Lembur Karyawan, Begini Dampak Negatifnya

By MaderendikaPublished 08 Aug, 2019 Diperbarui 20 Maret 2024

Mempekerjakan karyawan melewati jam kerja wajar memang tidak dilarang. Kerja lembur yang dilaksanakan, tetap harus berdasarkan aturan hukum yang berlaku. Misalnya, terkait pembatasan durasi, serta harus dilakukan atas persetujuan karyawan. Kerja lembur karyawan kemudian menjadi hal yang lumrah dilaksanakan demi menyelesaikan tumpukan pekerjaan yang mendekati tenggat waktu.

Secara umum, kerja lembur memang ditujukan agar pekerjaan atau target yang telah ditetapkan dapat tetap terlaksana, atau bahkan mungkin bisa lebih dari target yang diharapkan.

Dampak positifnya tentu adalah perusahaan memiliki waktu yang lebih banyak untuk mempekerjakan karyawan sehingga idealnya kontribusi setiap karyawan yang melakukan lembur dapat didorong semaksimal mungkin.

Namun demikian, ternyata lembur yang dilaksanakan karyawan dan ditetapkan perusahaan tidak selamanya berdampak negatif bagi kedua belah pihak. Memang perusahaan memiliki kewajiban untuk membayar sejumlah upah lembur, dan karyawan memiliki tanggung jawab untuk menyelesaikan pekerjaan yang ada.

Namun jika tidak dilaksanakan dengan cermat, justru perusahaan dan karyawan dapat mengalami kerugian, baik berupa materiil atau non materiil, berikut pembahasan selengkapnya.

Pemanfaatan Waktu Lembur

Tidak selamanya lembur menguntungkan perusahaan. Jika jadwal lembur yang telah ditetapkan tidak mengacu pada workload yang tersisa dan performa karyawan, maka hal ini dapat dijadikan sebagai alasan bagi karyawan untuk selalu menghabiskan waktu lembur yang dimiliki.

Oknum karyawan seperti ini merupakan oknum yang ingin mengambil keuntungan dengan mengklaim hak uang lembur yang menjadi kewajiban perusahaan.

Penyusunan jadwal lembur harus dilakukan sedemikian rupa sehingga dapat benar-benar mengakomodir pekerjaan yang tidak dapat diselesaikan. Kemampuan kerja karyawan juga harus diperhatikan, sehingga jadwal yang diberikan dapat benar-benar digunakan untuk menyelesaikan pekerjaan yang belum selesai.

Tidak jarang, karyawan yang ‘nakal’ kemudian sengaja tidak menyelesaikan pekerjaannya pada jam kerja reguler agar dapat mendapatkan hak uang lembur. Padahal, jika dikerjakan pekerjaan tersebut dapat diselesaikan tepat waktu tanpa harus lembur.

Pemanfaatan ini juga biasanya dilakukan oleh karyawan yang terbiasa datang terlambat. Kedatangan yang terlambat menjadi alasan agar ia dapat menggunakan waktu lembur untuk menyelesaikan pekerjaan yang semestinya dapat dikerjakan dengan cepat pada jam kerja reguler.

Kinerja Karyawan yang Menurun

Penerapan jam kerja wajar serta pengaturan waktu lembur oleh pemerintah tentu memiliki dasar yang jelas. Ketika jam lembur ini dilanggar, mungkin saja akan memberikan keuntungan jangka pendek yang baik. Namun jika diterapkan secara terus menerus, performa kerja karyawan justru akan menurun. Hali ini dapat mempengaruhi efektivitas kerja yang dimiliki perusahaan.

Faktor kelelahan dan waktu yang terlalu banyak akan jadi dua poin terbesar yang berpengaruh pada penurunan kinerja karyawan ini. Maka dengan demikian, pertimbangkan dengan matang sebelum menentapkan jadwal lembur perusahaan.

Tingkat Turnover

Disadari atau tidak, perusahaan dengan waktu lembur yang sangat padat akan memiliki tingkat turnover yang tinggi. Hal ini dikarenakan tekanan kerja yang berat dialami karyawan. Meski mungkin karyawan memiliki daya tahan dan kinerja yang baik, jika terus menerus dieksploitasi, maka tidak heran jika karyawan tersebut memilih untuk mundur dan mencari pekerjaan lain.

Tingkat turnover yang tinggi akan merugikan perusahaan di berbagai aspek. Kehilangan SDM berkualitas, citra buruk yang muncul, serta keperluan menghabiskan sumber daya untuk mendapatkan SDM dengan tingkat kerja yang sama.

Ancaman Hukum

Penerapan waktu lembur yang berlebihan juga menempatkan perusahaan pada posisi yang sangat beresiko akan ancaman pengaduan hukum. Karena jam kerja dan jam lembur telah diatur dalam peraturan pemerintah pada UU Ketenagakerjaan, pelanggaran dapat dikenakan sanksi tegas dan akan merugikan perusahaan.

Kualitas Hidup

Dari sisi karyawan sendiri, memang lembur akan memberikan pemasukan yang lebih tinggi karena ditambah dengan upah lembur. Namun dalam jangka panjangnya, kualitas kehidupan bisa menurun. Karyawan akan kekurangan waktu untuk kehidupan sosialnya dan berinteraksi dengan orang lain.

Karyawan juga akan memiliki waktu terbatas untuk melakukan refreshing untuk mengembalikan gairah kerja. Selain itu, tentu dampak yang paling jelas adalah menurunnya tingkat kesehatan karyawan. Sudah terbaca kemana dampaknya bukan? Penurunan kinerja, tanggungan jaminan kesehatan, serta penurunan performa perusahaan secara umum dapat terjadi.

Lembur karyawan memang perlu dilakukan. Dengan catatan, lembur harus dilakukan sesuai dengan aturan yang berlaku dan dengan prosedur yang tepat. Selain itu perusahaan dan bagian HR juga perlu melaksanakan riset mendalam mengenai kapasitas kerja karyawan, sehingga lembur yang dilakukan bisa berjalan secara efektif dan menguntungkan kedua pihak.

Untuk membantu perusahaan menganalisis data kinerja karyawan, aplikasi Talenta hadir dengan beragam fiturnya. Dengan menggunakan Talenta, perusahaan akan memiliki laporan lengkap kinerja setiap karyawan, sekaligus pada pengaturan jadwal lembur dan penghitungan upah lembur.

Administrasi karyawan akan terlaksana lebih efektif, serta kinerjanya akan senantiasa terjaga. Sistem pengelolaan HR seperti ini banyak digunakan untuk menjamin setiap hak terpenuhi tanpa harus mengorbankan banyak hal.

Tertarik untuk mencoba Talenta? Isi formulir ini untuk jadwalkan demo Talenta dengan sales kami dan konsultasikan masalah HR Anda kepada kami!

Anda juga bisa coba gratis Talenta sekarang dengan klik gambar di bawah ini.

Coba Gratis Aplikasi HRIS Talenta Sekarang!

Maderendika