Apa Itu Tes Psikologi dan Mengapa Penting dalam Rekrutmen

Tayang
19 Aug, 2024

Para pencari kerja pastinya sudah tidak asing lagi dengan yang namanya tes psikologi. Salah satu fungsi tes psikologi adalah sebagai salah satu bahan pertimbangan ketika merekrut karyawan.

Melalui artikel ini, Mekari Talenta akan membahas mengenai apa itu tes psikologi, jenis-jenisnya, dan persiapannya. Simak selengkapnya di artikel berikut ini.

Pengertian Tes Psikologi

Tes psikologi adalah alat yang digunakan untuk mengukur berbagai aspek kepribadian, kemampuan, kecerdasan, emosi, dan motivasi individu.

Dalam konteks rekrutmen dan penilaian karyawan, tes psikologi digunakan untuk mengevaluasi calon karyawan atau karyawan yang sudah ada, guna menilai kecocokan mereka dengan peran yang ditawarkan atau untuk pengembangan karier mereka.

Tes ini membantu manajer perekrutan atau tim HR untuk membuat keputusan yang lebih informatif tentang pemilihan atau promosi karyawan.

Contoh aplikasi:

  • Personality tests: Menilai sifat kepribadian, seperti kecenderungan bekerja dalam tim atau kemampuan memimpin.
  • Cognitive ability tests: Mengukur kemampuan berpikir logis, pemecahan masalah, dan kemampuan analitis.
  • Emotional intelligence tests: Mengevaluasi kemampuan individu untuk mengenali, memahami, dan mengelola emosi mereka sendiri serta orang lain.

Tes psikologi berbeda dari jenis tes lainnya seperti tes keterampilan teknis atau tes kesehatan fisik, terutama dalam hal tujuan, metode, dan hasil yang diukur. Misalnya, tes psikologi fokus pada aspek non-teknis seperti kepribadian, kecerdasan, nilai-nilai pribadi, dan preferensi.

Sementara itu, tes lainnya seperti tes keterampilan teknis mengukur kompetensi dalam bidang tertentu, seperti keahlian teknis, pengetahuan profesional, atau kemampuan operasional.

Ada pula tes kesehatan fisik yang mengevaluasi kondisi fisik dan kebugaran seseorang, terutama dalam pekerjaan yang memerlukan kekuatan fisik atau daya tahan.

Kemudian melihat sejarahnya, tes psikologi dimulai pada akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20 dengan berkembangnya psikologi sebagai disiplin ilmiah. Salah satu tokoh penting dalam perkembangan awal tes psikologi adalah Alfred Binet, yang mengembangkan tes IQ untuk mengukur kecerdasan anak-anak.

Metode ini kemudian diadaptasi untuk orang dewasa dan mulai digunakan dalam berbagai konteks, termasuk rekrutmen militer selama Perang Dunia I.

Perkembangan di Dunia Kerja:

  • Awal abad ke-20: Tes psikologi mulai digunakan dalam rekrutmen, terutama dalam industri besar dan militer untuk menilai kemampuan mental dan kecocokan calon karyawan.
  • Era 1950-an hingga 1980-an: Dengan kemajuan teknologi komputer, tes psikologi menjadi lebih canggih, memungkinkan evaluasi yang lebih tepat dan objektif. Alat-alat seperti Myers-Briggs Type Indicator (MBTI) dan tes kecerdasan emosi mulai dikenal luas.
  • Era digital (2000-an hingga sekarang): Tes psikologi kini banyak dilakukan secara online, dengan penekanan pada pengalaman pengguna dan analisis data yang lebih kompleks. Penggunaan tes psikologi dalam seleksi karyawan semakin umum, dengan integrasi AI dan big data untuk meningkatkan akurasi dan efisiensi.

Tujuan Tes Psikologi

Berikut adalah penjelasan mengenai tujuan tes psikologi dalam konteks rekrutmen dan penilaian karyawan.

1. Mengidentifikasi Potensi dan Karakteristik Individu

Tes psikologi digunakan untuk mengidentifikasi potensi dan karakteristik individu yang mungkin tidak terlihat dari pengalaman kerja atau kualifikasi akademis saja.

