Tak bisa dipungkiri, Google adalah perusahaan terbesar dan terbaik hingga saat ini. Hal ini terbukti dari makin banyaknya jumlah karyawan yang bekerja di perusahaan teknologi tersebut. Data terakhir di tahun 2016, tercatat jumlah karyawan Google telah mencapai angka 60.000 orang.
Bicara soal karyawan, Google termasuk salah satu perusahaan yang menerapkan sistem perekrutan dengan standar tinggi. Oleh karena itu, banyak yang berkata jika tak semudah itu bagi seseorang masuk dan jadi bagian dari perusahaan yang didirikan oleh Sergey Brin dan Larry Page ini.
Lazslo Bock, SVP of People atau Kepala HR Google seperti dikutip dari BusinessInsider mengungkapkan jika ia memiliki trik tersendiri dalam merekrut karyawan. Trik tersebutlah yang menurut pengakuannya dijadikan salah satu indikator dalam merekrut karyawan baru di Google. Apa saja trik yang dimaksud? Simak penjelasannya di bawah ini.
Menentukan standar yang tinggi
Lazslo Bock mengungkapkan bahwa trik pertama agar bisa mendapatkan kandidat karyawan terbaik maka sebelum memulai proses rekrutmen bagian HR wajib mengajak pihak manajemen untuk sama-sama menyusun daftar karakteristik ideal karyawan yang dibutuhkan.
Cara ini diklaim Bock sebagai salah satu solusi jitu yang akan membuat perusahaan mendapatkan kandidat terbaik yang selaras dengan budaya perusahaan.
Bock menyarankan perusahaan untuk fokus mencari kandidat yang lebih kompeten dan memiliki passion dalam pekerjaannya dibanding apa pun.
Meski memakan waktu yang cukup lama, Bock mengatakan bahwa Anda sebagai bagian dari HR yang memiliki andil besar dalam merekrut kandidat karyawan terbaik harus tetap bersabar dan mempertimbangkan cara untuk terus berinovasi. Menurutnya, jangan pernah sekalipun Anda sebagai HR berkompromi soal mempekerjakan karyawan.
Jangan terpaku pada satu cara, manfaatkan beragam sarana untuk bisa mendapatkan kandidat karyawan terbaik
Bock menceritakan banyak perusahaan termasuk Google dulunya menggunakan jasa portal pencarian kerja atau firma headhunting untuk menemukan kandidat pegawai.
Meski tak sepenuhnya salah, langka ini dinilai Bock sudah terlalu lawas karena pada dasarnya pengguna portal kerja konvensional cenderung mengirimkan lamaran generik.
Pria yang berkecimpung hampir sepuluh tahun lebih di bagian HR alias People Operation di Google ini menyarankan supaya Anda, para HR wajib ‘turun tangan’ sendiri dan aktif memanfaatkan sarana.
Misal Bock mencontohkan bahwa Google sendiri mulai memanfaatkan LinkedIn, organisasi networking dan koneksi untuk screening calon kandidat karyawan yang tepat untuk perusahaan.
Selain itu, Google juga diklaim telah memiliki tim khusus untuk mengulas kembali secara langsung lamaran kandidat yang tersingkir di proses awal karena siapa tahu ada potensi yang terlewatkan.
Sebar proses wawancara
Bock mengungkapkan bahwa setiap tahunnya Google mendapat sekitar 2 juta lamaran kerja. Untuk perusahaan sebesar Google saja, Bock mengatakan jika mempekerjakan staf khusus hanya untuk menyusuri lamaran dan melakukan pewawancara. Langkah ini sangat bisa ditiru oleh perusahaan yang mungkin skalanya masih kecil.
Meski masih berskala kecil, menempatkan beban membuat keputusan mempekerjakan seseorang pada satu individu sangat berisiko. Ada baiknya, memang setiap bagian HR dalam perusahaan manapun mempekerjakan tim khusus pada tiap-tiap sesi wawancara dan minta setiap anggota membuat catatan di setiap proses.
Catatan ini bisa dijadikan bahan ulasan untuk menimbang kesuksesan kandidat di setiap sesinya.
Nah, bagaimana dengan perusahaan tempat Anda bekerja? Apakah Anda sudah memanfaatkan beragam cara dan sarana untuk mendapatkan karyawan terbaik?