Insight Talenta 6 min read

360 Degree Feedback, Metode Penilaian Kinerja yang Perlu Anda Ketahui

By Jordhi FarhansyahPublished 01 Feb, 2023 Diperbarui 20 Maret 2024

Jika berbicara performance appraisal, maka ada salah satu metode yang cukup menarik untuk dibahas, yaitu 360 degree feedback.

360 degree feedback merupakan metode performance appraisal yang menitikberatkan pada pengumpulan informasi dari berbagai pihak untuk mengukur kinerja seseorang.

Metode yang cukup awam didengar ini, sebenarnya sudah ada dan digunakan sejak lama. Bahkan mungkin akan sangat familiar di sekitar Anda.

Meski pada awalnya cukup kontroversial. metode ini mengalami beberapa pengembangan dan digunakan oleh banyak perusahaan saat ini.

Lalu apa sebenarnya metode 360 degree feedback dan seberapa efektif kah digunakan untuk mengukur kinerja karyawan?

Apa itu 360 Degree Feedback?

Menurut kalian, Dia itu gimana sih orangnya?”

Kata-kata tersebut mungkin sering Anda dengar di perkumpulan sosial Anda atau bahkan obrolan ringan ketika jam istirahat kantor.

Di mana ada satu orang yang menanyai pertanyaan tersebut ke satu-per-satu ke semua orang yang berada di tempat itu.

Tentu akan ada satu atau dua bahkan semuanya akan merespon pertanyaan tersebut.

Pada dasarnya, apa yang Anda lakukan pada saat itu cukup mendefinisikan apa itu 360 degree feedback atau penilaian 360 derajat.

360 degree feedback adalah metode penilaian kinerja dengan cara mengumpulkan informasi berupa umpan balik yang diperoleh dari berbagai pihak yang berinteraksi langsung dengan objek evaluasi.

Pihak-pihak yang dimaksud adalah anak buah, rekan kerja, supervisor, klien langsung dan termasuk self-evaluation yang dilakukan karyawan itu sendiri.

Penilaian dengan metode ini bersifat kualitatif baik berdasarkan memberikan pertanyaan-pertanyaan maupun menggunakan penjelasan deskriptif.

Karena informasi yang didapat berasal dari berbagai pihak, maka metode ini dinamakan 360 degree feedback atau sering disebut juga multi-rater feedback.

Lakukan absensi dengan mudah di mana pun pakai Live Attendance dari Mekari Talenta!

Baca juga: Evaluasi Tahunan atau Feedback Berkala, Mana yang Lebih Baik?

360 Degree Feedback: Berawal dari Organisasi Militer

Penggunaan 360 degree feedback diketahui berawal dari organisasi militer di tahun 1930-an.

Dimana seorang psikolog militer Johann Baptist Rieffert melakukan pengumpulan informasi kepada anggota militer untuk memilih kandidat dan mengevaluasi prajurit saat Perang Dunia ke 2.

Singkatnya, metode ini mulai diterapkan pada bidang HR perusahaan di tahun 1950-an yang digunakan oleh Esso Research and Engineering Company.

Kemudian di tahun 1980-an, metode ini mulai populer di tangan Jack Welch ketika melakukan perampingan perusahaannya, General Electronic.

Saat ini, lebih dari 85% perusahaan besar Top 500 menggunakan metode 360 degree feedback.

Dimana Mekari Talenta adalah salah satu aplikasi HR yang menyediakan fitur ini.

Saya Mau Bertanya ke Tim Sales Mekari Talenta Sekarang

Mengelola kinerja karyawan dengan aplikasi performance review yang dilengkapi fitur 360 degree feedback by Talenta

Alasan Menggunakan 360 Degree Feedback

Seperti yang Anda tahu, banyak metode performance appraisal yang bisa Anda gunakan.

Namun perlu diakui bahwa metode 360 degree feedback memberikan banyak manfaat dan kemudahan bagi perusahaan dalam melakukan performance appraisal.

Lantas apa saja kelebihan yang diberikan menggunakan metode ini?

1. Lebih Efisien Waktu dan Biaya

Pada awalnya, metode 360 degree feedback mengalami banyak masalah. Metode ini dianggap memakan banyak waktu dan biaya.

Dulu, HR membutuhkan banyak kertas dan penilaiannya bisa berlangsung selama berhari-hari.

Namun semakin berkembangnya teknologi salah satunya adalah internet, metode ini dianggap menjadi metode yang paling efisien dan hemat biaya.

Proses penilaian bisa berlangsung dengan cepat melalui internet.

Bahkan beberapa penyedia aplikasi penilaian kinerja menyediakan fitur kustomisasi yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan perusahaan.

2. 360 Degree Feedback Berfokus pada “Bagaimana” bukan “Apa”

Berbeda dengan metode lain, metode 360 degree feedback berfokus pada proses bukan hasil akhir, tidak ada jawaban pilihan antara yes atau no.

