Employee life cycle adalah bagian dari pengelolaan karyawan di perusahaan yang terdiri dari berbagai tahapan. Dengan memahaminya dan mengetahui bagaimana berinteraksi dengan orang pada masing-masing siklus akan membuat Anda mendapatkan talenta yang tepat untuk kebutuhan bisnis, meningkatkan employee experience, dan meningkatkan produktivitas.
Melalui artikel ini, Mekari Talenta akan membahas tujuh siklus penting dalam proses employee life cycle dan memastikan Anda bagaimana karyawan bisa mendapatkan pengalaman yang baik di masing-masing siklus tersebut.
Apa itu employee life cycle?
Employee life cycle sendiri meng-cover keseluruhan hubungan antara karyawan dengan perusahaan tempat mereka bekerja. Dengan kata lain, masing-masing siklus menjabarkan apa yang harus karyawan lewati, mulai dari mereka direkrut hingga mereka meninggalkan perusahaan.
Ketujuh siklus tersebut adalah sebagai berikut:
- Attraction
- Recruitment
- Onboarding
- Retention
- Development
- Offboarding
- Happy leavers
Siklus ini akan membantu Anda dalam memvisualisasikan seperti apa hubungan antar karyawan dengan perusahaan Anda.
Hal ini juga dapat memastikan Anda sudah memasukkan semua aspek yang Anda butuh siapkan agar karyawan merasa betah, produktif, dan bahagia dalam bekerja.
Semua perasaan yang mereka hadapi dan observasi di dalam masing-masing siklus tersebut juga dapat terangkum sebagai employee experience.
Dengan memahami bagaimana model siklus ini bekerja di perusahaan, akan memudahkan Anda untuk membuat keputusan yang dapat menguntungkan kedua belah pihak.
Pentingnya mengelola employee life cycle
Ada tiga hal utama yang menjadi alasan kenapa mengelola employee life cycle sangat penting. Berikut adalah beberapa di antaranya.
Meningkatkan employee experience
Memantau berbagai tahapan dari employee life cycle akan memastikan Anda memberikan pengalaman yang lebih baik pada karyawan, baik itu sebelum, saat, atau setelah mereka bekerja di perusahaan Anda.
Anda perlu menyediakan berbagai kebutuhan talenta yang berbeda di setiap fase tahapannya.
Sebagai contoh, ketika ada karyawan baru dengan antusiasme tinggi tapi memiliki sedikit pengetahuan tentang pekerjaan barunya, mereka butuh dukungan dari Anda.
Dukungan yang dibutuhkan berupa bagaimana cara menyelesaikan pekerjaan baru tersebut sekaligus menunjukkan nilai dan perilaku yang diharapkan perusahaan.
Kebutuhan ini tentu akan berbeda dengan karyawan senior yang sudah ahli di pekerjaan sebagai kontributor individu, namun kurang dalam hal memimpin sebuah tim.
Ketika perusahaan sudah memahami bahwa kebutuhan akan senantiasa berubah dan tiap individu punya kebutuhan dukungan yang berbeda berdasarkan keahlian dan pengalaman, maka perusahaan dapat fokus pada bagaimana membuat strategi pengembangan yang dapat memenuhi itu semua.
Maka dari itu, pengelolaan employee life cycle akan membantu Anda memahami bagaimana perasaan karyawan Anda terhadap pekerjaan dan perusahaan tempat mereka bekerja.
Meningkatkan produktivitas dan performa perusahaan
Memahami tiap siklus yang berbeda dari employee life cycle memungkinkan Anda untuk membuat perubahan yang bisa meningkatkan produktivitas dan juga performa perusahaan secara menyeluruh.
Hal ini dapat membantu Anda mengidentifikasi bagaimana Anda dapat memotivasi karyawan, baik itu melalui kompensasi, pelatihan karyawan, atau program-program lainnya.
Bahkan menurut riset, perusahaan yang memiliki employee experience yang baik dapat meningkatkan keuntungan hingga lebih dari 50 persen. Ini akrena karyawan yang merasa bahagia dan lebih terlibat, akan menunjukkan performa yang lebih baik sehingga makin produktif.
Retensi karyawan
Strategi employee life cycle yang didesain dengan baik dapat membantu meretensi karyawan lebih lama. Sebuah riset dari Brandon Hall Group mengatakan bahwa memperkuat tahapan onboarding dari employee life cycle bisa meningkatkan retensi karyawan baru sebesar 82 persen.
