Collaborative Hiring: Keuntungan dan Strategi Implementasinya

Tayang
28 Jun, 2024
Diperbarui
18 Desember 2024

Merekrut kandidat yang paling pas untuk perusahaan sangat lah penting untuk semua perusahaan. Salah satu cara efektif untuk melakukannya adalah melalui collaborative hiring.

Collaborative hiring merupakan proses rekrutmen yang melibatkan kolega dari berbagai tim untuk proses penyaringan, wawancara, hingga membuat keputusan.

Apa saja manfaat collaborative hiring? Simak artikel lengkapnya berikut ini.

Apa itu Collaborative Hiring?

Collaborative hiring adalah pendekatan dalam proses rekrutmen di mana berbagai anggota tim atau departemen dalam sebuah perusahaan terlibat dalam proses penilaian dan pengambilan keputusan untuk merekrut kandidat baru.

Pendekatan ini berbeda dengan model tradisional di mana keputusan biasanya diambil oleh satu atau dua orang dari departemen sumber daya manusia atau manajer yang akan menjadi atasan langsung dari kandidat.

Dalam praktiknya, collaborative hiring seringkali melibatkan berbagai langkah seperti wawancara panel, diskusi kelompok, dan sesi feedback antar anggota tim yang terlibat.

Tujuannya adalah untuk memastikan bahwa keputusan rekrutmen diambil dengan mempertimbangkan berbagai aspek dan masukan dari semua pihak yang relevan.

Manfaat Collaborative Hiring bagi Perusahaan

Dengan mengadopsi pendekatan collaborative hiring, perusahaan dapat mencapai keputusan rekrutmen yang lebih baik, meningkatkan keterlibatan tim, memperkuat budaya perusahaan, dan mengurangi tingkat turnover karyawan.

Berikut adalah penjelasan dari masing-masing manfaat collaborative hiring bagi perusahaan:

Keputusan Rekrutmen yang Lebih Baik

Dengan melibatkan banyak anggota tim dalam proses rekrutmen, potensi bias individu dapat diminimalkan. Setiap anggota tim membawa perspektif yang unik, sehingga penilaian terhadap kandidat menjadi lebih objektif.

Selain itu, berbagai sudut pandang dari anggota tim yang berbeda membantu mengevaluasi kandidat secara lebih menyeluruh. Hal ini mencakup penilaian terhadap keterampilan teknis, soft skills, dan kecocokan budaya, sehingga keputusan yang diambil lebih tepat.

Peningkatan Keterlibatan Tim

Ketika anggota tim dilibatkan dalam proses rekrutmen, mereka merasa memiliki tanggung jawab dan andil dalam memilih rekan kerja baru. Hal ini dapat meningkatkan rasa kepemilikan mereka terhadap keputusan yang diambil.

Keterlibatan dalam rekrutmen juga membuat anggota tim lebih berkomitmen terhadap keberhasilan karyawan baru, karena mereka telah berpartisipasi dalam memilih orang yang akan bekerja bersama mereka.

Budaya Perusahaan yang Lebih Kuat

Dengan melibatkan anggota tim yang sudah memahami budaya dan nilai-nilai perusahaan, kandidat yang dipilih cenderung lebih sesuai dengan budaya tersebut. Hal ini membantu mempertahankan dan memperkuat budaya perusahaan yang sudah ada.

Proses rekrutmen yang kolaboratif memastikan bahwa nilai-nilai perusahaan dipegang teguh selama seleksi, sehingga kandidat yang dipilih tidak hanya kompeten secara teknis tetapi juga memiliki kesesuaian nilai.

Penurunan Tingkat Turnover

Kandidat yang dipilih melalui proses yang melibatkan banyak anggota tim cenderung lebih sesuai dengan kebutuhan dan ekspektasi perusahaan. Seleksi yang lebih komprehensif ini mengurangi risiko ketidakcocokan yang dapat menyebabkan turnover.

Ketika karyawan baru merasa diterima dan cocok dengan tim sejak awal, mereka cenderung lebih puas dan bertahan lebih lama di perusahaan. Hal ini mengurangi biaya dan waktu yang diperlukan untuk rekrutmen ulang dan pelatihan karyawan baru.

collaborative hiring

Perbedaan Collaborative Hiring dengan Hiring Biasa

Pada dasarnya, collaborative hiring melibatkan banyak anggota tim dalam proses rekrutmen. Sebaliknya, hiring biasa cenderung lebih terpusat dengan keputusan yang diambil oleh sedikit orang. Untuk lebih lengkapnya, berikut adalah penjelasan mengenai perbedaan antara collaborative hiring dengan hiring biasa.

