Jika karyawan diibaratkan sebagai roda, maka motivasi kerja adalah energi penggeraknya. Tanpa motivasi, organisasi sulit untuk berjalan sebagaimana mestinya.
Dalam konteks perusahaan, motivasi kerja dapat menciptakan lingkungan organisasi yang produktif bahkan berdampak langsung dengan kepuasan konsumen.
Meski terlihat remeh, strategi motivasi kerja memiliki dampak besar bagi perusahaan. Lalu, bagaimana caranya? Simak penjelasannya berikut ini.
Mengapa Motivasi Kerja Penting?
Motivasi kerja adalah dorongan diri seseorang untuk melakukan suatu pekerjaan demi mencapai tujuan yang diinginkan dari hasil pekerjaan tersebut.
Dalam konteks perusahaan, motivasi kerja merupakan bentuk dorongan karyawan untuk melakukan pekerjaan yang sejalan dengan visi dan misi perusahaan.
Motivasi kerja karyawan yang terarah mampu memberikan dampak berlapis bagi perusahaan yaitu sebagai berikut.
- Menjaga dan meningkatkan produktivitas. Dalam sebuah penelitian, motivasi kerja dapat meningkatkan produktivitas hingga 17%
- Menciptakan inovasi dan ide-ide baru. Menurut penelitian dari Teresa Amabile, karyawan yang termotivasi cenderung melakukan meaningful work sehingga mampu menciptakan kreativitas, ide baru, dan inovasi
- Meningkatkan employee engagement. Penelitian dari Gallup menunjukkan peningkatan motivasi kerja memengaruhi meningkatnya keterlibatan karyawan atau employee engagement
- Mengurangi rasio turnover karyawan. Sebuah penelitian menunjukkan, motivasi karyawan dapat mengurangi rasio turnover karyawan
- Menciptakan lingkungan kerja yang positif. Secara beriringan, perusahaan dengan sendirinya menjadi lingkungan yang positif ketika karyawan di dalamnya termotivasi.
- Kualitas pelayanan konsumen yang baik. Karyawan yang termotivasi cenderung lebih bahagia. Perasaan ini yang kemudian memengaruhi bagaimana karyawan memperlakukan konsumen.
“Karyawan lebih bahagia ketika memiliki motivasi”, pun diamini oleh mendiang Tony Hsieh, mantan CEO Zappos yang melalui bukunya Delivering Happiness menyatakan kebahagian karyawan lahir dari motivasi kerja.
Menyadari dampaknya yang besar bagi bisnis, motivasi kerja tidak lagi sebatas kata-kata di pajangan dinding. Namun menjadi sebuah program strategis yang harus dimulai.
21 Cara Meningkatkan Motivasi Kerja dan Contoh Implementasinya
Mengutip berbagai sumber dari berbagai konsultan HR dan mengacu pada teori Dua Faktor Motivasi Herzberg dan teori Job Characteristic Model dari Oldham, berikut strategi praktis untuk meningkatkan motivasi kerja karyawan.
1. Tetapkan Tujuan yang Jelas
McKinsey pada tahun 2024 melakukan survei kepada 1.000 karyawan di seluruh dunia, 72% di antaranya berpendapat sumber motivasi kerja mereka adalah adanya tujuan kerja yang jelas dan terukur.
Adanya tujuan kerja serta alat ukur yang jelas, membuat karyawan memiliki prioritas dan mampu mengukur kekuatan diri sehingga mereka lebih fokus ketika bekerja.
2. Beri Kesempatan Karyawan untuk Bereksplorasi
Tidak ada karyawan yang lebih besar dibanding perusahaan bukan berarti membatasi otonomi karyawan untuk bekerja.
Karyawan yang memiliki otonomi berarti memiliki kebebasan untuk memiliki kendali akan pekerjaannya. Termasuk bebas berpendapat dan juga bebas untuk ikut mengambil keputusan.
Misalnya, seorang graphic designer bebas untuk menggunakan software apapun atau seorang digital marketing bebas untuk menggunakan strategi dan solusi yang diyakini benar.
Menurut penelitian, karyawan yang diberikan otonomi pekerjaan berdampak pada motivasi kerja dan kinerja karyawan.
Contoh perusahaan yang memberikan otonomi kepada karyawan adalah Google dengan program 20% time policy-nya yang mana karyawan berhak untuk mengerjakan proyek yang mereka minati.
3. Budayakan Belajar Mulai dari Mentorship
Di industri saat ini, Belajar tidak lagi tentang momen. Namun sudah menjadi bagian dari budaya perusahaan yang harus dilakukan terus-menerus.
