Di dalam dunia konstruksi, beton adalah salah satu hal yang krusial untuk membuat sebuah bangunan dapat berdiri kokoh. Salah satu perusahaan di Indonesia yang menyediakan beton siap pakai untuk bangunan-bangunan tersebut adalah PT SCG Readymix Indonesia.
SCG Readymix Indonesia merupakan perusahaan konstruksi penyedia beton siap pakai pertama di Indonesia dan sudah berdiri pada tahun 1972 dengan nama PT Jaya Readymix pada awalnya.
Berkat produk unggulan beton siap pakainya, perusahaan ini akhirnya diakuisisi oleh SCG, perusahaan produsen bahan bangunan terbesar yang dimiliki oleh Thailand pada tahun 2012.
Proses akuisisi ini akhirnya mengubah nama PT menjadi PT SCG Readymix Indonesia.
Sebagai salah satu perusahaan konstruksi produsen beton terbesar di Indonesia, SCG Readymix telah memiliki sekitar 20 batching plant beton yang tersebar di seluruh Indonesia.
Kini, SCG Readymix memiliki sekitar 280 orang karyawan, meski sebelumnya telah memiliki 1.600 karyawan sebelum adanya pandemi.
Perekapan Absensi yang Tidak Efisien di SCG Readymix
Pada industri konstruksi, masalah absensi adalah hal yang cukup krusial karena dapat berpengaruh pada tingkat produktivitas produksi.
Untuk itu, setiap perusahan harus bisa memiliki sistem absensi yang efisien agar karyawan dapat memenuhi kuota produksi dengan baik.
Namun bagi SCG Readymix, memiliki batching plant di berbagai lokasi menjadikan attendance karyawan sebagai tantangan terbesar.
Sebelum memiliki sistem HRIS, tim HR harus men-download data karyawan satu per satu dari mesin fingerprint di setiap batching plant.
Ini dilakukan setiap pagi di mana manajemen meminta HR untuk report absen setiap pagi.
“Aku bisa bilang data absensinya berantakan karena nomor induk karyawan di mesin fingerprint tidak sesuai dengan NIK yang ada di data karyawan milik HRD. Sehingga aku sendiri cukup kesulitan untuk mengolahnya. Proses ini sangat memakan waktu sementara manajemen selalu meminta report absensi seluruh karyawan setiap pagi,” ujar Indah Ilmi, HRIS Supervisor PT SCG Readymix Indonesia.
Sistem absensi yang hanya mengandalkan mesin fingerprint pun juga belum bisa mengakomodir kebutuhan tim HR mereka.
Memiliki banyak cabang dalam hal ini batching plant untuk memproduksi beton, berarti pengawasan terhadap karyawan menjadi lebih minim.
Tim HR mengalami beberapa permasalahan yang selama ini mereka hadapi terkait absensi.
Terkait absensi di mesin fingerprint pun bisa dimanipulasi oleh karyawan, sehingga data absen tidak akurat.
Mereka mencurigai dan khawatir adanya dugaan pemalsuan data di mesin fingerprint.
Misalnya saja, karyawan melapor bahwa ia datang tepat waktu padahal sebenarnya dia tidak masuk atau datang telat.
Selain itu, permasalahan administrasi HR juga mengalami kendala, misalnya proses pengajuan cuti yang panjang.
Karyawan masih harus mengisi form cuti menggunakan kertas, meminta tanda tangan approval dari supervisor, manager, hingga ke general manager.
Karena masih menggunakan kertas dan masih manual, HR kesulitan untuk mendatanya di Excel, sehingga efektivitas dan limbah kertas sangat banyak dan menumpuk.
Prosedur yang panjang seperti ini seringkali disepelekan oleh karyawan, sehingga karyawan lupa melapor atau form pengajuannya hilang dan tercecer sebelum diterima oleh HR.
“Dulu proses birokrasinya itu masih pakai kertas dan itu sangat lama sampai approval. Kalau misalnya hari ini ada GM yang tidak hadir, berarti pengajuan cuti karyawan tertunda. Karena masih pakai kertas, proses pendataannya cukup kesulitan karena masih pakai Excel. Kalau apes datanya korup atau ada data yang keubah. Seperti itu tantangannya,” ujar Indah.
Beberapa permasalahan ini lah yang membuat SCG Readymix mencari solusi penyederhanaan sistem HRIS menggunakan Talenta.
Dengan software HRIS Talenta, kini SCG Readymix dapat memiliki sistem absensi yang lebih efisien sehingga membuat karyawan lebih disiplin dalam bekerja.
Automasi Absensi di Seluruh Batching Plant Menggunakan Talenta
Ketika akhirnya memutuskan untuk menerapkan sistem HRIS, SCG Readymix tidak ingin sistem tersebut menjadi sekadar alat untuk menggantikan sistem absensi yang masih manual.
