Artificial intelligence (AI) sudah mempengaruhi banyak kehidupan manusia dan mulai banyak diterapkan diberbagai industri dan perusahaan. Tak terkecuali dalam penerapan sistem HR.
Lalu bagaimana perusahaan dapat menciptakan sistem HR dengan memanfaatkan sistem HR yang menyesuaikan kebutuhan? Simak artikel lengkapnya berikut ini.
Pentingnya pengenalan AI
Pengenalan AI bagi perusahaan merupakan langkah penting dalam menghadapi tantangan dan peluang dalam lingkungan bisnis yang terus berubah.
AI, sebuah teknologi yang dapat meniru kemampuan intelektual manusia, memberikan berbagai manfaat yang signifikan bagi perusahaan di berbagai sektor.
Salah satu manfaat utama AI adalah peningkatan efisiensi operasional. Terlebih, banyak fungsi HR yang sifatnya repetitif dan memakan waktu.
Dengan menggunakan AI, perusahaan dapat mengotomatisasi tugas-tugas rutin dan repetitif, mengurangi waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan pekerjaan, dan meningkatkan produktivitas secara keseluruhan.
Hal ini memungkinkan perusahaan untuk fokus pada tugas-tugas yang memerlukan pemikiran strategis, misalnya dalam memikirkan strategi manajemen talenta yang membutuhkan perencanaan yang matang. Sementara itu, tugas-tugas administratif ditangani oleh AI.
AI juga membantu perusahaan dalam melakukan optimasi proses bisnis. Dengan menganalisis proses bisnis, perusahaan dapat mengidentifikasi area-area di mana mereka dapat meningkatkan efisiensi dan mengurangi biaya. Ini membantu perusahaan untuk tetap kompetitif dan beradaptasi dengan cepat dengan perubahan lingkungan bisnis.
Selain itu, pengenalan AI juga mendorong inovasi dalam produk dan layanan. Dengan memanfaatkan teknologi AI, perusahaan dapat mengembangkan produk baru yang lebih canggih, meningkatkan kualitas layanan, dan menciptakan nilai tambah bagi pelanggan mereka.
Apa AI akan menggantikan manusia?
Pertanyaan tentang apakah kecerdasan buatan (AI) akan menggantikan manusia adalah topik yang kompleks dan memiliki banyak sudut pandang yang berbeda.
Berdasarkan laporan Predicts 2024: The Impact of AI on HR Technology Transformation dari Gartner disebutkan bahwa para pemimpin di divisi HR rata-rata mengestimasi ada 7% pengurangan pada jumlah karyawan HR dengan adanya implementasi GenAI.
Dalam salah satu podcast Power Your Growth milik Mekari yang bertajuk Empowering Human Resources with Artificial Intelligence from an Early Age, Baiq Hana Susanti selaku Co Founder dari Artificial Intelligence Center Indonesia (AiCI) banyak menjelaskan hal ini.
Susanti beranggapan bahwa AI tidak akan “menggantikan” manusia secara keseluruhan, tapi ada beberapa fungsi yang akan dibuat menjadi lebih efisien.
“Contoh paling sederhana kita menyebutnya sebagai enabling lifestyle, misalnya mereka mengembangkan robot yang bisa menggantikan tukang cukur di mana seseorang hanya akan memilih mau model rambut yang seperti apa,” ujar Susanti.
Lalu pertanyaan selanjutnya muncul, akan jadi apa tukang cukur jika digantikan oleh robot?
“Dia akan beralih fungsi, misalnya sebagai desainer model rambut baru, warna rambut baru terkini, atau mencari formula hair care yang paling pas untuk masing-masing jenis rambut. Jadi, ia hanya tergantikan hanya untuk tugas mencukurnya,” lanjut Susanti.
Lalu secara lengkap, dalam aspek apa AI dapat menggantikan manusia dan yang tidak tergantikan?
Pekerjaan yang terotomatisasi
Di beberapa sektor, pekerjaan yang monoton dan berulang (pekerjaan yang membosankan) telah digantikan oleh teknologi AI. Hal ini termasuk tugas-tugas administratif, perbankan, produksi, dan beberapa aspek layanan pelanggan. Dalam beberapa kasus, teknologi AI dapat melakukan tugas-tugas ini dengan lebih cepat dan efisien daripada manusia.
Pekerjaan yang memerlukan kreativitas dan empati
Kreativitas serta rasa empati tidak akan tergantikan oleh AI. Hal ini karena banyak pekerjaan yang memerlukan kemampuan manusia yang unik seperti kreativitas, empati, pemecahan masalah kompleks, dan interaksi manusia.
Misalnya, profesi seperti seniman, penulis, psikolog, dan manajer proyek mungkin tidak mudah digantikan oleh teknologi AI karena mereka melibatkan aspek-aspek yang lebih subjektif dan kompleks.
