Salah Merekrut Karyawan: Panduan, Akibat, Dampak

By Ervina LutfiPublished 15 Mar, 2023 Diperbarui 20 Maret 2024

Sudah ternamanya sebuah perusahaan dan digunakannya perangkat canggih memang tak bisa menjamin proses rekrutmen sukses di sebuah perusahaan. Padahal salah akibat dan dampak dari salah merekrut karyawan bisa besar sekali.

Proses rekrutmen sendiri tidaklah semudah seperti yang dibayangkan.

Dalam proses, bisa saja karyawan yang kita anggap berpotensi mengundurkan diri karena satu dan lain alasan.

Atau yang terburuk, bisa saja dalam prosesnya ternyata perusahaan sudah salah merekrut karyawan.

Sayangnya, kesalahan saat merekrut karyawan ini terkadang tak dipahami oleh perusahaan.

Entah tidak tahu atau tidak mau mengetahui, kebanyakan perusahaan malah terjebak atau terkelabui oleh kandidat yang kurang kompeten.

Tentu saja akan berakhir pada penyesalan karena si kandidat yang telah menjadi karyawan kerap kali membuat masalah atau malah bekerja tidak sesuai ekspektasi juga target.

Tanda dan Potensi Kejadian Salah Merekrut Karyawan

Untuk itulah, selama proses rekrutmen Anda wajib mengetahui bagaimanakah tanda-tanda karyawan yang nantinya berpotensi menimbulkan masalah.

Dirangkum dari berbagai sumber, berikut beberapa panduan untuk mengetahuinya khusus untuk Anda.

salah merekrut

1. Ia Datang Terlambat Saat Interview dan Psikotest Tanpa Konfirmasi

Salah satu tanda bahwa si kandidat berpotensi akan bermasalah di masa depan, bisa dilihat dari kedisplinannya saat proses rekrutmen.

Apakah ia datang tepat waktu kala psikotest dan interview atau malah datang terlambat.

Meski tak bisa dijadikan tolok ukur pasti, akan tetapi kandidat yang datang terlambat terlebih tanpa konfirmasi bisa jadi tanda jika nantinya selama bekerja ia adalah orang yang kurang bisa disiplin terutama soal waktu.

Hal ini bisa dijadikan cermin atau acuan tak tertulis bahwa kandidat masih kurang cakap memanajemen waktunya sendiri.

Jika Anda menemui kandidat yang seperti ini, maka Anda wajib mempertimbangkan menerimanya dengan matang-matang.

Pertimbangkan faktor lainnya jika memang ia berpotensi.

Bisa dari hasil interview atau hasil psikotest yang dapat menggambarkan bagaimana kepribadian si kandidat dalam citra yang lebih umum.

Baca Juga: Contoh Aptitude Test yang Bisa Digunakan HR untuk Rekrutmen

2. Selama Proses Interview, Kandidat Kerap Membandingkan Pekerjaan Lama

Bukan suatu kejutan jika selama proses rekrutmen, ada kandidat yang terkadang masih suka membicarakan soal perusahaan lamanya (khusus untuk kandidat yang berpengalaman).

Biasanya, perusahaan juga memang terkadang membutuhkan informasi atau gambaran bagaimana ia berhubungan dan bekerja di kantor lamanya.

Namun jikalau si kandidat selama proses wawancara justru kerap membandingkan perusahaan lamanya dengan perusahaan Anda, maka Anda wajib waspada.

Kandidat seperti ini, biasanya cenderung tak pernah puas dengan apa yang diberikan oleh perusahaan atau apa yang ia dapat dari perusahaan.

Untuk mengobati ketidakpuasannya itu, maka jalan yang dilakukannya tak jauh dari membanding-bandingkan sebagai tanda bahwa ia sebenarnya adalah aset perusahaan yang harus dihargai lebih.

Kandidat yang kerap membandingkan bahkan ke arah menjelek-jelekkan perusahaan lama juga bukanlah kandidat yang tepat untuk Anda rekrut.

Pasalnya, di hadapan Anda bisa jadi ia kini menjelek-jelekkan perusahaan tempat lamanya bekerja.