Selain mampu beradaptasi dengan dinamika industri, adanya budaya belajar juga membantu perusahaan menciptakan lingkungan kerja yang positif.
Ketika karyawan belajar sesuatu, mereka memiliki dorongan untuk menerapkan apa yang mereka pelajari ke aspek nyata dalam hal ini proyek yang mereka sedang kerjakan.
Menciptakan budaya belajar bisa dimulai dengan program peer-to-peer mentorship antar karyawan seperti yang dilakukan oleh T-Mobile.
4. Ciptakan Lingkungan Kerja yang Inklusif
Inklusif bukan berarti memperlakukan sama seluruh karyawan, justru sebaliknya. Inklusif berarti memperlakukan karyawan secara khusus sesuai dengan kebutuhannya.
Misalnya, perusahaan memberikan kebebasan bagi karyawan dengan agama tertentu untuk beribadah
Contohnya lagi yaitu perusahaan memberikan kompensasi atau benefit berdasarkan minat dan kebutuhan, dan lain sebagainya.
Lingkungan kerja yang inklusif atau personalized mampu menciptakan atmosfer positif di dalam tubuh perusahaan. Dampaknya karyawan cenderung memiliki motivasi tinggi.
5. Beri Waktu Istirahat
Ketika bekerja, Anda maupun karyawan Anda pasti mengalami kelelahan atau burnout. Baik kelelahan fisik maupun mental.
Sebagai perusahaan, pastikan Anda memiliki kebijakan yang mendukung waktu istirahat karyawan. Salah satunya, rotasi shift kerja. Contoh, tidak ada jadwal kerja shift malam yang berurutan.
Anda juga bisa menerapkan no work during break. Memastikan karyawan tidak bekerja saat beristirahat termasuk urusan mengirim email atau menerima telepon.
Bagi karyawan, Anda bisa menggunakan teknik pomodoro yaitu memberikan jeda waktu istirahat di sela-sela bekerja. Contoh, setelah 25 menit bekerja, Anda bisa mengambil waktu istirahat selama 5 menit.
6. Berikan Penghargaan dan Apresiasi
Membangun kepercayaan kepada karyawan bahwa mereka itu berharga dan penting dapat dilakukan dengan memberikan penghargaan dan apresiasi.
Mulailah dengan apresiasi kecil misalnya mengucapkan selamat kepada tim atau karyawan yang berhasil memberikan gebrakan atau berhasil mencapai target di dalam forum.
Anda juga bisa melakukan apresiasi yang lebih besar misalnya mengangkat nama karyawan berprestasi melalui media sosial perusahaan.
7. Ciptakan Lingkungan Kerja yang Nyaman
Siapa bilang lingkungan kerja tidak memengaruhi motivasi karyawan? The Leesman Index punya penelitiannya.
Perusahaan yang bergerak untuk melakukan asesmen tempat kerja ini menyatakan bahwa lingkungan kerja yang nyaman, tata letak, pencahayaan, dan model ruang kerja memengaruhi motivasi karyawan.
Misalnya, perusahaan yang memiliki ruang kerja dengan fasilitas open space atau ruang kolaborasi cenderung lebih produktif dan memungkinkan adanya kolaborasi.
Jadi, pastikan Anda memikirkan ulang bagaimana tata ruang kerja Anda saat ini. Apakah sudah memenuhi kebutuhan karyawan dan tim Anda?
Baca juga: Bagaimana Cara Membuat Proses Onboarding Karyawan Baru Yang Efektif?
8. Buat Komunikasi Antar Tim jadi Lebih Mudah
Birokrasi komunikasi sering digunakan oleh perusahaan sebagai dalih keamanan dan ketertiban operasional. Namun hal ini justru mengorbankan sisi komunikasi antar tim.
Sering kali komunikasi yang tidak efektif tidak hanya mengganggu operasional namun mengurangi moral karyawan salah satunya motivasi.
Keterbukaan dan kemudahan komunikasi antar karyawan, departemen, maupun cabang adalah langkah awal untuk membangun motivasi karyawan.
9. Beri Kesempatan Karyawan untuk Berkembang
Dalam 10 tahun terakhir, kesempatan berkembang dan pengembangan karir jadi salah satu faktor kepuasan kerja karyawan yang tentunya berpengaruh terhadap motivasi.
Salah satunya adalah laporan Indonesia Talent Report 2024 yang dirilis oleh Michale Page mengatakan angkatan kerja usia 20-an menjadikan kemajuan karir sebagai prioritas utama.
