Bukan hanya terkait ketahanan bisnis UMKM namun ketahanan sumber daya manusia. bagaimana absensi online dapat membantu UMKM? Blog Mekari Talenta akan membahasnya disini. Usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM)Â seperti yang diketahui menjadi salah satu penopang perekonomian negara.
Saat ini banyak UMKM yang sudah beralih digital misalnya saja pada proses pemasaran. Namun kebanyakan UMKM belum sadar betapa pentingnya juga beralih digital pada sektor sumber daya manusia salah satunya menggunakan aplikasi absensi online dari Mekari Talenta.
Usaha Mikro, kecil dan Menengah atau UMKM sendiri berdasarkan Undang-undang No. 20 Tahun 2008 adalah usaha yang memiliki penghasilan paling banyak sebesar Rp. 50.000.000.000 per-tahunnya. Masing-masing usaha mikro Rp 300.000.000 per-tahun, kecil sebesar Rp. 2,5.000.000.000 per-tahun dan menengah Rp. 50.000.000.000 per-tahun.
Permasalahan yang sering terjadi pada UMKM dalam mengelola karyawan adalah surveillance. Banyak UMKM yang memiliki banyak lokasi bisnis misalnya saja gudang, produksi, gerai, outlet, atau bahkan shift kerja karyawan namun tidak tahu bagaimana mengaturnya dengan mudah.
Sehingga seringkali pelaku UMKM mendapati adanya penurunan produksi. Bahkan, pelaku UMKM cenderung abai terhadap karyawannya karena dianggap low-educated atau dari kalangan masyarakat sendiri. Padahal meski demikian, pelaku UMKM tetap harus berlaku secara adil dan terbuka pada setiap karyawannya.
Tanpa menggunakan aplikasi absensi, pelaku UMKM akan terus terjebak pada lingkar masalah yang sama yakni sulitnya membuat tata kelola karyawan yang efisien.
Sulitnya Pantau Karyawan Cabang Usaha
Seperti yang dikatakan sebelumnya, banyak pelaku UMKM memiliki cabang usaha yang terpisah-pisah seperti unit gudang inventaris, unit produksi, bahkan outlet usaha. Seringkali pelaku UKM menemui masalah terkait pemantauan karyawan di masing-masing unit cabang tersebut. Bahkan bisa saja para karyawannya melakukan kecurangan absensi karena merasa tidak dipantau.
Saat ini, kebanyakan pelaku UMKM memantau unit cabang hanya dengan menggunakan mesin absen manual berupa absen kertas saja. Atau kunjungan tiap hari untuk memantau kondisi dan siapa saja yang bertanggung jawab atas aktivitas yang sedang dilakukan pada hari itu.
Berbeda jika menggunakan absen digital atau online, Anda sebagai pelaku UMKM tidak perlu melakukan pencatatan absen menggunakan kertas yang rawan rusak dan mudah dimanipulasi. Ataupun harus dengan cara memasukan data karyawan ke fingerprint. Dengan aplikasi absensi, Anda dapat memantau siapa saja yang hadir pada masing-masing unit cabang secara real-time atau persis pada hari itu juga.
Selain itu, Anda tidak perlu khawatir tentang manipulasi data. Karena dengan absensi online, data yang tersimpan selalu diperbarui dan tersimpan dengan aman dalam server internet. Anda juga tidak perlu mengunjungi satu-per-satu unit cabang usaha Anda. Dengan menggunakan absensi online, Anda dapat memantau dan memberlakukan kebijakan absensi ke seluruh unit cabang hanya dengan satu akun.
Baca juga:Â 5 Tips Memilih Software Absensi Online
Terlalu Fleksibel = Over Exploitation
Memang, fleksibilitas kerja dapat membantu meningkatkan produktivitas, namun jika terlalu fleksibel, perusahaan memiliki kecenderungan adanya eksploitasi berlebih karyawan. Hal ini sering dilakukan oleh UMKM yang menerapkan aturan jam kerja yang terlalu fleksibel.
Misalnya beberapa pelaku UMKM tidak menerapkan kebijakan jam masuk dan jam pulang dan juga tidak dilengkapi dengan sistem absensi dengan dalih terlalu ribet dan mengganggu fokus usaha. Padahal sejatinya, pelaku UMKM harus juga memikirkan keleluasaan kerja karyawan dengan sistem, bukan tanpa sistem.
