Di zaman sekarang, perusahaan sudah harus mulai memikirkan bagaimana cara meretensi karyawan Gen Z. Hal ini karena dalam beberapa tahun ke depan, mereka akan mulai menggeser generasi milenial di tenaga kerja.
Tapi, tentunya masing-masing generasi memiliki karakteristiknya masing-masing. Para pemilik bisnis tidak bisa menyamaratakan bagaimana milenial berperilaku dengan Gen Z.
Secara garis besar, ada beberapa perbedaan mendasar antara milenial dengan Gen Z.
Misalnya dari segi komunikasi, milenial cenderung lebih mengandalkan email dan aplikasi seperti WhatsApp sebagai bentuk komunikasi utama.
Sementara lebih cenderung menggunakan platform media sosial dan aplikasi pesan instan seperti Instagram dan Twitter bahkan ke sesama rekan kerja.
Terkait nilai yang dianut pun, milenial lebih sering mengutamakan keseimbangan kerja dan kehidupan pribadi, serta nilai-nilai seperti fleksibilitas dan pengembangan karir.
Sementara itu, Gen Z cenderung menekankan pada pengembangan pribadi dan profesional, serta memiliki kecenderungan untuk mencari makna dan dampak dalam pekerjaan mereka.
Maka dari itu, tanpa strategi yang tepat, perusahaan bisa saja gagal dalam menarik minat Gen Z.
Lalu bagaimana strategi atau cara yang tepat untuk menarik dan meretensi karyawan Gen Z? Simak artikel lengkapnya berikut ini.
Selaraskan tujuan dan misi perusahaan
Gen Z merupakan generasi yang cukup praktikal. Mereka sangat menghargai tujuan dan nilai-nilai di dalam diri.
Untuk itu, penting untuk perusahaan memberikan pengetahuan terkait visi misi serta budaya perusahaan.
Sebagian besar Gen Z tidak suka kalau dirinya harus mencocokkan diri dengan pekerjaan mereka. Mereka ingin pekerjaan yang memang cocok dan sesuai dengan nilai yang mereka pegang.
Mereka ingin pekerjaan yang lebih bermakna dan jika tujuan mereka sudah selaras dengan misi perusahaan, hal itu akan memberikan kepuasan pada mereka.
Pada akhirnya, kepuasan tersebut dapat meningkatkan engagement dan retensi mereka.
Terapkan teknologi yang efisien untuk dukung pekerjaan Gen Z
Cara lain untuk meretensi karyawan Gen Z adalah melalui teknologi. Seperti yang diketahui Gen Z besar dengan kehadiran teknologi dan nyaman dengan proses digital yang seamless.
Memastikan lingkungan kerja yang canggih dengan alat dan sistem yang efisien bisa menjadi daya tarik besar bagi mereka.
Untuk itu, perusahaan juga perlu mendukung pekerjaan mereka dengan berbagai tools yang memudahkan pekerjaan.
Misalnya saja, sistem HR bisa di-upgrade menggunakan software seperti Mekari Talenta yang menyederhanakan proses administrasi karyawan.
Karyawan bisa melakukan absensi hingga mengajukan cuti dan reimbursement hanya menggunakan smartphone.
Tidak hanya karyawan yang diuntungkan, karyawan HR juga dapat terbantu karena pekerjaannya jadi lebih efisien, mulai dari rekap absensi hingga payroll.
Terapkan strategi tepat mengatasi burnout
Berdasarkan survei yang dilakukan oleh Adobe, 57 persen karyawan Gen Z merasa selalu berada di di dalam tekanan setiap saat.
Sementara itu 62 persen pekerja percaya bahwa perusahaan mereka yang patut disalahkan atas perpanjangan jam kerja.
39 persen menyalahkan budaya kerja perusahaan, dan 36 persen menyalahkan proses administrasi dan pekerjaan yang repetitif yang mengakibatkan terjadinya burnout.
Untuk itu, perusahaan perlu menyajikan metode yang efektif untuk mengatasi burnout dan menjaga kesejahteraan karyawan.
Salah satu caranya adalah dengan mengimplementasi jam kerja yang fleksibel. Fasilitas untuk dapat bekerja secara remote terbukti menjadi cara yang cukup efektif dalam meretensi karyawan Gen Z.
Hal ini membuat mereka dapat menyeimbangkan pekerjaan dan kehidupan pribadi sembari menghindari diri dari burnout.
Saat ini karyawan Gen Z menyukai fleksibilitas dalam bekerja. Oleh karena itu perusahaan dapat mengadopsi sistem employee self-service dari Mekari Talenta yang memudahkan karyawan dalam mengakses berbagai kebutuhannya hanya melalui aplikasi di smartphone mereka.
Hargai mereka sebagai aset penting dengan memberikan pelatihan
Menurut sebuah survei dari ServiceNow, sebanyak 37 persen responden menyatakan bahwa personal growth dan kesempatan untuk belajar adalah prioritas utama ketika mencari pekerjaan.
Adanya kesempatan yang didapatkan karyawan Gen Z menandakan bahwa perusahaan peduli dan menghargai motivasi tersebut sehingga perlu diapresiasi dengan memberikan pelatihan yang tepat.
Kemudian, salah satu cara yang bisa memotivasi Gen Z adalah dengan menyediakan perencanaan karier melalui:
- Membuat OKR yang sesuai
- Rutin mengadakan 1 on 1
- Melaksanakan pelatihan skill, coaching, dan mentoring.
Lalu HR perusahaan juga dapat membuat berbagai program yang meningkatkan employee engagement yang disesuaikan dengan tujuan kegiatannya.
HR dapat melakukan survei terlebih dahulu untuk menerima feedback dari karyawan terutama Gen Z yang biasanya memiliki ide fresh dalam pembuatan acara.