Metode ini membantu perusahaan untuk mengetahui bagaimana seluruh aspek yang ada pada karyawan selain kemampuan diri memengaruhi kinerja tim.

Misalnya hubungan antara karakter dan kemampuan fisik karyawan dengan kinerja dan interaksi tim.

Sehingga hasil akhir penilaian bukan antara bagus atau tidak, namun solusi yang harus dicapai baik oleh HR maupun tim.

Misalnya, ternyata dalam penilaian ditemukan bahwa manajer dari tim A menginginkan pekerjaan selesai di waktu-waktu yang sangat ketat.

Sedangkan peraturan kantor A juga tidak diperbolehkan untuk bekerja lembur di hari libur.

Karena ada tabrakan tuntutan dan peraturan ini, karyawan cenderung burnout dan selalu mendapatkan hasil kinerja yang buruk.

Dengan kata lain, metode ini juga mampu mengidentifikasi perbedaan persepsi antara perusahaan, manajer, rekan kerja, atau bawahan.

Hal ini juga yang membuat metode ini mampu membantu Anda sebagai HR untuk mengambil langkah strategis, memperjelas aspek kinerja kritis, serta bagian apa yang perlu diperbaiki dalam organisasi.

3. Membangun Kesadaran Diri

Menurut Jack Zenger, Co-Founder Zenger Folkman, agen konsultasi HR di Amerika Serikat menyatakan pada dasarnya orang senang untuk diberi feedback atas pekerjaan mereka.

Bahkan karyawan cenderung khawatir apabila tidak ada pihak yang memberikan respon terhadap apa yang telah mereka lakukan.

Dengan adanya feedback, karyawan akan mendapatkan pandangan luas tentang bagaimana mereka dipandang dengan karyawan lainnya.

Karyawan juga mendapatkan gambaran bagaimana mereka mampu memberikan pengaruh baik kepada perusahaan maupun karyawan lainnya.

Dengan kata lain metode ini mampu meningkatkan kesadaran diri terhadap kepribadian, kekuatan, kelemahan, keyakinan, dan motivasi mereka.

Sehingga bukan tidak mungkin, metode ini juga dapat membantu karyawan untuk menyesuaikan sikap mereka dengan tim pada saat bekerja.

Pada akhirnya, karyawan mampu memainkan perannya di dalam organisasi secara efektif.

4. Mengurangi Bias dan Diskriminasi

Metode penilaian satu arah dianggap sering menimbulkan bias, tidak transparan dan diskriminasi.

Bahkan beberapa berpendapat, aspek kesukuan, usia, agama, jenis kelamin menjadi faktor adanya diskriminasi terhadap penilaian.

Karena metode 360 degree feedback ini menekankan pada aspek yang lebih subyektif dan dilakukan dengan sangat terbuka, maka perusahaan mampu mengurangi bias dan diskriminasi saat melakukan penilaian kinerja.

Selain itu, penilaian menggunakan metode ini biasanya dilakukan pada periode tertentu dan dilakukan berkali-kali.

Hal tersebut memungkinkan Anda menghindari penilaian yang sifatnya diskriminatif dan tentu penilaian tersebut berdasarkan interaksi pekerjaan terakhir pada periode penilaian yang dilakukan.

5. Mengembangkan Kinerja dan Produktivitas

Dalam laporan Gallup yang dilakukan pada tahun 2011 pada 530 unit kerja bisnis menyatakan manajer yang menerima feedback menunjukkan kenaikan produktivitas hingga 12,5%.

Perlu diingat juga bahwa dalam metode 360 degree feedback, Anda sebagai HR melibatkan berbagai pihak termasuk karyawan Anda.

Hal ini juga yang membuat karyawan merasa terlibat dan memengaruhi employee engagement rate yang dianggap berpengaruh pula pada produktivitas karyawan.

6. Meningkatkan Kualitas Komunikasi

Dalam perkembangannya, metode 360 degree feedback merupakan hanya proses awal dari rentetan penilaian kinerja yang berlangsung di sebuah perusahaan.

Metode ini juga tidak lagi hanya menggunakan anonymous rate, namun bisa dikustomisasi agar proses rating dapat dilakukan secara terbuka.

Misalnya, setelah memberikan feedback, biasanya manajer divisi akan melakukan one-on-one session kepada tiap anggotanya atau open discussion antar anggota divisi.

Dengan begini, proses asesmen kinerja bisa juga menjadi sarana peningkatan kualitas komunikasi.

Tiap karyawan bisa menyampaikan secara langsung pendapat mereka tentang situasi kerja saat ini.

Umumnya, keterbukaan ini akan berdampak pada kekompakan tim dan kualitas interaksi antar anggota tim ketika bekerja.

Baca juga: Bagaimana Penilaian Kinerja Karyawan Industri Manufaktur?