Banyak keluhan yang terlontar dari beberapa karyawan UMKM misalnya tidak ada jam ketentuan pulang yang baku, sering menginap di tempat kerja, kerja lembur hingga pagi tidak dibayar sebagai hak lembur. Hal ini selain karena kurangnya sistem, kebanyakan dari mereka kurang memahami aturan perundang-undangan tenaga kerja.
Jika memang mengelola absensi dianggap tidak praktis, Anda dapat menggunakan sistem absensi online. Karena ketika menggunakan absensi online, cara merekap absen dapat dengan mudah karena data absensi langsung terekam secara otomatis.
Selain itu dengan menggunakan aplikasi absensi karyawan, Anda dapat menentukan jam kerja secara mandiri sesuai kebutuhan operasional. Jika Anda sebagai pelaku UMKM memahami masalah yang sering dihadapi UMKM tanpa absensi online, setidaknya bisnis yang Anda jalankan akan seimbang, baik secara input maupun output. Bukan hanya keuntungan yang lebih baik saja bahkan citra usaha Anda di lingkungan sekitar.
Baca Juga: Kenapa UMKM Harus Mulai Menggunakan Absen Online?
Gunakan Aplikasi Mekari Talenta Untuk Solusi Absensi Usaha UMKM Anda
Bingung mencari software absensi sekaligus payroll? Mekari Talenta bisa menjadi solusi Anda untuk itu. Fitur lengkap Mekari Talenta akan membantu Anda terutama pelaku UMKM dalam mengelola karyawan yang lebih baik.
Tertarik untuk mencoba? Isi formulir ini untuk jadwalkan demo Mekari Talenta dengan sales kami dan konsultasikan masalah HR Anda kepada kami! Anda juga bisa coba gratis Mekari Talenta sekarang dengan klik gambar di bawah ini.
Baca Juga: Membangun Struktur Organisasi UMKM yang Efektif
Permasalahan Lain UMKM di Indonesia dan Solusi untuk Mengatasinya
Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) memiliki peran vital dalam perekonomian Indonesia. Meski demikian, sektor ini sering kali menghadapi berbagai tantangan yang menghambat pertumbuhan dan keberlanjutan usaha. Artikel ini membahas beberapa permasalahan utama yang sering dihadapi oleh UMKM di Indonesia serta solusi untuk mengatasinya.
1. Keterbatasan Modal: Tantangan Klasik UMKM
Keterbatasan modal merupakan permasalahan klasik yang sering dihadapi oleh pelaku UMKM di Indonesia. Banyak pelaku UMKM memiliki ide bisnis yang inovatif, namun kesulitan dalam mengembangkan usahanya karena kurangnya modal tambahan.
Penyebab Terbatasnya Akses Modal
Salah satu penyebab utama keterbatasan modal adalah sulitnya memenuhi persyaratan dari lembaga keuangan konvensional. Banyak UMKM yang tidak memiliki dokumen legalitas lengkap atau jaminan aset yang diperlukan untuk mendapatkan pinjaman.
Solusi: Teknologi Finansial dan Crowdfunding
Perkembangan teknologi finansial (fintech) membuka peluang baru bagi UMKM untuk mendapatkan modal tambahan. Salah satunya adalah melalui platform crowdfunding, yang memungkinkan pelaku usaha mendapatkan dana dari masyarakat umum. Ada dua jenis utama crowdfunding:
- Reward-based crowdfunding: Pelaku UMKM memberikan imbalan non-finansial kepada pemberi dana.
- Equity-based crowdfunding: Pemberi dana mendapatkan saham dan keuntungan dari usaha yang mereka dukung.
Agar lebih aman, pelaku UMKM harus memilih platform crowdfunding yang sudah terdaftar di Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk memastikan kepatuhan terhadap regulasi.
Baca Juga: Peran Penting UMKM dalam Sektor Ekonomi Adalah Berikut
2. Kurangnya Legalitas dan Perizinan Usaha
Banyak UMKM di Indonesia belum memiliki legalitas usaha yang jelas. Hal ini tidak hanya menghambat akses mereka ke modal, tetapi juga mengurangi kredibilitas mereka di mata mitra bisnis dan konsumen.
