Upah: Pengertian, Ciri-Ciri, Jenis, Faktor Yang Mempengaruhi

Tayang
23 Aug, 2024
Diperbarui
03 Januari 2025

Upah merupakan elemen fundamental dalam hubungan kerja yang tidak hanya memengaruhi kesejahteraan pekerja tetapi juga stabilitas operasional perusahaan. Penentuan upah harus berdasarkan prinsip keadilan, transparansi, dan regulasi yang berlaku. Melalui sistem pengupahan yang adil, diharapkan tercipta hubungan industrial yang harmonis dan mendukung pertumbuhan ekonomi secara berkelanjutan.

Apa Itu Pengertian Upah?

Upah adalah kompensasi dalam bentuk uang atau bentuk lainnya yang diberikan oleh pemberi kerja kepada pekerja atas jasa yang telah diberikan dalam kurun waktu tertentu. Upah merupakan elemen penting dalam hubungan industrial karena menjadi dasar dari keseimbangan antara hak dan kewajiban kedua belah pihak.

  • Esensi Upah dalam Dunia Kerja: Upah mencerminkan nilai kerja yang diberikan oleh pekerja dan merupakan bentuk apresiasi dari pemberi kerja atas produktivitas, waktu, dan keterampilan yang telah diberikan.
  • Landasan Hukum: Penetapan upah diatur dalam perundang-undangan untuk memastikan bahwa pemberian upah sesuai dengan prinsip keadilan dan kesejahteraan.

Baca Juga: UMR adalah Upah Minimum Regional, Apa Bedanya dengan Gaji Pokok?

Ciri-Ciri Upah

Upah merupakan bentuk kompensasi utama dalam hubungan kerja yang memiliki karakteristik khas. Berikut ini adalah penjelasan rinci mengenai ciri-ciri utama upah:

1. Imbalan atas Pekerjaan

Upah merupakan imbalan langsung atas tenaga, waktu, dan keterampilan yang telah diberikan oleh pekerja kepada pemberi kerja. Hubungan antara pekerjaan yang dilakukan dan upah yang diterima bersifat langsung, artinya pekerja hanya akan menerima upah apabila mereka telah menyelesaikan tugas atau tanggung jawab yang telah disepakati dalam kontrak kerja.

  • Bentuk Penghargaan: Pemberian upah mencerminkan apresiasi terhadap kontribusi pekerja dalam mendukung operasi perusahaan. Dalam banyak kasus, besarnya upah juga menunjukkan nilai pentingnya suatu pekerjaan dalam struktur organisasi.
  • Motivasi Pekerja: Hubungan langsung ini juga berfungsi sebagai motivasi bagi pekerja untuk memberikan yang terbaik dalam tugas mereka, karena upah yang diterima adalah cerminan dari usaha mereka.
  • Keberlanjutan Hubungan Kerja: Upah sebagai imbalan atas pekerjaan yang dilakukan menciptakan hubungan yang berkesinambungan antara pekerja dan pemberi kerja, yang pada akhirnya mendukung stabilitas organisasi.

2. Berbasis Kesepakatan

Besaran upah ditentukan berdasarkan kesepakatan antara pekerja dan pemberi kerja, baik secara lisan maupun tertulis, yang harus mematuhi peraturan perundang-undangan yang berlaku. Kesepakatan ini biasanya dituangkan dalam kontrak kerja yang menjelaskan secara rinci hak dan kewajiban kedua belah pihak.

  • Fleksibilitas: Sistem ini memungkinkan fleksibilitas dalam penetapan upah sesuai dengan kondisi industri, wilayah, dan jenis pekerjaan yang dilakukan.
  • Regulasi Pemerintah: Meski berbasis kesepakatan, pemerintah menetapkan batas minimum yang harus dipatuhi, seperti Upah Minimum Provinsi (UMP) atau Upah Minimum Kabupaten/Kota (UMK), untuk melindungi pekerja dari eksploitasi.
  • Keamanan Hukum: Dengan adanya kesepakatan yang jelas, kedua belah pihak memiliki landasan hukum yang kuat untuk mengatasi potensi perselisihan terkait pengupahan di kemudian hari.