Langkah ini juga dapat dibantu dengan penggunaan salah satu fitur Mekari Talenta yaitu Talent Development yang bermanfaat dalam perencanaan dan pengembangan karyawan
Tunjukkan Kepedulian
Karyawan Gen Z sangat menghargai kesehatan mental dan fisik. Mereka adalah generasi yang sangat sadar akan hal-hal tersebut.
Perusahaan perlu menunjukkan rasa peduli tersebut dan tentunya rasa kepedulian itu bukan eksklusif milik Gen Z saja. Berikan kepedulian dengan program-program yang mengedepankan kesehatan dan juga kesejahteraan karyawan.
Selain itu, Gen Z seringkali memiliki komitmen pada nilai-nilai sosial dan lingkungan. Memiliki inisiatif berkelanjutan yang mendukung tujuan-tujuan ini dapat meningkatkan daya tarik perusahaan bagi mereka.
Memberikan feedback secara berkala
Memberikan umpan balik secara teratur merupakan hal penting, terutama bagi mereka yang ingin terus berkembang. Gen Z menghargai umpan balik konstruktif dan kesempatan untuk memperbaiki diri.
Mereka menginginkan pemberian umpan balik secara rutin mengenai performa mereka. Keinginan ini ada karena mereka terbiasa untuk mendapatkan update secara real-time dari teman-teman terdekat mereka dan selalu update terhadap segala hal yang terjadi di sekitar mereka.
Kehadiran media sosial juga membuat mereka bisa mendapatkan informasi yang diinginkan secara cepat.
Berkomunikasi lah pada karyawan Gen Z Anda dan beritahu bagaimana performa mereka secara berkala dan hal apa saja yang perlu ditingkatkan. Ini membuat mereka merasa dihargai dan termotivasi untuk bekerja lebih baik.
Buat pengalaman bekerja yang lebih berarti
Anak muda menjalani hidup untuk mencari banyak pengalaman. Mereka menghargai pengalaman lebih dari materi. Ini yang menjadi alasan ada pergeseran dari employee engagement ke employee experience.
Maka dari itu, pengalaman bekerja yang positif adalah cara efektif untuk meretensi karyawan Gen Z. Perusahaan dapat menciptakan budaya kerja yang memupuk kedekatan dan kegembiraan.
Sekali waktu, perusahaan bisa melaksanakan kegiatan yang akan menarik minat Gen Z, misalnya outing kantor, games, dan yang sejenisnya.
Ini akan menambah citra positif Gen Z akan lingkungan kerja mereka.
Perlihatkan bahwa perbedaan bukan hambatan
Gen Z merupakan karyawan yang menghargai perbedaan dan hal tersebut bisa datang dari hal yang bermacam-macam. Salah satunya adalah dengan menciptakan ruang untuk menghasilkan keragaman pandangan dan ide.
Perusahaan perlu mendorong budaya diskusi dan kolaborasi. Membangun budaya yang inklusif dan memperhatikan perbedaan-perbedaan mereka dapat membantu mereka merasa dihargai dan diterima dalam lingkungan kerja.
Budaya perusahaan yang beragam akan menarik Gen Z dan membuat mereka bertahan lebih rama. Ini adalah PR bagi perusahaan untuk menciptakan dan menerima keberagaman di ruang kerja.
Lakukan hal ini dengan benar dan Anda akan melihat retensi yang meningkat.
Fokus pada pengembangan diri
Generasi Z memiliki ambisi untuk terus berkembang, belajar, dan tumbuh. Sediakan peluang pelatihan, pengembangan, dan kemajuan karir yang jelas.
Hal ini bisa berupa pelatihan internal, mentorship, atau dukungan untuk pengembangan keterampilan baru.
Lakukan proses onboarding yang tepat sasaran
Rekrutmen merupakan salah satu impresi pertama dari Gen Z terhadap seberapa rapi perusahaan menjalankan prosesnya.
Karena karyawan Gen Z sudah erat dengan teknologi, salah satu cara dalam meretensi mereka adalah dengan memberikan pengalaman menjalani proses rekrutmen secara online dalam satu sistem yang terintegrasi.
Salah satu caranya adalah dengan memiliki applicant tracking system atau ATS seperti yang dimiliki Mekari Talenta.
ATS mampu membuat proses rekrutmen mulai dari job posting hingga onboarding jadi lebih efisien.
Anda dapat posting lowongan kerja secara otomatis dan kelola lamaran dalam satu platform setiap saat.
Anda juga bisa memberikan akses mandiri secara online di fase rekrutmen bagi pelamar di perusahaan, misalnya ketika mereka upload CV.
Lalu setelah proses pemberian tes, interview, lalu karyawan resmi diterima, Anda akan melanjutkan prosesnya menuju onboarding karyawan. Data pelamar kerja juga akan terintegrasi ketika menjalankan onboarding.
Hal ini dapat meningkatkan citra karyawan terhadap perusahaan karena mereka telah merasakan prosesnya yang efisien dan sederhana.
Kesimpulan
Meningkatkan retensi karyawan Gen Z memang memerlukan pendekatan yang sedikit berbeda dibandingkan dengan generasi sebelumnya.
Generasi Z memiliki karakteristik unik dan nilai-nilai yang berbeda, sehingga strategi untuk mempertahankan mereka dalam perusahaan juga perlu disesuaikan.
Namun, perlu diingat bahwa setiap individu dalam Generasi Z memiliki preferensi dan nilai yang berbeda.
Menggabungkan beberapa atau semua langkah ini dalam strategi retensi Anda akan membantu menciptakan lingkungan yang menarik bagi karyawan Gen Z dan memotivasi mereka untuk tetap tinggal dalam perusahaan.