10 Pertanyaan yang Tak Perlu Ditanyakan Saat Interview akan Berakhir

By Ervina LutfiPublished 07 Jun, 2017 Diperbarui 20 Maret 2024

Saat interview akan berakhir, biasanya pewawancara akan menanyakan satu pertanyaan pamungkas yang bunyinya, “Adakah pertanyaan yang ingin Anda sampaikan?”.

Walau jadi pertanyaan pamungkas, sesi ini bisa dibilang menjadi senjata makan tuan jika tak dimanfaatkan sebaik-baiknya oleh pencari kerja.

Alih-alih mengajukan pertanyaan yang sembarangan, ada baiknya Anda yang akan melalui tahapan interview wajib menyiapkan sejumlah pertanyaan agar tak bingung saat di akhir sesi sang pewawancara mengajukan pertanyaan tersebut.

Namun ingat, jangan ajukan pertanyaan mendasar atau asal-asalan. Hindari mengajukan pertanyaan seperti yang disebutkan oleh Jesse Siegal, Senior Managing Director The Execu|Search Group berikut ini:

1. “Apa sih yang perusahaan bapak/ibu kerjakan?”

Meski terdengar cukup menjanjikan, pertanyaan berikut ini sebenarnya tak perlu Anda tanyakan saat akhir sesi interview.

Alih-alih memberi kesan ketertarikan Anda pada perusahaan, pertanyaan di atas justru membuat Anda nampak tak siap bergabung bersama dengan perusahaan.

Pada dasarnya, pertanyaan ini bisa Anda temukan dengan cara googling atau mencari sendiri di internet.

2. “Berapa gaji yang akan saya dapatkan?”

Meski informasi penting ini wajib Anda ketahui, tapi menanyakan gaji di akhir sesi interview dirasa masih terlalu dini. Pasalnya, bisa saja Anda tak diterima di posisi atau perusahaan tersebut.

Anda boleh mempertanyakan soal gaji jika sudah ada pada tahapan tanda tangan kontrak atau tahapan paling akhir dari rangkaian rekrutmen.

3. “Berapa lama jatah cuti liburan yang bisa saya dapatkan?”

Tak ada salahnya Anda menanyakan hal ini kepada interviewer. Mengingat hal tersebut adalah hak Anda sebagai karyawan. Namun, tidak tepat jika Anda menanyakan hal ini saat sesi interview.

Mengapa demikian? Menanyakan jatah cuti liburan pada saat sesi interview sama saja dengan memberikan pesan kepada perusahaan bahwa Anda adalah orang yang inginnya liburan terus dan tak berkomitmen tinggi pada pekerjaan.

4. “Seberapa cepat saya bisa mendapatkan promosi jabatan?”

Sebelum Anda terlampau jauh menanyakan hal di atas, fokuslah pada pekerjaan yang akan Anda dapatkan atau diincar. Buang dahulu soal pikiran promosi jabatan dan lain sebagainya.

Beri kesan dan buktikan bahwa memang Anda layak dikontrak. Tanpa perlu Anda tanyakan, perusahaan pasti akan mempromosikan jabatan kepada Anda dengan catatan kinerja Anda baik dan mampu diberi tanggung jawab.

5. “Bagaimana kebijakan perusahaan jika saya tak bisa bekerja sama dengan tim atau rekan kerja bahkan atasan?”

Hindari sebisa mungkin mengajukan pertanyaan ini pada saat sesi interview. Pasalnya, pertanyaan ini jadi tanda bahwa Anda adalah orang yang bermasalah secara personal dengan rekan kerja terdahulu. Pertanyaan ini juga membuat interviewer berasumsi bahwa Anda adalah orang yang susah bekerja sama.

6. “Apa saja benefit yang akan saya dapat ketika nanti resmi bergabung dengan perusahaan?”

Sama halnya dengan menanyakan gaji, mempertanyakan benefit ada baiknya Anda lakukan jika memang Anda sudah secara pasti diterima oleh perusahaan atau pada tahapan akhir rekrutmen.

Tanyakan hal ini, jika Anda nantinya diundang pada tahpan akhir yang biasanya berupa pemberitahuan kontrak kerja dan penandatangannya.

7. “Berapakah besaran kenaikan gaji yang akan saya dapatkan?”

Menanyakan persoalan gaji saja wajib Anda hindari, apalagi menanyakan soal besaran kenaikan gaji. Simpan pertanyaan itu jika Anda nantinya benar-benar sudah diterima atau Anda telah diundang untuk membahas soal kontrak dan segala macamnya.

Menanyakan masalah ini di tahapan interview bisa jadi hal buruk, karena interviewer bakal menganggap Anda mata duitan atau hanya memikirkan uang saja.

8. “Apakah Anda sudah menikah dan sudah memiliki anak?”

Jangan pernah ajukan pertanyaan basa-basi seperti ini saat interview. Anda pasti tidak suka juga jika diajukan pertanyaan seputar masalah personal. Terlebih, Anda belum secara resmi mengenal dan bekerja bersama dengan interviewer.

9. “Mendengar dari isu yang beredar, benarkah di perusahaan ini tak menerima karyawan wanita yang sudah berumur tua?”

Hindari menanyakan pertanyaan seputar gosip atau isu yang beredar saat tahapan interview. Menanyakan gosip hanya akan membuat citra Anda tercoreng.

Anda akan dianggap sebagai pribadi yang tak profesional dan kerap menyebarkan gosip atau isu tak benar di kalangan karyawan dan antar perusahaan.

10. “Bolehkah saya pulang sebelum jam kantor jika pekerjaan saya sudah selesai?”

Jika perusahaan yang Anda tuju adalah perusahaan dengan peraturan jam kerja konvensional yakni 8 to 5, maka hindarilah pertanyaan ini. Mengajukan pertanyaan ini hanya akan membuat Anda dicap kurang tertarik bergabung dengan perusahaan dan Anda akan dianggap sebagai pribadi yang tak profesional saat bekerja.

Sebagai HR, tugas Anda tidak berhenti saat recruitment. Anda juga dituntut meningkatkan layanan SDM melalui software HR. Tim HRD bisa mempercayakan hal tersebut pada layanan software Talenta. Layanan Talenta dapat membantu Anda mengelola proses penggajian, pemotongan pajak, THR, BPJS, pengajuan cuti dan absensi secara online. Yuk segera daftarkan perusahaan Anda di Talenta dan nikmati kelengkapan fiturnya!

Image
Ervina Lutfi
Kontributor yang rutin memproduksi tulisan seputar HR dan bisnis, dengan pembahasan teliti, terstruktur, dan mudah dipahami.