasikannya.

Pertimbangkan bagaimana pelatihan akan disampaikan: secara langsung, online, atau gabungan keduanya? Apa saja instruksi, media, dan metodenya? Pelatihan sering menggunakan berbagai metode dan cara untuk menyampaikan materi.

Setelah memutuskan, Anda kemudian dapat memikirkan apakah Anda ingin membuatnya sendiri atau dengan penyedia eksternal.

Penting juga untuk memutuskan di mana pelatihan akan di-host dan software serta alat yang akan Anda butuhkan, misalnya aplikasi konferensi video seperti Zoom.

Pembuatan program pembelajaran sesuai dengan desain merupakan sebagian besar hal yang akan Anda lakukan di tahap ini.

Anda juga bisa menyerahkan tahap ini kepada seorang mentor yang ahli dalam bidang yang relevan dengan program Anda. Peran desainer instruksional adalah memastikan bahwa produk pembelajaran akan sesuai dengan spesifikasi desain dan temuan dalam proses analisis di awal.

Setelah Anda membuat program pelatihan Anda, uji kesalahan seperti tata bahasa dan ejaan serta kemudahan navigasi untuk menyelesaikan seluruh program.

Hal ini lebih kepada akurasi materi dan kegunaan navigasi. Dapatkah seseorang yang mengambil program tersebut bisa melaluinya sesuai dengan yang Anda desain? Apakah program pelatihan Anda menarik? Bagaimana durasinya?

Langkah terakhir adalah mengembangkan strategi komunikasi untuk mempromosikan pentingnya pembelajaran ini bagi audiens Anda.

Membuat strategi komunikasi yang jelas akan membuat pembelajaran menjadi hal yang penting dan membantu menciptakan dampak yang lebih besar.

Setelah Anda menyelesaikan tahap pengembangan, saatnya untuk melanjutkan ke tahap implementasi.

Implement

Tahap implementasi berfokus pada bagaimana Anda menyampaikan pelatihan dan manajemen proyek. Hal ini mencakup berkomunikasi dengan peserta, logistik, pengumpulan data, dan pelatihan instruktur atau mentor untuk peluncuran program pembelajaran.

Penyampaian pelatihan merupakan elemen kunci dalam fase ini. Apakah ada panduan atau manual tambahan yang diperlukan peserta? Bagaimana dengan pertanyaan umum yang mungkin muncul selama pelatihan? Apa protokol jika pengguna mengalami kesulitan teknis selama pelatihan?

Anda mungkin dapat memikirkan program tambahan yang memberikan dukungan ekstra kepada peserta selain program utama.

Hal ini dapat mencakup sesi bimbingan individu, kelompok mingguan, atau webinar untuk memperdalam pembelajaran dan menjawab pertanyaan peserta.

Meskipun evaluasi adalah tahap terakhir pada metode ADDIE, Anda sudah dapat mulai mengumpulkan data Anda pada fase implementasi.

Tergantung pada pilihan yang dibuat pada tahap analisis, Anda dapat menggunakan berbagai metode untuk evaluasi pelatihan.

Misalnya, Anda bisa menyertakan formulir evaluasi pelatihan dan penilaian pada masa pra maupun pasca pelatihan. Instrumen yang biasa digunakan adalah kuesioner, wawancara, observasi, atau performance review. Beberapa aktivitas ini termasuk dalam tahap selanjutnya, yaitu evaluasi.

Evaluation

Evaluasi adalah bagian integral dari setiap tahap model pembelajaran ADDIE, tetapi juga mendapatkan tahapnya sendiri.

Begitu Anda memberikan kursus pertama Anda, Anda ingin mendapatkan feedback yang langsung sekaligus berkelanjutan sehingga Anda dapat mengimplementasikan perbaikan.

Penting untuk mengevaluasi pada tahap desain, pengembangan, dan pemberian materi pembelajaran.

Setelah pelatihan pertama kali disampaikan, kemungkinan akan ada feedback dan pertanyaan yang tidak terlihat sebelumnya. Menangani ini dengan cepat akan segera meningkatkan pelatihan.

Pada tahap evaluasi, Anda akan menyoroti apa yang dipelajari orang, bagaimana mereka menerapkannya, dan hasil yang dicapai.

Keuntungan dan kelemahan metode ADDIE

Meskipun dianggap sebagai model pengembangan pembelajaran yang baik, terdapat sejumlah kelebihan dan kelemahan dalam metode ADDIE. Berikut adalah beberapa di antaranya

Kelebihan metode ADDIE

Adaptabilitas 

Metode desain pembelajaran ADDIE dapat disesuaikan dan dapat digunakan di berbagai industri, disiplin ilmu, dan lingkungan pembelajaran. Ini dapat disesuaikan untuk proyek dengan skala yang berbeda serta pembelajaran individu atau kelompok.

Konsistensi 

Model pelatihan ADDIE memberikan pendekatan terstruktur dalam desain pembelajaran, yang dapat meningkatkan efisiensi dan konsistensi dalam kualitas pengembangan program pembelajaran.

