Other 21 min read

Pengertian Bisnis Manufaktur: Contoh, Jenis, dan Pengelolaannya

By Novia Widya UtamiPublished 19 May, 2023 Diperbarui 20 Maret 2024

Usaha bisnis industri manufaktur adalah salah satu penggerak ekonomi Indonesia. Lalu seperti apa contoh proses bisnis perusahaan manufaktur di Indonesia? Bagaimana proses produksi juga proses bisnis perusahaan manufaktur dan kondisi Industri manufaktur di Indonesia sekarang? Insight Talenta akan mengulasnya di sini.

Manufaktur menjadi salah satu bisnis di Indonesia yang terus memperlihatkan perkembangannya dari waktu ke waktu.

Dalam proses pengerjaannya, perusahaan ini melakukan banyak kegiatan untuk mengubah bahan mentah menjadi sebuah barang jadi yang memiliki nilai jual tinggi dan dapat langsung digunakan oleh konsumen

Perusahaan manufaktur adalah salah satu industri yang aktivitas bisnisnya memanfaatkan dan memerlukan banyak hal mulai dari penggunaan mesin, peralatan dan teknologi yang canggih, serta tenaga kerja tertentu.

Hal ini tentu membuat HR di perusahaan manufaktur memiliki peran penting, mulai dari melakukan rekrutmen banyak tenaga kerja, mengerjakan fungsi HR, manajemen proyek yang tepat, hingga melakukan penerapan teknologi demi sistem produksi yang efisien.

Pengertian Bisnis Manufaktur

Secara teknis, bisnis industri manufaktur adalah kegiatan pengolahan bahan mentah melalui proses kimia dan fisika dalam mengubah bentuk, sifat, serta tampilan demi membuat sebuah produk.

Proses industri bisnis manufaktur ini adalah mencakup perakitan berbagai bahan hingga menjadi suatu produk.

Sedangkan, manufaktur berdasarkan ekonom adalah kegiatan transformasi suatu bahan mentah menjadi suatu produk yang memiliki bentuk, serta nilai jual.

Menurut CIRP atau International Conference on Production Engineering pada tahun 1983 menjelaskan bahwa manufaktur merupakan tahapan dalam pembuatan produk yang meliputi desain produk, pemilihan barang, perencanaan, manufaktur, kualitas, dan lain-lain sebagainya.

Proses HR jadi lebih cepat dengan software HR terautomasi Mekari Talenta.

Jenis Produksi Manufaktur

Jenis produksi manufaktur umumnya dapat dibagi menjadi empat kategori utama, yakni sebagai berikut.

Produksi Proyek

Jenis produksi ini terkait dengan pembuatan produk yang unik dan tidak terstandarisasi.

Biasanya melibatkan proyek-proyek khusus yang dilakukan sesuai permintaan pelanggan, seperti pembangunan jembatan, kapal, atau bangunan.

Setiap proyek memiliki spesifikasi dan persyaratan yang unik.

Produksi Batch

Produksi batch melibatkan pembuatan produk dalam jumlah terbatas yang diproduksi secara serentak.

Setiap batch melibatkan beberapa unit produk yang serupa, tetapi mungkin memiliki variasi dalam warna, ukuran, atau fitur tertentu.

Misalnya, produksi sejumlah pakaian dengan desain dan ukuran yang sama tetapi berbeda dalam warna.

Produksi Massal

Jenis produksi ini melibatkan pembuatan produk dalam jumlah besar dan standar.

Produk-produk ini diproduksi secara terus-menerus dan seragam dalam skala besar.

Contoh produksi massal termasuk mobil, elektronik konsumen, atau peralatan rumah tangga.

Tujuannya adalah mencapai efisiensi produksi yang tinggi dan biaya yang lebih rendah.

Produksi Aliran

Produksi aliran, juga dikenal sebagai produksi berkelanjutan, melibatkan proses produksi yang kontinu dan tak terputus.

Produk-produk diproduksi dalam jumlah besar tanpa adanya pembatasan batch atau waktu tunggu.

Contoh produksi aliran termasuk produksi baja, kertas, atau produk-produk petrokimia.

Tujuannya adalah meminimalkan waktu siklus produksi dan mencapai produktivitas yang tinggi.

Setiap jenis produksi ini memiliki keuntungan dan tantangan tersendiri, dan pilihan tergantung pada jenis produk yang diproduksi, permintaan pasar, dan strategi bisnis perusahaan.

Contoh dan Usaha Bisnis Manufaktur di Indonesia

Contoh Proses Produksi Industri Juga Bisnis Manufaktur di Indonesia Adalah?

Industri manufaktur di Indonesia memiliki beberapa jenis, dan Anda sebagai HR harus mengetahui beberapa contoh perusahaan manufaktur di bawah ini, sehingga bisa dengan mudah membuat strategi dalam mengelola perusahaan sekaligus tenaga kerja yang ada di dalamnya.

Di bawah ini adalah beberapa contoh perusahaan manufaktur yang bisa Anda temui di Indonesia.

1. Usaha Bisnis Manufaktur dalam Bidang Otomotif

Industri manufaktur pertama yang bisa Anda temui di Indonesia adalah perusahaan otomotif.

Proses produksi juga bisnis perusahaan manufaktur pada bidang otomotif ini biasanya bergerak dengan menggunakan dan memanfaatkan teknologi tinggi.

Ada banyak barang dari hasil produksi industri otomotif ini mulai dari motor, mobil, dan lain-lain.

Contoh industri manufaktur di Indonesia dalam bidang otomotif dan terkenal hingga dunia adalah sebagai berikut:

  • Astra Group
  • Suzuki Indomobil Motor
  • Toyota Motor Manufacturing Indonesia
  • Honda Prospect Motor
  • Nissan Motor Indonesia
  • dan masih banyak lagi.

