13 Cara Menghadapi Interview Kerja Secara Efektif dan Efisien: Strategi, Contoh, dan Etika Profesional

Tayang
Diperbarui
Di tulis oleh:
Mekari Talenta
Mekari Talenta

Wawancara kerja merupakan salah satu tahapan paling krusial dalam proses rekrutmen. Meski seseorang memiliki latar belakang pendidikan yang mumpuni dan pengalaman kerja yang luar biasa, tidak sedikit kandidat gagal melewati tahapan ini. Kegagalan tersebut umumnya bukan karena kekurangan kualifikasi, melainkan karena kurangnya persiapan mental, teknis, dan strategi komunikasi yang baik.

Berikut ini adalah penjelasan dari Mekari Talenta mengenai 13 cara menghadapi interview kerja secara efektif dan efisien, disertai dengan penjabaran mendalam dan contoh praktik terbaik agar Anda lebih siap dalam menghadapi sesi wawancara kerja.

1. Tiba Lebih Awal untuk Menyiapkan Diri Secara Mental dan Fisik

Tiba di lokasi wawancara 10โ€“15 menit lebih awal merupakan langkah sederhana yang dapat memberikan dampak besar. Ketepatan waktu mencerminkan profesionalisme dan keseriusan terhadap posisi yang dilamar. Lebih dari itu, datang lebih awal memberi Anda kesempatan untuk:

  • Menyesuaikan diri dengan lingkungan.
  • Menenangkan pikiran dan mengatur pernapasan.
  • Memeriksa kembali penampilan, termasuk pakaian, riasan, atau tata rambut.
  • Meninjau ulang CV dan portofolio sambil menunggu.

Sebaliknya, datang terlambatโ€”meskipun hanya lima menitโ€”dapat memberikan kesan buruk dan membuat Anda terlihat tidak menghargai waktu orang lain. Oleh karena itu, penting untuk memperkirakan waktu tempuh, mencari tahu kondisi lalu lintas, dan menyiapkan rute alternatif bila diperlukan.

Jika interview dilakukan secara daring, tiba lebih awal berarti membuka aplikasi rapat video (seperti Zoom, Google Meet) lebih awal untuk memastikan kamera, mikrofon, dan koneksi internet stabil.

2. Jabat Tangan dengan Tegas dan Biarkan Pewawancara Memulai Percakapan

Kesan pertama terbentuk dalam beberapa detik pertama. Salah satu elemen utama dalam membentuk kesan tersebut adalah jabat tangan. Jabat tangan yang dilakukan dengan penuh keyakinan, disertai kontak mata dan senyuman, dapat mencerminkan kepercayaan diri, ketulusan, dan etika profesional yang baik.

Namun demikian, Anda tidak perlu memaksakan diri untuk mendominasi percakapan sejak awal. Biarkan pewawancara memimpin jalannya interaksi awal. Sikap ini menunjukkan penghormatan terhadap peran dan otoritas pewawancara dalam proses seleksi.

Apabila interview dilakukan secara daring, Anda tetap bisa menciptakan kesan pertama yang positif dengan:

  • Menyapa dengan ramah.
  • Menatap kamera agar seolah-olah melakukan kontak mata.
  • Menjaga postur tubuh tetap tegak dan terbuka.

Ingat, pewawancara akan memperhatikan bahasa tubuh Anda sejak awal. Maka dari itu, pastikan bahasa tubuh Anda mencerminkan antusiasme dan keterbukaan.

3. Berikan Jawaban yang Singkat, Jelas, dan Tepat Sasaran

Salah satu kesalahan umum dalam wawancara kerja adalah menjawab pertanyaan terlalu bertele-tele atau melantur dari topik yang ditanyakan. Wawancara memiliki durasi terbatas, dan pewawancara menginginkan informasi yang relevan dan langsung pada intinya.

Contoh pertanyaan umum yang sering diajukan:

  • โ€œApa yang menjadi alasan Anda meninggalkan perusahaan sebelumnya?โ€
  • โ€œApa kelebihan dan kekurangan Anda?โ€
  • โ€œCeritakan kesalahan terbesar yang pernah Anda lakukan di tempat kerja, dan bagaimana Anda mengatasinya.โ€

Untuk setiap pertanyaan tersebut, susun jawaban berdasarkan kerangkaย STARย (Situation, Task, Action, Result). Dengan metode ini, Anda bisa menjelaskan situasi, tugas yang Anda emban, langkah yang diambil, serta hasil yang dicapai.