3. Dibayar Secara Berkala

Upah diberikan secara berkala sesuai dengan periode yang telah disepakati, seperti mingguan, bulanan, atau harian. Konsistensi dalam pembayaran ini sangat penting untuk menjaga kesejahteraan pekerja dan memastikan keberlanjutan kebutuhan hidup mereka.

  • Pentingnya Kepastian Waktu: Pembayaran upah yang tepat waktu menciptakan rasa aman bagi pekerja, karena mereka dapat merencanakan pengeluaran mereka dengan lebih baik.
  • Jenis Pembayaran: Beberapa pekerjaan, seperti pekerja harian atau lepas, mungkin menerima upah berdasarkan jumlah hari atau proyek yang diselesaikan, sementara pekerja tetap cenderung menerima upah bulanan.
  • Implikasi Keterlambatan: Keterlambatan dalam pembayaran upah dapat berdampak pada hubungan kerja dan moral pekerja. Oleh karena itu, pemberi kerja wajib memenuhi komitmen pembayaran tepat waktu.

4. Berhubungan dengan Produktivitas

Besarnya upah sering kali dipengaruhi oleh tingkat produktivitas pekerja. Pekerja yang memiliki kinerja tinggi, efisiensi, dan kemampuan untuk menyelesaikan tugas dengan baik biasanya memiliki peluang untuk mendapatkan kompensasi tambahan, seperti bonus atau insentif.

  • Hubungan Langsung: Produktivitas menjadi tolok ukur utama dalam menentukan besarnya kompensasi yang diterima pekerja, terutama dalam pekerjaan berbasis hasil seperti penjualan atau produksi.
  • Bonus dan Insentif: Banyak perusahaan yang memberikan bonus berdasarkan kinerja untuk mendorong pekerja mencapai atau bahkan melampaui target kerja.
  • Meningkatkan Kompetensi: Dengan memahami bahwa produktivitas memengaruhi upah, pekerja sering kali terdorong untuk meningkatkan keterampilan dan efisiensi mereka, yang pada akhirnya juga bermanfaat bagi perusahaan.

Baca Juga: Komponen Penting Penggajian Untuk Proses Payroll Karyawan

Dasar Hukum Upah di Indonesia

Upah pekerja diatur secara ketat oleh peraturan perundang-undangan di Indonesia untuk memastikan hak-hak pekerja terlindungi dan menciptakan hubungan kerja yang sehat antara pekerja dan pemberi kerja. Beberapa dasar hukum terkait upah di Indonesia adalah:

1. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan

Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan ini menetapkan prinsip-prinsip dasar mengenai pengupahan, termasuk hak pekerja untuk menerima upah yang layak sesuai dengan kontribusinya terhadap perusahaan.

2. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja

UU Cipta Kerja memperkenalkan fleksibilitas dalam pengupahan, termasuk tata cara penetapan upah minimum yang lebih adaptif terhadap kondisi ekonomi.

3. Peraturan Pemerintah Nomor 36 Tahun 2021 tentang Pengupahan

Peraturan ini memberikan panduan teknis dalam penetapan upah minimum, komponen upah, dan mekanisme pembayaran upah.

Jenis-Jenis Upah

Upah, sebagai bentuk kompensasi yang diberikan oleh pemberi kerja kepada pekerja, memiliki berbagai jenis berdasarkan cara perhitungan, bentuk pemberian, sifat, dan sumber dana. Klasifikasi ini penting untuk memahami bagaimana sistem pengupahan bekerja dalam berbagai sektor industri. Berikut adalah penjelasan rinci tentang jenis-jenis upah:

1. Berdasarkan Cara Perhitungan

Penghitungan upah bisa berbeda tergantung pada jenis pekerjaan dan kesepakatan kerja. Berikut ini adalah beberapa kategori upah berdasarkan cara perhitungan:

a. Upah Waktu

Upah ini dihitung berdasarkan jumlah waktu kerja, seperti per jam, harian, mingguan, atau bulanan. Sistem ini biasanya diterapkan pada pekerja tetap yang memiliki jadwal kerja teratur.