Contoh Alur Proses Bisnis Manufaktur Bidang Otomotif

Berikut ini adalah contoh alur proses bisnis manufaktur dalam bidang otomotif:

  1. Perencanaan Produk: Tahap awal adalah perencanaan produk otomotif yang melibatkan penentuan jenis mobil atau komponen yang akan diproduksi, analisis pasar, dan penentuan spesifikasi teknis.
  2. Desain dan Pengembangan: Setelah perencanaan, dilakukan desain dan pengembangan produk otomotif. Ini meliputi pembuatan desain konseptual, desain teknik, dan pemodelan komponen menggunakan perangkat lunak desain.
  3. Pembelian dan Pengadaan Bahan Baku: Bahan baku seperti logam, plastik, kain, karet, dan komponen lainnya dibeli dari pemasok eksternal. Proses pengadaan ini melibatkan pemilihan pemasok yang handal, negosiasi kontrak, dan pemantauan kualitas bahan baku yang diterima.
  4. Proses Produksi: Proses produksi dimulai dengan pemotongan, pembentukan, dan perakitan komponen. Proses ini melibatkan penggunaan mesin dan peralatan khusus untuk memproduksi komponen otomotif dengan presisi tinggi. Aspek penting dalam proses ini adalah pengendalian kualitas untuk memastikan kepatuhan terhadap standar dan spesifikasi yang ditetapkan.
  5. Pengujian dan Verifikasi: Setelah proses produksi, komponen otomotif diuji dan diverifikasi untuk memastikan kualitas dan kinerja yang baik. Pengujian meliputi uji kekuatan, uji fungsionalitas, uji kebocoran, dan uji keselamatan.
  6. Perakitan dan Finishing: Komponen yang telah lulus pengujian dirakit menjadi kendaraan atau sistem otomotif yang lebih besar. Proses perakitan melibatkan pemasangan mesin, sistem kelistrikan, sistem suspensi, interior, dan finishing eksterior.
  7. Pengujian Akhir dan Inspeksi Kualitas: Setelah perakitan selesai, kendaraan atau sistem otomotif menjalani pengujian akhir yang melibatkan pengujian jalan, pengujian sistem, dan inspeksi kualitas akhir. Ini bertujuan untuk memastikan bahwa produk memenuhi semua persyaratan kualitas dan keselamatan sebelum diserahkan kepada pelanggan.
  8. Distribusi dan Pemasaran: Produk otomotif yang telah selesai diproduksi didistribusikan ke dealer atau melalui jaringan pemasaran. Promosi dan pemasaran dilakukan untuk menarik pelanggan dan meningkatkan kesadaran merek.
  9. Layanan Purna Jual: Setelah kendaraan atau sistem otomotif terjual, layanan purna jual seperti perawatan rutin, perbaikan, dan suku cadang tersedia untuk memenuhi kebutuhan pelanggan.
  10. Evaluasi dan Peningkatan: Proses bisnis manufaktur dalam bidang otomotif terus dievaluasi untuk meningkatkan efisiensi, kualitas, dan kepuasan pelanggan. Perubahan dan inovasi dilakukan untuk tetap kompetitif di pasar otomotif yang terus berkembang. Evaluasi dilakukan melalui analisis data, umpan balik pelanggan, dan pemantauan kinerja operasional.
  11. Riset dan Pengembangan: Perusahaan manufaktur otomotif terus melakukan riset dan pengembangan untuk menghasilkan teknologi baru, komponen inovatif, dan desain yang lebih efisien. Hal ini melibatkan kolaborasi dengan pemasok, universitas, dan lembaga riset guna mengidentifikasi tren pasar dan memperbaiki produk yang ada.
  12. Pengendalian Kualitas: Sistem pengendalian kualitas yang ketat diterapkan dalam setiap tahap produksi untuk memastikan bahwa kendaraan atau komponen otomotif memenuhi standar kualitas yang ditetapkan. Pengujian, inspeksi, dan audit dilakukan secara berkala untuk mengidentifikasi dan mengatasi cacat produk.
  13. Manajemen Rantai Pasok: Manajemen rantai pasok yang efektif sangat penting dalam bisnis manufaktur otomotif. Perusahaan bekerja sama dengan pemasok untuk memastikan ketersediaan bahan baku yang tepat waktu, pengelolaan inventaris yang efisien, dan pengurangan risiko pasokan.
  14. Keberlanjutan Lingkungan: Dalam industri otomotif yang semakin memperhatikan isu lingkungan, perusahaan manufaktur berupaya mengurangi dampak lingkungan melalui penggunaan bahan ramah lingkungan, efisiensi energi, dan pengelolaan limbah yang baik. Program keberlanjutan dan sertifikasi lingkungan juga diimplementasikan.
  15. Layanan Purna Jual dan Umpan Balik Pelanggan: Perusahaan manufaktur otomotif memberikan layanan purna jual yang berkualitas, seperti perbaikan, pemeliharaan, dan peningkatan kendaraan. Umpan balik pelanggan digunakan untuk terus memperbaiki produk dan layanan yang disediakan.
  16. Kepatuhan Regulasi: Perusahaan manufaktur otomotif harus mematuhi regulasi dan standar keselamatan yang ditetapkan oleh pemerintah dan lembaga pengawas. Pengendalian mutu dan audit dilakukan secara berkala untuk memastikan kepatuhan terhadap regulasi yang berlaku.
  17. Kolaborasi dengan Mitra Industri: Perusahaan otomotif bekerja sama dengan mitra industri seperti pemasok, dealer, dan lembaga keuangan untuk membangun hubungan yang saling menguntungkan. Kolaborasi ini melibatkan pertukaran informasi, pengembangan produk bersama, dan peningkatan efisiensi operasional.

Dengan menjalankan proses produksi yang terkoordinasi, pengendalian produk yang ketat, dan fokus pada inovasi dan kepuasan pelanggan, perusahaan manufaktur otomotif dapat mencapai beberapa hasil positif.

Di antaranya adalah:

  1. Keunggulan Kompetitif: Dengan melakukan evaluasi, peningkatan, dan inovasi yang berkelanjutan, perusahaan manufaktur otomotif dapat mengembangkan keunggulan kompetitif di pasar. Ini dapat mencakup peningkatan kualitas produk, efisiensi produksi, inovasi teknologi, dan keunggulan layanan.
  2. Pertumbuhan Pasar: Dengan memperbaiki produk dan memenuhi kebutuhan pelanggan, perusahaan manufaktur otomotif dapat memperluas pangsa pasar dan menarik lebih banyak konsumen. Pertumbuhan pasar ini dapat dicapai melalui ekspansi ke pasar baru, diversifikasi produk, atau peningkatan penjualan di pasar yang ada.
  3. Reputasi yang Baik: Dengan memberikan produk berkualitas tinggi dan layanan yang memuaskan, perusahaan manufaktur otomotif dapat membangun reputasi yang baik di industri. Reputasi yang baik akan meningkatkan kepercayaan pelanggan, memperkuat merek, dan membuka peluang kerja sama dengan mitra bisnis.
  4. Efisiensi Operasional: Dengan mengimplementasikan sistem pengendalian kualitas yang baik dan manajemen rantai pasok yang efisien, perusahaan manufaktur otomotif dapat meningkatkan efisiensi operasional. Hal ini dapat mengurangi biaya produksi, mempercepat waktu penyelesaian produk, dan meningkatkan produktivitas tenaga kerja.
  5. Keberlanjutan dan Keselamatan: Dengan memperhatikan isu keberlanjutan lingkungan dan mematuhi regulasi keselamatan, perusahaan manufaktur otomotif dapat berkontribusi pada lingkungan yang lebih baik dan menghadirkan produk yang aman bagi pengguna.
  6. R&D dan Inovasi: Dengan fokus pada penelitian dan pengembangan (R&D), perusahaan manufaktur otomotif dapat menciptakan inovasi baru dalam desain, teknologi, dan performa kendaraan. Hal ini akan membedakan mereka dari pesaing dan meningkatkan daya saing di pasar.
  7. Keuntungan yang Berkelanjutan: Dengan menjalankan proses produksi yang efisien, meningkatkan kualitas produk, dan memenuhi kebutuhan pelanggan, perusahaan manufaktur otomotif dapat mencapai keuntungan yang berkelanjutan dan pertumbuhan jangka panjang.