Pentingnya Legalitas untuk UMKM
Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP) adalah salah satu dokumen penting yang menunjukkan legalitas usaha. Dengan memiliki SIUP, UMKM dapat menunjukkan bahwa bisnis mereka sah dan diakui pemerintah.
Cara Mendapatkan SIUP
Pelaku UMKM dapat mengajukan SIUP secara online melalui situs Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (Dinas PM & PTSP) atau secara offline di kantor Dinas Perindustrian dan Perdagangan setempat. Proses ini tidak dipungut biaya, sehingga tidak ada alasan bagi pelaku UMKM untuk tidak mengurus legalitas usaha mereka.
3. Rendahnya Kesadaran Membayar Pajak
Meski memiliki jumlah yang signifikan, hanya sebagian kecil pelaku UMKM yang taat melaporkan pajaknya. Padahal, keterlambatan pembayaran pajak dapat mengakibatkan sanksi yang memberatkan keuangan usaha.
Kebijakan Pemerintah untuk Meringankan Beban Pajak UMKM
Pemerintah telah menurunkan tarif Pajak Penghasilan (PPh) Final untuk UMKM dari 1% menjadi 0,5% melalui Peraturan Pemerintah No. 23 Tahun 2018. Kebijakan ini bertujuan mendorong kepatuhan pajak sekaligus memberikan ruang bagi UMKM untuk berkembang.
Solusi: Edukasi dan Digitalisasi Pajak
Pelaku UMKM perlu mendapatkan edukasi tentang cara menghitung dan membayar pajak. Penggunaan aplikasi pajak juga dapat membantu pelaku UMKM menghitung dan membayar pajak secara otomatis, mengurangi risiko keterlambatan dan kesalahan.
4. Kurangnya Inovasi dalam Produk dan Layanan
Minimnya inovasi menjadi salah satu alasan banyak UMKM gagal bertahan dalam persaingan pasar. Produk atau layanan yang tidak memiliki nilai tambah cenderung kalah bersaing, terutama dengan produk luar negeri yang lebih unggul dalam kualitas dan harga.
Pentingnya Inovasi bagi UMKM
Inovasi memungkinkan UMKM untuk menciptakan produk atau layanan yang unik dan relevan dengan kebutuhan pasar. Dengan melakukan riset pasar dan mengikuti tren konsumen, UMKM dapat menawarkan sesuatu yang berbeda dan bernilai.
Solusi: Pelatihan dan Riset
Pelaku UMKM perlu memanfaatkan program pelatihan atau workshop untuk meningkatkan keterampilan mereka. Selain itu, melakukan riset pasar secara berkala dapat membantu mereka memahami kebutuhan konsumen dan mengembangkan produk yang sesuai.
5. Gagap Teknologi: Hambatan Menuju Ekonomi Digital
Kemajuan teknologi menawarkan peluang besar bagi UMKM untuk berkembang, tetapi tidak semua pelaku UMKM mampu memanfaatkannya. Masih banyak yang gagap teknologi, sehingga sulit untuk bersaing di era digital.
Dampak Gagap Teknologi bagi UMKM
Keterbatasan teknologi membuat UMKM sulit memanfaatkan platform digital untuk pemasaran, pembukuan, dan pembayaran. Akibatnya, mereka kehilangan peluang untuk menjangkau pasar yang lebih luas dan meningkatkan efisiensi operasional.
Solusi: Edukasi Teknologi dan Kolaborasi Antar Generasi
Pelaku UMKM yang lebih muda dapat memberikan edukasi kepada generasi yang lebih tua tentang manfaat teknologi dalam bisnis. Selain itu, pemerintah dan pihak swasta dapat menyediakan program pelatihan teknologi untuk membantu UMKM beradaptasi dengan ekonomi digital.
Dengan mengatasi berbagai permasalahan ini, UMKM di Indonesia dapat meningkatkan daya saing mereka di pasar lokal maupun internasional. Solusi yang ditawarkan—mulai dari akses modal, legalitas, inovasi, hingga digitalisasi—dapat membantu UMKM menghadapi tantangan dengan lebih percaya diri dan menciptakan peluang pertumbuhan yang berkelanjutan.