  • Keuntungan: Pekerja mendapatkan kepastian jumlah upah setiap periode pembayaran.
  • Kekurangan: Sistem ini tidak selalu mencerminkan produktivitas, karena pembayaran didasarkan pada durasi kerja, bukan hasil.

b. Upah Borongan

Upah borongan diberikan berdasarkan volume pekerjaan yang diselesaikan dalam waktu tertentu. Jenis upah ini sering digunakan dalam proyek konstruksi atau pekerjaan berbasis target tertentu.

  • Keuntungan: Mendorong efisiensi karena pekerja berusaha menyelesaikan pekerjaan dengan cepat dan tepat.
  • Kekurangan: Kualitas hasil kerja bisa terabaikan jika pekerja fokus hanya pada kuantitas.

c. Upah Satuan

Sistem ini membayar pekerja berdasarkan jumlah unit barang atau jasa yang dihasilkan. Contohnya adalah pekerja di industri manufaktur yang dibayar per unit produk yang dibuat.

  • Keuntungan: Sistem ini memotivasi pekerja untuk meningkatkan produktivitas.
  • Kekurangan: Jika target terlalu tinggi, pekerja dapat merasa tertekan, yang mungkin memengaruhi kualitas kerja.

2. Berdasarkan Bentuk Pemberian

Selain cara perhitungan, upah juga dapat dibedakan berdasarkan bentuk pemberiannya:

a. Upah Uang

Jenis upah ini adalah yang paling umum, di mana kompensasi diberikan dalam bentuk uang tunai atau transfer bank.

  • Keunggulan: Mudah digunakan dan memungkinkan pekerja memenuhi kebutuhan sehari-hari secara langsung.
  • Penerapan: Digunakan hampir di semua sektor, dari pekerja harian hingga karyawan perusahaan besar.

b. Upah Barang

Sebagian upah diberikan dalam bentuk barang, seperti produk perusahaan atau kebutuhan pokok. Misalnya, perusahaan agribisnis mungkin memberikan hasil panen sebagai bagian dari upah pekerja.

  • Keuntungan: Barang dapat membantu memenuhi kebutuhan dasar pekerja.
  • Kekurangan: Tidak selalu fleksibel untuk memenuhi kebutuhan finansial pekerja.

c. Upah dalam Bentuk Fasilitas

Kompensasi ini diberikan dalam bentuk fasilitas tambahan, seperti akomodasi, transportasi, atau makanan.

  • Keunggulan: Membantu meringankan beban hidup pekerja dengan menyediakan kebutuhan esensial.
  • Kelemahan: Tidak dapat digunakan langsung untuk kebutuhan lain, seperti membayar tagihan.

3. Berdasarkan Sifatnya

Sifat upah juga membedakan bagaimana kompensasi diberikan kepada pekerja. Berikut adalah jenis-jenis upah berdasarkan sifatnya:

a. Upah Pokok

Komponen utama upah yang menjadi dasar perhitungan untuk tunjangan, bonus, dan insentif. Upah pokok adalah hak utama pekerja yang wajib diberikan oleh pemberi kerja sesuai perjanjian kerja.

  • Keunggulan: Memberikan kepastian kepada pekerja mengenai penghasilan tetap.
  • Penerapan: Digunakan dalam perhitungan hak-hak pekerja lainnya, seperti pensiun atau pesangon.

b. Tunjangan

Tambahan upah yang diberikan untuk kebutuhan tertentu, seperti transportasi, kesehatan, atau kehadiran.

  • Keunggulan: Meningkatkan kesejahteraan pekerja dengan menyesuaikan kebutuhan spesifik.
  • Jenis Tunjangan: Termasuk tunjangan makan, transportasi, dan keluarga.

c. Bonus

Kompensasi tambahan yang diberikan berdasarkan kinerja individu, tim, atau perusahaan. Bonus sering kali menjadi penghargaan atas pencapaian target tertentu.

