Other 2 min read

Bagaimana Etika Menyampaikan Kabar Buruk pada Karyawan?

Tayang
07 Dec, 2017
Diperbarui
20 Maret 2024

Menyampaikan kabar buruk memang bukanlah perkara yang mudah. Terlebih jika hal buruk ini ada kaitannya dengan kesejahteraan karyawan, seperti adanya rencana PHK besar-besaran atau kerugian yang dialami oleh perusahaan. Anda menggunakan etika yang tepat agar proses penyampaian berita duka atau kabar buruk ini tak sampai menimbulkan ketidaknyamanan diantara karyawan.

Dirangkum dari Business2Community, berikut adalah beberapa etika yang perlu Anda ingat dan selalu terapkan saat akan menyampaikan kabar buruk pada karyawan. Mari disimak!

Hindari menyampaikan kabar buruk dengan sambil lalu

Etika pertama yang perlu Anda ingat saat akan menyampaikan kabar buruk kepada karyawan adalah hindari menyampaikannya bersamaan dengan kabar lain atau lebih buruk lagi hanya sambil lalu.

Menyampaikan kabar buruk pada saat yang tak tepat atau terkesan sambil lalu dapat mengakibatkan citra yang buruk pada Anda.

Anda bakal dianggap sebagai pribadi yang tak peduli pada psikologis sang penerima berita yang notabene di sini adalah karyawan. Untuk itulah, carilah waktu yang tepat dan khusus untuk menyampaikan kabar buruk pada karyawan. Jika perlu, sediakan satu waktu khusus atau kesempatan untuk berbicara intim satu dengan lainnya.

Baca juga: Meningkatkan Cara Komunikasi di Perusahaan

Tak perlu bertele-tele

Selain hal di atas, Anda juga sangat tak disarankan untuk bertele-tele saat menyampaikan kabar buruk kepada karyawan. Langsung saja kabarkan bahwa ada masalah yang terjadi di tubuh perusahaan, misalnya.

Mengulur atau bertele-tele saat menyampaikan kabar buruk kepada karyawan hanya berdampak negatif pada psikologis si penerima kabar atau bahkan Anda sendiri pemberi kabar. Anda merasa gugup, sehingga inti dari kabar yang ingin disampaikan jadi tak bisa diungkapkan dengan baik dan benar.

Bukannya terselesaikan, bisa jadi Anda akan mendapat masalah baru karena terjadi miss komunikasi saat penyampaian kabar buruk tersebut.

Hindari penyampaian kabar buruk dengan permintaan maaf

Mungkin Anda tak setuju dengan poin ini, tapi pada dasarnya menyampaikan kabar buruk dengan diawali permintaan maaf sebenarnya bukanlah cara yang bagus dan efisien. Pasalnya, Anda terlihat malah lemah dan tak peduli alih-alih ingin tampak berempati pada karyawan.

Karyawan justru akan menganggap Anda sebenarnya bisa melakukan sesuatu untuk mencegah hal buruk ini terjadi. Namun pada akhirnya gagal dan Anda pun hanya bisa meminta maaf saja.

Ketimbang mengajukan permintaan maaf, sampaikan kabar buruk dengan lugas. Meski kenyataannya pahit, pernyataan lugas Anda akan lebih bisa diterima karyawan.

Image
Ervina Lutfi
Seorang product manager berpengalaman, juga kontributor yang rutin memproduksi tulisan seputar HR, bisnis, dan pemasaran dengan pembahasan teliti, terstruktur, serta mudah dipahami.
WhatsApp Hubungi sales