Senantiasi meningkatkan proses employee life cycle akan dapat menurunkan tingkat turnover secara umum karena karyawan dapat merasa lebih engage dan dihargai.
Hal itu juga membuat HR dapat mempredeksi kapan kemungkinan karyawan akan resign sehingga Anda bisa memikirkan langkah yang tepat untuk mencegahnya sebelum terjadi.
Beberapa tahapan employee life cycle
Tahapan employee life cycle yang umum terdiri dari tujuh tahapan, dimulai dari menarik minat kandidat hingga mereka meninggalkan perusahaan.
Memastikan setiap tahap dapat dijalankan dengan baik adalah hal yang wajib dilakukan perusahaan. Berikut adalah penjelasannya.
Attraction
Fase attraction dalam employee life cycle adalah saat Anda berusaha menarik calon karyawan yang tertarik pada lowongan pekerjaan, perusahaan, dan misi perusahaan Anda. Anda dapat sangat memengaruhi ketertarikan calon karyawan tentang perusahaan Anda dengan cara Anda berkomunikasi.
Bahkan, 3 dari 4 pencari kerja cenderung melamar pekerjaan jika perusahaan tersebut secara aktif meningkatkan citra perusahaan mereka.
Yang terbaik adalah mempertimbangkan seberapa positif brand bisnis Anda di mata calon kandidat dan bagaimana itu membantu mereka memahami seperti apa bekerja di perusahaan Anda.
Anda perlu tahu seperti apa calon karyawan yang ingin Anda tarik. Kemdian berdasarkan itu, Anda perlu menyusun strategi dan menggunakan saluran yang akan menarik minat mereka.
Sebagai contoh, beberapa tahun lalu startup-startup di Indonesia seperti Shopee berusaha meningkatkan citra bahwa lingkungan kerja mereka sangat nyaman, mulai dari menyediakan suasana kerja yang dinamis hingga camilan gratis.
Taktik ini cukup berhasil untuk para kandidat hingga yang berhasil direkrut. Banyak karyawan-karyawan muda yang sudah diterima menampilkan kenyamanan kantor Shopee di akun media sosial seperti TikTok.
Strategi pemasaran seperti segmentasi audiens target, pemanfaatan pemasaran kinerja, dan pendekatan multi-saluran untuk mencapai audiens semuanya berguna dalam tahap daya tarik dalam model siklus hidup karyawan.
Pada akhirnya, ini tentang menciptakan budaya yang menarik orang yang tepat dan membantu mereka terlibat dalam pekerjaan mereka sehingga mereka bisa tampil sebaik mungkin saat bekerja untuk Anda.
Untuk merangkum poin-poin terpenting dalam fase attraction:
- Tentukan bagaimana strategi komunikasi perusahaan sebagai brand kepada calon karyawan.
- Tampilkan citra brand dan halaman karier yang kuat yang berbicara tentang keinginan dan kebutuhan target Anda.
- Ciptakan budaya yang menarik bakat terbaik, dan tunjukkan itu dalam komunikasi brand perusahaan Anda.
Recruitment
Rekrutmen adalah tahap kedua dalam employee life cycle. Rekrutmen sendiri adalah tentang menemukan orang yang tepat untuk bergabung dengan tim Anda sambil memberikan pengalaman yang baik, mulai dari pencarian lowongan pekerjaan hingga menerima tawaran Anda.
Berikut adalah beberapa poin yang dapat Anda lakukan untuk mengoptimalkan fase ini:
Posting lowongan pekerjaan
Salah satu kunci keberhasilan rekrutmen adalah memahami jenis kandidat yang Anda inginkan, kemudian menyesuaikan lowongan pekerjaan Anda dengan kebutuhan dan preferensi mereka.
Tergantung pada target audiens, format dan gaya iklan pekerjaan Anda mungkin berbeda. Jika Anda ingin menarik kandidat tingkat masuk melalui media sosial, iklan Anda tidak akan terlihat sama dengan ketika fokus Anda pada kandidat tingkat senior.
Pastikan untuk fokus pada tanggung jawab, peluang, dan karakteristik kandidat ideal Anda. Gunakan bahasa inklusif, karena kata-kata yang Anda gunakan memiliki dampak besar pada jenis kandidat yang Anda tarik.