  • Keunggulan: Mendorong motivasi dan meningkatkan produktivitas.
  • Penerapan: Biasanya diberikan pada akhir tahun atau setelah proyek selesai.

4. Berdasarkan Sumber Dana

Jenis upah juga dapat diklasifikasikan berdasarkan sumber dana yang digunakan untuk membayarnya:

a. Upah Pekerja Tetap

Diberikan kepada pekerja dengan hubungan kerja tetap, biasanya mencakup upah pokok, tunjangan, dan bonus.

  • Keunggulan: Menjamin stabilitas finansial bagi pekerja.
  • Kekurangan: Membebani perusahaan jika kinerja pekerja tidak sesuai harapan.

b. Upah Pekerja Lepas

Dibayar kepada pekerja kontrak atau freelancer berdasarkan pekerjaan yang diselesaikan.

  • Keunggulan: Fleksibel bagi perusahaan karena upah hanya diberikan sesuai kebutuhan kerja.
  • Kekurangan: Tidak memberikan kepastian pendapatan bagi pekerja.

Baca Juga: 11 Jenis-Jenis Bonus yang Dapat Diterima Karyawan

Faktor yang Mempengaruhi Besaran Upah

Upah merupakan bentuk penghargaan atas jasa dan kontribusi pekerja dalam proses produksi. Penentuan besaran upah tidak hanya didasarkan pada satu faktor melainkan melibatkan berbagai pertimbangan. Berikut adalah penjelasan lebih rinci mengenai faktor-faktor yang memengaruhi besaran upah:

1. Keterampilan dan Pengalaman

Keterampilan Khusus: Pekerja yang memiliki keterampilan khusus, seperti kemampuan teknis atau keahlian dalam menggunakan perangkat lunak tertentu, cenderung dihargai lebih tinggi. Kompetensi ini biasanya jarang dimiliki oleh kebanyakan orang sehingga menjadi nilai tambah bagi perusahaan.

Pengalaman Kerja: Lamanya pengalaman kerja sering kali menjadi indikator utama dalam menentukan upah. Pekerja yang telah memiliki banyak pengalaman dianggap mampu bekerja lebih efisien dan memahami kompleksitas pekerjaan dengan lebih baik.

Pendidikan: Tingkat pendidikan juga memainkan peran penting. Semakin tinggi pendidikan seseorang, biasanya semakin besar peluangnya untuk mendapatkan upah yang lebih baik, terutama dalam pekerjaan yang membutuhkan analisis dan pengambilan keputusan.

2. Kondisi Pasar Tenaga Kerja

Permintaan dan Penawaran: Dalam pasar tenaga kerja, hukum ekonomi sederhana berlaku. Ketika permintaan tenaga kerja tinggi namun penawaran tenaga kerja terbatas, upah cenderung meningkat. Sebaliknya, jika tenaga kerja melimpah, perusahaan memiliki lebih banyak opsi sehingga dapat menawarkan upah lebih rendah.

Tren Industri: Beberapa industri berkembang lebih cepat daripada yang lain, sehingga menciptakan permintaan tinggi untuk tenaga kerja. Misalnya, sektor teknologi informasi dan komunikasi (TIK) saat ini menawarkan upah kompetitif karena permintaannya yang terus meningkat.

Kondisi Ekonomi Daerah: Daerah dengan pertumbuhan ekonomi pesat cenderung memiliki tingkat upah lebih tinggi karena adanya investasi dan aktivitas bisnis yang signifikan.

3. Jenis dan Risiko Pekerjaan

Pekerjaan Berisiko Tinggi: Pekerjaan yang melibatkan risiko tinggi, seperti di sektor pertambangan, minyak dan gas, atau konstruksi, sering kali memberikan upah lebih besar untuk mengkompensasi bahaya yang dihadapi pekerja.

Keahlian Khusus: Pekerjaan yang membutuhkan keahlian teknis khusus, seperti dokter bedah atau pilot, juga dihargai lebih tinggi karena membutuhkan pelatihan dan sertifikasi yang intensif.