Mereka ingin HRIS tidak hanya dapat menjadi solusi tetapi juga dapat meningkatkan efektivitas kehadiran karyawan sehingga mereka juga semakin produktif.
“Kita waktu itu amaze dengan beberapa fiturnya Talenta sih ya, khususnya Live Attendance. Dengan adanya Live Attendance, mereka bisa langsung absen di lokasi plant dan tidak ada alasan lain untuk tidak absen,” ujar Indah.
Indah mengemukakan bahwa salah satu pentingnya penggunaan Live Attendance adalah membuat karyawan jadi lebih disiplin untuk memasuk sesuai dengan jam yang ditetapkan.
Merasa bahwa penggunaan mesin fingerprint sudah tidak lagi efektif, adanya Live Attendance membuat karyawan jadi lebih aware terhadap absensi mereka.
Penerapan sistem Live Attendance ini dilakukan secara serentak baik di kantor pusat, maupun di semua batching plant.
Khusus bagi para karyawan yang harus bekerja di plant, SCG Readymix telah menetapkan titik-titik tertentu yang membuat absensi mereka dianggap valid ketika menggunakan Live Attendance.
Implementasi fitur ini membuat karyawan jadi lebih tepat waktu, sehingga kebutuhan produksi beton dapat tetap terjaga.
Dari sisi HR, adanya Talenta membuat mereka jadi lebih mudah dan cepat dalam melaporkan report absensi ke manajemen setiap harinya.
Sistem di Talenta sudah berbasis cloud, sehingga data absensi karyawan selalu ter-update secara real-time.
Indah dan tim HR lainnya tidak perlu lagi download data absensi karyawan satu per satu di masing-masing cabang.
Efektivitas dapat terjaga, dan tim HR SCG Readymix dapat memfokuskan waktunya untuk mengerjakan pekerjaan penting lainnya.
“Saya sebagai HR sering pulang malam karena bobot pekerjaan cukup banyak dan absensi itu memakan waktu paling banyak. Dengan adanya Talenta, sekarang saya tidak hanya fokus absensi saja, tapi saya bisa fokus dan membagi waktu juga buat pekerjaan lainnya,” ujar Indah.
Selain itu, fitur Employee Self-Service (ESS) juga membuat approval cuti karyawan dipermudah.
Yang semula memiliki banyak approval line dan harus menggunakan kertas, kini mereka bisa request cuti menggunakan aplikasi mobile Talenta dengan satu approval line yakni direct supervisor mereka saja.
Dalam pengimplementasiannya, SCG Readymix sudah membagi cuti di dalam Talenta menjadi dua, yaitu cuti tahunan dan cuti panjang.
Sehingga, para karyawan dapat memilih cuti yang mana dan juga langsung bisa melihat saldo cuti mereka sendiri.
Karena karyawan sudah sadar kita mengontrol absensi mereka menggunakan Talenta, mereka jadi sadar untuk datang tepat waktu. Sehingga, kebutuhan manpower kita di lapangan dan kecepatan untuk memenuhi volume dapat terpenuhi berkat karyawan datang tepat waktu.
Bagi Indah, adanya software HRIS Talenta sangat membantu perusahaan dan juga karyawan untuk dapat bekerja lebih disiplin dan produktif.
Pekerjaan di bidang konstruksi seperti SCG Readymix mengharuskan para karyawan untuk selalu siap memenuhi kebutuhan permintaan produksi.
Sehingga para karyawan dituntut harus bisa disiplin mulai dari waktu kehadiran mereka.
Sadar bahwa lalai terhadap absensi berarti ada konsekuensi, karyawan SCG Readymix kini sangat bergantung pada aplikasi Talenta untuk absen setiap harinya.
Adanya Talenta juga membantu Indah dan tim HR lainnya untuk menghilangkan pekerjaan HR yang sifatnya administratif dan kini bisa diautomasi.
Benefit Menggunakan Talenta
1. Sistem absensi membuat karyawan lebih disiplin
2. Proses cuti karyawan jadi hanya satu approval line dan lebih singkat
3. Pembuatan report absensi jadi semakin cepat
4. Penyampaian informasi jadi lebih menyeluruh
5. Proses produksi jadi lebih terjaga
Fitur Talenta yang Digunakan
1. Live Attendance
2. Announcement
3. Employee Self-Service
Software HRIS Talenta dapat membantu Anda menyelesaikan permasalahan dalam operasional HR.
Jika Anda punya permasalahan yang sama dengan PT SCG Readymix Indonesia, Anda bisa konsultasi dengan tim konsultan kami.
Tertarik untuk mempelajari fitur-fitur Talenta lebih lanjut? Coba gratis produk demonya di sini atau jadwalkan konsultasi dengan tim Talenta dengan isi formulir berikut.