Kekurangan Metode 360 Degree Feedback

Di samping kelebihannya, metode 360 degree feedback juga memiliki kelemahan. Apa saja itu?

Pertama, apabila lingkungan kerja Anda dari awal sudah terdapat persaingan tidak sehat, metode ini akan menjadi bumerang bagi karyawan Anda.

Karyawan biasanya akan melakukan feedback yang intimidatif dan cenderung negatif.

Sedangkan lainnya, tidak berani untuk berkata jujur untuk situasi yang sedang dihadapinya.

Kedua, metode 360 degree feedback sangat dipengaruhi oleh seberapa lama karyawan-karyawan di perusahaan Anda bekerja.

Menurut jurnal yang disusun oleh Robert Eichinger tahun 2004 tentang Leadership Development, semakin lama karyawan bekerja di perusahaan Anda, maka hasil dari metode feedback akan semakin akurat.

Bayangkan jika Anda korelasikan dengan situasi turnover karyawan saat ini yang cenderung tinggi.

Akan sulit bagi perusahaan untuk menerapkan metode ini.

Ketiga, menurut jurnal yang ditulis Qureishi humera pada tahun 2020, akurasi hasil dari 360 degree feedback sangat dipengaruhi oleh kedekatan emosional antara penilai dan subjek yang dinilai.

Sehingga bias penilaian antar karyawan melalui 360 degree feedback bisa saja terjadi.

Terakhir adalah faktor dari the paradox of reward yang dikemukakan oleh Maury Peiperl pada tahun 2011.

Paradoks ini menjelaskan bahwa apabila perusahaan menggunakan metode 360 degree feedback sebagai pemberian reward atau bahkan berakhir pemecatan, maka hasil dari metode ini akan semakin tidak akurat.

Dalam hal ini, pemberi feedback akan berusaha tidak jujur. Entah karena menginginkan reward atau tidak ingin rekan kerjanya dimutasi, diturunkan jabatannya, bahkan dipecat.

Baca juga: Metode Penilaian Kerja untuk Ukur Produktivitas Karyawan

Cara Terbaik Melakukan 360 Degree Feedback

Anda sudah mengetahui good and bad ketika menggunakan 360 degree feedback.

Lantas bagaimana penerapan terbaik menggunakan metode ini?

360 Degree Feedback Bukan Satu-Satunya Cara

Jangan jadikan 360 degree feedback sebagai satu-satunya metode yang digunakan.

Anda bisa melanjutkannya dengan one-on-one interview session atau open discussion untuk melakukan klarifikasi.

Bangun Lingkungan Kerja yang Sehat

Bangun lingkungan kerja yang sehat untuk menciptakan budaya kerja yang baik.

Perlu diingat bahwa metode ini sangat dipengaruhi oleh employee behavior.

Sikap karyawan sangat dipengaruhi bagaimana Anda mengelola karyawan.

Misalnya mulai dari sistem jam kerja, benefit karyawan, atau kemudahan akses untuk mengembangkan diri.

Manfaatkan Data

Kinerja karyawan yang telah dinilai juga perlu dipantau perkembangannya.

Misalnya, seberapa jauh kinerja  karyawan Anda berkembang, atau adanya penurunan atau kenaikan moral karyawan.

Pemantauan ini hanya bisa dilakukan apabila Anda memiliki tools dan data yang cukup untuk menganalisis kinerja karyawan.

Selain itu data terkait absensi online dan gaji juga penting untuk membantu Anda menganalisis faktor-faktor apa saja yang memengaruhi penilaian kinerja.

Fitur laporan di dalam aplikasi performance review dengan 360 degree feedback - Mekari Talenta

Mudah Diakses oleh Karyawan

Pastikan setiap dimulainya penilaian, karyawan dapat mengakses proses asesmen tersebut.

Informasi mengenai proses asesmen perlu diketahui oleh semua karyawan.

Itulah artikel singkat mengenai 360 degree feedback, Anda bisa memanfaatkan software HRIS seperti Mekari Talenta untuk memaksimalkan proses penilaian kinerja karyawan.

Mekari Talenta memiliki fitur announcement dan Mekari Chat di mana Anda bisa menyebarkan informasi terkait proses penilaian 360 degree feedback.

Tidak kalah penting, Mekari Talenta juga bisa berfungsi sebagai aplikasi penilaian kinerja karyawan yang di dalamnya juga terdapat fitur 360 degree feedback.

Tertarik mempelajari lebih lanjut mengenai fitur Performance Management dari Mekari Talenta?

Isi form berikut ini untuk mendaftarkan diri Anda dan coba gratis demo aplikasi Talenta sekarang juga.

Image
Jordhi Farhansyah
Penulis yang selama 2 tahun terakhir fokus memproduksi konten seputar HR dan bisnis. Selain menulis, sehari-hari Jordhi juga aktif merawat hobinya di bidang fotografi analog.