Ada beberapa hal yang bisa dilakukan untuk memberikan kesempatan karyawan bertumbuh yaitu:
- Memiliki sistem penilaian kinerja yang transparan dan terukur
- Memberikan rencana pengembangan karir secara individu kepada karyawan
- Memiliki program pelatihan baik itu reskilling (belajar kemampuan baru) maupun upskilling (meningkatkan kemampuan yang sudah ada)
Selain faktor motivasi, memberikan ruang karyawan untuk tumbuh juga merupakan upaya retensi karyawan di tengah isu skill gap.
10. Menciptakan Budaya Feedback yang Konstruktif dan Terus-Menerus
Feedback layaknya sebuah pengisi daya yang mampu memberikan energi ketika karyawan mulai kelelahan atau kehilangan motivasi.
Hal ini pun diamini melalui survei yang dilakukan McKinsey bahwa 77% responden merasa termotivasi jika mendapatkan feedback secara terus-menerus.
Feedback juga bukan hanya sebagai sarana menilai kinerja karyawan. Lebih dari itu, feedback merupakan sarana curahan hati bagi karyawan.
Karyawan bisa mencurahkan masalah atau tantangan yang dihadapi yang membuat mereka merasa penting di mata perusahaan.
11. Rencanakan Program Rekreasional
Memiliki program rekreasional juga merupakan upaya membentuk motivasi dan lingkungan kerja yang positif.
Meski terdengar kontraproduktif, program rekreasional-apalagi jika dirancang untuk membangun kerjasama tim-justru memiliki dampak positif bagi produktivitas karyawan.
Misalnya memiliki aktivitas outing setiap 6 bulan sekali atau setahun sekali di akhir tahun atau jangka waktu yang lebih pendek..
Contohnya, aktivitas makan bersama, bermain gim bersama, atau aktivitas olahraga bersama-sama.
12. Beri Dukungan Kesehatan Fisik dan Mental Karyawan
Gallup melalui The State of Global Workplace 2024 dalam laporannya menyebut masalah utama karyawan saat bekerja adalah kesehatan fisik dan mental.
Perusahaan yang tidak bisa mengakomodasi kebutuhan dan dukungan kesehatan fisik dan mental karyawan, berpotensi menurunkan tingkat kebahagiaan karyawan yang tentu berdampak juga pada motivasi kerja.
Pastikan, Anda memiliki program yang mendukung kesehatan fisik dan mental karyawan. Misalnya membuka ruang konsultasi psikologi, aktivitas rekreasional bersama-sama, atau menghadirkan profesional.
13. Ciptakan Digital Native di Lingkungan Kerja
Meski angkatan usia kerja di perusahaan diisi oleh beragam generasi, memiliki lingkungan kerja yang terintegrasi dengan teknologi digital ternyata mampu meningkatkan motivasi.
Contohnya teknologi siber digital memungkinkan karyawan merasa lebih aman untuk bekerja dan beraktifitas di lingkungan kerja.
Begitupun teknologi administratif seperti HRIS, absensi online, atau teknologi manajemen kerja yang mampu menghilangkan sekat birokrasi.
Kemudahan dan rasa aman yang diciptakan teknologi ini berdampak langsung terhadap motivasi kerja karyawan.
14. Ciptakan Employer Branding yang Kuat
Membangun citra perusahaan dengan menunjukkan budaya kerja ternyata tidak hanya memberi keuntungan bagi perusahaan.
Secara tidak langsung, aktivitas yang jamak disebut employer branding ini mampu meningkatkan motivasi kerja.
Employer branding umumnya dilakukan dengan membagi konten, mulai dari aktivitas di balik layar, mengulas dan mengapresiasi karyawan, hingga nilai budaya.
Secara tidak langsung hal ini merupakan upaya perusahaan untuk mengangkat citra karyawan itu sendiri karena karyawan terlibat langsung dalam proses pembuatannya.
Karyawan merasa menjadi bagian dari perusahaan yang berpengaruh pada motivasi kerja mereka. Apalagi, jika employer branding tersebut mendapatkan respon positif.
Baca juga: Memahami Cost Per Hire: Definisi, Perhitungan, dan Strategi Penghematan Biaya Per Rekrut
15. Berikan Fleksibilitas Kerja
Fleksibilitas kerja mulai menjadi sesuatu yang diperhitungkan saat pandemi pada tahun 2020 yang ternyata cenderung memiliki dampak positif.
Pengaturan kerja yang fleksibel memungkin karyawan dapat bekerja sesuai dengan kebutuhan dan kondisi latar belakang mereka.
Misalnya, Anda bisa mengatur jadwal kerja hybrid atau perusahaan bisa berfokus pada hasil bukan waktu yang dihabiskan karyawan di kantor.
