Sistem 4 Hari Kerja: Keuntungan dan Potensinya di Indonesia

By Jordhi FarhansyahPublished 11 Oct, 2023 Diperbarui 20 Maret 2024

Sistem kerja 5 hari seminggu sudah semakin usang dan kerap membuat para pekerjanya mengalami burnout. Untuk itu, beberapa negara kini mengenal sistem 4 hari kerja.

Sistem hari kerja 4 atau sering disebut “4-day work week” adalah suatu konsep di mana pekerjaan yang biasanya diselesaikan dalam lima hari kerja disusun ulang menjadi empat hari kerja dalam seminggu.

Artinya, karyawan tetap bekerja selama jumlah jam kerja yang sama, tetapi dalam jangka waktu yang lebih singkat setiap minggunya.

Sistem ini telah diterapkan di beberapa negara di seluruh dunia sebagai sebuah cara untuk meningkatkan kesejahteraan pekerja.

Nah seperti apa keuntungan dan kerugian dari penerapan sistem kerja 4 hari ini? Simak penjelasannya di artikel Mekari Talenta berikut.

Negara-negara yang mengadopsi sistem 4 hari kerja

sistem 4 hari kerja

Negara di Uni Eropa merupakan negara-negara pertama yang menerapkan sistem 4 hari kerja di mana Belgia yang menjadi negara pertamanya. Sistem ini resmi diberlakukan sejak November 2022 di Belgia mengikuti Islandia dan Selandia Baru yang sudah lebih dulu.

Sebelum resmi diberlakukan, beberapa perusahaan sudah menguji coba hal serupa di tahun 2019 dan 2020. Sebagai contoh, Microsoft mencoba sistem ini selama sebulan di tahun 2019 dan proyek tersebut dapat dikatakan berhasil.

Bahkan di Inggris, hal ini berdampak pada peningkatan produktivitas di mana pendapatan perusahaan justru rata-rata naik sebanyak 1,4 persen selama uji coba dan meningkat sekitar 35 persen dibanding dengan periode yang sama di tahun-tahun sebelumnya.

Keuntungan dan kerugian sistem 4 hari kerja

Sistem 4 hari kerja memiliki beberapa potensi keuntungan, baik bagi karyawan maupun perusahaan. Berikut adalah beberapa manfaat yang mungkin diperoleh dari implementasi sistem ini.

Kelebihan

Meningkatkan keseimbangan antara kerja dengan kehidupan pribadi

Karyawan memiliki waktu lebih banyak untuk kegiatan pribadi, keluarga, dan rekreasi. Ini dapat meningkatkan keseimbangan antara kehidupan kerja dan kehidupan pribadi.

Kesejahteraan karyawan

Dengan memberikan waktu lebih banyak untuk istirahat dan pemulihan, karyawan dapat mengalami tingkat stres yang lebih rendah dan kesejahteraan yang lebih baik.

Mengurangi mobilitas karyawan

Kemacetan di kota-kota besar seperti Jakarta adalah hal yang dapat meningkatkan stres karyawan. Dengan mengurangi hari mereka berada di jalan untuk berangkat kerja, hal ini bisa meringankan beban mereka.

Peningkatan produktivitas

Ada argumen bahwa karyawan yang lebih bahagia dan terjaga dapat menjadi lebih produktif selama jam kerja yang lebih singkat. Mereka cenderung lebih fokus dan efisien dalam menyelesaikan tugas mereka.

Efisiensi energi

Dalam beberapa kasus, perusahaan dapat mengurangi biaya dengan mengurangi waktu operasional, seperti pemanasan atau pendinginan gedung dan penggunaan peralatan kantor.

Fleksibilitas waktu

Beberapa implementasi sistem 4 hari kerja memungkinkan karyawan untuk memiliki fleksibilitas dalam menentukan jam kerja mereka. Ini dapat membantu mereka menyesuaikan pekerjaan dengan kebutuhan dan preferensi pribadi.

