HR Planning 5 min read

Pentingnya Fleksibilitas Jam Kerja di Retail Selama Ramadhan

Tayang
Diperbarui
Di tulis oleh:
Foto profil Jordhi Farhansyah
Jordhi Farhansyah

Bulan Ramadhan menghadirkan dinamika unik bagi dunia kerja: energi karyawan cenderung menurun di jam‑jam tertentu, pola konsumsi dan istirahat berubah, sementara tuntutan layanan bisnis justru bisa meningkat menjelang sahur dan berbuka.

Fleksibilitas jam kerja bukan sekadar “keringanan” bagi karyawan, melainkan strategi manajemen sumber daya manusia yang cerdas.

Dengan memberikan pilihan shift, jam kerja paruh waktu, flextime, atau model kerja jarak jauh, perusahaan dapat menjaga kesejahteraan karyawan, mulai dari beribadah lebih tenang hingga menekan stres, tanpa mengorbankan produktivitas maupun kepuasan pelanggan.

Fleksibilitas yang diatur dengan baik, dilengkapi teknologi absensi digital dan komunikasi daring, juga membantu organisasi mematuhi regulasi ketenagakerjaan serta menyesuaikan operasional dengan perilaku pasar selama Ramadhan.

Talenta.co

Manfaat Fleksibilitas Jam Kerja

1. Kesejahteraan Karyawan: Mengurangi stres dan meningkatkan keseimbangan kerja-hidup

Fleksibilitas jam kerja membantu karyawan menyesuaikan ritme kerja dengan kondisi fisik saat berpuasa, seperti rasa lelah, lapar, atau mengantuk. Dengan jam kerja yang lebih singkat atau waktu kerja yang bisa dipilih, karyawan dapat:

  • Beristirahat lebih awal untuk mempersiapkan sahur dan berbuka,
  • Mengatur waktu ibadah lebih nyaman,
  • Mengurangi tekanan kerja di jam-jam kritis saat energi mulai menurun.
    Hasilnya, stres menurun dan keseimbangan antara tanggung jawab profesional dan ibadah dapat tercapai.

2. Produktivitas Karyawan: Meningkatkan semangat kerja dan efisiensi

Ketika jam kerja disesuaikan, karyawan cenderung lebih fokus dan termotivasi karena merasa dihargai oleh perusahaan. Waktu kerja yang lebih ringkas mendorong mereka untuk bekerja lebih efisien agar semua tugas selesai tepat waktu.
Selain itu, jam kerja yang dimulai lebih pagi atau fleksibel memberi ruang bagi karyawan untuk memilih waktu terbaik bekerja sesuai kondisi tubuh, sehingga produktivitas tetap terjaga bahkan saat berpuasa.

3. Kepuasan Pelanggan: Menyesuaikan jam operasional dengan kebutuhan pelanggan selama Ramadhan

Fleksibilitas jam kerja juga dapat membantu perusahaan menyesuaikan jam operasional dengan perilaku pelanggan selama Ramadhan. Misalnya:

  • Pelanggan mungkin lebih aktif bertransaksi setelah sahur atau menjelang buka puasa.
  • Dengan sistem shift atau kerja bergilir, perusahaan tetap dapat memberikan layanan optimal di jam-jam sibuk.

Penyesuaian ini menunjukkan komitmen perusahaan dalam memberikan pelayanan prima meskipun dalam suasana Ramadhan, sehingga menciptakan loyalitas dan kepuasan pelanggan.

Dengan kata lain, fleksibilitas jam kerja bukan hanya bermanfaat bagi karyawan, tetapi juga berdampak positif pada performa bisnis secara keseluruhan selama bulan Ramadhan.

Strategi Implementasi

Pentingnya Fleksibilitas Jam Kerja di Retail Selama Ramadhan

1. Contoh Model Fleksibilitas Jam Kerja

Perusahaan dapat memilih beberapa model fleksibilitas berikut sesuai kebutuhan operasional:

a. Shift Pagi dan Siang

Mengatur karyawan dalam dua kelompok jam kerja:

  • Shift pagi: 07.00 – 13.00
  • Shift siang: 13.00 – 19.00
    Model ini cocok untuk layanan yang membutuhkan jam operasional penuh seperti customer service atau logistik.

b. Jam Kerja Paruh Waktu (Part-time)

Diberlakukan untuk pekerjaan yang output-nya tidak bergantung pada kehadiran penuh, seperti:

  • Admin data
  • Desain grafis
  • Copywriting
    Contoh: 5 jam kerja/hari, misalnya pukul 08.00 – 13.00.

c. Flexible Working Hours (Flextime)

Karyawan diberi rentang waktu kerja, tetapi tetap memenuhi total jam kerja.
Contoh:

  • Rentang jam kerja: 07.00 – 17.00
  • Karyawan bisa memilih:
    • 07.00 – 14.00
    • 08.00 – 15.00
    • 09.00 – 16.00

Model ini memungkinkan karyawan menyesuaikan energi tubuh selama puasa.

d. Remote Working (Work From Home)

Khususnya untuk karyawan non-lapangan, WFH memungkinkan penghematan waktu dan tenaga saat sahur dan berbuka, serta memberi fleksibilitas lebih besar dalam manajemen waktu.

