Performance Management dan Performance Appraisal, Apa Bedanya?

By HafidhPublished 28 May, 2020 Diperbarui 20 Maret 2024

Perusahaan sering kali keliru bahwa performance management merupakan performance appraisal. Padahal keduanya merupakan dua hal yang berbeda.

Ketidaktahuan organisasi terhadap perbedaan keduanya bisa menyebabkan organisasi tersebut salah langkah dalam menyusun strategi dalam pengembangan karyawan untuk mencapai KPI yang sesuai dengan visi misi perusahaan.

Lantas apa perbedaan keduanya? Untuk itu Mekari Talenta akan memberikan penggambaran tentang perbedaan performance management dan performance appraisal.

Performance Management dan Performance Appraisal

Sebelum mengetahui perbedaannya, Anda perlu memahami definisi dari kedua terminologi manajemen karyawan tersebut.

Performance management atau bahasa lokalnya manajemen performa adalah upaya perusahaan atau dalam lingkup lebih kecil yaitu tim dalam meningkatkan atau menjaga performa karyawan.

Performance management adalah upaya yang dilakukan agar karyawan terus merasa terlibat dalam pekerjaan dan mempertahankan atau mengembangkan performa yang baik.

Manajemen performa juga berupaya bagaimana karyawan mendapatkan kesempatan skill advancement untuk meraih KPI perusahaan.

Berbeda dengan performance management, performance appraisal adalah proses evaluasi untuk mengukur performa perusahaan dalam periode tertentu.

Singkatnya, perbedaan keduanya adalah pada penanganan. Performance management lebih kepada pengembangan dan perbaikan, performance appraisal adalah proses penilaian.

Selain itu banyak para ahli yang mendefinisikan bahwa performance management mengacu pada situasi saat ini dan masa depan.

Sedangkan performance appraisal mengacu pada apa yang telah dilakukan oleh karyawan di masa lalu.

Bisa disimpulkan bahwa performance management adalah proses proaktif dan pencegahan sedangkan performance appraisal adalah proses reaktif dan penanggulangan yang sama-sama bertujuan bagaimana performa karyawan berada pada tingkat terbaiknya.

Untuk mengetahui lebih jelas berikut tabel perbedaan antara performance management dan performance appraisal.

Performance Appraisal Performance Management
Bersifat praktis Bersifat strategis
asasmen bersifat top-down Dapat dilakukan dengan diskusi
Mongoreksi kinerja yang telah lalu Mempersiapkan kinerja di masa depan
Dilakukan pada periode waktu tertentu (3 atau 6 bulan) atau satu hingga dua kali dalam setahun Dilakukan kapanpun bahkan mingguan
Menggunakan peringkat (ranking) Tidak menggunakan ranking
Dilakukan dengan ketat dan sistematis Dapat dilakukan kapan pun dan di mana pun
Penilain keseluruhan performa Penilaian pada bidang kerja tertentu
kuantitatif kualitatif
individual kolektif
Mempengaruhi insentif dan kompensasi Tidak dipengaruhi kompensasi
Biasanya dilakukan dengan tim HRD Biasanya dilakukan oleh tim divisi dan dipandu oleh atasan tim

 

Baca juga: Cara Sukses Hadapi Karyawan Underperformance di Perusahaan

Performance Appraisal

Performance appraisal biasanya dilakukan pada periode tertentu, ada yang menerapkan per kuartal (3 bulan), 6 bulan, bahkan tahunan.

Namun efektifnya, performance appraisal dilakukan setiap 3 bulan.

Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, performance appraisal berfungsi untuk memperbaiki atau meluruskan pekerjaan karyawan yang tidak sesuai dengan target atau bahkan visi perusahaan.

Performance appraisal juga bertujuan untuk mengetahui pekerjaan apa yang harus diperbaiki dan metode apa yang kira-kira bisa dihilangkan agar pekerjaan dapat dilakukan dengan efektif.

Performance appraisal juga bisa menjadi kesempatan karyawan untuk memberikan evaluasi dan masukan kepada perusahaan.

Apa saja yang menjadi hambatan saat bekerja, bagaimana proses kerjasamanya, dan hal lain yang berhubungan dengan kinerja karyawan.

Performance Management dan Performance Appraisal

Adapun performance appraisal memiliki alat ukur secara umum yaitu:

Metode Ranking

Metode ranking adalah metode yang paling umum dan paling dasar dalam melakukan pengukuran kinerja karyawan.