Proses lamaran pekerjaan
Penting untuk memiliki proses aplikasi yang jelas dan sederhana. Pastikan proses lamaran kerja Anda singkat dan efektif dengan meminta informasi yang cukup untuk menentukan apakah seorang pelamar memenuhi syarat untuk pertimbangan lebih lanjut.
Studi terbaru menunjukkan bahwa 83% perusahaan Fortune 500 mengharuskan kandidat mendaftar sebelum mereka bisa melamar pekerjaa. Namun ketika proses lamaran pekerjaan berlangsung lebih dari 15 menit malah akan membuat lebih dari 70% pelamar kehilangan minat untuk melamar. Lebih dari itu, rata-rata tingkat pemutusan pelamar adalah 92%. Ini angka yang cukup tinggi.
Kunci untuk mengurangi hal ini adalah membuat proses aplikasi sesederhana mungkin. Ini termasuk memastikan Anda hanya meminta informasi yang diperlukan seseorang untuk melamar.
Proses seleksi
Proses seleksi juga perlu seimbang antara efektivitas dan efisiensi. Anda ingin segera mempekerjakan kandidat yang tepat tanpa mengorbankan kualitas. Tapi bagaimana menemukan titik temu manis antara efektif dan efisien?
Semuanya berkaitan dengan dua hal: memastikan Anda memilih kandidat yang tepat dalam waktu yang relatif cepat, baik untuk kandidat maupun perusahaan, dan memastikan proses seleksi Anda inklusif dan adil di semua tahapnya.
Ini berarti mengevaluasi kandidat secara adil dan transparan dengan menetapkan kriteria seleksi yang jelas dan objektif. Ini juga berarti memastikan Anda memiliki sistem untuk menghilangkan bias dari proses perekrutan sebanyak mungkin.
Beberapa praktik perekrutan inklusif yang dapat Anda adopsi adalah:
- Menggunakan software applicant tracking system yang memungkinkan Anda menyaring kandidat tanpa segera mengungkapkan identitas gender, status disabilitas, tingkat senioritas, atau etnisitas mereka.
- Menggunakan alat penilaian seperti pemberian tugas yang memungkinkan Anda menilai keterampilan yang relevan untuk peran yang dipertanyakan.
- Standarisasi proses wawancara kerja dan menggunakan kartu penilaian wawancara untuk menilai kandidat dalam kategori yang relevan untuk pekerjaan.
- Membuat panel wawancara yang beragam.
Transparansi
Salah satu aspek terpenting dari transparansi adalah jujur dan terbuka kepada para kandidat Anda. Ini termasuk mengungkapkan apa yang diharapkan dalam proses rekrutmen dan berapa lama waktu yang dibutuhkan.
Selain itu, ini juga melibatkan berbagi nilai-nilai perusahaan, manfaat, budaya, dan alasan mengapa Anda mencari pekerjaan baru.
Hindari melebih-lebihkan manfaat dan fasilitas yang tidak dapat Anda sediakan karena hanya akan mengakibatkan kekecewaan bagi kedua belah pihak.
Hal yang sama berlaku untuk kompensasi dan manfaat. Jika Anda tidak dapat memberikan gaji atau manfaat tertentu, jangan janjikan. Ini hanya akan mengakibatkan kekecewaan dan dapat mempengaruhi kemampuan Anda untuk mempekerjakan bakat terbaik di masa depan.
Untuk merangkum poin-poin terpenting dalam fase rekrutmen:
- Pahami calon kandidat Anda dan sesuaikan strategi rekrutmen Anda sesuai dengan itu.
- Pertahankan proses lamaran kerja Anda singkat, sederhana, jelas, dan konsisten.
- Gunakan alur kerja rekrutmen Anda untuk melacak berapa banyak orang yang memasuki, berkembang, dan keluar dari proses. Pastikan strategi Anda bekerja sama untuk mendapatkan orang yang tepat di setiap tahap.
- Adopsi pendekatan digital, dan gunakan teknologi untuk membantu Anda menjadikan operasi Anda lebih efisien, misalnya dengan software applicant tracking system.
- Pastikan proses seleksi inklusif dan adil untuk membangun tim orang yang akan berkembang bersama.
Onboarding
Onboarding karyawan adalah upaya untuk membekali karyawan baru dengan pemahaman tentang cara kerja perusahaan dan peran mereka dalam perusahaan.