Secara keseluruhan, menjalankan proses produksi yang efektif, mengendalikan produk secara ketat, dan berfokus pada inovasi dan kepuasan pelanggan adalah kunci kesuksesan perusahaan manufaktur otomotif.

Hal ini akan memungkinkan mereka untuk tetap bersaing di pasar yang dinamis dan memenuhi harapan pelanggan.

2. Bisnis Manufaktur dalam Bidang Elektronik

Dalam kegiatan bisnisnya, perusahaan ini sama dengan industri otomotif, di mana keduanya membutuhkan teknologi yang tinggi untuk membuat suatu barang.

Hasil produksi dari industri ini juga bermacam-macam dan sering ditemukan di kebutuhan rumah tangga seperti televisi, komputer, handphone, kulkas, AC, dispenser, dan masih banyak lagi.

Biasanya, proses produksi juga bisnis perusahaan manufaktur ini menggunakan teknologi dan menyerap banyak tenaga kerja.

Perusahaan industri manufaktur di Indonesia dalam bidang elektronik yang cukup terkenal adalah seperti berikut:

  • Maspion Electronics
  • Polytron
  • Toshiba
  • Advan
  • dan masih banyak lagi.

3. Bisnis Manufaktur Bidang Tekstil dan Garmen

Industri manufaktur yang satu ini adalah salah satu industri yang sudah tidak asing lagi bagi Anda.

Aktivitas bisnis ini adalah mengolah kapas menjadi benang, lalu benang menjadi suatu kain, dan kain diolah kembali menjadi pakaian seperti baju, celana, dan sebagainya.

Proses produksi juga bisnis perusahaan manufaktur di bidang tekstil dan garmen ini membutuhkan banyak tenaga kerja, sehingga ini bisa menjadi salah satu mata pencaharian kebanyakan masyarakat di Indonesia.

Anda bisa menemukan aktivitas bisnis ini pada beberapa perusahaan seperti:

  • PT Sri Rejeki Isman,
  • PT Argo Pantes Tbk,
  • PT Asia Pacific Fibers Tbk,
  • PT Indo-Rama Synthetics Tbk,
  • dan lain sebagainya.

Baca juga: 4 Fungsi HR yang Industri Manufaktur Butuhkan

4. Industri Bisnis Manufaktur Dalam Bidang Kerajinan

Bisnis manufaktur adalah salah satu penggerak perekonomian Indonesia, salah satu industri yang menyumbang adalah di bidang Kerajinan.

Kerajinan merupakan salah satu industri yang banyak digunakan perusahaan manufaktur di Indonesia.

Selain itu, hasil kerajinan yang dibuat oleh perusahaan ini dikirim hingga ke luar negeri.

Pada 2017 lalu, industri ini memasuki pasar dunia dengan nilai ekspor melebihi US$1,1 Miliar.

Seperti industri Tekstil dan Garmen, -roses produksi juga bisnis perusahaan manufaktur bidang Kerajinan ini akan menyerap banyak tenaga kerja.

5. Industri Manufaktur Dalam Bidang Makanan dan Minuman

Industri makanan dan minuman ini melakukan kegiatan bisnisnya dengan cara mengolah bahan mentah menjadi makanan dan minuman yang siap dikonsumsi.

Hasil produksi dari perusahaan ini sering ditemukan di supermarket ataupun warung-warung kecil seperti makanan ringan, makanan kemasan, minuman kemasan, dan lain sebagainya.

Proses produksi juga bisnis perusahaan manufaktur ini juga memerlukan banyak tenaga kerja atau padat karya.

Makanan minuman dan bahan konsumsi ini berasal dari beberapa perusahaan manufaktur di Indonesia seperti:

  • Grup Mayora
  • Orangtua
  • Garudafood
  • Campina Ice Cream
  • dan sebagainya.

Sistem Perusahaan Usaha Bisnis Manufaktur

Usaha bisnis manufaktur adalah salah satu penggerak ekonomi Indonesia. Lalu seperti apa contoh proses bisnis perusahaan manufaktur di Indonesia? Bagaimana proses produksi juga proses bisnis perusahaan manufaktur dan kondisi Industri manufaktur di Indonesia sekarang? Insight Talenta akan mengulasnya disini.

Sebuah perusahaan manufaktur harus bisa menerapkan manajemen proyek yang baik demi proses pengerjaan atau produksi menjadi lebih efektif.

Dalam industri manufaktur, sistem terbaik adalah dengan menerapkan sistem lean manufacturing yang dapat meningkatkan produktivitas tenaga kerja atau karyawan, memiliki nilai efisiensi, serta unggul dalam operasional perusahaan.

Lean manufacturing adalah sistem produksi yang mempertimbangkan pengeluaran sumber daya yang ada demi mendapatkan nilai ekonomis terhadap pelanggan tanpa perlu melakukan pemborosan.

Sistem ini akan selalu melihat nilai produk dari sudut pandang pelanggan, di mana nilai produk didefinisikan sebagai sesuatu hal yang akan dibayar pelanggan.

Untuk lebih jelasnya, di bawah ini adalah beberapa cara yang bisa Anda lakukan dalam menerapkan sistem lean manufacturing.

  • Menerapkan pull system, melakukan penarikan material yang dilakukan pada saat dibutuhkan dengan tujuan meningkatkan fleksibilitas perusahaan.
  • Fokus pada peningkatan kualitas, fokus dan menjaga kualitas untuk memberikan produk terbaik yang akan dikonsumsi atau digunakan oleh pelanggan.
  • Planning dan eksekusi, perencanaan adalah suatu hal penting yang membantu perkembangan usaha dan produk. Dengan perencanaan ini lah, Anda bisa mengurangi terjadinya pemborosan ataupun produksi gagal.
  • Perbaikan terus menerus, hal ini dilakukan untuk meningkatkan setiap waktu terhadap produk agar pelanggan merasa senang.
  • Kemampuan pengambilan keputusan, dengan pengambilan keputusan yang tepat serta akurat akan menjadi cara efektif dalam proses pembuatan barang.