Melalui tes ini, perusahaan dapat mengevaluasi berbagai aspek kepribadian, nilai-nilai pribadi, motivasi, serta potensi perkembangan karyawan. Misalnya, seseorang mungkin menunjukkan potensi kepemimpinan atau kemampuan analitis yang tinggi, yang dapat diarahkan untuk peran tertentu di masa depan.

Dalam proses rekrutmen, tes psikologi dapat mengungkapkan bahwa seorang kandidat memiliki kecenderungan untuk berpikir kreatif dan menyelesaikan masalah dengan cara inovatif, meskipun riwayat pekerjaan mereka sebelumnya tidak mencerminkan hal ini secara eksplisit.

2. Membantu dalam Penempatan Karyawan yang Sesuai dengan Kemampuannya

Salah satu tujuan utama tes psikologi adalah membantu perusahaan dalam menempatkan karyawan di posisi yang paling sesuai dengan kemampuan dan karakteristik mereka.

Dengan memahami kepribadian, preferensi, dan kemampuan karyawan, manajer dapat membuat keputusan yang lebih tepat mengenai peran yang cocok untuk mereka, sehingga karyawan dapat bekerja lebih efektif dan merasa lebih puas dalam pekerjaan mereka.

Seorang karyawan yang memiliki keterampilan komunikasi yang baik dan kepribadian ekstrovert mungkin lebih cocok untuk peran yang melibatkan interaksi dengan klien atau manajemen tim, daripada posisi yang memerlukan analisis data secara mendalam.

Baca juga: Culture Fit Test, Mencocokkan Kandidat dengan Budaya Perusahaan

3. Menilai Kemampuan Kognitif, Kepribadian, dan Keterampilan Sosial

Tes psikologi mencakup berbagai macam tes yang dirancang untuk menilai kemampuan kognitif (seperti kemampuan berpikir logis dan pemecahan masalah), kepribadian (seperti stabilitas emosional dan ketahanan), serta keterampilan sosial (seperti kemampuan berkolaborasi dan berkomunikasi).

Penilaian ini membantu perusahaan memahami bagaimana seorang individu berpikir, berperilaku, dan berinteraksi dengan orang lain dalam konteks profesional.

Tes kognitif mungkin digunakan untuk menilai kemampuan kandidat dalam mengatasi masalah kompleks, sementara tes kepribadian dapat membantu mengidentifikasi bagaimana mereka mungkin bereaksi terhadap stres atau bekerja di bawah tekanan.

4. Memprediksi Kesuksesan Calon Karyawan dalam Suatu Posisi atau Peran Tertentu

Tes psikologi sering digunakan untuk memprediksi seberapa sukses calon karyawan akan menjalankan peran tertentu dalam organisasi. Dengan menganalisis hasil tes psikologi, perusahaan dapat menentukan apakah seorang kandidat memiliki karakteristik yang diperlukan untuk berhasil dalam pekerjaan yang ditawarkan. Tes ini juga membantu dalam mengidentifikasi potensi risiko atau tantangan yang mungkin dihadapi oleh kandidat dalam peran tersebut.

Dalam rekrutmen untuk posisi manajerial, tes psikologi dapat membantu memprediksi apakah seorang kandidat memiliki kepemimpinan yang kuat dan kemampuan pengambilan keputusan yang baik, yang penting untuk keberhasilan dalam peran tersebut.

Jenis Tes Psikologi

Tes psikologi ada beragam jenisnya dan digunakan untuk keperluan yang berbeda-beda. Berikut adalah penjelasan mengenai berbagai jenis tes psikologi yang umum digunakan dalam rekrutmen dan penilaian karyawan.

1. Tes Kognitif

Tes kognitif dirancang untuk mengukur kemampuan berpikir, logika, dan pemecahan masalah seseorang. Tes ini biasanya mencakup pertanyaan atau tugas yang menilai aspek-aspek seperti penalaran verbal dan non-verbal, kemampuan numerik, ingatan, serta kemampuan analitis. Tes kognitif sering digunakan dalam rekrutmen untuk mengevaluasi potensi karyawan dalam menghadapi tugas-tugas yang memerlukan pemikiran kritis dan pemecahan masalah.

Contohnya, tes kongnitif seperti tes aptitude, seperti tes penalaran logis atau tes numerik, digunakan untuk menilai sejauh mana seorang kandidat mampu memahami konsep yang kompleks dan mengaplikasikan pengetahuannya dalam situasi praktis.