Namun kala nanti ia mendapat kesempatan untuk interview dengan perusahaan lain setelah bekerja dengan Anda, bukan tidak mungkin ia akan juga menjelek-jelekkan perusahaan Anda ke perusahaan baru.
Sifat kandidat yang seperti ini sudah sepatutnya diwaspadai, karena hal ini tak bedanya ia adalah karyawan yang bermuka dua.

Dan perusahaan menjadi salah merekrut karyawan.

Baca Juga: Pengertian dan Manfaat Talent Management

3. Terlalu Agresif Saat Berkomunikasi Selama Interview

Kandidat yang aktif berkomunikasi selama interview bisa menandakan dua hal.

Pertama, ia memang kandidat yang cakap dan mudah beradaptasi dengan lingkungan baru dan se-asing apapun.

Atau yang kedua, dia adalah kandidat yang kelewat percaya diri dan bisa mengindikasikan sifat yang egois dan keras kepala.

Kandidat yang terlampau agresif selama berkomunikasi memang cenderung menggambarkan individu yang ingin selalu didengar dan egois.

Hal ini nantinya bisa menjadi batu sandungan atau halangan kala nanti si kandidat sudah bekerja dalam tim atau sebuah divisi di perusahaan.

Ia akan cenderung susah bekerja sama karena hampir selalu ingin didengar dan kurang dapat merangkul semua rekan kerja terutama yang memiliki sifat lebih introvert.

Bukannya merangkul untuk bekerja sama, kandidat yang seperti ini nantinya akan cenderung bossy saat bekerja di dalam tim dan tak jarang membuat rekan kerja lainnya tak nyaman bekerja di sekitarnya.

Baca Juga: Sistem HRIS: Manfaat dan Pentingnya bagi Perusahaan

Rekrut Karyawan Dengan Bantuan Aplikasi HRIS Mekari Talenta

Itulah beberapa tanda yang bisa Anda jadikan panduan agar tak salah merekrut karyawan.

Namun sebenarnya, hal-hal minor seperti ini dapat diatasi jika Anda memanfaatkan software HR seperti Mekari Talenta.

Melalui fitur Recruitment Tracking, Anda bisa dengan mudah memilih dan memilah karyawan terbaik yang ingin Anda ajak bergabung dengan perusahaan dan tidak salah merekrut karyawan.

Anda juga bisa dengan mudah mengawasi proses rekrutmen, karena memang Talenta menawarkan sistem database yang terintegrasi dan sistematis.

Tertarik untuk mencoba Talenta? Isi formulir ini untuk jadwalkan demo Talenta dengan sales kami dan konsultasikan masalah HR Anda kepada kami!

Anda juga bisa coba gratis Talenta sekarang dengan klik gambar dibawah ini.

Coba Gratis Aplikasi HRIS Talenta Sekarang!

Apa Pentingnya Merekrut Karyawan Terbaik?

Sebelum membahas akibat bad hiring, mari kita pahami pentingnya merekrut karyawan terbaik.

Sejak tahap awal rekrutmen, perusahaan sebaiknya melakukan seleksi berdasarkan spesifikasi dan kualifikasi yang sesuai dengan kebutuhan bisnis.

Karyawan merupakan eksekutor yang menentukan kesuksesan perusahaan dalam jangka pendek dan panjang.

Manajemen dan kepemimpinan yang baik akan sia-sia jika karyawan tidak mampu menjalankan tugas dengan baik.

Misalnya, karyawan yang tidak memiliki keahlian atau kepribadian yang sesuai dengan lingkungan kerja perusahaan.

Kualitas dan kemampuan karyawan akan sangat memengaruhi hasil kinerja dan pencapaian perusahaan.

Selain itu, karyawan yang baik akan membantu menciptakan lingkungan kerja yang produktif dan sehat.

Dengan lingkungan yang mendukung, karyawan akan lebih betah dan mudah beradaptasi, sehingga tim perusahaan menjadi lebih solid dan kompak.

Baca Juga: 8 Manfaat Nyata Menyediakan Makan Siang Bagi Karyawan

Apa Saja Akibat Salah Merekrut Karyawan Bagi Perusahaan?