Selain sistem di atas, Anda juga harus membuat dan menetapkan SOP atau Standar Operasional Prosedur untuk mengatur proses dan sistem tersebut bisa berjalan dengan lancar.

Karena itulah Anda sebagai HR harus mengetahui segala proses dalam bisnis untuk membuat standar pengerjaan yang baik hingga membuat bisnis berjalan dengan semestinya.

Perkembangan Bisnis Industri Manufaktur di Indonesia

Perkembangan Industri Manufaktur di Indonesia

Di tahun 2020, industri manufaktur terus memperlihatkan perkembangannya.

Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita optimis bahwa Indonesia dapat mendobrak kinerja perusahaan manufaktur pada di angka 4,80% hingga 5,30%.

Dengan target ini, pemerintah juga turut mendorong dan menjamin ketersediaan bahan baku sehingga produktivitas terus berlanjut, serta menciptakan iklim usaha yang kondusif.

Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) juga optimis bahwa proyeksi pertumbuhan manufaktur nasional yang telah ditargetkan oleh Kementerian Perindustrian bisa terealisasikan.

Berdasarkan kutipan dari bisnis.com, Ade Sudrajat selaku Ketua API mengatakan bahwa ada beberapa pihak yang pesimis dengan target tersebut, namun ada sejumlah faktor yang menjadi dasar bahwa target tersebut dapat terealisasi dengan tinggi, salah satunya terealisasikan UU Omnibus Law atau hukum untuk semua.

Artinya konsep ini berkaitan atau berurusan dengan berbagai objek atau hal secara sekaligus, dan memiliki berbagai tujuan.

Aturan ini telah dikenal sejak 1840 dan menjadi aturan yang bersifat menyeluruh dan komprehensif, tidak terikat pada satu rezim pengaturan saja.

Presiden Joko Widodo menyebutkan bahwa omnibus law mampu menyederhanakan kendala regulasi yang berbelit-belit dan panjang.

Dengan terealisasikan peraturan ini, pemerintah percaya bahwa ekosistem investasi dan daya saing Indonesia sehingga bisa memperkuat perekonomian nasional, khususnya di bidang manufaktur.

Selain itu, Ade Sudrajat juga mengatakan bahwa free trade agreement dengan Uni Eropa akan segera selesai dan menjadi sentimen positif bagi peningkatan ekspor manufaktur nasional.

Strategi dalam Mencapai Proyeksi Pertumbuhan Usaha Bisnis Industri Manufaktur

Strategi dalam Mencapai Proyeksi Pertumbuhan Usaha Bisnis Industri Manufaktur

Untuk memastikan pencapaian proyeksi pertumbuhan kinerja industri manufaktur di Indonesia pada tahun 2020, Menteri Perindustrian, Agus Gumiwang menetapkan sejumlah langkah strategis.

Apa saja langkah yang akan diambil pemerintah Indonesia untuk mencapai target perkembangan industri manufaktur?

  1. Mendorong jaminan ketersediaan bahan baku untuk keberlanjutan produktivitas, juga menjadi upaya menciptakan iklim usaha yang kondusif.
  2. Menarik investasi, khususnya ke industri yang berorientasi ekspor, menghasilkan produk substitusi impor, berbasis teknologi tinggi, dan sektor padat karya.
  3. Mengatasi kendala investasi kepastian berusaha dengan pemangkasan regulasi yang berbelit-belit melalui RUU Omnibus Law.
  4. Meningkatkan daya saing melalui Revolusi Industri 4.0 yang dipercaya bisa memberikan perubahan pada peningkatan ekonomi berbasis digital.
  5. Mengoptimalkan potensi bonus demografi.
  6. Memprioritaskan penyebaran industri ke luar pulau Jawa melalui pengembangan kawasan industri prioritas.
  7. Mengawal beberapa investasi besar industri, antara lain CPC Corporation (Taiwan) di sektor industri petrokimia, LiteMax (Taiwan) di sektor industri elektronika, dan Smart City, Taiwan Sugar Corp (Taiwan) di sektor industri gula, dan Unical (AS) di sektor industri dirgantara.

Dari ketujuh strategi yang akan dilakukan pemerintah, Anda sebagai HR juga bisa mengambil peran dalam peningkatan dan perkembangan industri manufaktur di Indonesia, salah satunya meningkatkan daya saing SDM Indonesia melalui pemanfaatan teknologi.

Contoh Proses Bisnis dalam Perusahaan Manufaktur 

Contoh Proses Bisnis dalam Perusahaan Manufaktur Adalah Sebagai Berikut

Seperti apa sih contoh proses bisnis perusahaan manufaktur di Indonesia?

Karena sebagai seorang HR di perusahaan manufaktur, Anda juga harus memahami bagaimana alur atau proses bisnis yang ada di perusahaan tersebut.

Hal ini akan mempermudah Anda dalam mengatur bisnis maupun SDM yang ada dalam perusahaan itu sendiri.

Untuk mempermudah Anda dalam mengelola bisnisnya, di bawah ini adalah contoh beberapa proses produksi juga bisnis perusahaan manufaktur yang harus Anda ketahui.

1. Proses Procurement

Procurement merupakan proses bisnis yang berkaitan dalam pengadaan barang dan kebutuhan lainnya dalam membantu keberlangsungan suatu bisnis manufaktur.

Ini adalah contoh proses bisnis perusahaan manufaktur yang umum terjadi.

Bukan hanya sekedar raw material atau bahan mentah saja, namun proses procurement juga berkaitan dengan spare part, alat medis, alat pembersih, kebutuhan gedung, kebutuhan karyawan, alat-alat pertukangan, serta komponen-komponen lainnya.

Dalam proses ini, perusahaan dituntut untuk kelengkapan sekaligus efisiensi dan efektivitas dalam pemilihan barang-barang tersebut.

2. In Out Inventory

In Out Inventory atau barang masuk dan barang keluar merupakan salah satu proses bisnis dalam perusahaan manufaktur.

Di mana, proses bisnis perusahaan ini adalah melakukan pengolahan bahan mentah menjadi produk siap pakai, sehingga akan terdapat banyak barang atau material yang keluar masuk perusahaan.

In Out Inventory merupakan proses bisnis yang juga menjadi kunci keberhasilan bisnis lewat kontrol terhadap aliran barang tersebut.

3. Proses Produksi

Proses bisnis yang hanya ada di dalam perusahaan manufaktur adalah proses produksi.

Dimana, proses ini adalah aktivitas pembuatan bahan baku menjadi barang jadi dan siap dijual dan dikonsumsi oleh pelanggan.

Dalam praktiknya, terdapat pembagian divisi yang lebih luas sesuai kebutuhan industrinya, seperti divisi PPIC (Production Planning and Inventory Control) dan juga QC (Quality Control).