2. Tes Kepribadian

Tes kepribadian bertujuan untuk mengidentifikasi tipe kepribadian, sikap, dan perilaku individu. Tes ini mengevaluasi berbagai dimensi kepribadian, seperti keterbukaan terhadap pengalaman baru, kestabilan emosional, kejujuran, kepemimpinan, dan orientasi terhadap detail.

Tes kepribadian membantu perusahaan memahami bagaimana seorang individu mungkin berperilaku di tempat kerja, bagaimana mereka berinteraksi dengan orang lain, dan bagaimana mereka bereaksi terhadap situasi stres.

Myers-Briggs Type Indicator (MBTI) atau Big Five Personality Test digunakan untuk menilai dimensi kepribadian yang relevan dengan peran tertentu, seperti kemampuan berkolaborasi atau kepemimpinan.

3. Tes Kemampuan Sosial

Tes kemampuan sosial dirancang untuk mengukur kemampuan individu dalam berinteraksi dan bekerja sama dengan orang lain. Tes ini mengevaluasi keterampilan komunikasi, empati, kerja tim, dan kemampuan untuk memahami dan merespons emosi orang lain.

Kemampuan sosial sangat penting dalam peran yang melibatkan banyak interaksi dengan rekan kerja, pelanggan, atau klien.

Role-playing exercises atau situational judgment tests digunakan untuk menilai bagaimana seorang kandidat berinteraksi dengan anggota tim atau menangani situasi sosial yang kompleks di tempat kerja.

4. Tes Minat dan Bakat

Tes minat dan bakat digunakan untuk mengidentifikasi minat dan bakat spesifik karyawan yang dapat mempengaruhi penempatan mereka dalam peran yang tepat. Tes ini mengevaluasi apa yang mendorong individu, apa yang mereka nikmati, dan di mana mereka memiliki keterampilan alami atau bakat yang menonjol.

Hasil dari tes ini dapat membantu perusahaan dalam mengarahkan karyawan ke posisi yang sesuai dengan minat dan bakat mereka, sehingga meningkatkan kepuasan kerja dan produktivitas.

Strong Interest Inventory atau tes bakat seperti Clifton Strengths digunakan untuk mengevaluasi minat pekerjaan dan bakat individu, membantu perusahaan menempatkan mereka dalam peran yang paling cocok.

5. Tes Proyektif

Tes proyektif adalah jenis tes psikologi yang dirancang untuk mengungkap aspek tersembunyi dari kepribadian individu melalui interpretasi mereka terhadap stimuli yang ambigu. Tes ini tidak memiliki jawaban benar atau salah yang jelas, dan tanggapan individu digunakan untuk mengevaluasi pikiran, perasaan, dan motivasi yang mungkin tidak disadari oleh subjek.

Tes proyektif sering digunakan dalam situasi di mana informasi yang lebih mendalam tentang kepribadian atau masalah psikologis seseorang dibutuhkan.

Rorschach Inkblot Test atau Thematic Apperception Test (TAT) adalah contoh tes proyektif yang meminta peserta untuk menafsirkan gambar-gambar ambigu, yang kemudian digunakan untuk mengevaluasi aspek-aspek mendalam dari kepribadian mereka.

Tahapan Tes Psikologi

Berikut adalah penjelasan mengenai tahapan-tahapan dalam pelaksanaan tes psikologi:

1. Persiapan

Tahap persiapan melibatkan penetapan tujuan tes dan pemilihan jenis tes yang sesuai dengan kebutuhan. Pada tahap ini, manajer HR atau psikolog harus memahami dengan jelas apa yang ingin dicapai dari tes psikologi—misalnya, apakah tes ini digunakan untuk rekrutmen, pengembangan karier, atau penempatan karyawan.

Setelah tujuan ditetapkan, langkah berikutnya adalah memilih jenis tes yang paling relevan, seperti tes kognitif, kepribadian, atau kemampuan sosial, tergantung pada apa yang ingin diukur.

Jika tujuan tes adalah untuk menilai kemampuan berpikir kritis calon manajer, tes kognitif mungkin dipilih. Jika tujuannya untuk memahami kecocokan budaya kandidat, maka tes kepribadian lebih sesuai.

2. Pelaksanaan

Tahap pelaksanaan melibatkan administrasi tes kepada kandidat atau karyawan. Tes ini bisa dilakukan secara manual (kertas dan pensil) atau melalui platform digital, tergantung pada jenis tes dan preferensi perusahaan.

