Setiap karyawan memiliki indikator yang berbeda-beda dalam menilai lingkungan kerja yang nyaman di sebuah perusahaan. Hal inilah yang menjadi tantangan besar bagi seorang HR, di mana HR berkewajiban untuk menciptakan lingkungan kerja dan budaya yang nyaman sebagai salah satu strategi meningkatkan kinerja dan mempertahankan karyawannya.
Namun, saat ini mulai banyak perusahaan yang memiliki nilai terkait keragaman dan inklusi. Keragaman dan inklusi menjadi salah satu motto atau tujuan bagi beberapa perusahaan sebagai strategi mempertahankan karyawan dan menunjukkan citra baik kepada klien.
Nilai keragaman dan inklusi sendiri merupakan nilai di mana perusahaan sangat menjunjung tinggi keberagaman karyawan. Mulai dari latar belakang, pendapat, kota atau daerah asal, bahasa, hingga usia setiap karyawan, termasuk perbedaan yang dapat dilihat seperti karyawan yang disabilitas dan bukan. Sayangnya menurut penelitian dari Survei Angkatan Kerja Nasional tahun 2017 menemukan bahwa terdapat 21,9 juta orang disabilitas di Indonesia, dan baru 10,8 juta orang yang mendapat pekerjaan.
Begitu juga dengan perbedaan gender yang akhir-akhir ini juga menjadi perdebatan tersendiri. Menurut penelitian dari Survei Angkatan Kerja Nasional, Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) bagi tenaga kerja perempuan masih ada di angka 51,88% pada bulan Agustus 2018. Artinya, 1 dari 2 perempuan belum mendapatkan kesempatan yang layak dalam dunia kerja.
Selain hal-hal tersebut, perbedaan juga bisa dilihat dari kemampuan mereka. Setiap tahun atau periode, kemampuan atau skill calon karyawan akan semakin beragam. Maka dari itu, lingkungan kerja atau kantor harus inklusif sebagai bentuk dorongan untuk semua karyawan agar tetap inovatif dan produktif.
Apapun bentuk interpretasi perusahaan terhadap nilai keberagaman dan inklusi, modal utama pelaksanaannya tetap membutuhkan teknologi. Sudah banyak penelitian yang membuktikan bahwa teknologi adalah cara terbaik mengelola karyawan agar tidak terjadi ketidakadilan dan diskriminasi.
Metode manual seringkali dikaitkan dengan pengelolaan yang berdasarkan perasaan, perkiraan, dan emosi seseorang. Maka hasilnya pun akan cenderung bias dan tidak bisa dibuktikan kredibilitasnya. Selain itu, keakuratan data dan laporan akan selalu dipertanyakan, bahkan mungkin akan rentan terjadi kesalahan.
Oleh karena itu, Anda perlu mengetahui beberapa alasan teknologi, khususnya aplikasi HR, sangat berpengaruh terhadap terwujudnya lingkungan kerja yang baik. Tentu lingkungan dengan asas keragaman dan inklusi. Berikut ini adalah beberapa alasan mengapa teknologi HR menjadi pendukung keragaman dan inklusi perusahaan.
Membawa Keberhasilan untuk Perusahaan
Perusahaan yang menerapkan nilai keragaman dan inklusi tumbuh dengan sangat cepat. Menurut penelitian Red Thread-Mercer, hampir 60% perusahaan yang menggunakan jasa teknologi HR mengalami pertumbuhan pendapatan lebih dari 100% dari tahun ke tahun.
Dengan catatan perusahaan tersebut melakukan penelitian terlebih dahulu apakah teknologi HR tersebut sesuai dengan karakteristik dan kebutuhan perusahaan. Terbukti bahwa penerapan nilai keragaman dan inklusi juga harus diimbangi dengan adanya penggunaan teknologi HR.
Meningkatkan Kualitas Proses Perekrutan
Prinsip keragaman dan inklusi membantu perusahaan mengurangi bias yang tidak disengaja dalam merekrut dan menciptakan kumpulan kandidat yang semakin beragam. Beberapa sistem fokus pada penargetan iklan lowongan untuk kandidat tertentu yang mungkin kurang terwakili yang memungkinkan perekrut mencari kandidat dengan atribut tertentu, seperti jenis kelamin atau latar belakang / etnis. Bahkan ada juga teknologi yang memiliki fitur untuk menyeleksi calon karyawan tanpa melihat nama dan wajah mereka, hanya fokus pada kualifikasi kemampuan yang dibutuhkan.
Hasil dari teknologi tersebut, perusahaan akan mendapatkan karyawan baru yang kemampuannya memang dibutuhkan perusahaan tanpa melihat keadaan fisik atau latar belakang karyawan tersebut. Proses perekrutan menjadi lebih obyektif dan meningkat kualitasnya. Selain itu juga menghindarkan dari adanya praktek kolusi dan nepotisme.
Meningkatkan Interaksi Karyawan dengan Perusahaan
Teknologi HR ini akan membantu menangkap bagaimana karyawan memandang suatu organisasi, termasuk dalam menerapkan keragaman dan inklusi. Selain itu juga membantu perusahaan lebih memahami dan menganalisis pengalaman kerja berbagai kelompok. Serta menunjukkan kepada perusahaan bagaimana beragam karyawan diajak bicara dan bagaimana mereka dapat berbicara kepada organisasi.
Interaksi yang baik antara kedua belah pihak akan terwujud. Interaksi dan komunikasi yang baik akan mendorong karyawan yang beragam menyumbangkan ide dan gagasan mereka yang juga beragam. Perusahaan akan memiliki spektrum pilihan gagasan yang panjang. Tentu hal ini akan memudahkan perusahaan dalam mengambil keputusan dan menyelesaikan konflik.
Alternatif Promosi Perusahaan kepada Klien
Keragaman dan inklusi karyawan dapat menjadi identitas perusahaan. Hal ini sering dijadikan klien sebagai indikator penilaian sebelum menggunakan jasa atau produk perusahaan. Sehingga dapat dikatakan bahwa klien atau mitra perusahaan akan memilih bekerja sama dengan perusahaan karena perusahaan tersebut mencerminkan keberagaman dari klien itu sendiri.
Membangun citra yang baik dengan adanya keragaman dan inklusi tidak hanya akan meningkatkan keuntungan, namun juga memperluas jaringan perusahaan. Dampak baiknya tentu saja berupa pertumbuhan dan perkembangan perusahaan dengan cepat.
Sayangnya, 66% perusahaan belum memiliki cara mengukur dampak baik ini secara valid. Artinya, masih banyak perusahaan yang melakukan pengelolaan keberagaman dan inklusi dengan cara manual dan hanya berdasarkan emosi atau perasaan.
Tujuan akhir dari peningkatan di bidang-bidang seperti menghilangkan bias yang tidak disadari dalam perekrutan dan menciptakan beragam saluran bakat harus ditingkatkan dengan bantuan teknologi HR. Hal ini juga dapat dilihat sebagai bentuk retensi karyawan dan menurunkan turnover rate karyawan.
Talenta hadir dengan berbagai fitur yang akan membantu perusahaan memulai menerapkan keragaman dan inklusi. Mulai dari fitur perekrutan hingga pengelolaan karyawan itu sendiri.