16. Ubah Regulasi yang Berpotensi Menimbulkan Micromanagement
Micromanagement adalah sikap yang menunjukkan kekuasaan lebih dengan cara mengontrol dan ikut campur ke setiap pekerjaan karyawan secara detail.
Contoh regulasi yang menggambarkan situasi ini adalah memblokir akses situs media sosial, layanan video, hingga layanan streaming musik.
Padahal jika melihat gambaran besarnya, penggunaan situs-situs itu justru bisa memberikan manfaat bagi jabatan tertentu. Misalnya social media specialist.
Apabila hal ini dinormalisasi, justru dapat mengurangi motivasi karyawan, menurunkan produktivitas, bahkan memberikan peluang bagi karyawan untuk berbuat tindak kejahatan.
17. Tawarkan Program Insentif
Meski konvensional, pemberian insentif merupakan program yang everlasting. Di situasi apapun, insentif berupa bonus adalah salah satu kunci motivasi karyawan.
Namun yang perlu Anda perhatikan, memberikan insentif kepada karyawan bisa menjadi bumerang bahkan menjadi sumber demotivasi jika dilakukan dengan cara yang tidak tepat.
Seperti temuan HBS dimana memberikan insentif absensi kepada perusahaan justru meningkatkan angka demotivasi karyawan.
Pastikan program insentif yang dibuat terukur, adil, transparan dan memberikan profit bagi perusahaan.
Contohnya, dibanding memberi insentif kepada karyawan yang taat absensi. Lebih baik berikan insentif kepada karyawan yang berhasil mendapatkan klien besar..
18. Ciptakan Transparansi Vertikal
Transparansi tidak hanya berlaku antar karyawan, namun antara karyawan dengan pihak manajemen perusahaan.
Pastikan karyawan mendapatkan informasi yang transparan dari perusahaan. Mulai dari regulasi, nilai-nilai, visi dan misi, bahkan hal-hal personal.
Misalnya, penilaian kinerja karyawan, slip gaji, jatah cuti, angka benefit yang dijanjikan, dan bahan-bahan dokumen yang mendukung pekerjaan.
19. Bantu Karyawan Melihat Dampak Pekerjaan Mereka
Karyawan akan merasa dianggap penting ketika mereka mengetahui dampak dari apa yang mereka kerjakan baik bagi tim, pelanggan, bahkan masyarakat.
Membantu karyawan melihat dampak dari pekerjaan mereka akan menciptakan dorongan atau motivasi untuk memberikan dampak yang lebih besar.
Contohnya, seorang sales sadar bahwa produk minuman yang dijual ke warung-warung ternyata memberikan dampak sosial dan ekonomi bagi pemilik warung.
Contohnya lagi, ketika seorang graphic designer diminta untuk membuat ulang brand guideline perusahaan dan hal tersebut ternyata mampu meningkatkan penjualan.
20. Libatkan Karyawan di Setiap Proses Keputusan
Mengutip McKinsey Performance Management Survey pada tahun 2024, karyawan yang dilibatkan secara langsung untuk memutuskan keputusan strategis mampu meningkatkan motivasi kerja karyawan.
Mulailah melibatkan karyawan dari hal-hal mendasar. Misalnya diikuti untuk rapat dengan klien, ikut serta membuat matriks pekerjaan, dan dilibatkan dalam memberikan feedback tim.
21. Ciptakan Flow State dengan Sumber Daya Memadai
Pernahkah Anda mendengar teori Flow? Teori psikologi yang menjelaskan kondisi seseorang berada dalam situasi fokus saat mengerjakan sesuatu.
Seseorang masuk ke dalam kondisi flow ketika ada keseimbangan antara tantangan dan sumber daya yang dimiliki.
Dalam konteks pekerjaan, karyawan kemungkinan masuk ke dalam situasi ini ketika mereka dibekali sumber daya yang memadai.
Sumber daya di sini salah satunya adalah teknologi. Seperti gadget, peralatan terbaru, internet, atau software yang dapat mempermudah pekerjaan repetitif.
Memberikan sumber daya yang memadai dengan memanfaatkan teknologi jadi salah satu langkah strategis untuk meningkatkan motivasi.
Meski strategi-strategi di atas tidak semuanya harus Anda terapkan. Pastikan atur kembali berdasarkan kebutuhan dan tujuan yang ingin dicapai perusahaan.
Namun untuk mencapai dampak yang baik bagi perusahaan, strategi yang dilakukan harus konsisten.
Anda juga bisa memulai dengan memanfaatkan teknologi seperti absensi online, aplikasi mandiri karyawan, dan slip gaji online otomatis dari Mekari Talenta agar karyawan lebih termotivasi.
Cari tahu tentang Mekari Talenta dan coba gratis di sini.