Peningkatan retensi karyawan

Sistem 4 hari kerja yang baik dapat meningkatkan kepuasan karyawan dan memainkan peran dalam mempertahankan bakat di perusahaan. Karyawan yang merasa dihargai dan memiliki keseimbangan kerja-kehidupan yang baik lebih cenderung bertahan.

Peningkatan reputasi perusahaan

Beberapa perusahaan yang menerapkan praktik-praktik kerja yang inovatif, seperti sistem 4 hari kerja, dapat membangun reputasi sebagai tempat kerja yang peduli terhadap kesejahteraan karyawan.

Ini dapat membantu dalam menarik bakat baru dan membangun citra positif di mata pelanggan dan mitra bisnis.

Dampak lingkungan

Dengan mengurangi jumlah perjalanan dan waktu kerja, ada potensi pengurangan dampak lingkungan karena kurangnya kegiatan transportasi dan penggunaan energi.

Kekurangan

Meskipun sistem 4 hari kerja memiliki potensi keuntungan, ada juga beberapa kerugian yang perlu dipertimbangkan sebelum menerapkannya. Berikut adalah beberapa kerugian yang dapat terkait dengan penerapan sistem 4 hari kerja.

Waktu kerja yang lebih lama

Dalam banyak implementasi sistem 4 hari kerja, karyawan mungkin diharapkan untuk bekerja selama jam yang lebih lama dalam sehari untuk menggantikan hari kerja yang hilang.

Ini dapat menyebabkan kelelahan dan penurunan produktivitas seiring berjalannya waktu.

Pertumbuhan pengeluaran pribadi

Meskipun karyawan dapat menikmati waktu lebih banyak untuk kegiatan pribadi, ini juga dapat menyebabkan meningkatnya pengeluaran untuk kegiatan rekreasi dan liburan, terutama jika hari libur menjadi lebih panjang.

Kesulitan koordinasi

Beberapa perusahaan mungkin menghadapi kesulitan dalam koordinasi dan sinkronisasi jadwal karyawan ketika mereka bekerja pada hari yang berbeda. Ini juga dapat mempengaruhi kolaborasi dan komunikasi tim.

Penurunan layanan pelanggan

Jika perusahaan beroperasi pada hari-hari yang biasanya menjadi hari libur, ini dapat menyebabkan penurunan layanan pelanggan karena karyawan yang kurang tersedia.

Tidak sesuai untuk semua industri

Sistem 4 hari kerja mungkin tidak cocok untuk semua jenis pekerjaan atau industri. Beberapa industri atau pekerjaan mungkin memerlukan kehadiran dan ketersediaan konstan.

Peningkatan tekanan kerja

Karyawan dapat mengalami peningkatan tekanan kerja untuk menyelesaikan tugas dalam waktu yang lebih singkat. Jika pekerjaan tidak diatur dengan baik, ini dapat menghasilkan beban kerja yang tidak seimbang dan juga stres yang meningkat.

Kurangnya kontinuitas operasional

Dengan memiliki hari kerja yang lebih panjang dan hari libur yang lebih lama, perusahaan mungkin mengalami kesulitan dalam menjaga kontinuitas operasional dan menjawab perubahan mendadak dalam permintaan atau keadaan darurat.

Pengaruh pada pengembangan karier

Sistem 4 hari kerja dapat mempengaruhi pengembangan karir dan peluang promosi bagi karyawan. Beberapa karyawan mungkin merasa bahwa waktu kerja yang lebih singkat dapat membatasi peluang untuk pertumbuhan karier.

Jadi, sebelum mengadopsi sistem 4 hari kerja, penting untuk mempertimbangkan kebutuhan dan karakteristik unik dari industri dan perusahaan tersebut.

Evaluasi yang cermat diperlukan untuk memastikan bahwa manfaatnya dapat mengatasi kerugian yang mungkin terjadi.

Potensi penerapan di Indonesia

Setelah mengetahui beberapa kelebihan dan juga kekurangan dari sistem 4 hari kerja, apakah sistem ini bisa diterapkan di Indonesia.