Divisi atau bagian-bagian ini akan berbeda sesuai dengan kebijakan maupun kebutuhan bisnis itu sendiri.

4. Penjualan dan Pemasaran

Hampir sama dengan bisnis lainnya, dalam bisnis manufaktur juga terdapat proses penjualan dan penerapan strategi pemasaran yang baik dan benar.

Contoh proses bisnis perusahaan manufaktur yang ini biasa dilakukan untuk mencapai tujuan dari produksi dan menjual hasilnya demi mendapatkan keuntungan.

Dalam proses ini biasanya juga membutuhkan beberapa biaya seperti biaya promosi, biaya sewa gudang, dan biaya gaji karyawan saat karyawan melakukan promosi produk.

5. Administrasi & Umum

Apapun perusahaannya pasti tidak luput dari pekerjaan administrasi dan umum.

Dimana, contoh proses bisnis perusahaan manufaktur ini berhubungan dengan penentuan kebijakan, pengarahan, dan juga pengawasan agar kegiatan yang berjalan lebih efektif dan efisien.

Disinilah peran Anda sebagai HR yang harus mengatur beberapa biaya yang dibutuhkan perusahaan seperti biaya akuntansi, biaya personalia, biaya gaji karyawan, biaya lembur karyawan, dan biaya untuk keperluan dan kebutuhan karyawan lainnya.

6. Akuntansi & Keuangan

Proses terakhir yang harus Anda ketahui dalam bisnis manufaktur adalah akuntansi dan keuangan.

Kedua hal ini akan membantu kamu memastikan bahwa keuangan bisnis Anda dalam keadaan sehat dan mampu untuk memenuhi kebutuhan produksi, sekaligus kontrol terhadap utang.

Selain itu, seorang akuntan juga memiliki kewajiban untuk mengatur pajak yang harus dibayarkan oleh perusahaan kepada pemerintah.

Contoh Proses Produksi Pada Perusahaan Manufaktur

Proses produksi dalam perusahaan manufaktur merupakan serangkaian langkah atau tahapan yang dilakukan untuk mengubah bahan mentah menjadi produk jadi yang siap dijual.

Proses ini melibatkan berbagai aktivitas, mulai dari perencanaan produksi, pengadaan bahan baku, pengolahan, hingga pengemasan produk akhir.

Berikut ini adalah langkah umum dalam proses produksi perusahaan manufaktur:

  1. Perencanaan Produksi: Tahap ini melibatkan penentuan jumlah produksi, jadwal, dan alokasi sumber daya yang diperlukan untuk memenuhi permintaan pasar. Rencana produksi juga melibatkan perhitungan biaya, pengadaan bahan baku, dan pengaturan tenaga kerja.
  2. Pengadaan Bahan Baku: Setelah perencanaan produksi, langkah berikutnya adalah mengumpulkan bahan baku yang diperlukan. Perusahaan harus memastikan ketersediaan bahan baku yang memadai dan berkualitas sesuai dengan standar yang ditetapkan.
  3. Pengolahan: Tahap ini melibatkan transformasi bahan baku menjadi produk jadi melalui serangkaian proses seperti pemrosesan, perakitan, atau produksi berdasarkan jenis industri yang berbeda. Proses ini melibatkan mesin, peralatan, dan tenaga kerja yang terampil.
  4. Pengujian dan Kualitas: Setelah produk selesai diproduksi, tahap pengujian dan pengendalian kualitas dilakukan untuk memastikan produk memenuhi standar yang ditetapkan. Pengujian meliputi pemeriksaan visual, pengujian fungsional, dan pengujian kualitas lainnya.
  5. Pengemasan: Setelah lulus pengujian kualitas, produk siap untuk dikemas. Tahap ini melibatkan pemilihan kemasan yang sesuai, seperti kotak, botol, atau wadah lainnya. Pengemasan dilakukan untuk melindungi produk selama penyimpanan dan transportasi, serta untuk memberikan informasi produk kepada konsumen.
  6. Penyimpanan dan Distribusi: Setelah dikemas, produk siap untuk disimpan dalam gudang dan didistribusikan ke pasar. Proses ini melibatkan manajemen persediaan, pengaturan logistik, dan pengiriman produk ke pelanggan.
  7. Pelayanan Pelanggan: Selain proses produksi, penting juga bagi perusahaan manufaktur untuk memberikan pelayanan pelanggan yang baik. Ini meliputi pelayanan purna jual, penanganan keluhan, dan kepuasan pelanggan secara keseluruhan.

Setiap bisnis perusahaan manufaktur dapat memiliki variasi dalam proses produksi mereka tergantung pada jenis industri, produk, dan sistem yang digunakan.

Proses produksi yang efisien dan efektif menjadi kunci kesuksesan perusahaan manufaktur dalam memenuhi kebutuhan pasar dan mencapai tujuan bisnis.

Proses Produksi dan Pengendalian Produk Manufaktur

Proses produksi dan pengendalian produk dalam manufaktur merupakan serangkaian langkah yang dilakukan untuk menghasilkan produk yang berkualitas, memenuhi spesifikasi yang ditentukan, dan sesuai dengan standar yang ditetapkan.

Proses ini melibatkan pengendalian yang ketat untuk memastikan bahwa setiap tahap produksi dilakukan dengan baik dan menghasilkan produk yang aman dan sesuai dengan kebutuhan pelanggan.

Berikut adalah penjelasan lebih rinci mengenai proses produksi dan pengendalian produk manufaktur:

  1. Perencanaan Produksi: Tahap awal dalam proses produksi adalah perencanaan yang meliputi penentuan target produksi, alokasi sumber daya, jadwal produksi, dan perhitungan biaya. Perencanaan ini membantu memastikan efisiensi dan ketersediaan sumber daya yang diperlukan.
  2. Pengadaan Bahan Baku: Setelah perencanaan, langkah selanjutnya adalah mengumpulkan bahan baku yang dibutuhkan. Pengadaan bahan baku harus memperhatikan kualitas, keberlanjutan, dan kepatuhan terhadap standar yang ditetapkan.
  3. Proses Produksi: Proses produksi melibatkan transformasi bahan baku menjadi produk jadi. Tahap ini meliputi operasi seperti pengolahan, perakitan, pengujian, dan pengemasan. Setiap tahap produksi harus dilakukan dengan cermat sesuai dengan prosedur yang ditetapkan.
  4. Pengendalian Kualitas: Pengendalian kualitas dilakukan pada setiap tahap produksi untuk memastikan bahwa produk memenuhi standar yang ditetapkan. Ini melibatkan pemeriksaan kualitas bahan baku, pengawasan proses produksi, dan pengujian produk jadi. Pengendalian kualitas bertujuan untuk mengidentifikasi dan mengatasi cacat produk sebelum mencapai konsumen.
  5. Pelacakan dan Pelaporan: Dalam proses produksi, penting untuk melakukan pelacakan dan pelaporan yang akurat terkait jumlah produksi, waktu produksi, dan pemakaian bahan baku. Hal ini membantu dalam pemantauan kinerja produksi, identifikasi masalah, dan pengambilan keputusan yang lebih baik.
  6. Penyimpanan dan Distribusi: Setelah produk selesai diproduksi dan lolos pengendalian kualitas, produk disimpan dalam gudang sebelum didistribusikan ke pelanggan. Pengaturan yang baik dalam penyimpanan dan distribusi produk membantu menjaga kualitas produk dan mengoptimalkan rantai pasok.
  7. Pelayanan Pelanggan: Proses produksi dan pengendalian produk tidak berakhir setelah produk dijual. Penting untuk memberikan pelayanan pelanggan yang baik, seperti layanan purna jual, penanganan reklamasi, dan respon terhadap keluhan pelanggan. Pelayanan pelanggan yang baik membantu membangun hubungan jangka panjang dengan pelanggan dan memperoleh kepercayaan mereka.

Proses produksi dan pengendalian produk manufaktur harus dilakukan dengan cermat untuk memastikan produk berkualitas, efisiensi operasional, dan kepuasan pelanggan.

Contoh Tantangan dalam Mengelola Usaha Bisnis Manufaktur

Setelah tahu contoh proses bisnis perusahaan manufaktur, sekarang Anda juga perlu tahu tantangannya.

Seperti apa? Berikut ulasannya.

Setiap bisnis pasti memiliki tantangannya tersendiri, salah satunya industri manufaktur yang ada di Indonesia.

Setidaknya terdapat 6 (enam) tantangan yang dimiliki perusahaan manufaktur.

Di bawah ini adalah keenam tantangan yang mungkin akan Anda hadapi ketika menjalankan bisnis manufaktur.

1. Prediksi Permintaan Produk

Salah satu masalah utama yang sering dihadapi bisnis industri manufaktur adalah memprediksi permintaan pelanggan.

Hal ini bisa jadi karena tidak adanya alat pelaporan dengan sistem yang canggih untuk memprediksi terhadap barang yang mereka jual selama beberapa waktu kedepan.

Sehingga, hasil barang yang diproduksi tidak sesuai dengan permintaan yang ada.

2. Kontrol Terhadap Persediaan

Dengan proses produksi yang cukup panjang, banyak perusahaan manufaktur yang masih sulit untuk mengontrol persediaan.

Meski saat ini sudah ada banyak teknologi yang membuat proses penyediaan menjadi lebih sederhana, beberapa industri kecil masih belum sanggup menjalankan teknologi ini karena mahalnya biaya yang harus dikeluarkan.

3. Pengelolaan Prospek Penjualan

Selain memprediksi permintaan produk, bisnis di industri ini juga memiliki tantangan dalam pengelolaan dan prioritas penjualan.

Di mana, perusahaan manufaktur ini sering melakukan prospek dengan cara yang sama.

Padahal, setiap prospek memiliki karakter, kebutuhan, dan preferensi yang berbeda-beda.

Perusahaan juga sering kesulitan dalam mengidentifikasi prospek dan potensi nilai lebih, sehingga mereka hanya fokus pada hal-hal yang tidak memiliki peluang.

Baca juga: Mengatasi Tantangan Dalam Industri Manufaktur Agar Tetap Bersaing Dalam Pasar Global

4. Peningkatan Return on Investment (ROI)

ROI atau pengembalian nilai investasi menjadi salah satu fokus utama perusahaan, salah satunya industri manufaktur.

Setiap perusahaan memiliki tujuan masing-masing dalam peningkatan ROI, di mana langkah yang sering ditempuh adalah memperbanyak produksi atau meningkatkan nilai suatu produk.

Namun, langkah tersebut kini sudah tidak efektif, terutama dengan kondisi ekonomi yang sering tidak menentu.

Hasilnya, produk yang ada menjadi tidak laku karena daya beli konsumen yang ikut menurun.

5. Penambahan Tenaga Kerja Berkualitas

Di industri manufaktur banyak perusahaan yang menggantikan peran karyawan dengan penggunaan mesin dalam sistem produksi.

Hal ini bukan berarti tenaga manusia telah digantikan oleh mesin, karena bagaimanapun kemampuan sumber daya manusia tetap dibutuhkan untuk menganalisis dan menyelesaikan permasalahan yang ada dalam proses produksi.

Permasalahan yang terjadi di sini adalah kurangnya tenaga kerja yang berkualitas sehingga tidak sedikit perusahaan membutuhkan penambahan karyawan.

Oleh karena itu, Anda sebagai HR dituntut untuk melakukan cara-cara kreatif dalam merekrut karyawan yang berkualitas, misalnya menggunakan media online atau tools yang membantu menyebar lowongan pekerjaan.

Baca juga: Mencari SDM yang Berkualitas untuk Industri Manufaktur Melalui Teknik Rekrutmen yang Tepat

6. Pengembangan Efisiensi Dalam Pabrik

Permasalahan yang sering dihadapi industri manufaktur adalah pengembangan efisiensi di dalam pabrik.

Hal ini dikarenakan adanya anggaran yang harus dikeluarkan untuk meningkatkan efisiensi kinerja dalam pabrik  tergolong tinggi.

7. Pengembangan Produk & Inovasi

Di era revolusi 4.0, perkembangan produk dan inovasi terjadi begitu cepat.

Hal ini menuntut perusahaan untuk mampu bersaing dengan kecepatan.

Untuk terus bersaing menjadi perusahaan pertama di pasar dengan konsep baru yang terus mengikuti tren.

Perusahaan harus menjadi lebih terstruktur dalam pendekatan untuk terus melakukan inovasi dan membuat ide produk yang terus mengikuti tren dan tidak boleh melewati kesempatan yang ada.

Di mana, sebuah inovasi dalam produk adalah hal penting yang memengaruhi keberhasilan manufaktur.

8. Pengelolaan & Penggunaan Sistem Payroll

Tidak efisien dalam proses penggajian karyawan adalah salah satu kebocoran yang sering ditemukan dalam penghematan proses bisnis manufaktur.

Selama ini, Anda sebagai seorang HR pasti sering menghabiskan banyak tenaga dan waktu menjelang tanggal cut off dan penggajian karyawan.

Misalnya, untuk menghitung tarif pajak karyawan, divisi HR membutuhkan waktu 120 jam kerja setahun.