Proses Pengambilan Keputusan

Dalam collaborative hiring, banyak anggota tim dari berbagai departemen terlibat dalam seluruh proses rekrutmen, mulai dari penulisan deskripsi pekerjaan, wawancara, hingga pengambilan keputusan.

Kemudian, penilaian kandidat dilakukan dari berbagai perspektif, memberikan pandangan yang lebih menyeluruh tentang kecocokan kandidat dengan perusahaan.

Sementara itu, hiring tradisional biasanya hanya melibatkan satu atau dua orang, seperti manajer perekrutan dan HR, dalam proses rekrutmen.

Lalu, penilaian kandidat sering kali hanya dari sudut pandang teknis dan administratif, sehingga pandangan tentang kandidat bisa lebih sempit.

Bias dan Objektivitas

Karena collaborative hiring melibatkan banyak orang, potensi bias individu dapat diminimalkan, sehingga penilaian menjadi lebih objektif.

Dampaknya, keputusan diambil berdasarkan diskusi dan konsensus dari semua anggota tim yang terlibat sehingga memastikan pandangan yang lebih holistik.

Namun pada hiring biasa, proses ini lebih rentan terhadap bias individu karena hanya sedikit orang yang terlibat dalam penilaian dan pengambilan keputusan.

Penilaian dan keputusan biasanya dilakukan oleh satu atau dua orang, yang bisa membawa preferensi pribadi mereka.

Keterlibatan dan Kepemilikan

Dalam collaborative hiring, anggota tim yang terlibat merasa memiliki tanggung jawab terhadap keputusan yang diambil, meningkatkan rasa memiliki dan keterlibatan mereka dalam proses rekrutmen.

Kandidat yang dipilih juga cenderung lebih didukung oleh tim karena keputusan dilakukan secara bersama-sama.

Sementara itu dalam hiring tradisional, anggota tim lain biasanya tidak terlibat dalam proses rekrutmen, sehingga mereka mungkin merasa kurang memiliki tanggung jawab terhadap karyawan baru.

Karena tidak dilibatkan dalam proses rekrutmen, anggota tim mungkin kurang memiliki rasa memiliki.

Kesulitan Melakukan Collaborative Hiring

Berikut adalah penjelasan mengenai kesulitan-kesulitan yang dihadapi dalam melakukan collaborative hiring.

Dengan memahami kesulitan-kesulitan ini, perusahaan dapat mempersiapkan strategi yang lebih efektif untuk mengelola dan mengurangi hambatan dalam melakukan collaborative hiring.

Koordinasi Tim

Menyelaraskan jadwal berbagai anggota tim bisa menjadi tantangan besar, terutama jika mereka berasal dari berbagai departemen dengan tanggung jawab dan prioritas yang berbeda. Mengatur waktu yang cocok untuk semua orang untuk melakukan wawancara dan diskusi bisa memerlukan usaha lebih.

Anggota tim mungkin memiliki pandangan yang berbeda mengenai kandidat yang ideal. Mengkoordinasikan dan menyatukan pendapat yang beragam ini untuk mencapai konsensus bisa menjadi proses yang memakan waktu dan menantang.

Misalnya, jika sebuah tim terdiri dari anggota yang memiliki jadwal kerja yang sangat padat, menemukan waktu yang cocok untuk semua orang untuk berkumpul dan melakukan wawancara bisa memerlukan penyesuaian yang rumit dan terkadang menyebabkan penundaan dalam proses rekrutmen.

Konsistensi Penilaian

Dengan banyaknya orang yang terlibat, menjaga konsistensi dalam penilaian bisa menjadi sulit. Setiap anggota tim mungkin memiliki standar dan metode penilaian yang berbeda, sehingga hasil evaluasi bisa bervariasi.

Misalnya, seorang anggota tim mungkin lebih fokus pada kemampuan teknis kandidat sementara yang lain mungkin lebih mementingkan kemampuan komunikasi dan kecocokan budaya. Tanpa standar yang jelas, penilaian bisa menjadi tidak konsisten.

Agar penilaian tetap konsisten, mungkin diperlukan pelatihan bagi semua anggota tim mengenai kriteria penilaian dan proses wawancara. Ini memerlukan investasi waktu dan sumber daya tambahan.

Waktu dan Sumber Daya

Collaborative hiring biasanya memakan waktu lebih lama dibandingkan dengan rekrutmen biasa karena melibatkan banyak orang dalam setiap tahap proses. Mulai dari penyusunan deskripsi pekerjaan hingga wawancara dan diskusi, setiap langkah memerlukan koordinasi yang lebih intensif.

Setiap tahap dari collaborative hiring memerlukan koordinasi yang lebih detail. Misalnya, menyusun jadwal wawancara untuk beberapa anggota tim, melakukan beberapa wawancara panel, dan mengadakan diskusi evaluasi setelah setiap wawancara bisa memperpanjang durasi proses rekrutmen.