Jawabannya, tentu saja namun dengan beberapa pertimbangan.

Saat ini, ada beberapa perusahaan yang sudah menerapkan pola kerja hybrid semenjak pandemi. Bahkan tidak jarang ada yang sudah menerapkan work from anywhere secara menyeluruh.

Dengan demikian, bukan hal yang mengherankan juga sistem 4 hari kerja dapat diterapkan.

Pertanyaannya, apakah industri di Indonesia sudah siap melakukannya? Lalu, apakah perusahaan di Indonesia bisa berlaku adil dan mempertimbangkan hak dan kewajiban karyawan ketika sistem 4 hari kerja diterapkan?

Bagaimana dengan karyawan? Penerapan 4 hari kerja berarti akan ada kemungkinan bahwa waktu kerja mereka akan lebih lama. Warga Jakarta yang menghadapi kemacetan sehari-hari harus siap jika mereka berada di jalan lebih lama sebelum sampai ke rumah.

Artinya, infrastruktur pun juga harus siap dan mendukung penerapan sistem ini.

Jika berbagai faktor sudah dipertimbangkan dan perusahaan sudah siap untuk menerapkannya, bukan tidak mungkin bila banyak karyawan yang akan merasakan dampak positifnya.

Banyak yang sudah merasakan bahwa komitmen kerja karyawan meningkat sebesar 20 persen, tingkat stres dapat menurut sebanyak 7 persen, dan work life balance yang juga naik sebesar 24 persen.

Contoh perusahaan di Indonesia yang mengadopsi sistem 4 hari kerja

Sudah banyak contoh-contoh perusahaan yang sudah mengadopsi sistem 4 hari kerja sebagaimana dicontohkan di atas.

Misalnya Bolt, platform pembayaran e-commerce yang menyediakan proteksi terhadap fraud dan manajemen data telah menerapkan secara resmi sistem 4 hari kerja sejak Januari 2022 dan memberikan hari libur pada karyawannya di hari Jumat.

Kemudian untuk mengantisipasi pandemi, Buffer sejak bulan Mei 2020 telah memutuskan untuk mengetes sistem ini. Hasilnya sangat memuaskan di mana 91 persen karyawan menyatakan bahwa mereka lebih bahagia dan lebih produktif pada shift kerja mereka.

Selanjutnya perusahaan fundraising, Kickstarter, juga telah menerapkan sistem 4 hari kerja dengan hasil yang juga tak kalah baik. Mereka juga menemukan bahwa sistem ini meningkatkan produktivitas pada bottom line perusahaan mereka.

Namun, penting untuk dicatat bahwa implementasi sistem hari kerja 4 tidak selalu sesuai untuk setiap industri atau perusahaan.

Beberapa industri mungkin memerlukan waktu kerja yang lebih panjang atau lebih fleksibel, sementara yang lain mungkin melihat manfaat dari peningkatan keseimbangan kerja-kehidupan.

Keberhasilan implementasi sistem ini tergantung pada faktor-faktor seperti jenis pekerjaan, kebutuhan pelanggan, dan budaya perusahaan.

Nah, untuk memudahkan proses sistem ini juga butuh didukung dengan software HR yang juga mumpuni.

Mekari Talenta menyediakan berbagai solusi untuk berbagai jenis kebutuhan kerja perusahaan. Sebagai contoh, pekerja remote dapat memanfaatkan sistem absensi online dan employee self-service untuk mengurus administrasi secara mandiri lewat aplikasi.

Jika tertarik menggunakan Mekari Talenta, Anda bisa berkonsultasi bersama tim kami dan mencoba gratis demo aplikasinya sekarang juga.

Image
Jordhi Farhansyah
Penulis yang selama 2 tahun terakhir fokus memproduksi konten seputar HR dan bisnis. Selain menulis, sehari-hari Jordhi juga aktif merawat hobinya di bidang fotografi analog.