Bisa dibayangkan berapa lama Anda harus menghitung seluruh komponen penghitungan gaji lainnya seperti tunjangan, lembur, iuran BPJS Kesehatan juga BPJS Ketenagakerjaan karyawan, dan pinjaman karyawan.

Baca juga: Tantangan Sistem Payroll Industri Manufaktur di Indonesia

9. Skill Gap

Perusahaan manufaktur biasanya terisi oleh karyawan atau tenaga kerja di generasi baby boomer.

Ketika mereka sudah mencapai usia pensiun, mereka meninggalkan celah keterampilan yang cukup besar dalam angkatan kerjanya.

Pekerjaan selanjutnya ada pada perusahaan itu sendiri, bagaimana mereka melakukan apa yang mereka bisa untuk menginspirasi generasi baru karyawan manufaktur.

Perusahaan harus mampu menjembatani kesenjangan dengan mendorong karyawan mereka yang lebih tua untuk secara bertahap memperlambat pensiun, dan membantu perusahaan untuk menyampaikan keterampilan berharga untuk karyawan muda selama fase transisi.

Apa yang Harus Dilakukan HR untuk Mengatasi Tantangan Tersebut?

Untuk menghadapi banyaknya tantangan dalam perusahaan manufaktur, Anda sebagai HR memiliki peran penting dalam jalannya bisnis tersebut.

Di bawah ini adalah beberapa peran penting yang harus dilakukan HR dalam menghadapi tantangan bisnis manufaktur.

1. Rekrutmen Tenaga Kerja

Penempatan tenaga kerja atau karyawan menjadi salah satu hal penting yang dapat memengaruhi tingkat kinerja dan produksi dalam industri manufaktur lewat proses pelatihan dan juga rekrutmen.

Industri manufaktur merupakan industri besar yang terlihat dari banyaknya jumlah produksi maupun tenaga kerja.

Hal ini karena tingginya proses produksi yang memengaruhi juga tingginya kebutuhan tenaga kerja.

Sehingga proses rekrutmen menjadi salah satu tugas utama bagi tim HR di industri ini.

Dalam proses rekrutmen karyawan di perusahaan manufaktur ini bukan hanya skill atau kemampuan dari calon karyawan, namun juga kecocokan karyawan terhadap budaya organisasi yang telah dimiliki dan dijalankan perusahaan.

Jadi, seorang HR di perusahaan ini harus mampu menemukan tenaga kerja yang bukan hanya memiliki kemampuan yang dibutuhkan, tetapi juga cocok dengan budaya organisasi yang telah dimiliki.

Untuk mempermudah hal ini bisa menggunakan sistem HRIS online.

Baca juga: Bagaimana Seharusnya Proses Rekrutmen Pada Industri Manufaktur

2. Manajemen Waktu Kerja

Produksi di perusahaan manufaktur bisa dilakukan selama 7×24 jam, hal ini dikarenakan banyaknya permintaan dari pasar.

Oleh karena itu, seorang HR di perusahaan manufaktur dituntut untuk mengatur dan melakukan manajemen waktu kerja karyawan, baik dari absensi kerja, shift kerja, dan jam kerja karyawan secara baik dan rapi dengan jumlah tenaga kerja yang masif.

Dengan jumlah karyawan yang besar dan setiap karyawan memiliki ketentuan dan pengelolaan waktu kerja yang berbeda, melakukan pengelolaan waktu kerja bukan hal yang mudah.

Bukan hanya mengatur shifting karyawan, HR juga harus memastikan bahwa tidak adanya jam kosong tanpa satupun karyawan yang bekerja melalui software absensi.

Sehingga, waktu cuti hingga lembur pun harus bisa dikelola dengan baik.

3. Pengelolaan Database Karyawan

Banyaknya karyawan yang ada di perusahaan manufaktur membuat HR menjadi harus bekerja lebih keras dalam mengelola data karyawan.

Dimana, database ini diperlukan untuk melakukan pelaporan pajak, pembayaran gaji, monitor karyawan, hingga sebagai data untuk pengelolaan jenjang karir karyawan.

Dalam database ini, seorang HR akan memberikan informasi penting terkait karyawan, sehingga HR harus bisa mengelola dan menyimpan data tersebut dengan lebih rapi untuk bisa dipergunakan suatu saat nanti.

4. Mengelola Payroll & Benefit

Sebagai seorang HR, Anda juga harus memastikan bahwa hak-hak karyawan telah dipenuhi oleh perusahaan.

Dimana, dengan pemenuhan hak inilah karyawan bisa memberikan kinerjanya lebih baik lagi.

Bukan hanya sekedar upah, tapi juga benefit lain misalnya uang makan, lembur, BPJS Ketenagakerjaan, dan sebagainya.

Dalam mengelola payroll dan benefit ini juga tidak mudah, ada banyak hal yang harus diperhatikan, mulai dari jumlah absensi, ada tidaknya denda keterlambatan, jumlah gaji pokok, uang lembur, dan hal lainnya yang akan diakumulasikan sebagai take home pay.

Pengertian take home pay artinya suatu pembayaran utuh yang diterima oleh setiap karyawan yang bekerja di suatu perusahaan setelah menambahkan pendapatan-pendapatan rutin maupun insidentil yang merupakan hak karyawan

Maka dari itu, tugas HR tidak hanya hanya pengelolaan, tapi juga dituntut untuk melakukan perhitungan secara akurat, juga melakukan pembayaran tepat waktu.

5. Mengadakan Training

Pada 2019 lalu, pemerintah membangun 9 politeknik baru demi mendongkrak keterampilan tenaga kerja di Indonesia.

Hal ini menjadi salah satu kabar baik bagi HR di perusahaan manufaktur.

Hal ini bisa mengurangi risiko terjadinya gap keterampilan antara apa yang dipelajari di sekolah dengan yang di lapangan.

Untuk mengisi gap inilah Anda sebagai HR harus memastikan karyawan mendapatkan peningkatan skill di tempat kerja, baik berupa pelatihan (materi training di kelas), mentoring, pembinaan, maupun on the job training.

6. Memberikan Penilaian Kinerja

Fungsi HR yang sangat penting dalam perusahaan manufaktur adalah melakukan penilaian kerja seluruh karyawan.

Hal ini akan membantu Anda memastikan biaya yang telah dikeluarkan perusahaan untuk kompensasi karyawan memberikan imbal balik yang lebih tinggi melalui kinerja yang diberikan.

Penilaian ini harus dilakukan secara terukur dan dikomunikasikan kepada karyawan dengan pemberian insentif dalam paket kompensasi.

Umumnya, kinerja karyawan ini diukur lewat waktu kehadiran, rata-rata 40 hingga 43 jam per minggu.