Jawaban yang singkat namun informatif menunjukkan bahwa Anda memahami pertanyaan, menghargai waktu pewawancara, dan memiliki kemampuan komunikasi yang baikโ€”semua ini merupakan kualitas penting dalam dunia kerja.

4. Tunjukkan Partisipasi Aktif dalam Percakapan

Wawancara bukan sekadar forum satu arah di mana pewawancara bertanya dan kandidat menjawab. Justru, wawancara yang ideal adalah interaksi dua arah. Anda perlu aktif dalam percakapan dengan menunjukkan ketertarikan terhadap posisi dan perusahaan yang Anda lamar.

Contoh partisipasi aktif yang positif:

  • Mengajukan pertanyaan terkait struktur tim, budaya kerja, atau teknologi yang digunakan.
  • Menyampaikan pendapat atau pengalaman yang relevan dengan peran yang dilamar.
  • Menanggapi pertanyaan dengan elaborasi singkat tentang nilai atau prinsip kerja Anda.

Aktif dalam wawancara menunjukkan bahwa Anda tidak hanya datang untuk โ€œmencari pekerjaan,โ€ tetapi juga ingin menjadi bagian dari organisasi secara tulus. Namun demikian, tetap jaga agar komunikasi tidak mendominasi pembicaraan secara tidak perlu. Keseimbangan dalam menyampaikan dan mendengarkan adalah kuncinya.

5. Tetap Rendah Hati Meskipun Sudah Berpengalaman

Memiliki pengalaman kerja bertahun-tahun tentu menjadi nilai tambah. Namun, menyampaikannya dengan cara yang terlalu membanggakan diri justru bisa menjadi bumerang. Kerendahan hati adalah kualitas yang sangat dihargai dalam dunia profesional.

Rendah hati bukan berarti merendahkan pencapaian diri, tetapi lebih kepada bagaimana Anda menyampaikan prestasi secara proporsional dan bersamaan menunjukkan keinginan untuk terus belajar. Anda bisa menyebutkan pencapaian Anda dengan menekankan kontribusi tim dan pelajaran yang Anda ambil dari setiap pengalaman tersebut.

Contoh jawaban yang menunjukkan kerendahan hati:

โ€œSaya bersyukur pernah memimpin tim proyek besar dengan hasil yang memuaskan. Namun, saya percaya keberhasilan itu tidak akan tercapai tanpa kerja sama yang solid dan masukan dari rekan-rekan saya.โ€

Sikap seperti ini mencerminkan bahwa Anda siap berkontribusi sekaligus beradaptasi dengan budaya organisasi baru, tanpa membawa ego berlebihan.

6. Tunjukkan Minat dan Semangat Melalui Ekspresi dan Bahasa Tubuh

Ekspresi wajah yang ceria, gestur tangan yang terbuka, dan nada suara yang bersemangat adalah elemen yang mampu mencerminkan motivasi dan antusiasme Anda terhadap posisi yang dilamar. Wajah yang datar, jawaban yang hambar, atau bahasa tubuh yang tertutup bisa disalahartikan sebagai ketidaktertarikan terhadap pekerjaan.

Tunjukkan semangat melalui:

  • Nada suara yang positif.
  • Mata yang hidup saat menjawab.
  • Gerakan tubuh yang menunjukkan antusiasme (namun tidak berlebihan).

Misalnya, ketika Anda menceritakan sebuah proyek penting yang pernah Anda jalani, sampaikan dengan penuh semangat dan ekspresi. Antusiasme ini menular, dan pewawancara akan lebih yakin bahwa Anda adalah kandidat yang benar-benar termotivasi.

7. Tetapkan Harapan Gaji dan Fasilitas dengan Bijak dan Realistis

Pertanyaan mengenai ekspektasi gaji adalah bagian umum dalam wawancara kerja. Jangan sampai Anda terlihat tidak siap atau memberikan angka asal-asalan. Sebaliknya, lakukan riset sebelumnya mengenai standar gaji untuk posisi yang Anda lamar.

Sumber referensi bisa mencakup:

  • Platform pekerjaan seperti Glassdoor atau Jobstreet.
  • Benchmark gaji berdasarkan pendidikan dan pengalaman.
  • Tanya karyawan di bidang serupa melalui jaringan profesional (LinkedIn).