Kesempatan untuk iterasi

Metode ADDIE adalah model yang bersifat iteratif, yang berarti memungkinkan feedback dan perubahan di setiap tahap pengembangan untuk memastikan produk akhir memenuhi tujuan pembelajaran yang diinginkan.

Komponen evaluasi 

Ada komponen evaluasi dalam model ADDIE yang memungkinkan bisnis untuk mengukur efektivitas konten pembelajaran. Ini berguna dalam mengidentifikasi area utama perbaikan untuk iterasi di masa depan.

Kelemahan metode ADDIE

Proses linier 

Metode ADDIE mengikuti proses linier yang mungkin tidak cukup fleksibel atau kreatif untuk mengatasi kebutuhan pembelajaran yang kompleks.

Memerlukan sumber daya yang intensif

Menggunakan metode ADDIE untuk desain pembelajaran dapat menjadi proses yang panjang dan memerlukan sumber daya yang signifikan. Ini mungkin menjadi tantangan bagi perusahaan yang lebih kecil dengan sumber daya yang terbatas untuk menerapkannya.

Kurangnya penekanan pada pengalaman pengguna

Sementara organisasi semakin fokus pada pengalaman digital karyawan, termasuk dalam pelatihan, metode ADDIE tidak memiliki fokus yang kuat pada pengalaman pengguna. Hal ini dapat mengakibatkan instruksi yang kurang menarik dan hasil pembelajaran yang buruk bagi karyawan.

Contoh implementasi metode ADDIE dalam HR

Metode ADDIE dapat digunakan oleh HR di perusahaan dalam menyusun program pembelajaran bagi divisi tertentu. Sebagai contoh, perusahaan membutuhkan peningkatan kinerja untuk divisi sales. Berikut adalah contoh implementasi metode ADDIE yang bisa dilakukan oleh HR.

 

Fase Analysis Mengidentifikasi kebutuhan pelatihan khusus untuk para sales (berdasarkan angka penjualan yang rendah atau masalah lain yang muncul).

Menentukan tujuan pembelajaran untuk pelatihan, seperti meningkatkan keterampilan komunikasi, negosiasi, kecerdasan emosional, atau pengetahuan produk.

Mengidentifikasi audiens target untuk pelatihan, yaitu staf sales.

Mengevaluasi sumber daya tim sales yang sudah ada dan mengidentifikasi kekurangan pengetahuan atau keterampilan mereka.

Fase Design Mengembangkan rencana pelatihan yang menguraikan metode instruksional dan materi yang akan digunakan untuk mencapai tujuan pembelajaran.

Membuat konten instruksional seperti panduan pelatihan, presentasi, dan materi instruksional lainnya untuk mendukung tujuan pembelajaran.

Mendefinisikan metode penilaian dan mengembangkan alat evaluasi yang diperlukan untuk mengukur keberhasilan program pelatihan.

Menyusun jadwal pelatihan dan logistik, termasuk jumlah sesi dan durasinya, serta waktu pelaksanaan setiap sesi.

Fase Development Membuat visual, video, atau materi multimedia yang diperlukan untuk konten pelatihan.

Mengembangkan latihan peran dan elemen interaktif lainnya yang akan digunakan dalam program pelatihan.

Meninjau dan menyempurnakan materi instruksional berdasarkan feedback dari para pemangku kepentingan.

Melakukan uji coba pertama materi pelatihan dan melakukan revisi yang diperlukan.

Fase Implementation Melakukan sesi pelatihan kepada tim sales.

Memberikan dukungan atau feedback yang diperlukan kepada peserta pelatihan.

Memantau kemajuan peserta pelatihan dan menangani masalah yang muncul.

Fase Evaluation Mengumpulkan feedback dari para perwakilan penjualan tentang efektivitas pelatihan.

Menganalisis hasil penilaian untuk mengidentifikasi kekurangan pengetahuan atau keterampilan.

Membandingkan angka penjualan para peserta sebelum dan setelah pelatihan untuk mengevaluasi efektivitas pelatihan.

Melakukan modifikasi yang diperlukan pada pelatihan berdasarkan hasil evaluasi.

Itulah tadi penjelasan mengenai metode ADDIE yang bisa Anda gunakan untuk membuat program pelatihan di perusahaan.

Anda juga bisa menggunakan software HRIS Mekari Talenta dalam memantau perkembangan karyawan yang hendak mengikuti program pelatihan.

Talent Development sebagai salah satu fitur Mekari Talenta yang berguna untuk mengelola potensi talenta perusahaan Anda, terutama dalam memantau kemampuan dan kesiapan mereka untuk meningkatkan karier mereka.

Digabungkan dengan program pelatihan yang telah Anda kembangkan menggunakan metode ADDIE, Anda bisa mengembangkan dan mengevaluasi kompetensi dari masing-masing karyawan.

Pelajari lebih lanjut fitur Talent Development dari Mekari Talenta dengan berkonsultasi bersama tim sales kami. Anda juga bisa mencoba demo aplikasi Mekari Talenta secara gratis.

Image
Jordhi Farhansyah
Penulis yang selama 2 tahun terakhir fokus memproduksi konten seputar HR dan bisnis. Selain menulis, sehari-hari Jordhi juga aktif merawat hobinya di bidang fotografi analog.