Other 5 min read

Menilik 5 Kesalahan Pebisnis Start-up Versi Ranker

By Mekari TalentaPublished 04 Dec, 2019 Diperbarui 20 Maret 2024

Memulai bisnis memang bukan perkara mudah. Selain niat untuk memulai, ada faktor lain yang membuat pebisnis melakukan kesalahan dalam memulai bisnis terutama start-up.

Faktor-faktor ini yang sering tidak disadari oleh para pebisnis ketika menjalankan bisnis start-up yang kadang menjadi kesalahan besar hingga berbuntut kegagalan.

Untuk membahas lebih dalam mengenai kesalahan pebisnis start-up, kami mengambil contoh salah satu pengusaha dan mentor bisnis terbaik, Clark Benson dalam menjalankan bisnisnya.

Seperti apa, kesalahannya ketika Ia membangun situs Ranker dan bagaimana Ia bisa bangkit?

Start-Up dan Clark Benson

Tahun 2007 ketika Clark Benson sukses menjual perusahaannya, eCrush, ia memiliki dua pilihan setelahnya: Menempuh perjalanan sabatikal atau langsung membangun perusahaan berikutnya, Ranker, sebuah situs crowdsourcing yang mampu merangking apapun, dari film hingga atlet. Ia memilih pilihan yang kedua, yang ternyata hal itu merupakan kesalahan besar yang ia buat sepanjang karirnya.

Clark mengaku bahwa ia tidak mengambil waktu untuk sejenak beristirahat setelah 12 tahun bergulat dengan dunia entrepreneurship dan start-up. Selain itu, ia juga tidak memanfaatkan waktu yang cukup untuk memikirkan rencana bisnisnya secara detil terutama tim seperti apa yang akan ia rekrut. Yang ia pikirkan hanyalah, ia tak ingin konsep hebat yang telah ia rencanakan keduluan oleh orang lain.

Walaupun ia telah memiliki total pengalaman bekerja selama 20 tahun, Clark mengaku bahwa ini merupakan kesalahan besar yang pernah ia ambil. Untungnya kini, Ranker telah berhasil mengumpulkan 19 juta pengunjung setiap bulannya.

Apa yang membuatnya berhasil? Dalam studi kasus ini, Clark membagikan 5 kesalahan yang ia lakukan dimana hal ini juga kerap dilakukan oleh pendiri start-up. Disini ia juga membagikan bagaimana ia mengatasi kesalahan tersebut serta menghindari agar kesalahan yang sama tidak terulang oleh siapapun.

Merekrut Orang yang Salah

Tidak mudah memang bagi start-up untuk merekrut orang baru hingga para founder banyak berinvestsi dengan membayar mahal yang ternyata tidak sesuai dengan lingkungan perusahaan. Khususnya bagi founder yang tidak memiliki latarbelakang teknis, mereka harus lebih berhati-hati.

Bahkan lebih baik jika mereka mampu meminta saran dari orang-orang yang ekspert di bidangnya untuk menyeleksi. Terutama untuk keahlian yang bersifat teknis seperti tes koding.

Ia menyimpulkan bahwa orang pintar belum tentu cocok dengan perusahaan, terutama untuk hal-hal yang perlu dieksekusi dengan cepat.

Jangan merekrut orang hanya karena “asal ada dulu” atau “untuk sementara ini” karena hal ini akan berujung memakan biaya lebih mahal dan tidak efisien.

Belajar dari pengalamannya, Clark menyimpulkan hal-hal berikut serta membagikan saran bagi para pendiri start-up:

  • Jika kita tidak memiliki latar belakang teknikal, mintalah bantuan orang lain yang lebih ekspert terutama dalam menyeleksi para teknisi.
  • Milikilah jejaring terutama di kota tempat kita tinggal. Jejaring tersebut dapat berguna sebagai referral untuk menghindari biaya rekrut yang lebih besar.
  • CTO harus lebih tegas terutama masalah timeline dan deadline saat pembangunan sistem. Merka harus tahu mana yang harus diprioritaskan dan tegas dalam berkata “tidak”

Baca juga: 4 Cara Tepat dan Jitu Dapatkan Talent Berkualitas untuk Startup

Terlalu Sibuk Mencari Lokasi Kerja

Kebanyakan para pendiri start-up memiliki asumsi bahwa perusahaan akan terus tumbuh dimana nantinya akan merekrut lebih banyak orang yang otomatis butuh tempat kerja yang lebih besar. Jadi mereka piker mengapa tidak menyewa kantor yang lebih besar dari sekarang? Hal inilah juga dilakukan oleh Clark.

Mengacu pada pengalamannya, ia menyarankan kepada para founders bahwa untuk start-up tahap awal, lebih baik menempati kantor bersama atau open spaces untuk lebih efisien serta mengurangi adanya gap dalam tim.

Ketika memulai sebuah perusahaan, kita harus selalu bersikap positif dan pandai memilah-milah isu mana yang harus dipikirkan. Daripada memikirkan tempat, lebih baik fokus terhadap manajemen perusahaan.

Baca juga: Tips Merancang Training Berbiaya Murah untuk Startup

Pebisnis Start-up Seringkali Terlalu Fokus pada Satu Hal: Produk

Ranker adalah salah satu situs yang bersandar pada banyak data. Hal ini membutuhkan tantangan yang besar dari segi teknis. Walaupun hal ini penting dan kompleks, Clark mengaku ia juga tenggelam dalam pembangunan dan pengembangan produk.

