4 Info Penting dari Keterangan Hobi di CV Pelamar Kerja

Tayang
Diperbarui
Di tulis oleh:
Mekari Talenta
Ervina Lutfi

Curriculum Vitae (CV) bukan sekadar daftar riwayat hidup yang memuat nama, alamat, riwayat pendidikan, serta pengalaman kerja. Dalam praktik rekrutmen modern, CV kini juga berperan sebagai cerminan kepribadian calon karyawan. Salah satu elemen yang semakin diperhatikan oleh perekrut adalah keterangan mengenai hobi atau minat pribadi. Meski terlihat sederhana, informasi ini ternyata menyimpan makna yang jauh lebih dalam dari sekadar kegiatan pengisi waktu luang.

Informasi mengenai hobi memiliki nilai strategis dalam membantu proses seleksi, terutama ketika perusahaan ingin menggali aspek soft skill, potensi kerja tim, gaya komunikasi, hingga dedikasi seorang pelamar terhadap tanggung jawab. Artikel di Mekari Talenta ini akan membahas secara mendalam mengenai empat informasi penting yang bisa diperoleh dari keterangan hobi di dalam CV, dan mengapa data tersebut layak mendapatkan perhatian khusus dalam proses rekrutmen.

Kepribadian Calon Karyawan Dapat Diidentifikasi Melalui Hobi yang Dicantumkan

Hobi bukan hanya sekadar kegiatan yang dilakukan untuk mengisi waktu luang. Dalam konteks dunia kerja, hobi dapat menjadi indikator kepribadian seseorang. Ketika seorang pelamar mencantumkan hobi dalam CV-nya, ia sebenarnya secara tidak langsung menunjukkan aspek karakter yang dimilikinya. Misalnya, seseorang yang gemar membaca buku kemungkinan memiliki karakter yang tenang, analitis, dan introspektif. Sebaliknya, mereka yang menyukai kegiatan mendaki gunung atau berpetualang bisa menunjukkan bahwa dirinya adalah pribadi yang suka tantangan dan memiliki daya tahan tinggi dalam menghadapi kesulitan.

Bagi perekrut, informasi ini sangat berharga dalam memahami apakah kepribadian pelamar selaras dengan nilai-nilai perusahaan. Misalnya, perusahaan start-up dengan kultur dinamis dan serba cepat mungkin lebih menyukai kandidat yang memiliki hobi aktif dan kreatif seperti membuat konten digital, mengikuti komunitas teknologi, atau berpartisipasi dalam hackathon. Sebaliknya, untuk posisi yang memerlukan ketelitian seperti akuntan atau analis data, hobi seperti catur, membaca literatur keuangan, atau menulis artikel ilmiah bisa menjadi sinyal positif.

Namun, penting untuk dicatat bahwa penilaian terhadap hobi harus dilakukan secara bijak dan tidak berdasarkan stereotip semata. Wawancara lanjutan tetap diperlukan untuk memastikan apakah kepribadian yang ditampilkan dalam hobi tersebut memang mencerminkan karakter asli pelamar dalam dunia kerja sehari-hari.

Baca juga: Perbedaan Passion dan Hobi yang Harus Anda Ketahui

Pentingnya Membuat CV Menarik & Komponen yang Harus Ada Didalamnya

Konsistensi Hobi Menggambarkan Komitmen dan Dedikasi terhadap Tujuan

Salah satu hal yang seringkali luput dari perhatian adalah bahwa konsistensi dalam menjalani hobi dapat menunjukkan seberapa besar komitmen dan dedikasi seseorang terhadap suatu tujuan. Seorang kandidat yang mencantumkan hobi yang sudah dijalani bertahun-tahun tanpa banyak perubahan dapat dinilai sebagai individu yang gigih dan mampu mempertahankan ketekunan terhadap sesuatu yang ia mulai.

Hal ini sangat relevan dalam konteks dunia kerja, di mana perusahaan membutuhkan karyawan yang tidak mudah menyerah dan dapat diandalkan dalam jangka panjang. Sebagai contoh, seorang pelamar yang menekuni hobi fotografi sejak masa sekolah, mengikuti komunitas fotografi, bahkan pernah menjadi kontributor majalah foto, menunjukkan bahwa ia memiliki semangat belajar yang tinggi, serta mampu mempertahankan passion dalam jangka panjang. Dalam konteks ini, komitmen terhadap hobi menjadi refleksi dari konsistensi kerja.

Tidak hanya itu, jika hobi yang dicantumkan bersifat kolaboratif, seperti bermain musik dalam grup band atau mengikuti kegiatan sosial secara rutin, maka ini juga bisa menjadi indikator positif terkait loyalitas terhadap tim, kemampuan bekerjasama, dan tanggung jawab kolektif. Dengan demikian, konsistensi dalam hobi memberikan data tambahan yang sangat berharga dalam menilai kesesuaian pelamar terhadap posisi tertentu di perusahaan.

Hobi sebagai Indikator Soft Skill: Komunikasi, Kepemimpinan, dan Adaptabilitas

Dalam dunia kerja modern, keterampilan teknis saja tidak cukup. Soft skill seperti kemampuan berkomunikasi, beradaptasi, berpikir kritis, hingga kemampuan memimpin sangat menentukan keberhasilan seseorang dalam sebuah organisasi. Yang menarik, banyak soft skill ini justru dapat digali secara lebih otentik dari aktivitas hobi.

