Sekilas tentang TORCH
TORCH adalah brand travel apparel asal Indonesia yang hampir berusia satu dekade. Diceritakan oleh Ben Wirawan, CEO Torch, berawal dari keinginan untuk memberikan solusi atas masalah yang dihadapi para jemaah haji dan umrah, Torch pertama kali hadir dengan inovasi sandal khusus untuk perjalanan ibadah. Seiring waktu, Torch menyadari bahwa kebutuhan ini meluas ke berbagai aktivitas traveling lainnya. Dari sana, Torch terus berkembang dan kini menawarkan berbagai produk, mulai dari sandal traveling, waist bag, travel backpack dan perlengkapan perjalanan lainnya.
Dalam perjalanannya, Torch mengalami transformasi besar. Awalnya beroperasi secara tradisional dengan sistem penjualan melalui agen selama dua tahun pertama, Torch kemudian memutuskan untuk beralih sepenuhnya ke digital pada 2017. Langkah ini terbukti strategis—saat pandemi melanda pada 2020, Torch telah memiliki pengalaman tiga tahun di ranah digital commerce. Hasilnya, dalam satu dekade, Torch tumbuh lebih dari 100 kali lipat dibandingkan tahun pertamanya, dengan jumlah karyawan yang meningkat dari hanya 6 orang menjadi lebih dari 120 orang saat ini.
Tantangan bisnis dalam pengelolaan HR
Di awal berdiri, semua proses HR di Torch masih dilakukan secara manual karena jumlah karyawan yang masih sedikit. Namun, seiring pertumbuhan perusahaan, jumlah karyawan terus bertambah, dengan banyak di antaranya bekerja secara mobile di berbagai daerah di Indonesia. Kondisi ini membuat Torch mulai menyadari perlunya sistem yang lebih efisien untuk mengelola HR.
Untuk memahami lebih lanjut tantangan ini, kami berbincang dengan Yuni Sunsie, HR Reward and Operation Coordinator di Torch. Yuni menjelaskan bahwa Torch memiliki beberapa skema waktu kerja yang berbeda, tergantung pada posisi karyawan:
- Head Office – Bekerja 5 hari dalam seminggu (Senin–Jumat) dengan jam kerja fleksibel, asalkan memenuhi total 8 jam per hari.
- Sales (Toko & Online Shop) – Bekerja 6 hari dalam seminggu dengan sistem shifting.
- Tim toko terbagi dalam dua shift: pagi (09.00–17.00) dan siang (14.00–22.00).
- Tim online shop memiliki jam kerja yang lebih bervariasi, bahkan customer service beroperasi 24 jam.
“Karena sistem kerja yang bervariasi ini, HR harus memastikan semua karyawan tetap terpantau dengan baik.”
Selain itu, Torch juga menghadapi tantangan dalam sistem performance review. Meskipun sudah dilakukan secara online, prosesnya masih bersifat manual menggunakan Google Forms. Tim HR harus berulang kali mengecek siapa saja yang telah mengisi, mengingatkan karyawan yang belum, serta merekap hasilnya secara manual—proses yang memakan waktu dan tenaga. Torch sempat mencoba menggunakan software HR dari Malaysia untuk mengelola administrasi karyawan. Namun, sistem tersebut tidak sepenuhnya sesuai dengan kebutuhan bisnis di Indonesia dan komunikasi dengan developer di luar negeri juga dirasa sulit.
Mekari Talenta sebagai solusi tantangan HR
Seiring pertumbuhan Torch, kebutuhan HR pun bertambah, dan akhirnya beralih ke produk lokal yang lebih sesuai dengan kebutuhan bisnis Torch. Dari beberapa pilihan yang ada, akhirnya Torch memilih Mekari Talenta karena fiturnya yang lebih lengkap dan bisa disesuaikan dengan kebutuhan Torch.
Hasil nyata yang dirasakan oleh TORCH
Setelah mengimplementasikan Mekari Talenta, Torch mulai merasakan peningkatan yang signifikan dalam pengelolaan HR:
Kelola absensi dan shift lebih mudah
Bagi Torch, memastikan kehadiran karyawan di lokasi kerja yang beragam adalah tantangan tersendiri, terutama untuk tim sales. Dengan Mekari Talenta, proses ini menjadi lebih praktis dan akurat:
- Kepatuhan absensi lebih terjaga – Karyawan toko, misalnya, tidak bisa melakukan absen dari luar lokasi yang sudah ditetapkan, sehingga kehadiran mereka dapat dipastikan sesuai dengan jadwal.
- Pelacakan lokasi kerja otomatis – Karyawan hanya bisa melakukan absensi jika mereka berada di lokasi dan shift kerja yang telah ditentukan dalam sistem.
“Sistem kerja di Torch cukup bervariasi, terutama dengan adanya tim sales di berbagai lokasi. Dengan Mekari Talenta, absensi jadi lebih terkontrol—karyawan hanya bisa absen di lokasi dan shift yang sudah ditentukan, sehingga lebih akurat dan sesuai aturan.”
Performance review lebih praktis
Sebelumnya, proses performance review di Torch masih dilakukan secara manual menggunakan Google Forms, yang memakan waktu dan tenaga. Dengan Mekari Talenta, semua proses ini menjadi lebih efisien:
- Pengingat otomatis – Sistem akan secara otomatis mengirim notifikasi kepada karyawan yang belum mengisi review, sehingga HR tidak perlu lagi mengingatkan secara manual.
- Pengisian review lebih mudah – Karyawan bisa langsung mengisi evaluasi melalui HP masing-masing.
- Penugasan penilai lebih terorganisir – HR dapat dengan mudah mengatur siapa yang menilai siapa dalam sistem.
Lebih sesuai dengan bisnis lokal
Sebagai software buatan Indonesia, Mekari Talenta menawarkan berbagai keunggulan yang lebih sesuai dengan bisnis lokal, termasuk Torch:
- Pemahaman terhadap regulasi dalam negeri – Sebagai produk lokal, Mekari Talenta memahami regulasi dan kebiasaan bisnis di Indonesia, sehingga fiturnya lebih relevan dengan kebutuhan.
- Dukungan lebih responsif – Ketika Torch menghadapi kendala dalam penggunaan software, tim Mekari Talenta dapat dihubungi dengan mudah dan memberikan solusi dengan lebih cepat.
Mekari Talenta di mata TORCH
Bagi bisnis seperti Torch, yang mengadopsi model lean startup, fokus utama perusahaan adalah R&D, branding, marketing, dan selling. Untuk aspek lainnya, termasuk urusan HR, Torch mengandalkan partnership dengan pihak luar. Mekari Talenta pun dipandang sebagai salah satu partner penting yang mendukung pertumbuhan bisnis Torch.
“Di sinilah produk seperti Mekari Talenta sangat membantu. Dengan Mekari Talenta, kami bisa tetap fokus pada core process kami tanpa terdistraksi oleh kerumitan operasional HR.”