HR Planning 5 min read

Solusi HR Menghadapi Karyawan Manufaktur Generasi Z

By EmanuellePublished 03 Feb, 2020 Diperbarui 20 Maret 2024

Saat ini banyak karyawan manufaktur dari generasi Z sebagai generasi tenaga kerja baru dengan berbagai keunikannya.

Bagaimana menghadapinya? Insight Talenta akan membahasnya disini.

Industri manufaktur sedang mengalami pergeseran dalam struktur lingkungan kerjanya akibat perubahan generasi pegawai.

Generasi baby boomer (generasi yang lahir pada tahun 1946 s.d. 1964) dalam waktu dekat akan memasuki masa pensiun.

Sementara itu generasi-generasi di bawahnya seperti generasi x, generasi milenial dan generasi Z mulai menguasai lapangan kerja.

Oleh karena itu, bagian HR harus memahami bagaimana HR menghadapi karyawan manufaktur di generasi Z.

Generasi Z : Generasi Karyawan Manufaktur Terbaru

Pada akhir tahun 2019, masyarakat usia antara 15 sampai dengan 24 tahun atau yang kerap disebut dengan generasi Z jumlahnya sekitar 20% dari total populasi dunia.

Sementara jumlah generasi Z yang menjadi tenaga kerja dan konsumen di tahun 2020 diperkirakan jumlahnya adalah 40% populasi global.

Sementara yang sekarang telah memasuki dunia kerja jumlahnya sekitar 15% secara global.

Yang perlu diperhatikan oleh Bagian HR adalah yang pertama, tentang peralihan praktik-praktik baru dan pendekatan kerja oleh tenaga kerja dari generasi yang berbeda.

Demikian pula yang akan dihadapi bagian HR dengan masuknya generasi Z ke dunia kerja.

Sebagai generasi yang tumbuh dengan akses terus menerus ke internet, 50% dari Gen Z menghabiskan 10 jam sehari online dan diyakini sebagai salah satu generasi paling praktis dan memiliki pendekatan yang berbeda dalam pekerjaan.

Selain itu yang kedua, tentang bagaimana menarik dan mempertahankan pegawai dari generasi ini.

Keunikan Karyawan Manufaktur Generasi Z di Dunia Kerja

Menanggapi kondisi di atas, Anda perlu memahami keunikan generasi ini, terutama terkait dengan apa yang mereka harapkan dari tempat kerjanya.

Berikut adalah beberapa hal terkait generasi Z yang disarikan dari Survey Universitas Concordia:

Keunikan Karyawan Manufaktur Generasi Z di Dunia Kerja

1. Kompensasi Karyawan Gen Z

Generasi Z sangat fokus pada kestabilan dan keamanan hidup. Oleh karena itu, mereka bersifat lebih pragmatis dibandingkan dengan generasi sebelumnya.

Mereka juga memiliki concern terhadap upah dan benefit yang mereka terima dari perusahaan.

Berdasarkan survei ini, 65% menyatakan bahwa upah itu penting, 70% menyatakan bahwa upah adalah motivasi utama, 70% menyatakan asuransi kesehatan adalah hal yang harus dimiliki.

Solusi:

Oleh karena itu, perusahaan harus memperhatikan kompensasi yang diberikan, tidak hanya yang berupa upah, namun juga benefit lain seperti asuransi, dan fasilitas kerja lain terkait kesehatan dan keselamatan kerja.

Terlebih pada industri manufaktur, terdapat bagian produksi yang rentan dengan kecelakaan kerja karena berhubungan langsung dengan mesin berskala besar, bahan kimia, dll, maka penting sekali bagi perusahaan untuk mengembangkan sistem jaminan kesehatan bagi pegawai.

2. Kepemilikan Karir Untuk Gen Z

Generasi Z adalah generasi pekerja keras dan memiliki keinginan untuk memperjuangkan karir dan pekerjaan mereka.

Oleh karena itu, mereka tidak keberatan untuk bekerja lebih keras, apabila mereka mengerti reward atau keuntungan apa yang akan mereka peroleh.

Mereka sangat kompetitif dan lebih menyukai penilaian kinerja dengan merit system. Hal ini mereka sangat menghargai pengembangan keterampilan dan pengembangan diri.

Solusi:

Menciptakan lingkungan kerja dimana pegawai diperlengkapi untuk menangani tantangan industri adalah hal yang sangat penting dalam mengurangi turnover dan mempertahankan talenta terbaik.

Salah satu hal yang dapat Anda lakukan adalah dengan memberikan pelatihan dan pengembangan berkelanjutan.

Menetapkan jalur pengembangan pribadi dan profesional yang jelas serta berorientasi pada tujuan akan memungkinkan perusahaan dalam industri manufaktur meningkatkan kepuasan kerja dan keterlibatan pegawai.

Kedua hal ini akan meningkatkan kinerja dan produktivitas perusahaan secara umum.

Selain pelatihan dan pengembangan yang berkelanjutan, Anda pun sebaiknya mengembangkan sistem penilaian kinerja yang transparan dan juga berkaitan secara langsung dengan pemberian insentif.

Dengan demikian pegawai akan lebih termotivasi untuk memberikan kinerja terbaiknya.

3. Work Life Balance Juga Penting Bagi Karyawan Manufaktur Gen Z

Walaupun generasi Z memiliki kecenderungan untuk mengejar karir, namun mereka pun tetap memperhatikan keseimbangan hidupnya.

Terbukti sebesar  38% responden generasi  z, menyatakan akan mempertimbangkan faktor ini saat memilih tempat kerja.