Sebagai contoh, seseorang yang aktif dalam komunitas olahraga atau organisasi sosial kemungkinan besar memiliki kemampuan bekerja dalam tim dan membangun relasi interpersonal yang baik. Jika ia menjadi koordinator acara dalam komunitas tersebut, maka ada indikasi bahwa ia juga memiliki kemampuan manajerial dan kepemimpinan yang patut dipertimbangkan. Begitu pula dengan pelamar yang menekuni dunia tulis-menulis atau debat—kegiatan ini menunjukkan kemampuannya dalam menyampaikan ide secara terstruktur, berpikir logis, dan mempertahankan pendapat dengan cara yang tepat.

Di sisi lain, hobi seperti menggambar, melukis, atau membuat kerajinan tangan juga bisa menunjukkan tingkat kreativitas yang tinggi, kemampuan berpikir out of the box, serta kesabaran dan ketekunan. Hobi-hobi tersebut, jika relevan dengan posisi yang dilamar, bisa menjadi nilai tambah yang membedakan satu kandidat dari kandidat lainnya.

Oleh karena itu, saat menilai CV, perekrut disarankan untuk tidak sekadar melihat hobi sebagai informasi tambahan belaka. Justru dari sinilah kita bisa menggali potensi tersembunyi yang bisa menjadi aset penting bagi tim dan perusahaan.

Hobi yang Mengganggu Produktivitas: Waspadai Sinyal Negatif

Meski pada umumnya hobi memberikan informasi positif, bukan berarti semua hobi membawa dampak yang sama. Ada kalanya hobi justru bisa menjadi sinyal peringatan apabila pelamar tampak terlalu terobsesi atau menunjukkan bahwa kegiatan tersebut berpotensi mengganggu tanggung jawab pekerjaan.

Misalnya, jika seseorang mencantumkan bahwa ia gemar bermain game online dan memiliki catatan waktu bermain yang intens setiap hari, ini bisa menjadi pertimbangan bagi perusahaan untuk mengklarifikasi lebih lanjut. Apakah waktu bermain tersebut seimbang dengan tanggung jawab profesionalnya? Apakah ia memiliki kemampuan manajemen waktu yang baik atau justru mudah terdistraksi oleh hiburan?

Begitu pula dengan hobi yang memerlukan waktu dan energi besar seperti traveling jangka panjang atau aktivitas yang melibatkan jadwal tidak menentu. Meski tidak selalu negatif, informasi ini perlu dicermati terutama jika pekerjaan yang dilamar membutuhkan kehadiran rutin di kantor atau memiliki tenggat waktu yang ketat.

Penting bagi perekrut untuk menggali lebih dalam melalui wawancara dan mengamati bagaimana pelamar membicarakan hobinya. Jika tampak bahwa hobi tersebut sudah menjadi prioritas utama dan pekerjaan dianggap sebagai hal sekunder, maka perlu dipertimbangkan ulang kecocokan kandidat dengan tanggung jawab posisi yang ditawarkan.

Baca juga: 10 Informasi Tak Relevan yang Tak Perlu Anda Masukan di CV

Kesimpulan: Jadikan Informasi Hobi sebagai Alat Bantu Rekrutmen yang Strategis

Dalam dunia rekrutmen yang semakin kompleks dan kompetitif, memahami calon karyawan secara menyeluruh menjadi sangat penting. Informasi mengenai hobi, meskipun sering dianggap sebagai elemen pelengkap dalam CV, ternyata mampu menyampaikan pesan yang kuat mengenai kepribadian, dedikasi, soft skill, dan bahkan potensi risiko seorang pelamar.

Keempat poin utama yang dibahas—yakni pengenalan kepribadian, indikator dedikasi, pengukuran soft skill, serta potensi dampak hobi terhadap produktivitas kerja—memberikan gambaran bahwa bagian ini tidak boleh diabaikan. Namun, tentu saja, penilaian akhir harus tetap menyeluruh dan tidak hanya berdasarkan satu elemen saja. Wawancara, tes kompetensi, dan referensi tetap menjadi faktor penting dalam keputusan perekrutan.

Dengan memanfaatkan informasi hobi secara cerdas dan profesional, perekrut tidak hanya bisa mendapatkan kandidat yang berkualitas dari sisi teknis, tetapi juga dari sisi karakter dan kompatibilitas budaya kerja. Maka dari itu, mulai sekarang, jangan sepelekan informasi hobi dalam CV—karena dari sanalah Anda bisa mengenali permata tersembunyi yang mungkin selama ini tidak terlihat.

Itulah beberapa informasi penting yang bisa Anda dapat dari keterangan hobi yang dicantumkan sang calon karyawan di halaman CV-nya.

Semoga informasi ini dapat membantu Anda mendapatkan kandidat karyawan terbaik untuk perusahaan. Jika membutuhkan sistem absensi online terbaik, sebaiknya gunakan Mekari Talenta.

Image
Ervina Lutfi Penulis
Product manager sekaligus penulis konten profesional yang rutin membahas topik HR, bisnis, dan digital marketing. Gaya penulisan yang terstruktur dan informatif memudahkan pembaca memahami strategi bisnis dan pengelolaan sumber daya manusia.
WhatsApp Hubungi sales