Pada tahap ini, penting untuk memastikan bahwa semua peserta memahami instruksi dengan jelas dan bahwa kondisi pelaksanaan tes adalah konsisten untuk semua peserta agar hasilnya dapat diandalkan.

Sebuah perusahaan mungkin menggunakan software online untuk menjalankan tes kepribadian, memungkinkan kandidat untuk menyelesaikan tes dari jarak jauh. Pengaturan waktu dan lingkungan yang tenang juga disiapkan untuk menghindari gangguan selama proses tes.

3. Pengolahan Hasil

Setelah tes selesai dilaksanakan, tahap berikutnya adalah pengolahan hasil. Hasil tes dikumpulkan dan dianalisis menggunakan metode statistik atau software khusus.

Pengolahan ini bertujuan untuk menghasilkan data yang dapat diinterpretasikan secara akurat. Software analisis sering digunakan untuk mengotomatisasi proses ini, terutama untuk tes yang melibatkan sejumlah besar data, seperti tes kognitif atau tes kepribadian.

Setelah kandidat menyelesaikan tes kepribadian online, hasilnya diolah oleh sistem yang menghasilkan laporan profil kepribadian lengkap dengan skor di berbagai dimensi kepribadian.

4. Interpretasi

Pada tahap interpretasi, hasil tes yang telah diolah kemudian dianalisis lebih lanjut untuk menyusun laporan dan memberikan rekomendasi. Ini melibatkan pengkajian hasil tes dalam konteks tujuan awal yang telah ditetapkan pada tahap persiapan.

Psikolog atau profesional HR akan menafsirkan data untuk memberikan wawasan tentang potensi, karakteristik, dan kemampuan kandidat atau karyawan, serta menyarankan langkah-langkah selanjutnya.

Jika tes menunjukkan bahwa seorang kandidat memiliki kemampuan kepemimpinan yang kuat namun memerlukan pengembangan lebih lanjut dalam manajemen stres, rekomendasi mungkin termasuk penempatan dalam program pelatihan manajemen atau coaching.

5. Feedback

Tahap terakhir adalah memberikan umpan balik kepada kandidat atau karyawan mengenai hasil tes. Feedback ini harus disampaikan dengan cara yang konstruktif dan jelas, sehingga individu memahami hasil tes dan bagaimana hal itu dapat mempengaruhi karier mereka.

Dalam banyak kasus, feedback juga termasuk diskusi mengenai langkah-langkah pengembangan lebih lanjut atau peluang yang mungkin ada berdasarkan hasil tes.

Seorang kandidat yang telah menjalani tes kemampuan sosial mungkin menerima umpan balik yang menunjukkan kekuatan mereka dalam bekerja sama dengan orang lain, tetapi juga menyoroti area yang memerlukan peningkatan, seperti komunikasi dalam situasi konflik.

Umpan balik ini dapat membantu mereka mempersiapkan diri lebih baik untuk peran yang mereka lamar atau mengembangkan keterampilan yang diperlukan untuk kemajuan karier.

Baca juga: Assessment for Learning: Definisi, Proses, dan Contohnya

Manfaat Tes Psikologi bagi Perusahaan

Berikut adalah penjelasan mengenai manfaat diadakannya tes psikologi bagi perusahaan.

Peningkatan Efektivitas Rekrutmen

Tes psikologi membantu perusahaan dalam memilih kandidat yang paling sesuai dengan budaya dan kebutuhan perusahaan.

Dengan mengukur aspek-aspek seperti kepribadian, kemampuan kognitif, dan keterampilan sosial, perusahaan dapat mengidentifikasi kandidat yang tidak hanya memiliki keterampilan yang diperlukan, tetapi juga cocok dengan nilai-nilai dan dinamika kerja di perusahaan.

Hal ini meningkatkan kemungkinan keberhasilan jangka panjang kandidat dalam peran yang ditawarkan.

Perusahaan yang mencari kandidat untuk peran manajerial dapat menggunakan tes kepribadian untuk menilai kecocokan dengan budaya kepemimpinan perusahaan, sehingga memilih individu yang memiliki gaya kepemimpinan yang sejalan dengan nilai-nilai organisasi.