Peran karyawan dalam menentukan kinerja dan masa depan perusahaan tidak bisa dianggap sepele.

Oleh karena itu, pemilihan karyawan yang berkualitas sangatlah penting agar perusahaan dapat terus berkembang dan menghindari kerugian.

Namun, apa saja akibat dari kesalahan merekrut karyawan atau yang sering disebut bad hiring bagi perusahaan?

Akibat dari bad hiring bisa sangat merugikan perusahaan.

Untuk lebih memahami pentingnya menghindari kesalahan ini, mari kita bahas berbagai dampak buruk yang umum terjadi akibat bad hiring.

Ingat, perhatikan baik-baik agar tidak salah pilih.

Baca Juga: Contoh Form Reimbursement Perusahaan dalam Berbagai Format

Akibat Salah Merekrut Karyawan

Mengingat karyawan memiliki peran krusial dalam kesuksesan perusahaan, kesalahan dalam merekrut karyawan bisa berakibat fatal.

Berikut beberapa konsekuensi buruk akibat bad hiring:

Rugi Biaya

Mencari Pengganti Proses rekrutmen memerlukan biaya yang tidak sedikit, baik untuk tim seleksi maupun aspek finansial lainnya.

Jika karyawan yang direkrut ternyata tidak sesuai harapan dan harus digantikan, perusahaan harus mengeluarkan biaya lagi untuk mencari pengganti yang lebih kompeten.

Akibatnya, perusahaan akan kehilangan banyak uang untuk mencari karyawan yang tepat.

Kehilangan biaya dan waktu dalam rekrutmen yang tidak efektif sangat merugikan perusahaan.

Hilangnya Produktivitas

Kualitas karyawan berpengaruh langsung pada produktivitas perusahaan.

Karyawan yang memiliki keahlian sesuai bidangnya akan mampu bekerja dengan efisien.

Namun, jika karyawan yang direkrut tidak sesuai dengan kebutuhan atau memiliki sikap yang buruk, produktivitas perusahaan akan menurun dan menyebabkan kerugian.

Semangat Kerja Menurun

Rekrutmen karyawan yang baik tidak hanya meningkatkan kinerja, tetapi juga membangun lingkungan kerja yang positif, dinamis, dan mendukung perkembangan karyawan.

Bad hiring dapat menyebabkan suasana kerja menjadi tidak nyaman, dan semangat serta etos kerja karyawan pun turun.

Bagaimana Menghindari Bad Hiring / Salah Merekrut Karyawan?

Untungnya, bad hiring dapat dihindari dengan menghindari beberapa kesalahan dalam proses rekrutmen:

Menulis Deskripsi Pekerjaan dengan Jelas

Deskripsi pekerjaan harus ditulis dengan jelas agar pelamar tahu tanggung jawab dan kualifikasi yang dibutuhkan.

Hal ini membantu perusahaan menarik pelamar yang sesuai dengan kriteria yang diinginkan.

Konsistensi dalam Proses Rekrutmen

Perusahaan harus konsisten dalam proses rekrutmen, tidak mengubah kriteria atau syarat secara tiba-tiba.

Konsistensi mempengaruhi reputasi perusahaan dan membantu menarik kandidat terbaik.

Melakukan Tes Kemampuan dan Kepribadian

Selain kualifikasi, tes kemampuan dan kepribadian membantu perusahaan mengetahui apakah kandidat cocok untuk posisi yang ditawarkan.

Tidak Terburu-buru dalam Memilih Kandidat

Hindari terburu-buru dalam memilih kandidat. Lakukan seleksi secara teliti dan pertimbangkan semua aspek yang diperlukan sebelum memutuskan perekrutan.

***

Jadi, penting bagi perusahaan untuk menghindari bad hiring agar tidak mengalami dampak buruk seperti yang telah dijelaskan di atas.

Perusahaan harus melakukan rekrutmen dengan hati-hati dan berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan.

Dengan merekrut karyawan terbaik, perusahaan dapat berkembang dengan baik dan mencapai tujuan bisnisnya.

Image
Ervina Lutfi
Kontributor yang rutin memproduksi tulisan seputar HR dan bisnis, dengan pembahasan teliti, terstruktur, dan mudah dipahami.