Ketika menjawab, Anda bisa mengatakan:

โ€œBerdasarkan riset saya dan mempertimbangkan pengalaman serta kemampuan saya, saya berharap gaji berada di kisaran RpXโ€“RpY. Namun, saya tetap terbuka untuk mendiskusikannya lebih lanjut.โ€

Jawaban ini menunjukkan fleksibilitas, profesionalisme, serta kesiapan Anda untuk melakukan negosiasi rasional.

8. Hindari Membicarakan Kekurangan Perusahaan Lama

Meskipun pewawancara terkadang memancing Anda untuk mengkritik tempat kerja sebelumnya, sebaiknya hindari jebakan tersebut. Membicarakan kelemahan atasan, sistem kerja, atau budaya perusahaan lama dengan nada negatif bisa menciptakan kesan buruk pada pewawancara.

Sebaliknya, fokuslah pada pengalaman belajar dan perkembangan karier Anda di tempat kerja sebelumnya. Bila ingin menjelaskan alasan keluar, Anda bisa mengatakannya secara positif, misalnya:

โ€œSaya sangat berterima kasih atas pengalaman saya sebelumnya. Namun, saya merasa sudah mencapai titik maksimal di sana dan ingin mencari tantangan baru yang dapat mendorong pertumbuhan karier saya lebih lanjut.โ€

Sikap ini menunjukkan kedewasaan emosional dan kemampuan diplomasi, dua hal yang sangat penting dalam dunia kerja modern.

9. Ucapkan Terima Kasih dan Lakukan Tindak Lanjut (Follow Up)

Menutup sesi wawancara dengan ucapan terima kasih adalah bentuk etika profesional yang sangat dihargai. Ucapan ini menunjukkan rasa hormat Anda terhadap waktu dan perhatian yang diberikan oleh pewawancara.

Anda bisa mengucapkannya secara lisan setelah sesi berakhir, lalu menyusul dengan email tindak lanjut dalam waktu 1โ€“2 hari. Dalam email tersebut, Anda bisa menyatakan kembali ketertarikan Anda terhadap posisi, serta mengucapkan terima kasih atas kesempatan wawancara.

Contoh:

โ€œTerima kasih atas waktu dan kesempatan yang diberikan kepada saya untuk berdiskusi kemarin. Setelah mengenal lebih dalam tentang perusahaan dan peran ini, saya semakin yakin bahwa saya dapat memberikan kontribusi positif. Saya berharap dapat melanjutkan proses seleksi ini. Terima kasih banyak.โ€

Tindak lanjut seperti ini juga membantu Anda tetap dalam radar pewawancara, terutama jika mereka mewawancarai banyak kandidat dalam waktu singkat.

10. Pahami Profil Perusahaan Secara Menyeluruh

Sebelum menghadiri wawancara kerja, sangat penting untuk meluangkan waktu meneliti dan memahami profil perusahaan yang Anda lamar. Banyak kandidat yang hanya fokus pada persiapan teknis wawancara tanpa benar-benar mengenal tempat yang akan mereka masuki. Padahal, memahami latar belakang, visi-misi, budaya kerja, produk, dan posisi perusahaan di industri akan memberikan banyak keuntungan saat proses wawancara berlangsung.

Mengapa hal ini penting?

Pertama, wawancara bukan hanya tentang bagaimana Anda cocok dengan perusahaan, tetapi juga bagaimana Anda bisa berkontribusi untuk kemajuan perusahaan tersebut. Dengan memiliki pengetahuan yang kuat tentang perusahaan, Anda bisa:

  • Menjawab pertanyaan dengan konteks yang lebih tepat.
  • Menyesuaikan jawaban Anda dengan kebutuhan spesifik perusahaan.
  • Menunjukkan minat dan antusiasme yang tulus terhadap posisi yang Anda lamar.

Hal-hal yang perlu Anda ketahui sebelum wawancara:

  1. Sejarah dan latar belakang perusahaan:ย Kapan perusahaan didirikan, siapa pendirinya, dan bagaimana perjalanannya.
  2. Visi dan misi:ย Ini mencerminkan nilai-nilai inti perusahaan.
  3. Produk atau jasa yang ditawarkan:ย Memahami produk akan membantu Anda menjawab pertanyaan tentang kontribusi Anda ke dalam tim.
  4. Budaya kerja:ย Anda bisa menemukan ini melalui laman karier, ulasan di situs seperti Glassdoor, atau bertanya kepada kenalan di dalam perusahaan.
  5. Berita terbaru:ย Cari tahu pencapaian terbaru atau tantangan yang sedang dihadapi perusahaan.