Kemudian, melibatkan banyak anggota tim juga berarti penggunaan sumber daya yang lebih banyak. Ini termasuk waktu yang dihabiskan oleh setiap anggota tim yang bisa digunakan untuk tugas-tugas lain, serta potensi biaya tambahan untuk pelatihan dan koordinasi.

Strategi Collaborative Hiring untuk HR Perusahaan

Berikut adalah penjelasan dari masing-masing strategi collaborative hiring untuk HR perusahaan.

Membangun Tim Rekrutmen yang Efektif

Memilih anggota tim dari berbagai departemen yang memiliki wawasan berbeda mengenai keterampilan dan karakteristik yang dibutuhkan untuk posisi yang akan diisi.

Keberagaman dalam tim rekrutmen memastikan bahwa kandidat dinilai dari berbagai sudut pandang, baik dari sisi teknis, manajerial, maupun budaya perusahaan.

Pastikan bahwa anggota tim yang dilibatkan adalah mereka yang akan bekerja langsung dengan karyawan baru atau memiliki pengetahuan mendalam tentang peran tersebut. Ini termasuk manajer lini, rekan tim, dan pemimpin proyek yang relevan.

Mengadakan Pelatihan

Melatih anggota tim tentang teknik wawancara yang efektif, termasuk bagaimana mengajukan pertanyaan yang tepat, mendengarkan dengan aktif, dan mengevaluasi jawaban kandidat. Pelatihan ini juga harus mencakup cara menghindari bias selama wawancara.

Mengajarkan anggota tim tentang kriteria penilaian yang telah ditetapkan dan cara menggunakannya untuk memberikan penilaian yang objektif dan konsisten. Ini dapat mencakup penggunaan alat penilaian standar atau form evaluasi.

Menetapkan Proses dan Standar

Mengembangkan panduan rekrutmen yang mencakup setiap tahap proses rekrutmen, dari penyusunan deskripsi pekerjaan hingga evaluasi akhir kandidat. Panduan ini harus menjelaskan peran dan tanggung jawab setiap anggota tim serta langkah-langkah yang harus diikuti.

Menetapkan standar penilaian yang jelas untuk berbagai aspek yang dinilai, seperti keterampilan teknis, kemampuan interpersonal, dan kecocokan budaya. Standar ini harus disepakati bersama dan digunakan oleh semua anggota tim untuk memastikan konsistensi dalam penilaian.

Menggunakan Teknologi

Memanfaatkan alat kolaborasi seperti platform manajemen proyek atau aplikasi pertemuan virtual untuk memfasilitasi komunikasi dan koordinasi antar anggota tim. Ini membantu dalam menyelaraskan jadwal dan mendiskusikan hasil wawancara secara efisien.

Misalnya, menggunakan HRIS seperti Mekari Talenta untuk mengelola proses rekrutmen, termasuk pelacakan kandidat, penyimpanan data evaluasi, dan analisis hasil rekrutmen.

Fitur Advanced Recruitment pada Mekari Talenta dapat membantu mengotomatisasi banyak aspek administrasi dari rekrutmen, memungkinkan tim untuk fokus pada penilaian kandidat.

Melakukan Evaluasi Berkala

Secara berkala mengevaluasi proses collaborative hiring untuk mengidentifikasi area yang perlu ditingkatkan. Ini bisa mencakup feedback dari anggota tim rekrutmen, analisis data rekrutmen, dan tinjauan terhadap hasil akhir (seperti kepuasan karyawan baru dan tingkat turnover).

Berdasarkan hasil evaluasi, melakukan penyesuaian dan perbaikan pada proses rekrutmen. Ini bisa meliputi perubahan pada panduan rekrutmen, peningkatan pelatihan, atau pengenalan teknologi baru yang dapat mendukung proses rekrutmen.

Itulah penjelasan lengkap mengenai collaborative hiring. Dengan menerapkan strategi-strategi ini, HR perusahaan dapat menjalankan proses collaborative hiring yang lebih efektif, efisien, dan konsisten.

Pada akhirnya akan menghasilkan keputusan rekrutmen yang lebih baik dan karyawan yang lebih sesuai dengan kebutuhan dan budaya perusahaan.

Tertarik untuk mencoba Mekari Talenta? Diskusikan kebutuhan Anda dengan tim sales Mekari Talenta dan coba gratis demo aplikasinya sekarang.

Referensi:

Benefit of Collaborative Hiring

Collaborative Hiring Guide

Image
Jordhi Farhansyah
Penulis yang selama 2 tahun terakhir fokus memproduksi konten seputar HR dan bisnis. Selain menulis, sehari-hari Jordhi juga aktif merawat hobinya di bidang fotografi analog.
WhatsApp Hubungi sales