Clark sadar telah menghabiskan waktu untuk satu hal saja dimana ia menyebutnya sebagai “product thinking time.”

Clark mengatakan bahwa dalam mengembangkan produk disamping bertumpu pada data, kita  juga harus bertumpu dari trafik pengunjung, hingga dari mana saja mereka mengaksesnya, baik dari segi perangkat maupun lokasi.

Selain itu, desain juga harus simpel dan cenderung tidak menyusahkan pengguna. Bahkan sebagai founder, kita juga harus mengacu kepada gambaran besar dari sebuah produk dalam jangka panjang.

Sebelum menambahkan fitur baru dalam produk, Clark menyarankan hal-hal berikut :

  • Pisahkan kebutuhan utama produk dengan kebutuhan yang bisa dikesampingkan. Bangun suatu mekanisme dalam memprioritaskan hal-hal tersebut. Terlebih jika terdapat isu seperti bug.
  • Pikirkan baik-baik saat memikirkan hal-hal yang bersifat jangka panjang. Gambaran besar, visi, misi, memang butuh perencanaan yang detail namun perthatian anda lebih dibutuhkan oleh hal-hal yan lebih esensial.

Melupakan Bahwa Perkiraan Produk dan Sisi Teknis Harus Dua Kali Lebih Besar

Dua tahun pertama Ranker beroperasi, Clark mengaku sering meminta kepada timnya mengenai deadline dari setiap hal-hal yang telah mereka rencanakan, dan ia hanya berkata “Bagus! Kita yakin bahwa kita akan mecapai X dalam waktu Y.”

Lebih parahnya lagi, mereka sering terlewat deadline dan hal ini berlangsung berkali-kali. Hal ini mengakibatkan bahwa mereka selalu terlambat dalam merilis sesuatu.

Belajar dari hal ini dan perusahaan start-up sebelumnya, Clark menemukan prinsip berikut: Jika tenggat waktu bagi produk meningkat dua kai lipat, biaya pengeluaran juga pastinya bertambah, dan anda harus mengantisipasi akan hal ini.

Clark sadar bahwa ia tidak akan melewatkan hal ini lagi dengan cara membuat kalender dan mencatat deadline-deadline beserta besarnya pengeluaran tersebut secara rapih. Dengan cara tersebut, ia berhasil menekan biaya yang diperlukan hingga 50% dari perkiraan.

Terlalu Sibuk Memperhatikan Perubahan Pasar dan Permintaan

Ranker diluncurkan bersamaan ketika Facebook juga memiliki pertumbuhan yang melonjak, bukan hanya dari segi trafik namun juga dari sisi mobile platform, apalagi saat ipad juga diluncurkan. Hal ini cukup membuat Clark cukup frustasi memikirkan Ranken itu sendiri hingga tidak ada waktu untuk mengerjakan hal lain.

Ia juga mengungkapkan bahwa hal ini mengakibatkan Ranker bereaksi cenderung lambat terhadap pasar, karena ia dan timnya tidak memiliki waktu untuk berpikir layaknya pengguna.

Apapun yang Anda lakukan, anda juga haru tetap memperhatikan teknologi terutama jika perusahaan kita sangat bergantung pada teknologi. Hingga akhirnya, Ranker telah meluncurkan versi mobile apps yang sudah diunduh jutaan kali.

Ranker saat ini sudah cukup besar hingga tim yang bekerja dibaliknya juga dapat mengikuti trend. Hal ini terjadi bukan karena jasa dari Clark saja. Walaupun ada anggapan bahwa kesuksesan produk terletak di tangan CEO, namun jangan lupa bahwa ada orang-orang yang juga bekerja dengan sangat keras dibaliknya.

Gigih dalam berjuang adalah salah satu sifat wajib yang dimiliki oleh entrepreneur, namun sifat tersebut bisa juga dapat mematikan.

Clark berkata “Terkadang jika kita terlalu passionate terhadap apa yang kita kerjakan, kita tidak dapat melihat realita apa yang sebenarnya terjadi di depan kita. Satu-satunya cara untuk menghindari hal ini adalah dengan melihat keterbatasan yang kita miliki dan ingatlah gambaran besar bisnis yang telah kita tetapkan”.

“Idealnya, temukan orang yang dapat kita percayai atau mentor yang dapat membantu kita untuk melihat apa yang tidak sempat lita lihat sebagai kesempatan kita untuk berkembang”, lanjut Clark.

Simak juga opini dari tim editorial kami: Implementasi HRIS dan Dampak Dahsyatnya bagi Perusahaan

Pebisnis Start-Up Harus Melek Teknologi

Selain harus memegang prinsip di atas, Anda juga harus sudah beralih digital. Salah satunya adalah dengan menggunakan software HR seperti Talenta.

software yang dikembangkan oleh Mekari ini memiliki fitur integrated payrollcloud based, absensi online, ESS, shift rostering, dan juga pengolahan sistem manajemen waktu.

Tertarik untuk mencoba Talenta? Isi formulir ini untuk jadwalkan demo Talenta dengan sales kami dan konsultasikan masalah HR Anda kepada kami!

Anda juga bisa coba gratis Talenta sekarang dengan klik gambar di bawah ini.

Coba Gratis Aplikasi HRIS Talenta Sekarang!

 

Image
Mekari Talenta
Mekari Talenta adalah software HR berbasis komputasi awan yang aman dan telah dipercaya oleh ribuan perusahaan di Indonesia. Profil ini dipetakan khusus untuk artikel-artikel editorial dari redaksi Insight Talenta.