Contoh dalam wawancara:

Jika Anda melamar di perusahaan teknologi yang sedang mengembangkan solusi AI, Anda bisa menyebutkan:

โ€œSaya tertarik bergabung karena saya membaca bahwa perusahaan Bapak/Ibu baru saja meluncurkan produk berbasis kecerdasan buatan untuk sektor kesehatan. Saya memiliki pengalaman dalam pengembangan perangkat lunak berbasis AI, dan saya percaya bisa berkontribusi dalam ekspansi produk tersebut.โ€

Jawaban yang berbasis riset seperti ini menunjukkan keseriusan dan komitmen Anda sejak awal. Hal ini bisa menjadi pembeda antara Anda dan kandidat lainnya yang hanya memberikan jawaban umum.

11. Latih Diri dengan Simulasi Interview

Latihan merupakan salah satu bentuk persiapan yang sangat efektif. Meskipun Anda sudah memiliki pengalaman menghadapi berbagai wawancara sebelumnya, setiap sesi tetap memiliki karakteristik yang berbeda. Maka dari itu, melakukan simulasi interview akan membantu Anda:

  • Meningkatkan kepercayaan diri.
  • Meminimalkan kesalahan saat menjawab pertanyaan.
  • Memperbaiki cara penyampaian informasi secara terstruktur.
  • Melatih bahasa tubuh dan ekspresi wajah agar tetap profesional.

Cara melakukan simulasi wawancara:

  1. Gunakan pertanyaan umum:ย Kumpulkan daftar pertanyaan wawancara yang sering ditanyakan, seperti โ€œApa tujuan karier Anda?โ€, โ€œApa motivasi Anda melamar di perusahaan ini?โ€, atau โ€œApa tantangan terbesar yang pernah Anda hadapi di tempat kerja?โ€
  2. Latih bersama teman atau mentor:ย Minta orang lain untuk berperan sebagai pewawancara dan berikan penilaian objektif.
  3. Rekam diri sendiri:ย Jika tidak ada rekan untuk latihan, Anda bisa merekam diri Anda saat menjawab pertanyaan. Evaluasi cara bicara, postur tubuh, dan ekspresi wajah Anda.
  4. Gunakan cermin:ย Latihan berbicara di depan cermin juga dapat meningkatkan kepercayaan diri dan memperbaiki artikulasi.

Latihan berbasis STAR:

Metodeย STARย (Situation, Task, Action, Result) merupakan pendekatan terbaik untuk menjawab pertanyaan berbasis pengalaman. Contoh:

Pertanyaan:ย โ€œCeritakan pengalaman ketika Anda menghadapi konflik dengan rekan kerja.โ€
Jawaban STAR:
S:ย Di perusahaan sebelumnya, saya pernah berada dalam proyek bersama rekan yang memiliki pendekatan berbeda dalam menyusun laporan.
T:ย Kami harus menyelesaikan laporan dalam waktu dua hari.
A:ย Saya mengajaknya berdiskusi secara terbuka dan menemukan kesamaan metode yang bisa diterima bersama.
R:ย Hasilnya, laporan selesai tepat waktu dan hubungan kerja kami menjadi lebih baik.

Dengan latihan berulang, Anda akan semakin fasih dan tidak mudah gugup saat wawancara berlangsung. Semakin sering Anda berlatih, semakin kecil kemungkinan Anda untuk melakukan kesalahan.

12. Jaga Penampilan dan Kesan Visual

Penampilan adalah salah satu aspek non-verbal yang memiliki dampak signifikan dalam proses wawancara. Meski kualitas dan kepribadian Anda lebih penting, kesan pertama yang dibentuk dari penampilan tetap berperan besar dalam membangun kredibilitas.

Mengapa penampilan penting?

Karena pewawancara hanya membutuhkan waktu beberapa detik untuk membentuk kesan awal terhadap kandidat. Penampilan yang rapi, profesional, dan sesuai konteks menunjukkan bahwa Anda menghargai kesempatan wawancara dan bersikap serius terhadap posisi yang dilamar.