Namun, perusahaan juga bisa menambahkan variabel lain seperti, zero defect dalam quality assurance, tingkat kedisiplinan, dan masih banyak lagi, semuanya bisa disesuaikan dengan kebijakan perusahaan.

Penggunaan Teknologi untuk Mengefisienkan Pekerjaan HR dalam Perusahaan Dengan Usaha Bisnis Manufaktur

proses produksi perusahaan manufaktur

Banyaknya pekerjaan seorang HR di perusahaan manufaktur bisa membuat HR itu sendiri tidak memiliki waktu untuk fokus mengembangkan perusahaan lewat tenaga kerja terbaik.

Oleh karena itu, seorang HR juga harus memastikan bahwa tujuan perusahaan tercapai dan pekerjaan mereka pun tidak akan terabaikan.

Pemanfaatan teknologi seperti software HRIS untuk HR Manufaktur menjadi salah satu solusi yang bisa membantu Anda mengerjakan seluruh tugas HR dengan baik.

Mulai dari proses rekrutmen, onboarding, pengelolaan database karyawan, manajemen presensi, lembur, dan cuti, menghitung hingga membayar payroll karyawan, hingga proses off boarding karyawan itu sendiri.

Baca juga: Solusi HRIS untuk Menghadapi Tren Teknologi Industri Manufaktur di Indonesia

Mekari Talenta merupakan salah satu teknologi yang bisa membantu Anda memberikan solusi HRIS dan memastikan seluruh pekerjaan administrasi Anda bisa selesai tepat waktu tanpa harus mengabaikan masalah pengembangan karyawan.

Apa saja yang bisa dilakukan Mekari Talenta dalam membantu Anda mengembangkan karyawan dan perusahaan?

Manajemen Waktu

Dashboard untuk melihat data kehadiran karyawan

Dengan menggunakan Mekari Talenta, Anda sebagai HR bisa mengatur jadwal kerja karyawan dengan lebih mudah meski dengan sistem shifting.

Anda juga bisa mengatur jadwal lembur karyawan dengan lebih mudah, juga mengelola cuti karyawan kapan dan di mana saja.

Dengan fitur ini, Anda bisa memastikan jumlah karyawan yang melakukan cuti dan lembur tidak terlalu banyak dan tidak melakukannya secara bersamaan sekaligus.

Di mana, jika ini terjadi bisa berdampak buruk pada produksi perusahaan itu sendiri.

Selain itu, karyawan juga bisa mengajukan absensi, lembur, maupun cuti menggunakan aplikasi ESS ( Employee Self Service ).

Dengan aplikasi tersebut, karyawan bisa dengan mudah melihat jam kerja mereka secara realtime dan mengajukan cuti kapan dan di mana saja, serta melihat saldo cuti yang mereka miliki.

YouTube video

Sistem Payroll Terintegrasi

Fitur untuk mengelola komponen payroll di dalam aplikasi HR online untuk memudahkan operasional tim sales

Sistem payroll yang diberikan Mekari Talenta juga mempermudah Anda dalam melakukan perhitungan gaji bersih secara akurat di excel dan telah terintegrasi dengan absensi, cuti, lembur, dan komponen lainnya.

Mekari Talenta juga membantu Anda menghitung PPh 21 dan iuran BPJS Karyawan lebih akurat, sehingga Anda tidak perlu lagi menghitungnya satu per satu.

Itu semua juga akan terupdate dan terhitung secara otomatis ke dalam sistem penggajian karyawan.

Bukan hanya itu, Mekari Talenta juga bisa membantu Anda mengatur gaji karyawan sesuai kebijakan perusahaan, apakah dibayar per minggu, per 2 minggu, ataupun per bulan.

Semuanya bisa disesuaikan dengan peraturan dan kebijakan perusahaan.

Mengelola Database Karyawan

Fitur data pribadi karyawan di dalam aplikasi & software database karyawan perusahaan | Talenta

Banyaknya karyawan yang harus Anda kelola juga membuat banyaknya data dan informasi tentang karyawan harus disimpan dengan rapi agar mempermudah ketika dibutuhkan di kemudian hari. Hal ini sering menjadi masalah bagi seorang HR.

Namun, kini dengan Mekari Talenta hal tersebut sudah tidak ada lagi. Karena Anda bisa dengan mudah mengelola database karyawan kapan dan di mana saja.

Selain itu, karyawan juga dapat mengubah dan mengupdate data tersebut secara pribadi, sehingga Anda sebagai HR tidak akan terganggu lagi.

Namun tidak semua data bisa diperbaharui oleh karyawan, salah satu yang tidak bisa diubah adalah nominal penggajian tentunya.

Tertarik untuk mencoba fitur-fitur Mekari Talenta lebih lanjut? Segera daftarkan perusahaan Anda untuk dapat mencoba aplikasi Mekari Talenta secara gratis dengan mengisi form berikut ini.

Saya Mau Coba Gratis Mekari Talenta Sekarang

Study Case Perusahaan Dengan Usaha Bisnis Manufaktur yang Telah Menggunakan Talenta

PT SCG Readymix Indonesia merupakan salah satu perusahaan manufaktur yang akhirnya beralih dari proses manual ke aplikasi HRIS dari Mekari Talenta.

Perusahaan dengan jumlah karyawan sebanyak 280 orang lebih ini berkantor pusat di Jakarta dan memiliki beberapa batching plant beton yang tersebar di seluruh Indonesia.

Memiliki batching plant di berbagai lokasi menjadikan attendance karyawan sebagai tantangan terbesar bagi PT SCG Readymix Indonesia.

Sebelum memiliki sistem HRIS, tim HR harus men-download data karyawan satu per satu dari mesin absensi sidik jari di setiap batching plant.

Indah Ilmi selaku HRIS Supervisor dari PT SCG Readymix Indonesia mengatakan bahwa proses ini sangat memakan waktu sementara manajemen selalu meminta report absensi seluruh karyawan setiap pagi.

Beberapa permasalahan ini membuat SCG Readymix mencari solusi penyederhanaan sistem HRIS menggunakan Talenta.

Dengan software HRIS Talenta, kini SCG Readymix beralih ke aplikasi HRIS yang bisa membantu kerja HRD untuk mengurus segala kebutuhan karyawan, terutama terkait absensi

Setelah menggunakan aplikasi HRIS dari Mekari Talenta, Indah langsung merasa produktivitas HR menjadi meningkat karena mampu memangkas waktu proses rekapitulasi absensi.

Temukan cerita lengkap PT SCG Readymix dalam penggunaan aplikasi HRIS di sini.

Nah, sekarang Anda sudah tahu kalau usaha bisnis industri manufaktur adalah salah satu penggerak ekonomi Indonesia.

Semoga informasi ini bisa berguna untuk siapapun yang memerlukannya.

Novia Widya Utami