Mengurangi Turnover Karyawan

Penempatan karyawan yang tepat berdasarkan hasil tes psikologi dapat secara signifikan mengurangi tingkat turnover. Ketika karyawan ditempatkan dalam posisi yang sesuai dengan kemampuan, kepribadian, dan minat mereka, mereka cenderung merasa lebih puas dan berkomitmen pada pekerjaan mereka. I

Hal ini mengurangi kemungkinan mereka meninggalkan perusahaan dalam jangka pendek.

Tes minat dan bakat dapat membantu mengarahkan karyawan ke posisi yang lebih sesuai dengan preferensi dan keterampilan mereka, sehingga meningkatkan retensi karyawan dan mengurangi biaya yang terkait dengan turnover tinggi.

Meningkatkan Produktivitas

Karyawan yang ditempatkan sesuai dengan bakat dan minatnya cenderung lebih produktif. Tes psikologi memungkinkan perusahaan untuk memahami kekuatan dan kelemahan individu sehingga mereka dapat ditempatkan dalam peran di mana mereka dapat memberikan kontribusi maksimal.

Dengan demikian, produktivitas tim dan organisasi secara keseluruhan dapat meningkat.

Misal, seorang karyawan yang memiliki bakat dalam analisis data dan ditempatkan dalam peran yang memerlukan keterampilan ini akan lebih produktif dibandingkan jika ditempatkan dalam posisi yang tidak memanfaatkan kekuatan tersebut.

Identifikasi Kebutuhan Pelatihan dan Pengembangan

Hasil tes psikologi dapat digunakan untuk mengidentifikasi area di mana karyawan memerlukan pelatihan atau pengembangan lebih lanjut.

Dengan memahami kemampuan dan kelemahan individu, perusahaan dapat merancang program pelatihan yang spesifik dan efektif, yang akan membantu karyawan mencapai potensi penuh mereka dan mendukung tujuan bisnis.

Jika hasil tes menunjukkan bahwa seorang karyawan memiliki potensi kepemimpinan tetapi kurang dalam manajemen waktu, perusahaan dapat menyediakan pelatihan khusus untuk mengembangkan keterampilan ini.

Menciptakan Lingkungan Kerja yang Seimbang

Dengan memahami kepribadian dan keterampilan sosial karyawan, perusahaan dapat menciptakan tim yang lebih harmonis dan produktif. Tes psikologi membantu dalam menyusun tim yang memiliki kombinasi keterampilan dan kepribadian yang saling melengkapi, sehingga mengurangi konflik internal dan meningkatkan kolaborasi.

Dalam tim proyek, memahami dinamika kepribadian anggota tim dapat membantu manajer menyeimbangkan peran dan tanggung jawab, serta memfasilitasi komunikasi yang lebih efektif dan produktif.

Itu tadi penjelasan lengkap mengenai tes psikologi. Tes ini menawarkan berbagai manfaat bagi perusahaan, termasuk peningkatan efektivitas rekrutmen, pengurangan turnover, peningkatan produktivitas, identifikasi kebutuhan pelatihan, dan penciptaan lingkungan kerja yang seimbang.

Dengan menerapkan tes psikologi, perusahaan dapat membuat keputusan yang lebih baik dalam pengelolaan sumber daya manusia, yang pada akhirnya mendukung keberhasilan bisnis secara keseluruhan.

Kemudian untuk membantu Anda dalam melaksanakan proses rekrutmen yang lebih efisien, Anda bisa menggunakan fitur Rekrutmen dalam software HRIS Mekari Talenta.

Mekari Talenta memiliki fitur rekrutmen lengkap yang prosesnya terintegrasi mulai dari posting lowongan pekerjaan, memiliki halaman rekrutmen untuk masing-masing perusahaan, pemantauan proses tahapan rekrutmen untuk masing-masing kandidat, hingga onboarding karyawan.

Tertarik menggunakan Mekari Talenta? Diskusikan kebutuhan Anda bersama tim sales kami dan coba gratis demo aplikasinya sekarang juga.

Referensi:

American Psychological Association: “Understanding psychology testing and assessment”

Image
Jordhi Farhansyah
Penulis yang selama 2 tahun terakhir fokus memproduksi konten seputar HR dan bisnis. Selain menulis, sehari-hari Jordhi juga aktif merawat hobinya di bidang fotografi analog.
WhatsApp Hubungi sales