Hal yang perlu diperhatikan:

  1. Pakaian:ย Pilih pakaian yang sesuai dengan posisi dan budaya perusahaan. Untuk pekerjaan formal, gunakan kemeja, blazer, celana kain, dan sepatu tertutup. Hindari pakaian mencolok, terlalu santai, atau tidak rapi.
  2. Rambut dan riasan:ย Pastikan rambut bersih dan tertata. Gunakan riasan yang natural dan tidak berlebihan.
  3. Aksesori:ย Hindari perhiasan yang terlalu mencolok. Gunakan jam tangan atau tas kerja yang simpel dan profesional.
  4. Kebersihan diri:ย Jaga kebersihan kuku, bau badan, dan napas. Ini mungkin terdengar sepele, tetapi sangat penting dalam pertemuan tatap muka.

Untuk wawancara daring:

  1. Latar belakang bersih dan tenang:ย Hindari ruang berantakan atau suara bising.
  2. Pencahayaan cukup:ย Pastikan wajah Anda terlihat jelas.
  3. Sudut kamera sejajar dengan wajah:ย Jangan terlalu rendah atau tinggi agar tampak profesional.

Penampilan bukan hanya tentang estetika, tetapi juga tentang pesan non-verbal: bahwa Anda adalah pribadi yang siap, tertata, dan menghargai setiap kesempatan yang diberikan.

13. Bangun Mentalitas Positif dan Siap Gagal

Sebagus apapun persiapan yang dilakukan, tidak semua wawancara akan berujung pada keberhasilan. Oleh karena itu, penting untuk membangun mentalitas yang tangguh dan positif sejak awal. Jangan jadikan hasil wawancara sebagai penentu harga diri Anda. Alih-alih merasa gagal, jadikan setiap wawancara sebagai pengalaman berharga untuk belajar dan berkembang.

Cara membangun mental positif sebelum dan sesudah wawancara:

  • Ubah sudut pandang:ย Wawancara bukan sekadar โ€œujianโ€ tetapi juga โ€œkesempatan bertukar informasi.โ€
  • Jangan menyalahkan diri sendiri:ย Jika tidak diterima, jangan langsung berasumsi bahwa Anda tidak cukup baik. Bisa jadi faktor eksternal seperti kecocokan tim atau kebutuhan internal perusahaan memengaruhi keputusan.
  • Evaluasi setelah wawancara:ย Setelah selesai, catat pertanyaan yang diajukan, jawaban Anda, dan evaluasi apa yang bisa diperbaiki.
  • Fokus pada perbaikan:ย Gunakan wawancara sebelumnya sebagai acuan untuk memperbaiki jawaban, intonasi, bahasa tubuh, dan pemahaman Anda terhadap kebutuhan posisi.

Contoh mindset yang sehat:

โ€œSaya memang tidak diterima pada kesempatan ini, tetapi saya memperoleh pengalaman wawancara yang sangat berharga. Saya belajar tentang bagaimana menjawab pertanyaan dengan lebih strategis, memahami budaya perusahaan, dan meningkatkan cara saya menyampaikan kelebihan diri.โ€

Dengan mentalitas seperti ini, Anda akan semakin kuat dalam menghadapi wawancara-wawancara berikutnya. Bahkan, Anda akan tampak lebih tenang dan percaya diri, karena tahu bahwa proses ini adalah bagian dari pertumbuhan profesional Anda.

Menghadapi wawancara kerja bukanlah perkara keberuntungan semata. Dibutuhkan strategi, persiapan matang, etika komunikasi yang baik, dan mentalitas yang tangguh untuk sukses di tahap ini. Ke-13 poin di atas tidak hanya akan membantu Anda dalam menyusun pendekatan yang tepat, tetapi juga membentuk citra profesional yang kuat di mata pewawancara.

Ingatlah bahwa setiap wawancara adalah peluang untuk memperkenalkan diri Anda, menunjukkan nilai unik Anda, dan menjalin koneksi yang mungkin akan membuka pintu karier di masa depan. Hadapilah setiap proses wawancara dengan semangat, kejujuran, dan rasa ingin belajar yang tinggi.

Jika Anda gagal, jangan menyerahโ€”karena satu โ€œtidakโ€ bisa mengantarkan Anda pada banyak โ€œyaโ€ di masa yang akan datang.

Image
Mekari Talenta Penulis
Platform informasi HR terpercaya dari Mekari. Tim editorial kami menyajikan insight, tips, dan strategi manajemen SDM terkini untuk membantu bisnis dalam mengelola karyawan, meningkatkan produktivitas, serta mengembangkan talenta secara berkelanjutan.
WhatsApp Hubungi sales