Mereka memiliki perhatian pada hal-hal yang terkait kesehatan mental, program bantuan yang diberikan kepada pegawai hingga kegiatan masyarakat dan lain-lain.

Di dalam survei tersebut juga ditemukan informasi bahwa responden dengan jumlah 50% millenials (range usia pada saat survei 23-38 tahun) serta 75% generasi Z (berusia 18-22 tahun saat survey) menyatakan pernah meninggalkan pekerjaan, sebagian karena alasan kesehatan mental.

Angka ini cukup besar mengingat hanya 20% dari total responden yang menyatakan hal yang sama.

Solusi:

Oleh karena itu, perusahaan harus mendorong cara hidup yang sehat dan kesejahteraan yang kuat.

Termasuk di dalamnya bagaimana jam kerja yang wajar dan juga lingkungan kerja yang minim tekanan yang destruktif.

Perusahan juga harus mengembangkan budaya kerja yang supportif serta peluang untuk mengembangkan kehidupan pribadi di luar tempat kerja.

Baca Juga: Perkembangan Bisnis Manufaktur di Indonesia & Cara Mengelolanya dengan Baik

4. Teknologi Bisa Permudah Kelola Karyawan Gen Z

Karyawan manufaktur generasi Z adalah generasi yang sangat akrab dengan teknologi, sangat ahli dalam menggunakan media sosial dan dengan mudah dapat memahami program-program yang penting bagi peran pekerjaan mereka.

Jika perusahaan tidak melakukan perkembangan atau updating teknologi yang dipakai di tempat kerja perusahaan Anda, Anda akan melihat adanya ketidakpuasan yang dialami oleh generasi Z.

Solusi:

Hal ini mungkin akan menimbulkan kesulitan, mengingat melakukan pembaharuan teknologi di industri manufaktur, seperti pembelian mesin, terkadang memerlukan investasi yang besar.

Namun, Anda dapat mengadaptasi teknologi baru yang lebih terjangkau dan mengkomunikasikan hal ini kepada pegawai secara terbuka.

Sisi positifnya, walaupun generasi ini terlahir di tengah teknologi dan sangat tech-savvy, mereka melihat teknologi sebagai tools atau alat bekerja, alih-alih sebagai mainan atau alat mencari kesenangan. Mereka sangat cepat belajar serta dapat memilah informasi dengan baik.

Oleh karena itu, sebagai “aset” perusahaan, mereka sangat berharga dalam hal menelaah hal baru dan membuat inovasi solusi terkait penggunaan teknologi.

5. Interaksi Tatap Muka

Jangan hanya menilai generasi Z sebagai generasi digital semata.

Karena faktanya, 90% generasi Z mengharapkan adanya interaksi dengan rekan kerja serta adanya elemen yang manusiawi di dalam peran kerja mereka.

Generasi Z memang aktif berkomunikasi melalui gadget, namun mereka juga menginginkan interaksi tatap muka secara langsung serta lingkungan kerja yang mengedepankan kolaborasi dan kerja tim.

Generasi Z juga adalah generasi yang menjunjung tinggi adanya saling menghargai, rasa terimakasih serta penghargaan antar pekerja maupun dari lini atasannya.

Jadi pastikan adanya komposisi yang baik antara penggunaan teknologi dengan pertemuan/ rapat-rapat kerja yang memungkinkan adanya tatap muka secara langsung.

Karakteristik industri manufaktur yang cukup menonjol adalah adanya jarak antara kantor pusat, dimana pengambilan keputusan strategis berlangsung, dengan area pabrik.

Dengan sebagian besar karyawan manufaktur yang berada jauh dari pusat pengambilan keputusan, seringkali membuat manajemen melihat pertemuan tatap muka dan keterlibatan pegawai sebagai hal yang kurang prioritas.

Hal ini sangat disayangkan, karena hal ini dapat menimbulkan berbagai potensi masalah, turunnya motivasi dan juga dapat berakibat pada keputusan yang tidak tepat akibat perbedaan pemahaman antara pengambil keputusan dengan pihak yang ada di lapangan.

Solusi:

Untuk menjembatani kesenjangan di beberapa lokasi, selain menggunakan aplikasi kepegawaian mobile, seperti solusi HRIS Talenta yang memungkinkan adanya komunikasi dua arah secara digital.

Perusahaan juga dapat secara kontinyu membuat pertemuan antara karyawan dengan pimpinan perusahaan manufaktur, rapat ataupun kunjungan kerja dari atasan di lokasi pabrik/ kantor yang terpisah dari kantor pusat.

Dengan demikian, perusahaan dapat memperoleh solusi yang aplikatif di lapangan, pegawai pun dapat menyalurkan aspirasi dan merasa mendapatkan perhatian.

Bagian HR kadang kala sudah disibukkan dengan kegiatan rutin sehari-hari seperti perhitungan gaji, dll, sehingga sulit untuk fokus dalam memikirkan strategi untuk menghadapi tantangan perubahan sebagaimana di atas.

Yang perlu Anda lakukan adalah bagaimana perusahaan Anda dapat mengadopsi strategi HR kreatif seperti Solusi HRIS Talenta yang akan menyederhanakan proses administrasi di perusahaan Anda, sehingga Anda dapat membuat pengambilan keputusan HR semakin efektif dan akurat.

Tertarik untuk mencoba Talenta? Isi formulir ini untuk jadwalkan demo Talenta dengan sales kami dan konsultasikan masalah HR Anda kepada kami!

Anda juga bisa coba gratis Talenta sekarang dengan klik gambar di bawah ini.

Coba Gratis Aplikasi HRD HRMS HRIS Talenta Sekarang!

Emanuelle