Other 3 min read

Millennials, Begini Cara Menghadapi Atasan Gen X

By Mekari TalentaPublished 01 Jan, 2020 Diperbarui 20 Maret 2024

Gen X adalah generasi yang lahir pada tahun 1960 hingga tahun 1980-an. Generasi X adalah generasi yang lahir pada awal revolusi teknologi sehingga pola pikir, cara bekerja dan komunikasi masih generic, dan juga berbeda situasinya dalam memecahkan masalah terutama dalam bekerja.

Selain bekerja dengan baik, hal lain yang perlu diperhatikan bagi seorang karyawan adalah mengetahui karakter rekan kerja dan atasannya. Terlepas dari generasi manapun orang tersebut.

Jika selama ini karyawan Generasi X perlu mengetahui karakteristik karyawan Gen-Y terutama jika Gen-Y menjadi seorang atasan dalam perusahaan, kini Gen-Y juga harus mengetahui hal apa saja yang harus diperhatikan saat memiliki atasan Gen-X.

Apa saja tips-tips yang perlu dicermati?

Menjadi Yes-Man

Atasan Gen-X dikenal lebih senang merevisi ketimbang memberi panduan. Mereka lebih senang jika kita mengerjakan semuanya terlebih dulu. Bisa atau tidak urusan nanti. Gen-X juga telah mengetahui bagaimana cara kerja Gen-Y, oleh karena itu hindari banyak bertanya sebelum bekerja jika kita tidak ingin dianggap malas oleh atasan.

Untuk itu ada baiknya jika kita bisa mengikuti cara kerjanya, walaupun terdengar kurang efektif. Bagi mereka, berdebat hanya akan merasa bahwa kita tidak menghargainya sebagai atasan.

Menganggap bahwa karyawan berbeda dengan teman

Biasanya begitu deadline selesai, kita bisa mengajak atasan untuk bersantai dan bercanda. Namun yang perlu diketahui adalah, jangan berharap bahwa mereka akan membuka diri dan mendengarkan curhatan kita layaknya sahabat.

Bagi mereka, ada batasan-batasan yang saklek antara kehidupan pribadi dengan kantor. Memaksakan akan hal ini membuat mereka semakin kurang suka dengan kita.

Menjalankan kewajiban sebelum menuntut hak

Selain mampu bekerja, atasan Gen-X suka bekerja dengan mereka yang memberikan kontribusi pada perusahaan dan tidak banyak menuntut. Mereka biasanya lebih tertutup mengenai penilaian kinerja atau kenaikan gaji.

Jadi kita harus berhati-hati saat membicarakan kenaikan gaji atau promosi jika kita tidak benar-benar memberikan kontribusi yang maksimal.

Tetap bekerja dengan maksimal apapun alasannya

Menurut hrvoice, hanya 20% atasan Generasi X yang mampu berikap tegas terhadap kelalai karyawan. Mereka cenderung lebih senang menyelesaikan masalah dengan kekeluargaan daripada blak-blakan. Atasan dengan  tipe ini cenderung ramah, namun justru membuat kurang produktif .

Meskipun demikian, sebaiknya kita tetaplah bekerja dan memberikan kontribusi yang maksimal karena inilah poin penting yang diperlukan saat bekerja dengan karyawan Gen-X. Menariknya, atasan Gen-X juga memiliki tingkat stress yang sama dengan karyawan saat menghadapi masa sulit dalam bekerja.

Intinya, apapun yang mereka tugaskan, mereka akan berbahagia jika karyawan menyanggupi apa yang ditugaskan olehnya.

Sesuaikan Komunikasi

Perbedaan atau gap antara generasi X dan juga generasi Y bukan hanya umur, namun cara berkomunikasi. Generasi X lebih menggunakan cara komunikasi yang logis dan juga cenderung berbicara tentang pengalaman.

Para gen X juga punya pola pikir yang berbeda dengan gen Y. Mereka cenderung memiliki pola pikir apa yang mereka lihat dari pengalaman pribadi. Anda harus menyesuaikan cara komunikasi dan juga pola pikir.

Gunakan Sandwich Method Saat Hadapi Keluhan

Sebenarnya metode ini bisa digunakan untuk berbagai generasi. Namun untuk generasi muda seperti Y dan Z sudah tidak cukup ampuh untuk menggunakan metode ini dan mungkin akan efektif untuk menghadapi generasi X.

Sandwich method adalah dimana Anda memberi alasan kepada orang lain jika terjadi kesalahan. Disebut sandwich karena metode ini menggunakan tiga lapis pernyataan.

Pernyataan pertama, sampaikan kata-kata halus bertujuan untuk menenangkan emosi. pernyataan kedua, baru Anda menjelaskan masalah yang terjadi, pada lapis ketiga Anda gunakan kata-kata halus lagi untuk menenangkan emosi kembali.

Atasan manapun, baik dari generasi manapun sebenarnya tidak memiliki perbedaan. Hanya saja yang sering menyulitkan adalah pola komunikasi. Baik generasi X, Y, dan Z harus saling membangun komunikasi yang baik untuk meningkatkan kinerja perusahaan.

Untuk mengurangi gap antar generasi perusahaan juga perlu mengoptimasi sistem tata kelola HR untuk meningkatkan dan mempermudah arus komunikasi antar karyawan.  Salah satunya adalah Talenta. Selain mempermudah kelola HRIS, Talenta dapat mengatur payroll secara otomatis dan juga integrasi absen karyawan.

Image
Mekari Talenta
Mekari Talenta adalah software HR berbasis komputasi awan yang aman dan telah dipercaya oleh ribuan perusahaan di Indonesia. Profil ini dipetakan khusus untuk artikel-artikel editorial dari redaksi Insight Talenta.