Kolaborasi manusia dan AI
Sebagai alternatif, banyak yang percaya bahwa masa depan adalah tentang kolaborasi antara manusia dan AI.
AI sangat baik untuk pekerjaan yang bersifat logika dan analisis, sedangkan manusia sangat baik untuk pekerjaan yang bersifat kreatif dan kolaboratif.
Dengan memanfaatkan kekuatan masing-masing, manusia dan AI dapat bekerja bersama untuk mencapai hasil yang lebih baik daripada yang bisa mereka capai sendiri. Dalam skenario ini, AI tidak menggantikan manusia, tetapi membantu mereka meningkatkan kinerja mereka.
Namun, skenario ini juga membawa konsekuensi yaitu manusia yang berhasil berkolaborasi dengan AI, akan mengalahkan manusia lainnya yang gagal berkolaborasi dengan AI.
Perubahan dalam pendidikan dan pelatihan
Seiring dengan perkembangan teknologi AI, mungkin akan terjadi perubahan dalam jenis keterampilan dan pengetahuan yang dibutuhkan di pasar kerja.
Ini bisa memerlukan adaptasi dalam sistem pendidikan dan pelatihan untuk mempersiapkan individu agar mampu berkolaborasi dengan teknologi AI dan bersaing dalam pasar kerja yang terus berkembang.
Tidak hanya jenis keterampilan, namun cara belajar pun akan berubah. AI seperti ChatGPT saat ini sudah hampir bisa menjawab seluruh pertanyaan-pertanyaan dasar untuk berbagai topik. Pertanyaan yang bersifat teknis dan wawasan umum, seharusnya akan dengan gampang terjawab jika kita menggunakan AI seperti ChatGPT.
Persiapan yang Perlu Dilakukan Perusahaan untuk Adaptasi dengan AI
Untuk beradaptasi dengan AI, perusahaan perlu melakukan sejumlah pelatihan dan penyesuaian. Berikut adalah beberapa jenis pelatihan yang perusahaan dapat pertimbangkan.
Pendidikan dan kesadaran tentang AI
Pelatihan awal yang penting adalah pendidikan dan kesadaran tentang apa itu AI, bagaimana cara kerjanya, dan potensi dampaknya pada bisnis. Hal ini dapat membantu semua anggota organisasi memahami konsep dasar AI dan pentingnya integrasinya dalam strategi bisnis.
Pelatihan keterampilan teknis
Ini meliputi pelatihan untuk mempelajari alat dan teknik AI yang spesifik untuk industri atau fungsi bisnis tertentu. Misalnya, pelatihan tentang penggunaan perangkat lunak analitik, algoritma pembelajaran mesin, atau bahasa pemrograman yang relevan dengan AI.
Pelatihan manajemen perubahan
Implementasi AI mungkin melibatkan perubahan dalam budaya dan proses kerja organisasi. Pelatihan manajemen perubahan membantu karyawan dan pemimpin untuk mengelola perubahan ini secara efektif dan membantu mereka mengatasi ketidakpastian dan kekhawatiran yang mungkin timbul.
Dengan pelatihan yang sesuai, perusahaan dapat mempersiapkan karyawan mereka dengan keterampilan dan pengetahuan yang diperlukan untuk beradaptasi dengan perubahan yang dibawa oleh AI, serta memanfaatkan potensi penuh dari teknologi ini untuk meningkatkan kinerja bisnis mereka.
Bagaimana mencari solusi AI yang menyesuaikan kebutuhan
Mencari solusi kecerdasan buatan (AI) yang dapat menyesuaikan kebutuhan perusahaan adalah suatu proses yang melibatkan pemahaman mendalam tentang kebutuhan bisnis dan kemampuan teknologi yang tersedia.
Langkah pertama adalah menganalisis dengan cermat masalah-masalah yang dihadapi oleh tim HR. Tidak semua masalah dapat diselesaikan dengan AI.
Contohnya masalah yang timbul karena SOP, karakter karyawan, dan budaya perusahaan tidak bisa diselesaikan oleh AI, namun dengan pendekatan interpersonal dari tim HR. Biasanya AI sangat baik dalam menyelesaikan masalah-masalah yang menyangkut efektifitas. Jika suatu pekerjaan dengan waktu yang lama jika dikerjakan manual, kemungkinan besar AI dapat membantu dalam masalah tersebut.
Setelah itu, perusahaan perlu melakukan riset menyeluruh tentang solusi AI yang tersedia di pasaran. Ini meliputi solusi dari penyedia teknologi terkemuka dan solusi yang dikembangkan khusus untuk kebutuhan industri atau bisnis tertentu. Solusi-solusi ini kemudian dievaluasi berdasarkan kemampuan mereka untuk memenuhi kebutuhan spesifik perusahaan.