Tahap onboarding dalam employee life cycle adalah saat fondasi dari hubungan antara pemberi kerja dan karyawan sedang dibangun.
Proses onboarding Anda harus disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing karyawan sehingga mereka memperoleh pemahaman yang kuat tentang apa yang perlu mereka lakukan dan bagaimana mereka dapat dengan mudah memulai pekerjaan.
Semakin banyak yang dapat Anda lakukan untuk membantu karyawan baru merasa diterima dan didukung, semakin baik. Ini akan membantu mereka membentuk hubungan yang kuat dengan rekan kerja mereka dan mengembangkan rasa kepemilikan di tempat kerja yang akan membantu mereka sukses.
Berikut adalah beberapa tips dari para ahli untuk melakukan onboarding dengan benar:
Pra-onboarding
Periode antara saat seseorang menandatangani kontrak kerja dan hari pertama kerja disebut fase pra-onboarding. Tidak jarang periode ini berlangsung beberapa minggu atau bahkan beberapa bulan.
Tetap berkomunikasi dan melibatkan karyawan baru Anda sejak saat mereka menandatangani kontrak. Pertimbangkan untuk sudah menyertakan mereka dalam grup dan acara tim (WhatsApp), mengirimkan bahan bacaan yang relevan dan informasi praktis, serta mengundang mereka ke acara-acara industri atau perusahaan.
Tanyakan kepada mereka apa yang perlu mereka ketahui, seperti sejauh mana keterampilan mereka sesuai dengan persyaratan posisi dan di mana mereka dapat menemukan sumber daya untuk memahami budaya perusahaan.
Hari pertama kerja
Saat karyawan baru Anda muncul pada hari pertama kerja, pastikan bahwa peralatan kerja mereka, seperti laptop atau ponsel, dalam kondisi baik.
Selenggarakan sesi orientasi di mana mereka dapat bertemu dengan manajer dan tim mereka, mendapatkan gambaran tentang apa yang akan mereka kerjakan, dan mempelajari lebih lanjut tentang benefit yang mereka dapatkan.
Cek dan sesuaikan
Selalu cek dengan mereka secara berkala untuk memastikan mereka merasa puas dan nyaman saat mereka mulai bekerja. Penting juga untuk mendorong manajer untuk secara teratur melakukan pengecekan dengan karyawan baru.
Rencanakan sesi umpan balik setelah satu minggu, satu bulan, dan satu kuartal pertama, misalnya. Anda juga dapat melakukan pengecekan yang kurang formal, seperti makan siang bersama atau berjalan-jalan di kantor ketika mereka bekerja.
Singkatnya, mengambil waktu selama periode ini sangat penting. Ini membantu Anda menemukan masalah secepat mungkin dan mengatasinya sebelum menjadi lebih signifikan.
Untuk merangkum poin-poin paling penting dalam fase onboarding:
- Buat rencana onboarding yang khusus untuk bisnis Anda.
- Kembangkan proses onboarding yang mudah diikuti dan dipahami.
- Dukung karyawan baru Anda sejak saat mereka menandatangani kontrak melalui pra-onboarding.
- Pastikan bahwa transisi mulus dari perekrutan ke onboarding dapat terjadi dengan cara berkomunikasi dengan jelas dengan karyawan tentang apa yang Anda harapkan dari mereka.
- Pantau metrik onboarding Anda dan gunakan untuk mengidentifikasi area di mana Anda dapat membuat perbaikan.
Retention
Retensi karyawan adalah salah satu bagian terpanjang dari employee life cycle. Anda perlu terus menerus melibatkan karyawan Anda untuk menjaga mereka tetap berada di perusahaan Anda.
Hal ini tidak hanya membantu Anda membangun tenaga kerja yang stabil dan produktif, tetapi juga menghemat uang dan waktu yang dihabiskan untuk merekrut karyawan baru.
Jacob Morgan, penulis buku “The Employee Experience Advantage,” mengatakan bahwa cara terbaik untuk mempertahankan karyawan adalah dengan memastikan bahwa mereka bahagia dan merasa puas dengan peran mereka di perusahaan Anda.
Untuk merangkum poin-poin paling penting dalam fase retensi:
- Pertahankan karyawan dengan memberikan alasan bagi mereka untuk tetap tinggal. Pastikan karyawan merasa dihargai dalam pekerjaan mereka dan bahwa mereka dapat melihat masa depan di perusahaan Anda.