2. Tips untuk Manajer dalam Merencanakan dan Mengelola Jam Kerja yang Fleksibel

Pentingnya Fleksibilitas Jam Kerja di Retail Selama Ramadhan

Berikut beberapa tips agar implementasi berjalan lancar:

  • Lakukan mapping kebutuhan operasional: Tentukan posisi mana saja yang bisa diberi fleksibilitas tanpa mengganggu bisnis.
  • Gunakan tools absensi digital: Seperti Mekari Talenta, untuk mencatat kehadiran, shift, dan produktivitas secara real-time.
  • Komunikasikan jadwal dengan jelas: Sampaikan jadwal dan perubahan jam kerja secara tertulis agar tidak menimbulkan kebingungan.
  • Lakukan evaluasi mingguan: Tinjau efektivitas pengaturan dan minta umpan balik dari karyawan.
  • Terapkan sistem rotasi adil: Jika menggunakan shift, pastikan pembagian tidak merugikan satu pihak secara terus-menerus.

Referensi dan Sumber Resmi:

  • Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (KemenPANRB)
    Surat Edaran terkait penyesuaian jam kerja ASN saat Ramadhan.
    Contoh SE Tahun 2024

Tantangan dan Solusi

1. Tantangan: Koordinasi Tim yang Tersebar Jam Kerjanya

Dengan adanya jam kerja fleksibel atau shift, karyawan bisa bekerja di waktu yang berbeda. Hal ini dapat menyulitkan koordinasi antar tim, terutama saat dibutuhkan kolaborasi real-time.

Solusi:

  • Gunakan alat kolaborasi digital seperti Slack, Microsoft Teams, atau Trello untuk mempermudah komunikasi dan pelacakan tugas.
  • Jadwalkan rapat rutin di waktu yang disepakati bersama (misalnya jam 10.00 pagi) agar semua tim bisa tetap sinkron.
  • Terapkan sistem check-in dan check-out tugas harian agar progress tetap terpantau.

2. Tantangan: Penurunan Produktivitas di Jam-Jam Tertentu

Beberapa karyawan mengalami penurunan energi, terutama menjelang waktu berbuka. Ini dapat memengaruhi kualitas dan kecepatan kerja.

Solusi:

  • Arahkan karyawan untuk mengerjakan tugas berat di pagi hari, saat energi masih tinggi.
  • Gunakan sistem kerja berbasis output (result-oriented), bukan hanya jam kerja.
  • Sediakan ruang istirahat atau nap room singkat agar karyawan bisa reenergize saat siang.

3. Tantangan: Ketidakseimbangan Beban Kerja antar Shift

Dalam model shift, bisa saja ada ketimpangan volume pekerjaan antara shift pagi dan siang, misalnya shift siang menghadapi lebih banyak permintaan pelanggan.

Solusi:

  • Analisis data historis untuk mengetahui waktu puncak aktivitas kerja atau pelayanan.
  • Bagi tugas secara proporsional dan atur komposisi tim tiap shift sesuai kebutuhan beban kerja.
  • Buat SOP (standar operasional prosedur) yang jelas agar antar shift bisa saling melanjutkan pekerjaan tanpa hambatan.

4. Tantangan: Ketidakjelasan Jadwal dan Ekspektasi

Tanpa perencanaan yang matang, fleksibilitas justru bisa membingungkan karyawan, terutama jika perubahan jam kerja tidak dikomunikasikan dengan baik.

Solusi:

  • Buat jadwal jam kerja resmi dan terstruktur, lalu umumkan minimal satu minggu sebelum Ramadhan.
  • Gunakan sistem manajemen waktu atau aplikasi HR seperti Mekari Talenta untuk mengatur dan menyebarkan jadwal kerja secara otomatis ke seluruh tim.
  • Tetapkan panduan kerja Ramadhan yang berisi peraturan, waktu kerja, dan ekspektasi kinerja.

5. Tantangan: Hambatan Pelayanan kepada Pelanggan

Fleksibilitas internal bisa berdampak negatif jika tidak disertai pengaturan layanan yang responsif terhadap kebutuhan pelanggan.

Solusi:

  • Pastikan tetap ada tim customer service atau operasional yang standby selama jam aktif pelanggan (misalnya sore hari menjelang buka).
  • Terapkan sistem shift untuk tim frontline, sambil tetap memberikan hak istirahat dan ibadah.
  • Gunakan chatbot atau autoresponder untuk menjawab pertanyaan pelanggan di luar jam kerja.

Kesimpulan

Penerapan jam kerja fleksibel di bulan Ramadhan terbukti menciptakan triple win: karyawan lebih sehat dan seimbang, perusahaan memperoleh output yang tetap optimal, dan pelanggan merasakan layanan yang responsif pada waktu sibuk mereka.

Kunci keberhasilannya terletak pada perencanaan berbasis data, komunikasi jadwal yang transparan, pemanfaatan alat kolaborasi digital, serta evaluasi rutin untuk mengatasi tantangan koordinasi, penurunan energi, dan ketimpangan beban kerja.

Jika dilaksanakan konsisten sesuai regulasi dan kebutuhan operasional, fleksibilitas jam kerja tidak hanya menjadi kebijakan sesaat, tetapi dapat berevolusi menjadi budaya kerja modern yang mendukung produktivitas berkelanjutan sepanjang tahun.

Optimalkan proses rekrutmen internal dan eksternal perusahaan Anda dengan Mekari Talenta. Kelola data kandidat, pantau progres seleksi, dan percepat proses perekrutan secara otomatis dalam satu platform HR terintegrasi.

Talenta.co

Image
Jordhi Farhansyah Penulis
Penulis dengan pengalaman selama sepuluh tahun dalam menghasilkan konten di berbagai bidang dan kini berfokus pada topik seputar human resources (HR) dan dunia bisnis. Dalam kesehariannya, Jordhi juga aktif menekuni fotografi analog sebagai bentuk ekspresi kreatif di luar rutinitas menulis.
WhatsApp Hubungi sales