Sebelum mengadopsi solusi AI secara penuh, perusahaan dapat melakukan uji coba terlebih dahulu untuk memastikan bahwa solusi tersebut dapat berfungsi dengan baik dalam lingkungan bisnis mereka.
Misalnya ketika mengimplementasi sistem HR berbasis AI, perusahaan mengetahui kebutuhannya akan proses automasi dalam mengelola data karyawan dan calon kandidat yang melamar pekerjaan. Data yang terintegrasi memungkinkan HR dapat dengan mudah memproses karyawan baru saat melakukan onboarding.
Atau kebutuhan terkait manajemen performa karyawan yang dapat memberikan rekomendasi pelatihan berdasarkan hasil penilaian kinerja.
Evaluasi hasilnya dan pastikan solusi tersebut benar-benar dapat memberikan nilai tambah yang diharapkan.
Selain itu, penting juga untuk mempertimbangkan skalabilitas, fleksibilitas, dan kesesuaian solusi AI dengan anggaran perusahaan. Solusi yang dipilih harus mampu berkembang seiring dengan pertumbuhan bisnis dan dapat disesuaikan dengan perubahan kebutuhan di masa depan, tanpa mengorbankan kualitas atau fitur yang dibutuhkan.
Jika diperlukan, konsultasikan dengan pakar atau konsultan AI yang berpengalaman untuk mendapatkan wawasan dan saran tambahan. Dengan pendekatan yang cermat dan berbasis analisis, perusahaan dapat menemukan solusi AI yang tepat dan dapat meningkatkan efisiensi, inovasi, dan daya saing mereka di pasar yang terus berubah.
Hal tersebut pun dapat dilatih dengan membuat sistem sendiri menurut Susanti.
“Kalau sejak awal, SDM Perusahaan bisa mengembangkan sendiri, maka jika terjadi kesalahan mereka pun dapat memperbaikinya sendiri. Jika sudah mengetahui ilmu dasarnya, mereka dapat mengembangkan sistem sesuai dengan kebutuhan. Kami banyak menerima kolaborasi dari perusahaan yang mulai ingin memperkenalkan hal semacam ini ke karyawannya,” ujar Susanti.
Menghindari sisi negatif AI
Menghindari sisi negatif dari kecerdasan buatan (AI) melibatkan langkah-langkah yang berfokus pada etika, keamanan, dan pengawasan.
“Biasanya, kami memberikan pelatihan yang sistemnya kolaboratif serta kooperatif. Misalnya pada saat anak-anak, pada saat berkelompok itu akan terbentuk karakter dan kemampuan bekerja sama,” ujar Susanti.
Ketika bekerja sama, orang akan menurunkan rasa egonya, hal yang ditakutkan jika bekerja dengan menggunakan teknologi. Ia kemudian akan bisa mendengarkan opini orang lain. Hubungan antar manusia ini lah yang menurut Susanti tidak bisa dihilangkan.
Diharapkan dengan bekerja sama, mereka yang menjalani pelatihan bisa bekerja sama dan menerima pendapat orang lain.
Selain itu, terdapat dua hal juga yang perlu mendapat perhatian untuk menghindari sisi negatif AI, yakni:
Etika dan transparansi
Penting untuk memastikan bahwa penggunaan AI dalam perusahaan dilakukan dengan memperhatikan prinsip-prinsip etika yang ketat. Ini melibatkan transparansi dalam penggunaan data, kejelasan dalam algoritma yang digunakan, dan memastikan bahwa keputusan yang dibuat oleh AI tidak diskriminatif atau tidak adil.
Pengawasan manusia
Meskipun AI dapat mengambil keputusan secara otomatis, penting untuk tetap melibatkan pengawasan manusia dalam prosesnya. Pengawasan ini membantu memastikan bahwa keputusan yang diambil oleh AI sesuai dengan tujuan bisnis dan nilai-nilai perusahaan.
Itulah tadi penjelasan mengenai bagaimana menciptakan sistem HR yang sesuai kebutuhan. Jika ditelaah, kehadiran AI memang lebih banyak menyimpan manfaat apabila digunakan dengan baik.
Asalkan mengetahui kebutuhannya, penggunaan AI justru akan meningkatkan efisiensi serta performa perusahaan. Maka dari itu, implementasi dibarengi dengan pengawasan adalah hal paling ideal yang bisa dilakukan perusahaan.
Berbicara mengenai software HR dan AI, Mekari Talenta juga memiliki Airene yang punya berbagai keunggulan AI didukung oleh OpenAI. Airene dirancang untuk mengubah cara analisis, pemahaman, dan pemanfaatan berbagai data HR secara mudah dan cepat.
Saat ini Airene tersedia dalam versi beta. Untuk mencobanya, konsultasi sekarang dengan tim kami dan mulai program awal trial fitur AI di software HR Mekari Talenta.