Lingkungan Kerja: Pekerjaan yang dilakukan di lingkungan kerja ekstrem, seperti cuaca yang sangat panas atau dingin, juga sering kali menawarkan kompensasi tambahan.

4. Produktivitas Pekerja

Kinerja Individu: Produktivitas pekerja merupakan salah satu faktor kunci dalam menentukan upah. Pekerja yang mampu memberikan hasil kerja di atas rata-rata cenderung mendapatkan insentif tambahan, seperti bonus atau kenaikan gaji.

Kontribusi terhadap Perusahaan: Pekerja yang mampu memberikan kontribusi signifikan terhadap keberhasilan proyek atau pencapaian target perusahaan biasanya mendapatkan penghargaan berupa kenaikan gaji atau bonus tahunan.

Teknologi yang Digunakan: Produktivitas yang meningkat karena penggunaan teknologi canggih juga dapat memengaruhi upah. Pekerja yang terampil menggunakan teknologi ini sering kali mendapatkan penghargaan lebih tinggi.

5. Regulasi Pemerintah

Upah Minimum: Pemerintah menetapkan upah minimum untuk melindungi kesejahteraan pekerja. Upah minimum ini menjadi batas bawah yang harus dipatuhi oleh perusahaan.

Kebijakan Ketenagakerjaan: Regulasi lain, seperti tunjangan kesehatan atau kompensasi untuk lembur, juga memengaruhi total penghasilan pekerja.

Penyesuaian Berkala: Pemerintah sering melakukan penyesuaian terhadap upah minimum berdasarkan inflasi dan kebutuhan hidup layak (KHL), yang memberikan dampak langsung terhadap besaran upah.

6. Lokasi Geografis

Biaya Hidup: Kota-kota besar seperti Jakarta atau Surabaya memiliki biaya hidup lebih tinggi dibandingkan daerah rural, sehingga standar upah minimum di kota-kota tersebut juga lebih tinggi.

Akses Pasar: Lokasi yang dekat dengan pusat perdagangan atau industri sering kali menawarkan upah lebih tinggi karena tingginya aktivitas ekonomi.

Persaingan Tenaga Kerja: Di daerah metropolitan, persaingan untuk mendapatkan tenaga kerja terbaik lebih ketat, sehingga perusahaan harus menawarkan paket kompensasi yang menarik.

Tantangan dalam Pengupahan

1. Ketidakpatuhan Pengusaha

Pelanggaran Standar Upah Minimum: Beberapa pengusaha, terutama di sektor informal, masih membayar pekerja di bawah standar upah minimum yang telah ditetapkan. Hal ini sering kali disebabkan oleh kurangnya pengawasan atau lemahnya penegakan hukum.

Solusi: Pemerintah perlu meningkatkan pengawasan dan memberikan sanksi tegas kepada perusahaan yang melanggar aturan ini.

2. Kesenjangan Upah

Diskriminasi: Perbedaan upah antara pekerja tetap dan kontrak, serta antara pria dan wanita, masih menjadi isu di banyak tempat kerja. Ini menciptakan ketidakadilan yang berdampak pada motivasi pekerja.

Solusi: Perusahaan harus menerapkan kebijakan pengupahan yang adil berdasarkan kompetensi dan kinerja, bukan faktor demografis.

3. Krisis Ekonomi

Dampak Resesi: Situasi ekonomi global yang sulit, seperti resesi, dapat memengaruhi kemampuan perusahaan untuk membayar upah sesuai peraturan. Hal ini sering kali menyebabkan pengurangan tenaga kerja atau pemotongan gaji.

Solusi: Perusahaan dapat mencari cara untuk meningkatkan efisiensi operasional dan meminimalkan pengeluaran non-essensial untuk menjaga keseimbangan keuangan.

Image
Mekari Talenta
Temukan artikel-artikel terbaik seputar HR dari tim editorial Mekari Talenta. Kami mengumpulkan, menyusun, dan membagikan insight-insight menarik untuk membantu bisnis mengelola serta mengembangkan talenta-talenta unggulan.
WhatsApp Hubungi sales