- Pahami apa yang diinginkan dan diperlukan oleh karyawan Anda, dan penuhi kebutuhan tersebut.
- Ciptakan lingkungan di mana karyawan Anda dapat memberikan pekerjaan terbaik mereka.
- Budayakan budaya perusahaan di mana semua orang merasa sebagai bagian dari sesuatu yang lebih besar dari diri mereka sendiri dan dapat menjadi diri mereka sendiri sambil melakukannya.
- Kumpulkan umpan balik karyawan dari berbagai sumber dan bertindak berdasarkan temuan Anda.
Development
Pengembangan karyawan dan retensi karyawan adalah dua hal yang tak terpisahkan. Orang akan pergi jika merasa terjebak dalam peran tanpa peluang pertumbuhan di masa depan.
Menurut laporan McKinsey, kurangnya pengembangan karier dan kemajuan adalah salah satu alasan utama mengapa orang keluar dari pekerjaan mereka selama periode pasca-pandemi.
Itulah mengapa sangat penting untuk memahami keahlian karyawan Anda, bagaimana perusahaan dapat memanfaatkannya, dan memberikan kesempatan pembelajaran, pengembangan, dan kemajuan karier yang cukup bagi tenaga kerja Anda.
Jika ada celah dalam keterampilan mereka, carilah cara untuk mengisi celah tersebut.
Jika ada hal-hal yang mereka kuasai tetapi tidak cukup dimanfaatkan dalam pekerjaan sehari-hari mereka, pertimbangkan bagaimana Anda bisa mengubahnya sehingga mereka mendapatkan lebih banyak peluang dalam tugas-tugas tersebut.
Anda akan ingin menjaga orang-orang tetap tertantang dan tertarik sambil memberikan mereka peluang pertumbuhan.
Untuk mengembangkan karyawan Anda dengan sukses, fokus lah pada bagaimana setiap karyawan dapat menjadi bagian dari keseluruhan dan berkontribusi pada kesuksesan seluruh perusahaan.
Bekerja dengan karyawan Anda untuk membuat rencana pengembangan karyawan dan jalur karier yang sejalan dengan bisnis dan kebutuhan mereka adalah hal yang penting.
Beberapa cara yang efisien biaya untuk memberikan pelatihan adalah dengan metode pembimbingan sesama dan mentor sesama. Selain itu, ini adalah alat yang hebat untuk meningkatkan keakraban dan keterlibatan di antara karyawan Anda.
Teknik lain yang dapat berguna untuk mentransfer keterampilan, pengetahuan, dan kompetensi tertentu adalah rotasi pekerjaan
Jika Anda memastikan bahwa karyawan Anda memiliki tujuan dan objektif yang jelas untuk dicapai dan dimajukan dalam perusahaan, akan lebih mudah bagi mereka untuk tetap termotivasi dan terlibat dalam pekerjaan mereka.
Untuk merangkum poin-poin paling penting dalam fase pengembangan siklus hidup karyawan:
- Bekerja dengan karyawan Anda untuk membuat rencana pengembangan karyawan dan karier yang sesuai dengan kebutuhan bisnis dan mereka.
- Bahas pentingnya pengembangan kepemimpinan dengan membantu karyawan memperoleh lebih banyak keterampilan dan pengalaman sehingga mereka dapat mengambil peran yang lebih signifikan di perusahaan.
- Pastikan untuk melacak kemajuan rencana pengembangan karyawan Anda, sehingga Anda dapat melakukan penyesuaian yang diperlukan atau merayakan keberhasilan.
Offboarding
Tujuan dari fase offboarding (pengakhiran hubungan kerja) dalam siklus hidup karyawan adalah dua bagian. Di satu sisi, ini dimaksudkan untuk membantu perusahaan mendapatkan wawasan yang lebih baik tentang upaya rekrutmen dan pengalaman karyawan.
Di sisi lain, ini membentuk kesan terakhir yang kritis yang akan dimiliki karyawan tentang perusahaan dan citra yang akan mereka proyeksikan ke dunia luar. Tujuannya adalah agar karyawan yang sedang pergi menjadi karyawan yang bahagia.