Perusahaan akan me-ranking mulai dari karyawan terbaik dan terburuk dalam satu tim tertentu atau bahkan organisasi keseluruhan.

Kelebihan metode ini, karyawan bisa lebih termotivasi untuk bekerja lebih baik, proses pengurutan murni berdasarkan level kinerja, dan juga lebih mudah untuk dibuat.

Kekurangannya adalah data yang disajikan kurang komprehensif sehingga HRD sulit untuk memahami bagian apa yang perlu diperbaiki.

Selain itu, metode ini akan sulit digunakan jika karyawan usaha Anda banyak.

Metode Forced Distribution

Metode dengan menilai kriteria yang sudah disesuaikan oleh perusahaan.

Misalnya saja perusahaan menerapkan kriteria dari “buruk” hingga “terbaik” dengan melakukan persentase sesuai dengan kategori tersebut.

Metode ini digunakan apabila sulit untuk mengurutkan peringkat masing masing karyawan karena ada beberapa karyawan yang memiliki kinerja yang sama

Kelebihan dari metode ini digunakan untuk meminimalkan bias pada penilaian.

Kekurangannya, alih-alih untuk meminimalkan bias, karyawan cenderung merasa tidak adil.

Misalnya saja karyawan tersebut secara kinerja disiplin namun memang menemui banyak masalah pada kategori tertentu sehingga mendapatkan penilaian yang buruk.

Metode Ceklis

Berisi rangkaian pernyataan yang diberikan sesuai dengan pekerjaan yang sedang dijalani.

Tim HR selanjutnya akan memberikan ceklis mana yang lebih menggambarkan situasi karyawan saat ini.

Kelebihan dari metode ceklis adalah penilaian sangat mendekati dengan situasi karyawan.

Kekurangannya, metode ini cukup memakan waktu sehingga dirasa kurang efektif.

Metode Kejadian Kritis

Penilaian diberikan pada kejadian tertentu apakah cara kerja yang dilakukan efektif, baik, dan sesuai atau tidak.

Proses ini tentu melibatkan supervisor tim untuk melakukan penilaian.

Biasanya penilaian ini diberikan ketika sedang mengerjakan proyek tertentu yang kemudian dirangkum sebagai bahan evaluasi.

Kelebihan dari metode ini adalah HR dapat mengetahui kemampuan dan kelemahan yang dimiliki karyawan secara detail.

Kekurangannya, metode ini dinilai sangat bias dan dipengaruhi oleh halo effect dan horn effect.

Baca juga: Mengenal Metode SMART untuk Pencapaian Target Kerja

Performance Management

Bisa dikatakan performance management adalah bagian keseluruhan yang didalamnya juga ada proses performance appraisal.

Ada beberapa metode yang bisa digunakan dalam performance management.

Pertama, melakukan one on one session antara karyawan dan atasan.

Hal ini bertujuan untuk menyatukan visi, membicarakan kendala dan capaian yang telah diraih dalam satu periode kerja.

Selain itu, atasan juga wajib memberikan keterbukaan kepada karyawan atas keluhan dan kesulitan yang sedang dihadapi karyawan.

Kedua, personal development program dimana atasan biasanya memberikan pelatihan khusus kepada bawahan.

Atasan akan memberikan kesempatan karyawannya untuk mengikuti pelatihan atau kursus di luar kantor guna mengembangkan skillset karyawan.

Keduanya bisa dikategorikan sebagai proses management by objectives dimana atasan mencoba meluruskan atau menyelaraskan tugas dan tujuan perusahaan sehingga karyawan dapat melakukan pekerjaannya dengan baik.

Itulah mengenai perbedaan mendasar antara performance management dan juga performance appraisal.

Anda sebagai pelaku usaha harus memahami  keduanya dan alat ukur yang digunakan.

Untuk urusan tata kelola karyawan, Anda dapat mengandalkan Talenta, software HR dan payroll yang memberikan Anda kemudahan dalam mengelola karyawan mulai dari absensi, cuti, lembur hingga penggajian yang komprehensif. Ayo beralih ke Talenta dan dapatkan demo gratis sekarang juga!

Tertarik untuk mencoba Talenta? Isi formulir ini untuk jadwalkan demo Talenta dengan sales kami dan konsultasikan masalah HR Anda kepada kami!

Anda juga bisa coba gratis software HRD dan payroll berbasis cloud dari Talenta sekarang dengan klik gambar di bawah ini.

Coba Gratis Aplikasi HRIS Talenta Sekarang!

Hafidh