Ketika seorang karyawan pergi, penting untuk memiliki proses offboarding yang mulus. Tujuannya adalah agar karyawan merasa dihargai, siap, dan didukung selama transisi mereka keluar dari perusahaan Anda.
Proses offboarding perlu berjalan dengan lancar dalam hal pengaturan penyerahan tanggung jawab dan pengembalian peralatan kerja.
Yang lebih penting, Anda juga dapat menggunakan waktu ini untuk mengetahui apa yang berjalan dengan baik, apa yang tidak, dan apa yang dapat Anda tingkatkan dalam siklus hidup karyawan Anda. Untuk melakukannya, Anda perlu mengatur exit interview.
Exit interview adalah percakapan terstruktur yang membantu Anda memahami pengalaman karyawan dalam peran mereka di perusahaan Anda. Anda dapat menggunakan informasi ini untuk meningkatkan tahap-tahap dalam employee life cycle sehingga karyawan di masa depan memiliki pengalaman yang lebih baik sejak hari pertama.
Berikut beberapa tips tambahan untuk memastikan offboarding berjalan dengan lancar:
- Kirimkan email ucapan terima kasih kepada mereka atas kontribusi mereka di perusahaan Anda dan bagaimana mereka telah membuat perbedaan.
- Jika ini adalah pemutusan hubungan kerja, Anda dapat menawarkan bantuan untuk membantu mereka menemukan langkah berikutnya dalam karier mereka. Hal ini bisa berupa hal sederhana seperti mengirimkan resume ke kontak di perusahaan lain. Anda juga dapat menawarkan untuk membayar program pelatihan atau sertifikasi eksternal untuk membantu mereka mendapatkan pekerjaan berikutnya.
- Buat proses formal untuk mentransisi karyawan keluar dari perusahaan Anda dan pastikan semua anggota tim mengetahuinya sehingga semua orang tahu cara menangani proses tersebut.
Happy leavers
Jika Anda ingin mempertahankan karyawan, Anda perlu memastikan bahwa Anda memperlakukan mereka dengan benar sepanjang employee life cycle.
Jika Anda memiliki hubungan yang baik dengan karyawan Anda, mereka bahkan mungkin akan kembali bekerja untuk Anda suatu hari nanti.
Dan jika tidak? Setidaknya mereka akan dapat merekomendasikan Anda kepada teman-teman mereka yang sedang mencari pekerjaan dan menjadi word of mouth yang baik.
Ketika berbicara tentang retensi dan keterlibatan karyawan, kesalahan terbesar yang dapat dilakukan oleh perusahaan adalah mengasumsikan bahwa karyawan mereka tidak akan ingin kembali.
Kenyataannya adalah bahwa 1 dari 4 orang yang keluar dari pekerjaan mereka dalam kondisi resesi besar adalah menyesali keputusan mereka. Ini artinya ada peluang bagi Anda untuk mendapatkan mereka kembali yang telah memiliki pengalaman baik di perusahaan Anda sebelumnya.
Untuk merangkum poin-poin paling penting dalam fase ini.
- Memudahkan mantan karyawan untuk tetap berhubungan dengan Anda.
- Bersikap proaktif dalam menghubungi alumni Anda.
- Kirimkan pembaruan berkala tentang perusahaan dan kemajuannya.
Kesimpulan
Itulah tadi penjelasan mengenai pentingnya employee life cycle. Pada dasarnya, pengelolaan employee life cycle ini sangat penting agar perusahaan bisa meningkatkan employee experience di berbagai siklus mereka selama menjadi karyawan.
Dengan demikian, Anda bisa mendapatkan talenta terbaik yang sangat tepat untuk kebutuhan perusahaan Anda.
Untuk membantu Anda meningkatkan salah satu tahap employee life cycle yaitu rekrutmen, Anda bisa menggunakan software HR Mekari Talenta.
Mekari Talenta memilik fituri Advanced Recruitment, sebuah applicant tracking system (ATS) yang memungkinkan Anda mengelola proses rekrutmen mulai dari job posting hingga onboarding dalam satu dashboard yang terintegrasi.
Anda dapat dengan mudah menyortir resume secara otomatis sekaligus menjadwalkan interview kandidat dengan rapi dan lebih efektif.
Tertarik mengetahui fitur ini lebih lanjut? Anda bisa berkonsultasi dengan tim kami dan coba gratis demo aplikasinya sekarang juga.